Prima Causa : Kebiadaban Tuhan atau Kedaulatan Tuhan

Ayo ilmu BELANTARA keluarkan biar hancurkan TOPENGna .. rasana gw jadi males bikin blog ... kalau semua sudah terjawab.. menyebalkan...

Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.

-merasa pinter ,sangat berlogika hasilnya adalah sebaliknya.

Halo,

Gimana seh....malah asik berdua mojok...dan gossip ttg Hai2....

Babi Pink....udah mandi sono......trus joging buat kecilin perut : )

Jangan gangguin si Mike yg lagi konsentrasi....( gimana seh !!! )

Billy, untuk cara memasang gambar, silahkan klik di sini.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

billy: trims langsung dibalas oleh bung hai hai.... makasih lebih cepat belajar nya hehehe , salam....

ANTITESIS :

PRIMA KAUSA BUKANLAH PENYEBAB SEGALA SESUATU TANPA KECUALI

Jesusfreaks (penggemar yesus) telah jauh membahas CAUSA PRIMA secara liberalis tanpa batas dengan alasan-alasan teologis yang telah “melanggar” HAK ASASI ALLAH.

Perhatikan firman Allah ini : (penderitaan Ayub yang menyayat)

Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah,

katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"

Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

(Ayub 1:20-22)

Jadi bila premis dari jesusfreaks itu benar maka kesimpulan logiknya adalah TUHAN bukan saja MAHABAIK tetapi juga ABSOLUT JAHAT sehingga dapat pula dibenarkan apa yang terungkap dari tulisan jesusfreaks, KEBIADABAN TUHAN. Ini benar-benar mengerikan.... Ciptaan terlalu PONGAH mengatakan sesuatu yang TIDAK PANTAS terhadap PENCIPTA-nya. TUHAN adalah HAKIM MAHAADIL telah di PRAPERADILANKAN oleh CIPTAANNYA bahkan TELAH DIHAKIMI DAN DIHUKUM oleh manusia ciptaan-Nya.

IBLIS saja MERINDING membaca topik ini.

Supaya jangan kita terjebak dengan pemikiran menyimpang karena bahasan atas topik ini, sebaiknya kita harus mendefinisikan kembali istilah CAUSA PRIMA. Apakah dapat dipahami secara Alkitabiah (walaupun tidak tercatat dalam Alkitab seperti TRINITAS) ataukah hanyalah sebuah peng-istilahan sensasional TANPA BATAS pemahaman (semau gw aje).

Marilah kita mulai memeriksanya....

Diawali dengan konsep KEJAHATAN...

Menurut beberapa teolog, “Kejahatan adalah sesuatu (bisa zat) yang menguasai benda atau makhluk hidup tertentu dan membuatnya menjadi buruk (mis. Virus yang menginfeksi hewan dan kemudian menjalar pada manusia) atau kejahatan juga dapat didefinisikan sebagai kekuatan lawan didunia (lawan dari kebaikan).”

Jadi jika TUHAN adalah pencipta dari segala sesuatu (tanpa kecuali), maka berarti membuat TUHAN bertanggung-jawab atas segala bentuk KEJAHATAN.

Argumentasi yang dapat diberikan adalah seperti ini :

1. TUHAN adalah pencipta segala sesuatu
2. Kejahatan adalah sesuatu
3. Jadi, Allah adalah pencipta kejahatan

Selanjutnya...

1. Setiap makhluk yang diciptakan Allah sempurna
2. Makhluk yang sempurna itu tidak bisa melakukan hal yang tidak sempurna.
3. Jadi, setiap makhluk yang diciptkan Allah tidak bisa melakukan apa yang tidak sempurna

Bila demikian maka mengapa Adam dan Hawa yang adalah ciptaan yang termulia dan sempurna bisa berbuat dosa?

Perhatikan lagi beberapa premis berikut :

1. Allah menciptakan segala sesuatu dengan sempurna.
2. Salah satu hal sempurna yang diciptakan-Nya adalah makhluk yang bebas (dan dalam hal ini adalah manusia)
3. Kehendak bebas yang dimiliki manusia adalah penyebab kejahatan.
4. Jadi ketidaksempurnaan (kejahatan) bisa muncul dari kesempurnaan (bukan secara langsung tetapi secara tidak langsung melalui kebebasan)

APOLOGETIKAnya adalah :

Manusia (dan juga para malaikat) memiliki pilihan yang nyata tentang apa yang dilakukannya. TUHAN menciptakan manusia dan menaruh kehendak bebas padanya supaya manusia bisa seperti TUHAN dalam hal memilih dan memutuskan sesuatu tanpa paksaan dari pihak lain.

Jadi bila kita menyebut DIA, TUHAN yang MAHAKASIH, mengasihi ciptaannya tanpa paksaan / dipaksa-paksa (karena DIA ABSOLUT BEBAS) maka manusia pun dapat mengasihi TUHAN, sesama, binatang dan juga alam raya TANPA PAKSAAN (sebab kasih yang dipaksakan sama sekali bukan kasih namanya).

Jadi..., kalo manusia diciptakan TUHAN dengan kebebasan memilih lalu TIDAK ADA SESUATU YANG HARUS DIPILIH... apalah gunanya KEBEBASAN ? BAIK dan JAHAT adalah dua hal yang sangat bertentangan tetapi SALING MELENGKAPI sehingga manusia bisa membuat pilihan.

Kebebasan berarti kita diberi hak istimewa oleh TUHAN, bukan hanya untuk memilih yang baik-baik saja tetapi juga mempunyai peluang atau kesempatan untuk memilih yang jahat.

Itu adalah konsekuensi logis atau risiko yang diambil TUHAN dengan kesadaran mutlak atas segala ciptaan-Nya. Tetapi ingat... hal tersebut tidaklah membuat TUHAN bertanggung jawab atas KEJAHATAN.

TUHAN menciptakan fakta/kenyataan adanya KEHENDAK BEBAS MEMILIH;  manusia melakukan tindakan-tindakan bebas. TUHAN membuat kejahatan itu MUNGKIN, manusia membuat kejahatan itu MENJADI NYATA.

Ketidaksempurnaan muncul melalui penyalahgunaan kesempurnaan moral manusia sebagai makhluk bermoral yang bebas.

TAMBAHAN....,

Adam dan Hawa ketika hidup dalam kekekalan hanyalah “robot-robot”/ONGGOKAN DAGING BERNYAWA ketika berinteraksi dengan sang PENCIPTA. Mereka belum “BEBAS” mengasihi TUHAN karena belum menggunakan hak pilih mereka. Mereka tidak tahu apa itu KEJAHATAN dan juga buta tentang KEBAIKAN. Mereka “BUTA WARNA” hingga mereka menggunakan hak pilih sebagai suatu kebebasan natural. Adam dan Hawa menggunakan kebebasan natural untuk memilih, demikian juga U n I.

Kita semua bebas memilih menurut kesadaran logik/rasio kita.... tapi “Why we blame the ALMIGHTY GOD for all we did (bad or good things) as Prime Cause?”

Mengapa TUHAN juga DITUDUH sebagai penyebab utamanya ketika kita dengan kesadaran penuh menggunakan kebebasan natural untuk memilih KEJAHATAN?

Sobat.... ketika nt berbuat dosa karena pilihan sendiri..., janganlah dicari-cari “kambing hitamnya” doang.... masih ada khan warna kambilng laen... hehehehe jokes only...

Kalo sohib jatuh dalam dosa (karena milih sendiri)... janganlah jadi PILATUS... sohib harus bertanggungjawab atas akibatnya karena sohib lah yang jadi BIANG-KEROK/PENYEBABNYA.

Inget ini...

Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.

Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."

Jesus cares...

HUAHAHAHAHHAHA AKHIRNYA BERHASILLLL......SUDAH JADI Super Saiya 2....makasih Suhu Hai hai lewat referensi anda ilmu saya nambah,... sekarang saya mau buat link gimana caranya??????

BTW makasih yah sebelom nya

billy, untuk membuat link coba kamu klik FAQ dan cari di sana.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Tuhan berdaulat Yes.. Tuhan biadab is No. 

Jika Tuhan biadab, kita lebih biadab dari Tuhan karena kita adalah ciptaanNya.

JIka Tuhan biadab, untuk apa kita percaya kepada Tuhan yang biadab, berarti kita manusia yang paling bodoh di dalam dunia.

Untuk semua pertanyaan di atas, aku hanya mengambil satu kesimpulan :

Just the Mystery of The God. Pembahasan ini pernah kutulis dalam blog ini.

www.sabdaspace.org/misteri_allah

Bro JF. saya percaya Allah berdaulat. tapi mengenai dosa dan kejahatan, menurut saya itu konsekuensi kehendak bebas yang sempurna. Sempurna KARENA TIDAK HANYA BISA MEMILIH TAAT, TAPI JUGA BISA MEMILIH TIDAK TAAT. setelah kejatuhan manusia, kehendak bebas itu menjadi tidak murni dan tidak bisa lagi memilih kepada Allah. Anda bisa melihat lebih lanjut tentang pandangan saya pad tulisan saya di http://www.sabdaspace.org/allah_menciptakan_dosa_atau_dosa_konsekuensi_kehendak_bebas

Apa sih dosa itu? ketika ciptaan memilih untuk tidak taat bukan?

anda bertanya, kenapa Allah menciptakan manusia yang bisa berdosa? justru karena manusia itu memiliki KEHENDAK BEBAS YANG SEMPURNA. makanya dia bisa berdosa. kalau tidak, namanya Allah menciptakan robot.

God bless bro..

Kita tidak bisa selalu memiliki apa yang kita sukai, tapi kita bisa untuk belajar menyukai dan mensyukuri apa yang kita miliki

Dear bro,

bisa gak TUHAN menciptakan manusia TAAT SAJA ? tanpa kemampuan berdosa ?

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

MOSO DOSA MUNCUL DENGAN SENDIRINYA ???

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

MOSO DOSA MUNCUL DENGAN SENDIRINYA ???

 daripada bingung mending nikmatin aja bro...

kayak gini deh masa anjing bingung "ini daging darimana" kan ngak toh, ya santap aja langsung tuh daging tanpa mikir darimana datangnya...

dosa , yah di mengerti aja , jangan dilakukan dan hindari, masalah darimana datengnya dosa bodo amat ya ngak bro.....

sampai botak juga ga akan tahu bro...

JBU&m

 Saya tidak tahu apa yang kita dapat ketahui tentang Allah saat Allah berdiam diri. Saya bisa mengenal Dia saat Ia berfirman pada saya, dan dari sudut pandang iman saya, Ia bahkan mengungkapkan lebih dalam lagi diriNya pada saya saat firmanNya itu menjadi manusia. Saya jadi mengenalNya dengan lebih baik lagi.  Tapi memang, saya akui ada saatnya di mana Dia berdiam diri. Saat itu Dia menjadi Allah yang tidak saya kenal. Allah yang saya kenal adalah Allah yang 'bekerja dengan tangan kananNya,' sedangkan saat Dia bekerja dengan tangan kiriNya, saya hanya bisa terdiam. Itu adalah saat yang mencekam, karena bisa jadi pada saat seperti itulah Ayub mengatakan, "... tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itulah aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu." (Ayb 42:5b-6).

Saat Allah berdiam diri atau saat Allah bekerja dengan tangan kiriNya, mungkin pada saat itulah pokok persoalan mendasar tentang dosa bisa menjadi jelas. Tapi bagamanakah ia menjadi jelas jika tidak ada yang menjelaskannya pada kita? Ya, seperti Ayub saya hanya bisa 'mencabut perkataanku dan dengan menyesal duduk dalam debu dan abu.'

Saya sendiri memandang 'dosa' tidak sebagai kata benda yang real, yang nyata, tetapi sebagai kata benda abstrak. Oleh sebab itu saya juga tidak sependapat dengan pandangan anda, my dear brother, bahwa dosa 'diciptakan.' Bagi saya, dosa tidak diciptakan tapi 'dibuat' (baca: dilakukan). Penekanannya lebih pada kata kerja 'berdosa' dan bukan kata benda 'dosa.' Sedangkan 'segala sesuatu' di sini yang saya kira dimaksudkan adalah 'segala benda yang real, nyata (meskipun ia tidak harus disentuh atau dilihat secara kasat mata, mahluk roh masuk dalam bagian ini). 

Tetapi yah, ada benarnya juga bahwa kita mesti membiarkan Allah sebagai Allah.

"Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasehatNya?" (Rm 11:34) 

Teori anda tentang Allah yang berdaulat penuh dengan segala filosofi ngawur tersebut bukanlah Allahnya orang Kristen, bukan pula Allah yang tertulis di Alkitab... itu adalah Allah ciptaan imaginasi anda sendiri...

Allah yang Maha Mulia yang saya sembah bukanlah penyebab kejahatan, bukanlah penyebab dosa, juga bukan Allah yang menyebabkan sebagian manusia berdosa kemudian menjebloskannya ke neraka...

Allah yang saya sembah adalah Allah yang hanya menciptakan kebaikan semata-mata, namun karena freewill manusia lah dosa mulai muncul dan menyebar merajalela sehingga karya mulia yang dari awal dipersiapkan Allah menjadi kotor karena freewill manusia.  Apakah dengan demikian kedaulatan Allah dikalahkan oleh freewill manusia? Sama sekali tidak !  Desain Allah atas kehidupan memang melibatkan pilihan atas mahluk ciptaanNya... yang namanya pilihan ya tentu lebih dari satu.  Kalo tidak taat, ya tidak taat.  Itu memang diijinkan Allah bagi manusia.... Jadi pada saat penghukuman kelak, Allah tidak bisa dituding sebagai pihak yang turut andil atas masuknya manusia ke neraka, karena itu memang bukan kehendakNya...

Bila anda mengimani Allah seperti tulisan anda diatas, rasanya anda perlu merenung, berpikir kembali, lalu segera bertobat, karena sadar atau tidak sadar, anda sedang mendiskreditkan Allah Yang Maha Mulia... TUHAN YESUS YANG AGUNG...

Demikian himbauan saya, semoga bermanfaat...

Dear JF

Allah yang Maha Suci / Kudus sudah jelas / sudah pasti TIDAK menciptakan dosa.  Karena tidak ada sesuatu yang najis keluar dari sumber yang kudus.  Pengertian Dosa itu sendiri bila didefinisikan secara sederhana adalah Ketidaktaatan pada perintah Tuhan. Tuhan melarang A, eh manusia melakukan A, itulah pelanggaran perintah yg didefinisikan secara sederhana sebagai Dosa.  Tuhan nyuruh manusia melakukan B, eh manusia tidak melakukannya. Itu juga disebut Dosa.  Jadi bila ditelusuri, sesungguhnya bukan Dosa / Pelanggaran nya yang diciptakan Tuhan, namun Pilihannya.  Tuhan memberikan freewill yaitu pilihan bagi manusia untuk bebas memilih taat atau tidak taat.  Tuhan tidak menetapkan manusia agar tidak taat.  Justru Tuhan menginginkan manusia agar taat.  Dengan demikian jelas bahwa Tuhan tidak menciptakan Dosa.

Gambaran diatas bisa saya umpamakan dng mengutip statement Einstein tentang, Gelap - Dingin - dan Kejahatan.  Tuhan tidak pernah menciptakan kegelapan, sebab kegelapan pada dasarnya adalah ketiadaan Terang.  Apa buktinya? Buktinya tidak ada alat pengukur kegelapan.  Yang ada adalah Alat Pengukur Terang (Intensitas Cahaya).  Tuhan juga tidak pernah menciptakan Dingin, karena pada dasarnya dingin adalah ketiadaan Panas. Buktinya tidak ada alat pengukur dingin, adanya alat pengukur panas yang kita kenal dengan istilah termometer.  Kondisi beku solid, sebenarnya hanyalah ketiadaan panas.  Demikian pula dengan kejahatan. Pada dasarnya Tuhan tidak menciptakannya. Kejahatan adalah ketiadaan Kebaikan.  Jadi tampak ada 2 kutub, namun sebenarnya esensi dasarnya hanya ada 1 kutub, sedangkan kutub lainnya timbul karena gradasi dari kondisi asal.  Ini hanya sebuah contoh.

Karena diberikan kehendak bebas, maka manusia memiliki potensi untuk taat atau tidak taat. Ketidaktaatan disebut dosa, namun sekali lagi, Allah tidak menetapkan manusia untuk tidak taat.  Dari semula Allah tahu bahwa kelak nantinya manusia yang diciptakannya itu akan tidak taat, namun bukan berarti bahwa Allah menetapkan manusia agar tidak taat.  Jadi penetapan Allah tidak didasarkan pada PengetahuanNya.  Dia tahu akan ada potensi pelanggaran, tapi hal tersebut Dia ijinkan tetap terjadi. Hal demikian ini tidak bisa disebut bahwa Allah menetapkan pelanggaran terjadi.  Jadi kata kunci dari semua keadaan dunia saat ini bukan pada FATE / DESTINY namun FREEWILL.

Saya sadar dan tahu bahwa anak saya ketika mulai bersekolah tentu dia akan kehilangan banyak waktu bermainnya. Mungkin dia akan tertekan dengan banyaknya materi belajar, mungkin juga berpotensi kena masalah dalam lingkup sosialnya. Apalagi dia memilih sekolah yang favorit, tentu "beban"nya akan bertambah2, dan benar-benar menguras energi dan pikirannya, sehingga hobi musiknya tidak bisa ditekuni lagi, dsb..dsb...  Saya tahu dari semula keadaan itu, dan saya membiarkannya terjadi seperti yang anak saya mau. Bila suatu saat kelak setelah dewasa ternyata beberapa kawannya jadi ahli main piano dan mengadakan konser, mungkin anak saya bisa bilang kepada saya, kok kenapa dari dulu saya tidak mengarahkan dia agar belajar piano saja setiap hari sehingga sekarang bisa jadi master piano, maka saya akan jawab, kamu yang memilih sesuai dengan kebutuhan dan keinginanmu pada waktu itu.  Dengan demikian anak saya bertanggungjawab pada dirinya sendiri, dan tidak bisa serta merta menyalahkan saya atas pilihan dan kehidupan yang dia jalani.  Akan berbeda keadaannya bila dia menginginkan belajar piano setiap hari dan memilih sekolah di tempat biasa (yg tidak favorit). Bila dia lebih memilih fokus pada musik dan mengorbankan prestasi sekolah, namun saya memaksakan yang sebaliknya, maka dia punya hak untuk menggugat saya.

Allah tidak bisa dituding sebagai penyebab keadaan berdosanya manusia, karena memang Dia bukan penyebabnya.

Demikian bro JF, silakan ditanggapi...

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

itukan menurut albert einstein, kalau menurut kamu bagaimana ???

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Saya hanya hanya memberi ilustrasi yang di maksud oleh matahari, apakah betul itu? atau ada yang lain?

Menurutku? tentang apa?

Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.

ya e lah...

masa gak jelas arah pertanyaan saya.

bwi hi hi hi...

ya tentang pendapat albert itu lah ?

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Dear JF,

Saya mengamini dan mengimani ketiga ayat yang kamu tulis diatas. Semuanya oke, dan saya tidak mau mempermasalahkannya.

Contoh Pisau yg kamu pakai itu bagus, dan sekarang saya mau pakai juga.  Bilamana semua hal ditetapkan Tuhan seperti yang JF tulis di paling atas itu... saya ibaratkan seseorang membuat pisau. Pisau yang semula dimaksudkan untuk hal-hal baik, ternyata disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak baik. Bila ini yang terjadi, maka pisau itu tidak boleh dihukum, karena pisau hanyalah sebuah alat. Yang bersalah bukan pisaunya, tapi the man behind the gun nya alias orang yang memakainya.  Bila Tuhan yang menciptakan semuanya, dan Tuhan pula yang mengatur semuanya, termasuk men-skenario-kan segala kejahatan dalam kehidupan manusia, maka sudah jelas 100000000000% manusia tidak boleh dihukum karena kejahatan yang "pada dasarnya" tidak dilakukannya, melainkan diskenariokan Tuhan.  Saya belum pernah melihat, membaca, atau mendengar ada sebuah pisau divonis hukuman oleh hakim, gara-gara pisau tersebut digunakan untuk membunuh orang. Yang selama ini saya ketahui, yang dihukum adalah oknum / pelakunya, dan bukan alatnya.

Kejahatan itu adalah ekses (seperti yang telah JF tulis diatas), yang merupakan suatu bentuk penyimpangan kehendak.  Menurut saya perlu mendefinisikan dulu kata kejahatan yang sering kita tulis selama ini.  Dalam kacamata saya, berkenaan dng kata kejahatan, saya melihat hanya 2 sisi, yaitu Ketaatan pada perintah Tuhan, atau Ketidaktaatan pada perintah Tuhan.  Ketidaktaatan inilah yang disebut Tuhan sebagai kejahatan yg juga diistilahkan dengan dosa.  Ketidaktaatan tidak diciptakan.  Mungkin orang bertanya, kalo ketidaktaatan tidak diciptakan, kenapa bisa ada? Sayapun bisa bertanya, kalo Allah tidak diciptakan, kenapa bisa ada? 

Ketidaktaatan itu adalah ekses dari kehendakbebas.  Mungkin lebih baik saya menggunakan istilah potensi dibandingkan ekses.  Potensi untuk taat atau tidak taat itu melekat pada hakekatnya.  Dan hakekatnya itu adalah kehendak bebas.  Ketika Tuhan menciptakan manusia yang segambar dan serupa dengan Dia, satu paket didalamnya terdapat kehendakbebas itu, yang semula hanya dimiliki oleh Tuhan, dan sekarang juga dimiliki oleh manusia. Nah di dalam perangkat yg disebut "kehendakbebas" itulah terdapat potensi untuk taat atau tidak taat.  Bila dilihat urutannya memang Tuhan sumber dari segalanya, namun secara hakiki, Tuhan tidak menciptakan ketidaktaatan atau kejahatan.

Mengenai ajakan JF untuk pakai Alkitab, rasanya saya belum mampu mengkolaborasikan ayat-ayat yang tampak saling kontradiktif antara freewill dng fate, karena sepanjang jaman ini dari sekian banyak ahli thelogi yang begitu pandai-pandai, merekapun tetap tidak harmonis ketika berhadapan ayat lawan ayat.  Entah mungkin suatu saat ada masanya dimana Tuhan akan memberikan pencerahan sehingga kita semua tahu kebenaran yang sebenar-benarnya antara Calvin atau Armenius, atau mungkin gabungan keduanya, atau bahkan penyingkapan misteri yang baru yg selama ini tidak kita kenal walau sudah terpampang di Alkitab selama dua ribu tahun.

Demikian uraian saya... silakan ditanggapi...

Dear Sandman,

Betul, memang yg ditulis sandman itulah yang saya maksudkan dalam contoh saya.

Entah itu cerita sumbernya dari Einstein atau tidak, namun substansi dan faktanya memang benar.  Uraian tulisan tersebut sangat sinkron dengan masalah kehendakbebas yang ternyata telah melahirkan ketidaktaatan.

Namun pemahaman saya bukan berasal dari cerita itu.  Sebelum saya membaca cerita itu saya telah belajar dan memahami bahwa Allah memang bukan pencipta kejahatan.  Kisah tersebut diatas hanyalah sebuah contoh yang sangat bagus dan sangat tepat untuk menggambarkan pemahaman saya yang sebelumnya sulit untuk dideskripsikan.

Dear joli,

karena diskusi dengan matahari, ada terlintas perenungan liar lain, yang mungkin akan membuat kamu SEDIKIT menyukai blog ini.

yaitu soal koment saya di SINI.

gimana ????

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

andai Allah yang mencipta dosa n kejahatan, tapi Dia ga berdosa n ga melakukan kejahatan, ga ada masalah toh.

btw, bung jf, manusia bisa kok protes sama Allah, cuma ga mampu ngalahin kedaulatan kehendakNya.

Dear JF,

Kisah Ular, Hawa, dan Adam itu jelas ketiganya bersalah... ular melakukan persuasi negatif (kontra larangan Tuhan), Hawa menuruti persuasi ular dan melanggar larangan Tuhan, sedangkan Adam pun ikut2an makan.  Baik Hawa maupun Adam menggunakan kehendakbebasnya untuk tidak mentaati perintah Tuhan alias melanggar larangan Tuhan.  Jadi menurut saya sudah sangat jelas bahwa ketiganya bersalah, dan wajar kalau ketiganya kena hukuman.

Saya belum bisa mengikuti keliaran JF karena saya tidak tahu alurnya. Mungkin kalo saya tahu alurnya, setidaknya saya bisa mencicipi sedikit rasanya. Bisa tolong diuraikan keliarannya?

Pertanyaan JF:

menurut matahari, KENAPA ALLAH menyelamatkan manusia ?  seandainya MANUSIA itu bersalah dengan SENDIRInya, KEMUNGKINAN ALLAH tidak akan MENYELAMATKANnya ?

Jawaban saya:

Yohanes 3:16

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 Pertanyaan Retorik JF: 

 Apakah ALLAH bersalah ?

SAYA TIDAK TAHU, tapi mungkin ALLAH MERASA BERSALAH ?!?!

Tanggapan saya:  Menurut saya ALLAH tidak bersalah dalam hal apapun.

Dear JF,

1.  Seandainya Ular tdk menggoda, Adam dan Hawa tetap punya potensi jatuh dalam dosa. Karena Adam dan Hawa tetap sudah memiliki freewill, akal budi, nalar, perasaan, pertimbangan, dsb. Ular adalah salah satu penyebab, namun penyebab lain yang bisa timbul adalah sikap hati / pikiran Adam / Hawa itu sendiri.  Bisa saja suatu saat mereka berpikir sendiri alias pikiran mereka yang tergoda. Kalo saya pake bahasa JF, pikiran mereka berkeliaran atau bereksplorasi sehingga menduga-duga, atau timbul niat mencoba-coba, dsb.  Kesalahan keputusan / pikiran manusia datangnya tidak selalu harus dari luar / dari setan / orang lain, dsb, tapi bisa juga datang dari pikiran orang itu sendiri.  Bukan hanya Adam dan Hawa, semua manusia mengalami ini.

2.  Berdasarkan uraian saya nomor 1, jawaban saya untuk nomor 2 ini adalah jelas bahwa Manusia sangat mungkin berdosa tanpa godaan dari Ular.

3a.  Kenapa Allah begitu mengasihi dunia? ya karena Allah adalah Kasih.  Jadi karakter / sifatNya memang kasih. Tidak aneh kalo Allah mengasihi manusia walaupun manusia itu sudah jatuh dalam dosa.

3b. Yang dimaksud "dunia" dalam ayat itu adalah "manusia", karena ayat itu setelah tanda koma dilanjutkan dengan kata "..., supaya setiap orang yang percaya..."

3c. Apakah cuma manusia yang dimaksud dng Dunia pada ayat tersebut? sampai sejauh ini saya baru bisa menangkap "hanya manusia", saya belum menangkap bahwa Allah juga mengasihi setan, binatang, dsb... ga tau mungkin kalo dapat pemahaman baru saya baru bisa mengerti kali...

4. Saya setuju dengan pernyataan JF, bahwa apapun tidak boleh disejajarkan dengan Allah.  Tapi sesungguhnya, niat / maksud hati saya dalam pernyataan itu bukan mau mensejajarkan sesuatu dng Allah, hanya memberi contoh / analogi saja.  Ya mungkin analogi saya tidak tepat. Jadi saya koreksi saja.

Ayo giring saya terus....

Tenang saja, sebuah discuss tidak mungkin sampai membuat saya lupa keluarga, tidak menjaga makan, atau tidak menjaga kesehatan...

simple aza,

APA itu freewill ?

kandungan APA yang terdapat dalam freewill ?

apakah FREEWILL ada di LUAR Tuhan ?

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Dear JF,

1. Will= Kehendak, Free = Bebas. Saya tidak bisa menguraikan lagi kata kehendak, karena menurut pandangan saya itu sebuah kata dasar.  Kehendak kira-kira bisa disamakan dengan keinginan, hasrat / desire, atau kemauan.  Kalo orang lapar, maka terbersit pikiran untuk makan, ini saya sebut "kehendak untuk makan".  Kalo orang ngantuk, maka dia menginginkan tidur, itu juga saya sebut kehendak.  Nah, bebasnya adalah ketika seseorang lapar, maka tubuhnya menuntut untuk makan, namun yang bersangkutan bisa memilih untuk menuruti tubuhnya lalu makan, atau memutuskan sebaliknya, tidak makan.  Demikian juga ketika kantuk tiba, orang bebas memilih untuk menahan kantuk, atau memutuskan untuk tidur. Ini yg saya maksud dengan freewill.
2. Saya tidak tahu kandungan apa yang terdapat dalam freewill.
3. Freewill atau apapun juga pasti ada didalam Tuhan. Menurut saya tidak ada sesuatupun yang diluar Tuhan.  Walaupun ada di dalam Tuhan, namun tidak berarti bahwa Tuhan bertanggungjawab atas freewill yang didesainNya tersebut.  Karena freewill bersifat independent, yang setelah diciptakan lalu didelegasikan kepada manusia, maka pertanggunganjawabnya ada pada penerimanya. Sama seperti rakyat memilih presiden, tentu keinginan rakyat adalah agar presiden melaksanakan tugasnya demi kepentingan rakyat dan negara.  Bila presiden menyalahgunakan jabatannya sehingga menimbulkan kerugian pada rakyat/ negara, maka presiden itulah yang harus dimintai pertanggungan jawab, bukan rakyat yang memilihnya.  Rakyat tentu tahu bahwa seorang presiden tentu punya potensi untuk menjadi presiden bisa menjalankan jabatannya bagi kepentingan negara, sebaliknya presiden juga punya potensi untuk menyalahgunakan jabatannya.  Sekalipun rakyat tahu ada potensi negatif dari presiden, faktanya tetap saja rakyat memilih seorang presiden bagi negaranya.  Dalam contoh ini tolong jangan dibilang saya menyamakan Tuhan dengan rakyat dan manusia dengan presiden.  Ini hanya sekedar analogi untuk memperjelas penggambaran.

Tuhan paham sekali, bahwa ketika Dia menciptakan freewill bagi manusia, maka ada potensi manusia memberontak.  Bila faktanya Dia tetap menciptakan manusia dng freewill tentu Dia punya alasan yang lebih solid, yaitu agar manusia ciptaanNya yang diharapkanNya untuk menyembahNya itu melakukannya dengan kehendak bebas manusia itu sendiri.  Tuhan bisa saja menciptakan manusia tanpa freewill, alias manusia yg 100% taat dan tunduk kepadaNya selamanya.  Namun Dia tetap memilih untuk memberikan pilihan pada ciptaanNya.  Kriteria dosa / pelanggaran itu dimulai dari freewill ini + aturan.  Ada freewill tapi tidak ada aturan, maka tidak ada pelanggaran.  Tanpa freewill maka tidak perlu ada aturan, karena bila manusia diciptakan untuk taat 100%, maka aturan apapun yang dibuat Tuhan sudah pasti 100% akan ditaati.  Adam + Hawa memiliki freewill, tapi Tuhan juga bikin aturan yaitu "jangan makan buah pohon pengetahuan baik & jahat".  Adam + Hawa menggunakan freewillnya untuk melanggar aturan Tuhan tersebut, maka terciptalah apa yang disebut dosa. Tuhan tahu dosa akan muncul, tapi Tuhan tidak menciptakan dosa, namun Tuhan mengijinkan dosa timbul.  Pabrik mobil tahu bahwa mobil yang dibuatnya punya potensi akan rusak, macet, ngadat, mogok, dsb, namun pabrik mobil tidak menciptakan kerusakan atau mendesain agar rusak.

Demikian uraian saya, silakan giring saya agar bisa menyelami maksud anda....

Oh ya, met Natal yaa....