Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
“Ini air Aqua”
Anak saya baru berusia 22 bulan. Pada saat menggosok giginya, istri saya memberikan air mineral untuk kumur. Hal ini dilakukan untuk menghindari anak saya menelan air mentah.
Suatu saat, ketika mandi ia bermain dengan gelas kecilnya. Kemudian ia mengambil air di bak mandi dan mulai mengarahkan ke mulutnya. Istri saya cepat-cepat melarangnya dan mengganti gelas yang dibawa si kecil dengan gelas kumur yang berisi air mineral sambil berkata, “ Dik, jangan yang itu. Itu air mentah. Ini air matangnya”.
Kemudian anak saya menerima gelas tersebut sambil berkata, “Ma, ini bukan air matang. Ini air Aqua”.
Kami tersenyum geli. Saya bayangkan bagaimana ketika kita masih seperti anak kecil. Ketika memahami Tuhan itu maha kasih, maka bayangan yang muncul adalah Tuhan memberikan semua kebutuhan kita, sehingga ketika orang berkata Tuhan maha adil, maka kita tidak mudah menerimanya dan kemudian meluruskannya dengan menyatakan bahwa Tuhan itu bukan maha adil, tetapi maha kasih. Hal yang sama mungkin akan kita alami ketika kita diperhadapkan dengan Firman Allah yang menyatakan bahwa Tuhan itu Esa. Maka kita akan langsung menolak ketika ada yang mengatakan konsep trinitas.
Saya kembali teringat ketika seorang teman SMA pernah mengatakan bahwa rasanya Tuhan tidak adil dengan memberikan keselamatan pada orang Kristen hanya dengan cukup percaya atau dibabtis saja. Kemudian ia juga mengatakan bahwa karena ada jaminan keselamatan, makanya orang Kristen boleh berbuat dosa. Konsep ini bagi teman saya tidak bisa diterima dengan akal, sehingga ia tidak mau menerima kekristenan.
Cukup lama saya renungkan mengapa teman saya memiliki tata pikir seperti itu. Tahun 1989 teman saya mengatakannya, dan baru beberapa hari yang lalu, saya menyadari dan memahami pendapat teman saya itu setelah saya menyaksikan sikap anak saya. Saya tidak menyalahkan teman saya ini, karena saya sangat maklum bahwa konsep yang dia miliki masih seperti anak saya.
- Ulah's blog
- 5027 reads