Submitted by SAMMY SIGA on

SELAMAT JALAN MAMA

 

kepak sayap sang waktu membelah langit

bungkam di tapal batas kefanaan

senyum kelegaan mengembang hiasi raut wajahnya

tunai tugas hantar bunda keharibaan kekekalan

 

desah angin dawaikan hening

kenangan berlarian di ruang hati

mama semai cinta tanpa lelah,

tabur damai tak surut langkah

mengalun indah, meluap, lampaui batas rasa

segarkan dahaga jiwa

 

tersenyumlah mama lambaikan tangan

abaikan cemas hendak menggelayut tertinggal jauh

lolongnya lamat memudar bisu

percayakan riuh detak kehidupan pada nadi kami

akan kami rangkai wejangan dan teguran dalam harmoni

semerbak wangi damai dan cinta

menepikan kekalutan dan kegaduhan di lorong-lorong pekat malam

 

ah, mama...

tertawalah lepas sambut kekekalan

lihat...

sukacita mengalir deras uapkan erang kesakitanmu

bebaskan hatimu menghirupnya, ma

bahkan biarkan paru-parumu ditenggelamkannya

sampai merasuk sudut-sudut sumsum tulang

tiada tersisa meski setitik bagi kepedihan

 

mama...

tersenyumlah...

meski ditingkah derai air mata

lihatlah, kami pun tersenyum tulus melepasmu

bergegas lugas menuju jamuan Sang Tuan

reguk

berenang riang di luas samudera manisnya kesetiaan

 

mama tersayang...

selamat jalan....

 

(Puisi ini saya persembahkan buat mama tersayang sahabat baik saya, sekaligus orang tua angkat saya, yang kembali ke pangkuan Bapa kamis malam tadi di Medan. Semoga seluruh keluarga diberi kekuatan. Amin)

Submitted by GODARMY on Sat, 2010-09-18 05:42
Permalink

Mazmur 119:

119:50 Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji-Mu menghidupkan aku.
 
2 Tim 4 :
4:7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. 
4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. 
 
 
Kiranya Tuhan memberi kekuatan bagi yang ditinggalkan.
Submitted by Tante Paku on Sat, 2010-09-18 15:35
Permalink

sudah bersemayam di langit, memandang kami yang ada di sini

mama semai cinta tanpa lelah,

tersenyumlah mama lambaikan tangan

ah, mama...

tertawalah lepas sambut kekekalan

mama...

tersenyumlah...

 

mama tersayang...

selamat jalan....

Selamat jalan mama, hidup memang tidak sia-sia karena ada yang tidak mampu melupakan kasihmu.

 

 

 

 

 

 

Submitted by Mey Weh on Sun, 2010-09-19 01:11
Permalink

Jadi ikut sedih dan terharu....
Jadi inget mamah angkat ku jg yg meninggal 1 bulan lalu,
turut berbela sungkawa jg ya bro...Tuhan memberkati.

Submitted by SAMMY SIGA on Sun, 2010-09-19 20:49
Permalink

Mama keluar masuk rumah sakit selama kira2 15 thn terakhir dan keluarga selalu menyiapkan hati untuk saat dokter 'angkat tangan'. 

Ketika hal itu benar datang, nyatanya kita ga bisa menyembunyikan kesedihan dan kehilangan yang mendalam. But, di sisi lain kita bahagia dia ga merasa sakit lagi. thx a lot utk simpatinya. really worthy.

Salam. 

Submitted by paulwekwek on Tue, 2010-09-21 04:52
Permalink

 Sammy Siga puisimu bagus dan ketika mambacanya aku terenyuh sambil mengingat Mamaku yang juga sudah di seberang cakrawala.. Betul katamu walau ga bisa menyembunyikan kesedihan dan kehilangan yang mendalam di sisi lain kita bersyukur dia ga merasa sakit lagi. Mamaku dipanggil Yang Maha Kuasa lantara Diabetes yang dideritanya beberapa tahun yg silam. Semoga Sang Penghibur selalu menyertai kita yang sudah ditinggalkan.