Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kebenaran Teori Evolusi Spesies

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

Pendahuluan

Evolusi memang terjadi dalam dunia, tetapi tidak terbukti mengarah ke evolusi spesies. Evolusi hanya terjadi sebatas variasi, misalkan pasangan berbeda ras akan menghasilkan keturunan lain yang merupakan variasi di antara keduanya. Begitu juga dengan evolusi alam yang semakin rusak. Untuk selanjutnya, artikel ini menggunakan istilah "EVOLUSI" dalam konteks "EVOLUSI SPESIES", bukan variasi dan perubahan alam. Karena variasi dan perubahan alam jelas terjadi, tetapi tidak demikian dengan evolusi spesies.

Kelemahan umum teori Evolusi
Hukum utama Ilmu Pengetahuan Alam: “Jika sebuah teori tidak menerangkan dan tidak tepat pada bukti-bukti, maka teori itu dinyatakan gagal atau tidak berlaku.”

Tiga kelemahan fatal di dalam Teori Evolusi:

Kelemahan fatal ke-1: Tidak ada rumus matematik.
Rumus adalah satu-satunya cara yang tersedia untuk menguji sebuah teori. Setiap teori ilmiah memiliki sebuah rumusan, kecuali Teori Evolusi.

* Teori Evolusi bukanlah sebuah Hukum dan tidak juga sebuah Bukti
* Teori Evolusi telah gagal untuk menghasilkan sebuah rumusan kerja
* Teori Evolusi kehilangan rumus dan tidak berlaku secara ilmiah

Kelemahan fatal ke-2: Tidak adanya mekanisme genetika.

Bakteri yang paling dasar memiliki 500 gen, sedangkan manusia memiliki lebih dari 22 ribu gen. Untuk sebuah bakteri berevolusi menjadi manusia, ia harus mampu menambah gen mereka. Tetapi tidak ada mekanisme genetik yang menambah sebuah gen. Penemuan DNA membuat Teori Darwin semakin jauh dari ilmiah.

Kelemahan fatal -3: Lahirnya bayi yang tak berdaya

Menurut Darwin, hanya yang terkuat yang akan bertahan. Namun, pada kenyataannya, mamalia dan burung melahirkan bayi-bayi yang tidak berdaya.

Darwin sengaja mengabaikan bayi-bayi yang tak berdaya untuk menyelamatkan teorinya. Mungkin wajar Darwin mengemukakan teori ini karena keterbatasannya di masa lalu. Namun, dengan perkembangan ilmu dewasa ini, sulit mempertahankan teori Darwin. Yang mempertahankan secara ilmiah sepertinya hanya ingin mencari kemungkinan kebenaran teori ini. Namun, banyak juga yang mempertahankannya secara tidak ilmiah, yaitu kaum ateis dan materialis. Padahal mungkin Darwin sendiri tidak berpikir mengaitkan teorinya ini ke arah paham tertentu.

Ada lagi keanehan, Dr. Richard Dawkins (pendukung teori Darwin) menjabarkan proses evolusi mulai dari makhluk hidup paling sederhana hingga manusia:
* Prokaryotes (4 milyar tahun lalu)
* Eukaryotes (2 milyar tahun lalu)
* Organisme multiseluler (1 milyar tahun lalu)
* Hewan sederhana (600 juta tahun lalu)
* Arthropoda (nenek moyang serangga dan krustasea) 570 juta tahun lalu
* Hewan yang lebih kompleks (550 juta tahun lalu)
* Ikan(500 juta tahun lalu)
* Protoamphibi (kurang dari 500 juta tahun)
* Serangga (400 juta tahun lalu)
* Amphibi (360 juta tahun lalu)
* Reptil (300 juta tahun lalu)
* Mammalia (200 juta tahun lalu)
* Burung (150 juta tahun lalu)
* Manusia (termasuk hominid) 2 juta tahun lalu

Jika benar mahluk hidup berasal dari dari sel, lalu berevolusi menjadi binatang dan kemudian menjadi manusia, maka muncul beberapa pertanyaan sehubungan Teori ‘penciptaan’ Darwin di atas:

* Mengapa kuman, bakteri, ikan, katak, reptil, binatang memamah biak dan burung-burung tetap ada sampai sekarang?
* Jika proses metamorfosis dipakai sebagai contoh berevolusinya kehidupan mahluk hidup, mengapa itu hanya terjadi pada katak dan kupu-kupu saja?
* Jika benar bahwa manusia berasal dari kera, mengapa kera /monyet dengan segala jenisnya dan manusia dengan segala rasnya tetap ada?

Pada tanggal 22 Desember 1938, terjadi sebuah penemuan yang sangat menarik di Samudera Hindia. Di sana berhasil ditangkap hidup-hidup salah satu anggota famili Coelacanth, yang sebelumnya diajukan sebagai bentuk "transisi ikan menjadi amphibi" yang telah punah 70 juta tahun lalu! Tak diragukan lagi, penemuan prototipe Coelacanth "hidup" ini menjadi pukulan hebat bagi para evolusionis. Seorang ahli paleontologi evolusionis, J.L.B. Smith, mengatakan bahwa ia tak akan sekaget ini jika bertemu dengan seekor dinosaurus hidup. Pada tahun-tahun berikutnya, 200 ekor Coelacanth berhasil ditangkap di berbagai penjuru dunia. Nelayan Indonesia bernama Yustinus Lahama menemukan ikan coelacanth (Latimeria chalumnae) tahun 2007.

A. Kelemahan teori evolusi tentang manusia

Para pendukung teori Darwin berkesimpulan bahwa bentuk awal spesies manusia berawal di Asia sejak 500.000 ribu tahun yang lalu. Penemuan di Afrika Timur menambah informasi bahwa transisi dari bentuk tersebut ke bentuk kera yang menyerupai manusia (homonids) terjadi pada 14 juta tahun yang lalu. Setelah melewati proses sangat lamban (11 juta tahun kemudian), muncul bentuk yang diklasifikasikan sebagai Homo.

Jenis pertama dalam klasifikasi ini adalah Advanced Australophitecus dari Afrika, sekitar 2 juta tahun yang lalu. Setelah sekitar 1 juta tahun, muncul Homo Erectus dan ditambah lagi 900.000 tahun (50.000 SM) barulah muncul jenis manusia primitif pertama yaitu, Neanderthal. Yang perlu dicatat adalah perkakas primitif seperti batu tajam yang dipergunakan Advanced Australophitecus dan Neandertha berbentuk hampir mirip, padahal rentang waktu antara kedua jenis tersebut adalah 2 juta tahun. Artinya selama rentang masa itu, perkembangan peradaban dan intelektualitas berjalan dalam percepatan yang sangat lambat.

Lalu secara mendadak dan tiba-tiba 35.000 tahun lalu muncul suatu species baru yaitu Homo Sapiens (manusia berpikir) di wilayah Mediterania, setelah punahnya species Neanderthal dengan sebab yang diperkirakan oleh para ahli akibat kondisi iklim yang memburuk pada waktu itu. Spesies baru ini yang disebut Homo Sapiens atau Cro Magnon sudah memiliki bentuk fisik seperti kita sekarang ini, dan memiliki peradaban yang lebih maju dibandingkan spesies sebelumnya. Mereka hidup di gua-gua, sudah mengenal pakaian dan perkakas yang lebih halus dan fungsional yang dibuat dari kayu dan tulang. Lukisan2 yang ditemukan di dinding2 gua tersebut menunjkan bahwa mereka sudah memiliki cita rasa seni, emosi dan religi.

Disinilah letak kelemahan prinsip "The Missing Link" teori Darwin, Mengapa bisa terjadi lonjakan spesies, peradaban, kebudayaan dan teknologi seperti itu.? Menurut Prof. Theodosius Dobhansky (pengarang buku Mankind Evolving) yang paling mengherankan adalah bukan keterbelakangan manusia purba, tetapi adalah kemajuan kita, manusia modern yang sangat pesat. Menurutnya, dengan percepatan evolusi normal manusia sekarang harusnya masih dalam tahap primitif, untuk mengembangkan perkakas batu saja diperlukan 2 juta tahun lagi. Bahkan, mungkin dengan evolusi 10 juta tahun lagi manusia baru mencapai dasar ilmu astronomi dan matematika. Tapi justru kita, manusia yang hanya berselisih sekitar 50.000 tahun saja sudah dapat mendaratkan pesawat di bulan dengan teknologi komputer.

Ralph Solecki, arkeolog yang menemukan penemuan yang sangat mengejutkan di gua Shanidar Timur tengah pada tahun 1957. Pada saat penggalian tersebut terkuak bukti-bukti bahwa peradaban manusia tidak menunjukkan kemajuan seiring dengan perjalanan waktu, melainkan malah menunjukan kemunduran.dari tahun 27.000 SM hingga 11.000 SM ditemukan bukti bahwa populasi manusia menyusut dan hampir punah dari seluruh area tersebut selama masa 16.000 tahun. Lalu di titik 11.000 SM itulah muncul jenis Homo Sapiens yang langsung dan sekaligus membawa peradaban, budaya, dan teknologi yang jauh lebih maju.

Lalu akan timbul pertanyaan dalam benak kita, “ Apakah kita atau leluhur kita bisa mencapai peradaban dan teknologi tersebut dengan usaha sendiri atau ada campur tangan pihak lain, ( misalnya pewarisan) teknologi dari peradaban lain yang lebih maju?”

Kebudayaan yang sudah maju pada jaman dahulu, mis: peradaban Lembah Sungai Nil dan kebudayaan Maya & Inca. Dari mana semua ini berasal?

Ahli purbakala Graham Hancock dalam esainya tahun 2000 mengemukakan teori bahwa kompleks kuil Angkor Wat di Kamboja merefleksikan susunan rasi bintang Draco, dan dalam risetnya mengenai kota yang hilang Atlantis berpendapat bahwa kemungkinan besar penduduk Atlantislah yang pada saat itu telah memiliki pengetahuan yang sangat luas dan mewariskan pengetahuan tersebut ke bangsa lainnya. Sebelum akhirnya mereka musnah akibat Atlantis tenggelam. Teori yang menarik, mengingat rata2 bangunan ini dibangun pada rentang waktu 12.000 – 3.000 tahun yang lalu. Di kala manusia pada saat itu masih pada jaman batu. Ahli arkeologis Kristen berasumsi bahwa penduduk Atlantis tenggelam karena air bah, tetapi hanya Nuh sekeluarga yang diselamatkan dan meneruskan kebudayaan Atlantis.

Dengan asumsi teori Darwin, maka sulit dipercaya manusia yang masih primitif memiliki metode konstruksi bangunan raksasa dengan keakuratan geometri mengagumkan dan salah satu motifnya adalah pengamatan astronomi, tanpa bantuan alat2 berat atau mesin canggih yang dimiliki manusia modern sekarang. Bahkan, saking rumit dan besarnya bangunan tersebut, diragukan jika manusia sekarang bisa meniru pembuatan struktur tersebut.

Manusia Piltdown: Rahang Orang Utan dan Tengkorak Manusia!
Seorang dokter terkenal yang juga ahli paleoantropologi amatir, Charles Dawson, menyatakan bahwa ia telah menemukan tulang rahang dan fragmen tengkorak di dalam sebuah lubang di Piltdown, Inggris, pada tahun 1912. Tulang rahang tersebut lebih mirip tulang rahang kera, tetapi gigi dan tengkorak-nya seperti milik manusia. Spesimen ini dinamakan "Manusia Piltdown". Fosil ini diduga berusia 500 ribu tahun, dan dipajang di beberapa museum sebagai bukti mutlak evolusi manusia. Selama lebih dari 40 tahun, telah banyak artikel ilmiah mengenai "Manusia Piltdown" ditulis, sejumlah penafsiran dan gambar dibuat, dan fosil tersebut dikemukakan sebagai bukti penting evolusi manusia.

Akan tetapi, dalam analisis terperinci yang diselesaikan oleh Weiner, ternyata semua adalah kepalsuan. Hal ini diumumkan pada tahun 1953. Tengkorak tersebut milik manusia yang berusia 500 tahun, dan tulang rahangnya milik kera yang baru saja mati! Kemudian gigi-gigi disusun berderet dan ditambahkan pada rahangnya secara khusus, dan sendinya dirancang menyerupai sendi manusia. Lalu semua bagian diwarnai dengan potasium dikromat agar tampak tua. Warna ini memudar ketika dicelup dalam larutan asam. Dengan terungkapnya fakta ini, "Manusia Piltdown" kemudian segera disingkirkan dari British Museum setelah lebih dari 40 tahun dipajang di sana.

Bagaimana dengan berbagai jenis manusia purba yang lain?
Menurut skema rekaan evolusionis, evolusi internal spesies Homo adalah sebagai berikut: pertama Homo erectus, kemudian Homo sapiens purba dan Manusia Neandertal, lalu Manusia Cro-Magnon dan terakhir manusia modern. Akan tetapi, semua klasifikasi ini ternyata hanya ras-ras asli manusia. Perbedaan di antara mereka tidak lebih dari perbedaan antara orang Inuit (eskimo) dengan negro atau antara pigmi dengan orang Eropa. Sedangkan fosil-fosil lainnya adalah spesies kera.

B. Kelemahan teori Evolusi berdasarkan ilmu genetika

DNA ( Deoxyribo Nucleic Acid ) sebagai susunan struktur dasar pembentuk kehidupan sudah dikenal dalam ilmu biologi dan genetika abad 20. Dicetuskan oleh ilmuwan pemenang Nobel Biologi bernama Francis Crick yang menemukan struktur double helix dari DNA. Melalui teorinya yang mencengangkan, yaitu Directed Panspermia pada tahun 1973, Crick mendeklarasikan “ ASAL MULA DNA BUKANLAH DARI BUMI ” melainkan datang dari suatu tempat di luar bumi. Crick menemukan bahwa asal mula bentuk kehidupan di dunia ini berasal dari sumber yang tunggal bukan dari sumber yang jamak. Dan dalam kasus DNA manusia unsur-unsur kimia pembentuknya justru lebih banyak terdiri dari unsur-unsur yang tidak banyak terdapat dibumi. Sungguh aneh memang jika DNA diasumsikan terjadi karena proses kimia dan fisika dibumi, kenapa justru DNA itu sendiri banyak mengandung unsur2 yang justru langka di bumi.

Hipotesis Crick :
1. Kode genetik adalah identik pada semua mahluk hidup
2. Bentuk2 kehidupan awal muncul secara tiba-tiba dibumi ini, tanpa adanya tanda2 eksistensi dari nenek moyang sebelumnya.

Mungkinkah DNA ini berasal dari luar bumi sana? Mungkin sekali dan sampai saat ini belum ada bantahan mengenai teori Crick ini, malah beberapa ilmuwan justru menguatkan teori tersebut. Dan DNA ini tidak mungkin terbawa secara tidak sengaja oleh komet atau meteor karena sesuatu yang hidup akan mengalami kematian di perjalanan tersebut. Kemungkina lain juga bahwa DNA ini di bawa dengan transportasi khusus ke bumi dan siapapun yang membawanya kemudian melakukan penanaman genetik. Dan apakah munculnya Homo sapiens secara tiba2 akibat dari penanaman kode genetik ini? Seakan ada kuasa adikodrati yang melakukan hal itu.

Akan tetapi, pengikut Darwin berfokus kepada pertanyaan tentang asal usul variasi menguntungkan yang diasumsikan menjadi penyebab makhluk hidup berevolusi sebuah masalah yang tidak mampu dijelaskan oleh Darwin sendiri dan dielakkan dengan bergantung pada teori Lamarck. Gagasan mereka kali ini adalah "mutasi acak" (random mutations). Mereka menamakan teori baru ini "Teori Evolusi Sintetis Modern" (The Modern Synthetic Evolution Theory), yang dirumuskan dengan menambahkan konsep mutasi pada teori seleksi alam Darwin. Dalam waktu singkat, kaum ateis dan materialis yang berusaha mempertahankan pahamnya dengan teori ini, dikenal sebagai "neo-Darwinisme" dan mereka yang mengemukakannya disebut "neo-Darwinis".

Teori ini dapat kita anggap sebagai teori evolusi yang "paling diakui" saat ini, menyatakan bahwa kehidupan telah mengalami perubahan atau berevolusi melalui dua mekanisme alamiah: "seleksi alam" dan "mutasi". Dasar teori ini sebagai berikut: seleksi alam dan mutasi adalah dua mekanisme yang saling melengkapi. Modifikasi evolusioner berasal dari mutasi secara acak yang terjadi pada struktur genetis makhluk hidup. Sifat-sifat yang ditimbulkan oleh mutasi kemudian diseleksi melalui mekanisme seleksi alam dan dengan demikian makhluk hidup berevolusi.

Beberapa dekade berikutnya menjadi era perjuangan berat untuk membuktikan kebenaran teori evolusi sintetis modern. Telah diketahui bahwa mutasi atau "kecelakaan" yang terjadi pada gen-gen makhluk hidup selalu membahayakan. Ilmuwan berupaya memberikan contoh "mutasi yang menguntungkan" dengan melakukan ribuan eksperimen mutasi. Akan tetapi semua upaya mereka berakhir dengan kegagalan total.

Mereka juga berupaya membuktikan bahwa makhluk hidup pertama muncul secara kebetulan di bawah kondisi-kondisi bumi primitif, seperti yang diasumsikan teori tersebut. Akan tetapi eksperimen-eksperimen ini pun menemui kegagalan. Setiap eksperimen yang bertujuan membuktikan bahwa kehidupan dapat dimunculkan secara kebetulan telah gagal. Perhitungan probabilitas membuktikan bahwa tidak ada satu pun protein, yang merupakan molekul penyusun kehidupan, dapat muncul secara kebetulan. Begitu pula sel, yang menurut anggapan evolusionis muncul secara kebetulan pada kondisi bumi primitif dan tidak terkendali, tidak dapat disintesis oleh laboratorium-laboratorium abad ke-20 yang tercanggih sekalipun.

Eksperimen Miller
Tujuan Stanley Miller adalah mengajukan penemuan eksperimental yang menunjukkan bahwa asam amino, bahan pembangun protein, dapat muncul "secara kebetulan" di bumi yang tidak berkehidupan miliaran tahun lalu.

Dalam eksperimennya, Miller menggunakan campuran gas yang diasumsikan terdapat di bumi purba (yang kelak terbukti tidak realistis) terdiri dari amonia, metan, hidrogen dan uap air. Karena dalam kondisi alamiah gas-gas ini tidak saling bereaksi, Miller memberikan stimulasi energi untuk memulai reaksi antara gas-gas tersebut. Dengan menganggap energi ini bisa berasal dari kilat dalam atmosfir purba, ia menggunakan sumber penghasil listrik buatan untuk menyediakan energi tersebut.

Miller mendidihkan campuran gas ini pada suhu 100°C selama seminggu, dan sebagai tambahan dia mengalirkan arus listrik. Di akhir minggu, Miller menganalisis senyawa-senyawa kimia yang terbentuk di dasar gelas percobaan dan menemukan tiga dari 20 jenis asam amino, bahan dasar protein telah tersintesis.

Eksperimen ini membangkitkan semangat evolusionis dan dianggap sebagai sukses besar. Dalam luapan kegembiraan, berbagai terbitan memasang tajuk utama seperti "Miller menciptakan kehidupan". Akan tetapi, molekul-molekul yang berhasil disintesis Miller ternyata hanya beberapa molekul "tidak hidup".

Didorong oleh eksperimen ini, evolusionis segera membuat skenario baru. Hipotesis tahap lanjutan tentang pembentukan protein segera dirumuskan. Menurut mereka, asam-asam amino kemudian bergabung dalam urutan yang tepat secara kebetulan untuk membentuk protein. Sebagian protein-protein yang terbentuk secara kebetulan ini menempatkan diri mereka dalam struktur seperti membran yang "entah bagaimana" muncul dan membentuk sel primitif. Sel-sel kemudian bergabung dan membentuk organisme hidup.

Akan tetapi, eksperimen Miller hanya akal-akalan dan telah terbukti tidak benar dalam segala aspek. Keseluruhan eksperimen ini tidak lebih dari sebuah eksperimen laboratorium yang terkontrol dan terarah untuk mensintesis asam amino. Jumlah dan jenis gas dalam eksperimen ini secara ideal ditentukan agar asam amino terbentuk. Jumlah energi yang disalurkan ke dalam sistem diatur dengan tepat agar reaksi yang diperlukan terjadi. Peralatan eksperimen diisolasi sehingga tidak terkontaminasi unsur-unsur lain yang berbahaya, destruktif, atau menghalangi pembentukan asam amino. Padahal unsur-unsur seperti ini kemungkinan besar ada dalam kondisi bumi purba. Unsur-unsur, mineral atau senyawa kimia yang ada pada kondisi purba dan berkemungkinan mengubah reaksi tidak dimasukkan dalam eksperimen. Oksigen yang mencegah pembentukan asam amino dengan oksidasi hanya salah satu dari unsur-unsur destruktif ini. Bahkan dalam kondisi laboratorium ideal, mustahil asam amino yang terbentuk bertahan dan terhindar dari kerusakan tanpa mekanisme cold trap.

Teori evolusi sintesis modern telah diperlemah pula oleh catatan fosil. Tidak pernah ditemukan di belahan dunia mana pun "bentuk-bentuk transisi" yang diasumsikan sebagai bukti evolusi bertahap pada makhluk hidup dari spesies primitif ke spesies lebih maju. Begitu pula perbandingan anatomi menunjukkan bahwa spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies lain ternyata memiliki ciri-ciri anatomi yang sangat berbeda, sehingga mereka tidak mungkin menjadi nenek moyang dan keturunannya. Dan ada satu hal lagi yang menjadi masalah, yaitu model evolusi mana yang "benar" dari sekian banyak model yang diajukan.

Seleksi Alam tidak mengarah ke proses evolusi
Sebagai suatu proses alamiah, seleksi alam telah dikenal ahli biologi sebelum Darwin. Seleksi alam menyatakan bahwa makhluk-makhluk hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu akan punah. Sebagai contoh, dalam sekelompok rusa yang hidup di bawah ancaman hewan pemangsa, secara alamiah rusa-rusa yang mampu berlari lebih kencang akan bertahan hidup. Itu memang benar. Akan tetapi, hingga kapan pun proses ini berlangsung, tidak terbukti membuat rusa-rusa tersebut menjadi spesies lain. Rusa akan tetap menjadi rusa.

Seleksi alam terbukti hanya mengeliminir individu-individu suatu spesies yang cacat, lemah atau tidak mampu beradaptasi dengan habitatnya. Mekanisme ini tidak terbukti dapat menghasilkan spesies baru, informasi genetis baru, atau organ-organ baru. Dengan demikian, seleksi alam tidak terbukti menyebabkan apa pun berevolusi. Darwin menerima kenyataan ini dengan mengatakan: "Seleksi alam tidak dapat melakukan apa pun sampai variasi-variasi menguntungkan berkebetulan terjadi". Karena itulah evolusionis harus mengangkat mutasi sejajar dengan seleksi alam sebagai "penyebab perubahan-perubahan menguntungkan". Akan tetapi, seperti yang akan kita lihat, mutasi hanya terbukti menjadi "penyebab perubahan-perubahan merugikan".

Mutasi mengarah kepada penurunan kualitas makhluk hidup, tidak terbukti mengarah ke evolusi
Mutasi didefinisikan sebagai pemutusan atau penggantian yang terjadi pada molekul DNA, yang terdapat dalam inti sel makhluk hidup dan berisi semua informasi genetis. Pemutusan atau penggantian ini diakibatkan pengaruh-pengaruh luar seperti radiasi atau reaksi kimiawi. Setiap mutasi adalah "kecelakaan" dan merusak nukleotida-nukleotida yang membangun DNA atau mengubah posisinya. Hampir selalu, mutasi menyebabkan kerusakan dan perubahan yang sedemikian parah sehingga tidak dapat diperbaiki oleh sel tersebut.

Akibat langsung mutasi sungguh berbahaya. Perubahan-perubahan akibat mutasi hanya akan berupa kematian, cacat dan abnormalitas, seperti yang dialami oleh penduduk Hiroshima dan Nagasaki. Alasannya sangat sederhana: DNA memiliki struktur teramat kompleks, dan pengaruh-pengaruh yang acak hanya akan menyebabkan kerusakan pada struktur tersebut. Penyakit kanker dan penyakit lain dewasa ini juga akibat mutasi yang merugikan itu. Penyakit sekarang yang merajalela kebanyakan mutasi DNA yang merugikan. Alih-alih menjadi spesies yang lebih sempurna malah menimbulkan penyakit dalam spesies yang sama. Dalam dunia medis sekarang malah berusaha menghentikan mutasi tersebut yang katanya 'proses evolusi'.

B.G. Ranganathan menyatakan:
Mutasi bersifat kecil, acak dan berbahaya. Mutasi pun jarang terjadi dan kalaupun terjadi, kemungkinan besar mutasi itu tidak berguna. Empat karakteristik mutasi ini menunjukkan bahwa mutasi tidak dapat mengarah pada perkembangan evolusioner. Suatu perubahan acak pada organisme yang sangat terspesialisasi bersifat tidak berguna atau membahayakan. Perubahan acak pada sebuah jam tidak dapat memperbaiki, malah kemungkinan besar akan merusaknya atau tidak berpengaruh sama sekali. Gempa bumi tidak akan memperbaiki kota, tetapi menghancurkannya.

Agar dapat diwariskan pada generasi selanjutnya, mutasi juga terjadi pada sel-sel reproduksi organisme tersebut. Perubahan acak yang terjadi pada sel biasa atau organ tubuh tidak dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya. Sebagai contoh, mata manusia yang berubah akibat efek radiasi atau sebab lain, tidak akan diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya.

C. Catatan Fosil tidak membuktikan evolusi

Menurut teori evolusi, setiap spesies hidup berasal dari satu nenek moyang. Spesies yang ada sebelumnya lambat laun berubah menjadi spesies lain, dan semua spesies muncul dengan cara ini. Menurut teori tersebut, perubahan ini berlangsung sedikit demi sedikit dalam jangka waktu jutaan tahun. Dengan demikian, maka seharusnya pernah terdapat sangat banyak spesies peralihan selama periode perubahan yang panjang ini.

Sebagai contoh, seharusnya terdapat beberapa jenis makhluk setengah ikan setengah reptil di masa lampau, dengan beberapa ciri reptil sebagai tambahan pada ciri ikan yang telah mereka miliki. Atau seharusnya terdapat beberapa jenis burung-reptil dengan beberapa ciri burung di samping ciri reptil yang telah mereka miliki. Evolusionis menyebut makhluk-makhluk imajiner yang mereka yakini hidup di masa lalu ini sebagai "bentuk transisi".

Jika binatang-binatang seperti ini memang pernah ada, maka seharusnya mereka muncul dalam jumlah dan variasi sampai jutaan atau milyaran. Lebih penting lagi, sisa-sisa makhluk-makhluk aneh ini seharusnya ada pada catatan fosil. Jumlah bentuk-bentuk peralihan ini pun semestinya jauh lebih besar daripada spesies binatang masa kini dan sisa-sisa mereka seharusnya ditemukan di seluruh penjuru dunia.

Dalam The Origin of Species, Darwin menjelaskan:

"Jika teori saya benar, pasti pernah terdapat jenis-jenis bentuk peralihan yang tak terhitung jumlahnya, yang mengaitkan semua spesies dari kelompok yang sama…. Sudah tentu bukti keberadaan mereka di masa lampau hanya dapat ditemukan pada peninggalan-peninggalan fosil."

Bahkan Darwin sendiri sadar akan ketiadaan bentuk-bentuk peralihan tersebut. Ia berharap bentuk-bentuk peralihan itu akan ditemukan di masa mendatang. Namun di balik harapan besarnya ini, ia sadar bahwa rintangan utama teorinya adalah ketiadaan bentuk-bentuk peralihan.

Karena itulah dalam buku The Origin of Species, pada bab "Difficulties of the Theory" ia menulis:
... Jika suatu spesies memang berasal dari spesies lain melalui perubahan sedikit demi sedikit, mengapa kita tidak melihat sejumlah besar bentuk transisi di mana pun? Mengapa alam tidak berada dalam keadaan kacau-balau, tetapi justru seperti kita lihat, spesies-spesies hidup dengan bentuk sebaik-baiknya? Menurut teori ini harus ada bentuk-bentuk peralihan dalam jumlah besar, tetapi mengapa kita tidak menemukan mereka terkubur di kerak bumi dalam jumlah tidak terhitung? Dan pada daerah peralihan, yang memiliki kondisi hidup peralihan, mengapa sekarang tidak kita temukan jenis-jenis peralihan dengan kekerabatan yang erat? Telah lama kesulitan ini sangat membingungkan saya."

Satu-satunya penjelasan Darwin atas hal ini adalah bahwa catatan fosil yang telah ditemukan hingga kini belum memadai. Ia menegaskan jika catatan fosil dipelajari secara terperinci, mata rantai yang hilang (The Missing Link) akan ditemukan.

Karena mempercayai ramalan Darwin, kaum evolusionis telah berburu fosil dan melakukan penggalian mencari mata rantai yang hilang di seluruh penjuru dunia sejak pertengahan abad ke-19. Walaupun mereka telah bekerja keras, tak satu pun bentuk transisi ditemukan. Bertentangan dengan kepercayaan evolusionis, semua fosil yang ditemukan justru membuktikan bahwa kehidupan muncul di bumi secara tiba-tiba dan dalam bentuk yang telah lengkap. Usaha mereka untuk membuktikan teori evolusi justru tanpa sengaja tidak membuktikan teori itu sendiri.

Ahli paleontologi evolusionis lainnya, Mark Czarnecki, berkomentar sebagai berikut:
Kendala utama dalam membuktikan teori evolusi selama ini adalah catatan fosil; jejak spesies-spesies yang terawetkan dalam lapisan bumi. Catatan fosil belum pernah mengungkapkan jejak-jejak jenis peralihan hipotetis Darwin. Sebaliknya, spesies muncul dan musnah secara tiba-tiba. Anomali ini menguatkan argumentasi kaum kreasionis.

Bagaimana bumi ini dipenuhi berbagai jenis binatang secara tiba-tiba dan bagaimana spesies-spesies yang berbeda-beda ini muncul tanpa nenek moyang yang sama adalah pertanyaan yang masih belum terjawab oleh evolusionis.

Richard Dawkins, ahli zoologi Oxford, salah satu pembela evolusionis terkemuka di dunia, berkomentar mengenai realitas ini:
"Sebagai contoh, lapisan batuan Kambrium yang berumur sekitar 600 juta tahun, adalah lapisan tertua di mana kita menemukan sebagian besar kelompok utama invertebrata. Dan kita dapati sebagian besarnya telah berada pada tahap lanjutan evolusi, saat pertama kali mereka muncul. Mereka seolah-olah ditempatkan begitu saja di sana, tanpa proses evolusi. "Tentu saja, kesimpulan tentang kemunculan tiba-tiba ini menggembirakan kreasionis.

Dawkins terpaksa mengakui, "Ledakan Kambrium adalah bukti kuat adanya penciptaan, karena penciptaan adalah satu-satunya penjelasan mengenai kemunculan bentuk-bentuk kehidupan yang sempurna secara tiba-tiba di bumi ini."

Douglas Futuyma, ahli biologi evolusionis terkemuka mengakui fakta ini dan mengatakan: "Organisme muncul di muka bumi dengan dua kemungkinan: dalam bentuk yang telah sempurna atau tidak sempurna. Jika muncul dalam bentuk tidak sempurna, mereka pasti telah berkembang dari spesies yang telah ada sebelumnya melalui proses modifikasi. Jika mereka memang muncul dalam keadaan sudah berkembang sempurna, mereka pasti telah diciptakan oleh suatu kecerdasan dengan kekuasaan tak terbatas."

Darwin sendiri menyadari kemungkinan ini ketika menulis: "Jika banyak spesies benar-benar muncul dalam kehidupan secara serempak dari genera atau famili-famili yang sama, fakta ini akan berakibat fatal bagi teori penurunan dengan modifikasi perlahan-lahan melalui seleksi alam."

D. Kekeliruan tentang Organ-Organ Peninggalan

Menurut evolusionis, di dalam tubuh beberapa jenis makhluk hidup terdapat sejumlah organ-organ tubuh yang tidak fungsional. Organ-organ ini diwarisi dari nenek moyang mereka dan perlahan-lahan menjadi peninggalan karena tidak digunakan.

Semua asumsi ini sangat tidak ilmiah dan hanya berlandaskan pada pengetahuan yang tidak memadai. "Organ-organ tidak fungsional" ini pada kenyataannya adalah organ-organ yang "fungsinya belum diketahui". Ini ditunjukkan dengan berkurangnya organ peninggalan sedikit demi sedikit tetapi pasti dari daftar panjang evolusionis.

Daftar organ peninggalan yang dibuat ahli anatomi Jerman R. Wiedersheim pada tahun 1895 terdiri dari sekitar 100 organ, termasuk usus buntu dan tulang ekor. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, ternyata semua organ dalam daftar ini diketahui berfungsi penting dalam tubuh. Misalnya, usus buntu yang semula dianggap sebagai organ peninggalan ternyata merupakan organ limfoid yang memerangi infeksi dalam tubuh. Fakta ini menjadi jelas pada tahun 1997: "Organ-organ dan jaringan tubuh lainnya - kelenjar timus, hati, limpa, usus buntu, sumsum tulang, sejumlah jaringan limfatis seperti amandel dan lempeng Peyer pada usus kecil - juga merupakan bagian dari sistem limfatis. Semuanya membantu tubuh memerangi infeksi.

Ditemukan bahwa amandel, yang juga digolongkan organ peninggalan, berperan penting dalam melindungi kerongkongan dari infeksi, khususnya sampai usia dewasa. Tulang ekor pada bagian bawah tulang belakang ternyata menyokong tulang-tulang di sekitar panggul dan merupakan titik temu dari beberapa otot kecil. Tahun-tahun berikutnya diketahui bahwa kelenjar timus memicu sistem kekebalan tubuh dengan mengaktifkan sel-sel T; kelenjar pineal berperan dalam sekresi beberapa hormon penting; kelenjar gondok menunjang pertumbuhan yang baik pada bayi dan anak-anak; dan kelenjar pituitari mengendalikan banyak kelenjar-kelenjar hormon agar berfungsi dengan benar. Sebelumnya, semua organ ini dianggap sebagai "organ peninggalan". Lipatan cekung di ujung mata yang diajukan Darwin sebagai organ peninggalan ternyata berperan membersihkan dan melumasi bola mata.

Ahli biologi terkenal, H. Enoch, penentang teori organ peninggalan, menyatakan kesalahan logika ini sebagai berikut:
Kera memiliki usus buntu, sedangkan kerabat terdekat di bawahnya tidak; usus buntu ini muncul lagi pada hewan mamalia lain yaitu oposum. Bagaimana evolusionis dapat menjelaskan kenyataan ini?
Dalam tubuh manusia tidak ada organ peninggalan yang diwariskan karena manusia tidak berevolusi dari makhluk lain secara kebetulan. Manusia ada dalam bentuknya seperti sekarang, lengkap dan sempurna.

E. Organ-organ Serupa pada Spesies yang Berbeda

Dalam ilmu biologi, kemiripan struktural di antara spesies yang berbeda disebut "homologi". Evolusionis mencoba mengajukan kemiripan tersebut sebagai bukti evolusi.

Darwin mengira bahwa makhluk-makhluk dengan organ yang mirip (homolog) memiliki hubungan evolusi di antara mereka, dan organ-organ ini diwarisi dari nenek moyang yang sama. Menurut asumsinya, merpati dan elang memiliki sayap; karena itu merpati, elang dan bahkan semua unggas bersayap berevolusi dari nenek moyang yang sama.

Ada sejumlah organ homolog yang sama-sama dimiliki berbagai spesies berbeda, namun evolusionis tidak mampu menunjukkan hubungan evolusi di antara mereka. Misalnya sayap. Selain pada burung, sayap terdapat pula pada hewan mamalia (seperti kelelawar), pada serangga, bahkan pada jenis reptil yang telah punah (beberapa dinosaurus). Tetapi evolusionis tidak menyatakan hubungan evolusi atau kekerabatan di antara keempat kelompok makhluk hidup tersebut.

Homologi merupakan argumen menyesatkan yang dikemukakan hanya berdasarkan kemiripan fisik. Sejak zaman Darwin hingga sekarang, argumen ini belum pernah dibuktikan oleh satu temuan konkret pun. Tidak pernah ditemukan satu pun fosil nenek moyang imajiner yang memiliki struktur-struktur homolog.

KESIMPULAN
Mengarah kepada kesimpulan bahwa makhluk hidup memang beragam pada mulanya. "Fenomena evolusi spesies" yang kita lihat selama ini mengarah kepada fenomena penurunan keanekaragaman hayati. Sebenarnya terjadi proses kepunahan dari berbagai spesies. Spesies yang tidak mampu bertahan akan mengalami kepunahan. Ini menjelaskan kelemahan fenomena "The Missing Link" dalam teori evolusi bahwa sebenarnya "link" tersebut tidak terbukti karena antar spesies tidak terbukti memiliki hubungan kekerabatan. Justru lebih baik berfokus pada pelestarian keanekaragaman hayati untuk mencegah kepunahan spesies-spesies yang masih bertahan.

Nelayan Indonesia bernama Yustinus Lahama menemukan ikan coelacanth (Latimeria chalumnae) tahun 2007. Sebelumnya ditemukan pertama kali tahun 1938 di Afrika, fosilnya dikira sebagai bentuk peralihan evolusi makhluk air ke darat karena memiliki empat sirip menyerupai kaki (dikira punah 65 juta tahun lalu). Ternyata masih ada, malah sebelumnya juga ditemukan di Sulawesi tahun 1998. Jawaban dari pertanyaan ilmiah melimpah di negeri ini, termasuk fosil-fosil purba, dan jejak vulkanik. Tetapi justru kita menjadi yang terbelakang karena berada di 'zona nyaman kekayaan alam dan budaya klenik'. Jika tidak diberitahu, tentu tidak akan mengira ini menjadi salah satu bukti kesalahan teori evolusi, tetapi malah disembah menjadi 'ikan dewa' :D
smile's picture

erfan : saya ga habis pikir...

Ada lagi keanehan, Dr. Richard Dawkins (pendukung teori Darwin) menjabarkan proses evolusi mulai dari makhluk hidup paling sederhana   hingga manusia:
* Prokaryotes (4 milyar tahun lalu)
* Eukaryotes (2 milyar tahun lalu)
* Organisme multiseluler (1 milyar tahun lalu)
* Hewan sederhana (600 juta tahun lalu)
* Arthropoda (nenek moyang serangga dan krustasea) 570 juta tahun lalu
* Hewan yang lebih kompleks (550 juta tahun lalu)
* Ikan(500 juta tahun lalu)
* Protoamphibi (kurang dari 500 juta tahun)
* Serangga (400 juta tahun lalu)
* Amphibi (360 juta tahun lalu)
* Reptil (300 juta tahun lalu)
* Mammalia (200 juta tahun lalu)
* Burung (150 juta tahun lalu)
* Manusia (termasuk hominid) 2 juta tahun lalu

Erfen,....saya hanya kepikiran,..orang orang yang bisa membicarakan tentang semua hal diatas adalah orang orang gila yang suka menghayal.

Penelitian kalau dilakukan hampir jutaan tahun lalu,...kok bisa nyambung yah sampai sejauh itu, mungkin pikiran saya hanya pikiran orang awam, tapi jika menggunakan logika,manusia itu adanya emang berpa tahun yang lalu sampai sekarang,...j=kok bisa bianya membicarakan penemuan apalagi sampai 4 milyar tahun lalu,...keliatan banget bullshit dan gilanya,...

saya ga habis pikir.....

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Smile: ya begitulah.

@ Smile: ya begitulah. Sebenarnya sih gak apa-apa jika py teori, tp hrs kuat. Dan mslh penelusuran flashback dari teori Dawkins sebenarnya sama dengan ilmu sejarah. Jadi bukan masalah flashbacknya yg salah, tp dasar teorinya yg lemah.

PlainBread's picture

Tidak ada rumus matematik

Kelemahan fatal ke-1: Tidak ada rumus matematik.
Rumus adalah satu-satunya cara yang tersedia untuk menguji sebuah teori. Setiap teori ilmiah memiliki sebuah rumusan, kecuali Teori Evolusi.

Begitu saya membaca kalimat tersebut di atas, saya berhenti serius membaca blog ini.

dReamZ's picture

kelemahan argumen pak dokter

sesuatu yang bukan A, bukan berarti otomatis B

in this case, beberapa kelemahan dari teori evolusi, bukan berarti membuktikan teori creation benar. Teori creation harus melewati proses scrunity (pembuktian) yg sama, seperti pembuktian teori evolusi.

Teori evolusi memang masih dalam tahap yg relatif muda, pengetahuan kita masih sedikit. Tapi kalo bandingin teori evolusi n creation, logikanya kalo mutasi yang kecil saja sudah menimbulkan resiko yang besar, apa ini malah lebih menunjukan ketidakmungkinan  teori creation yg menawarkan mutasi besar2an dari sesuatu yg tidak ada menjadi ada makhluk hidup?Disini teori evolusi mengisi gap dr bahayanya mutasi dgn mutasi yg bersifat progresif.

Huanan's picture

Creation and Evolution

Dibawah ini adalah sedikit cuplikan yang saya ambil dari kumpulan transcript “ Creation or Evolution” oleh Pdt. Dr Stephen Tong.
 
Teori evolusi merupakan Pseudo-science( ilmu pengetahuan semu), bukan ilmu pasti, pure science, karena secara ilmu pengetahuan murni tidak membuktikan bahwa suatu binatang berubah menjadi binatang lain melalui proses genetic. Tidak ada jenis binatang melahirkan keturunan yang berubah kromosomnya. Ini hanya bersifat imajinatif (motode hipotesis) yang tidak didukung bukit secara ilmiah.
 
Buku the origin of species yang diterbitkan oleh Darwin tahun 1859 di London bisa dibilang bukanlah buku science, karena didalam buku tsb terlalu banyak menggunakan istilah2 seperti:” kita bisa membayangkan, seandainya, ,kemungkinan, kira kira.” Istilah2 seperti itu muncul lebih dari 1100 kali di dalam buku sekitar 350 halaman tsb.
 
Perkembangan jenis dari binatang menunjukkan adanya mikro evolusi (biasanya disebut adaptasi), tapi makro evolosi itu tidak ada.
 
Mikro evolusi adalah perubahan di dalam satu jenis tanpa ada perubahan genetika, tidak merubah DNA. Pada waktu Tuhan mencipta anjing, mungkin ada beberapa variasi anjing di dalam generasi pertama, tetapi lambat laun bisa berubah terus-menerus menjadi anjing yang berbeda-beda di dalam bentuk. Ada anjing yang kakinya panjang sekali. Ada anjing yang kakinya pendek sekali. Ada anjing yang telinganya ke atas, ada anjing yang telinganya ke bawah. Inilah mikro evolusi, perubahan dalam jenis yang sama, tapi tidak lompat menjadi jenis yang lain. Sekarang di dunia, paling sedikit ada kira-kira 450 macam anjing dengan bentuk berbeda-beda. Tetapi tidak ada anjing yang berubah menjadi kucing. Anjing besar dan anjing kecil masih ada kemungkinan mereka kawin dan melahirkan anak. Tetapi anjing tidak mungkin kawin dengan kucing.
__________________

Huanan

y-control's picture

doktor

saya ingin bertanya, gelar doktor Stephen Tong itu untuk bidang apa?

PlainBread's picture

Mematahkan argumen teori evolusi

Mematahkan argumen teori evolusi memang harus pake counter argumen yang tepat. Salah satu dari sedikit counter argumen teori evolusi yang tepat adalah seperti yang dijelaskan Pdt Tong di atas, yaitu perihal adaptasi.

Jadi bukan pake argumen "semua teori ilmiah memakai rumus matematik" seperti yang dipaparkan penulis blog ini. Bicara soal biologi, ada banyak teori ilmiah atau origin teori2 ilmiah yang TIDAK memakai rumusan matematik misalnya teori (a)biogenesis.

Soal orientasi atau perilaku seksual, jangan sekali2 menjustifikasi dari nature dan memaksakannya dengan pandangan agama. Ada binatang2 yang homosexual, bahkan yang incest ataupun necromancy (sex dengan mayat/bangkai).

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

Intinya memang tulisan ini

Intinya memang tulisan ini tidak membela ke kelompok kreasionis jg. Bs jd walau teori evolusi benar, tdk melanggar alkitab juga. Saya rasa Pak Tong terlalu cepat mengambil kesimpulan aplg bukan berlatarbelakang ilmu MIPA. Hanya saja perbedaan ilmuwan yang mendukung dan yang tidak, adalah hal yang ilmiah dan wajar. Dan saya di sini sbg ilmuwan yg tdk mendukung berdasarkan fakta-fakta dalam tulisan di atas.

PlainBread's picture

@Erfen Anda sepertinya jago ngelawak

Setelah anda mengklaim bahwa tulisan anda yang judulnya ada " .... hehehehe" itu sebagai tulisan ilmiah, dan setelah ketahuan anda copas dari beberapa blog berbahasa Indonesia, setelah anda mencoba menghubungkan atheisme dan pluralisme tapi gagal total sampe seorang y-control garuk2 kepala, dan setelah blog anda yang hehehe itu judulnya juga menyinggung masalah debat emosional dan hubungannya dengan ANEURISM tapi isinya sama sekali gak menjelaskan hubungan keduanya, setelah anda gak tau bedanya antara bawah sadar (subconscious) dan tidak sadar (unsconscious) ,

...

sekarang anda mengklaim diri sebagai ilmuwan (anda semoga tau seorang dokter itu belum tentu ilmuwan, apalagi kalo hanya mengklaim sebagai dokter).

Hahahahaha. Anda sepertinya jago ngelawak, pak. Semoga sebelum berhasil menyembuhkan "penyakit2" yang ada di SS ini, anda bisa menyembuhkan "penyakit2" yang ada di diri anda.

tonypaulo's picture

esensi tematis saja diperhatikan

kalau boleh memberikan pendapat...

 

mari perhatikan esensi tematis dari evolusi dan penciptaan

karena evolosi adalah antithesis dari penciptaan, namun tidak semua teori evolusi bertentangan dengan penciptaan

mudahnya perhatikan saja esensi tematisnya apa?

apakah ada tujuan dari keberadaan (eksistensi dan bereksistensi) manusia dalam esensi tematis teori evolusi?

untuk penciptaan tidak perlu lagi dipertanyakan pertanyaan yang sama

 

salam

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

Ya, Pak Toni. Yg pasti jgn

Ya, Pak Toni. Yg pasti jgn sampai mjd pseudosains krn kaum kreasionis sendiri tdk bs membuktikan teorinya. Krn itu saya tulis di kesimpulan bhw mengarah kpd keanekaragaman hayati pada mulanya, walau hal ini mengarah kpd dukungan kpd kreasionisme tp tetap saja hanya mengarah, tdk membuktikan.

tonypaulo's picture

kalau boleh jangan panggil saya pak

Erfen :

Ya, Pak Toni. Yg pasti jgn sampai mjd pseudosains krn kaum kreasionis sendiri tdk bs membuktikan teorinya. Krn itu saya tulis di kesimpulan bhw mengarah kpd keanekaragaman hayati pada mulanya, walau hal ini mengarah kpd dukungan kpd kreasionisme tp tetap saja hanya mengarah, tdk membuktikan.

 

tony:

kalau boleh mas Erfen jangan pangil saya pak, karena itu terlalu menjadi beban buat saya, disamping usia saya juga masih muda sekali untuk dipanggil pak

menarik mas Erfen, mungkin agak jauh dari relevansinya, namun apakah benar bahwa binatang dapat berprilaku homoseksual, jika ditinjau dari sisi medis, karena jika seseorang bersandar kepada teori evolusi maka memang homoseksual adalah suatu gejala alam yang dihasilkan akibat proses evolusi?

terima kasih atas waktunya

 

GBU

 

Anak Hilang's picture

slm knl

Iya para Ahli....hnya berani Membuat Teori dengan Isi Nol Besar....Mentang2 nama yang Bsar....

Aq jg pernh dengar Leluhur Manusia di Bumi berasal dr Mars...yg berupa Bakteri,..yang ikut pada Meteor....yg Jatuh ke Bumi...hahahaha

__________________

Anak Hilang

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Tony: secara logika justru

@ Tony: secara logika justru jika memang logika teori evolusi benar, harusnya homoseksual pada manusia jg akan berkurang krn yang membedakan manusia dgn hewan adalah fungsi luhur pada otaknya. Dan pasti jika menurut teori evolusi justru org2 homoseks akan tersingkir oleh seleksi alam. Nyatanya tidak bukan? Terlepas dari itu semua, sudah terbukti bahwa seorang homoseks paling tdk bs menahan diri utk tdk melakukan seks bebas atau bahkan berusaha mjd heteroseks. Aplg tyt homoseks byk dipengaruhi faktor psikis. Bagaimana ia bisa melakukan itu? Ya karena manusia memang memiliki fungsi luhur yang membuatnya bisa menahan diri. Jadi lucu kalau org mendukung homoseks pada manusia itu sesuai dgn sains.

@ Anak Hilang: ya, benar sekali. Seakan ada konspirasi besar atas nama ilmu pengetahuan. Salam kenal, Gbu.

tonypaulo's picture

teori evolusi tidak logis sama sekali

Erfen:

@ Tony: secara logika justru jika memang logika teori evolusi benar, harusnya homoseksual pada manusia jg akan berkurang krn yang membedakan manusia dgn hewan adalah fungsi luhur pada otaknya. Dan pasti jika menurut teori evolusi justru org2 homoseks akan tersingkir oleh seleksi alam. Nyatanya tidak bukan? Terlepas dari itu semua, sudah terbukti bahwa seorang homoseks paling tdk bs menahan diri utk tdk melakukan seks bebas atau bahkan berusaha mjd heteroseks. Aplg tyt homoseks byk dipengaruhi faktor psikis. Bagaimana ia bisa melakukan itu? Ya karena manusia memang memiliki fungsi luhur yang membuatnya bisa menahan diri. Jadi lucu kalau org mendukung homoseks pada manusia itu sesuai dgn sains.

tony:

terima kasih buat responnya, buat saya evolusi sama lebih tidak logis karena banyak mata rantai logika sederhana yang dinafikan begitu saja, bagaimana sesuatu yang tak berkepribadian bisa berkembang sedemikian kompleksnya, dan alasan-alasah ilmiah pun sebenarnya terlalu dipaksakan, alur yang tepat dalam teori evolusi hanya bagaimana kemampuan adaptasi suatu organis, baik hewan, tumbuhan dan manusia

banyak penelitian yang mencoba mengkaitkan DNA dengan sifat bawaan yang sudah tak dapat diubah (seperti orientasi seksual ; hetero dan homoseksual), secara pribadi saya melihat itu hanya upaya manusia untuk membela diri dan mencari alasan terhadap kedangingannya

tapi itulah yang terjadi, sehingga dengan demikian APA (American Psyshology Associate) pun menjustfikasi homoseksual bukanlah suatu kelainan, kemudian diteruskan dengan dalil homoseksualitas disebabkan oleh gen, yang justru dikembangkan atas basis teori evolusi

serendip.brynmawr.edu/exchange/node/1925

www.sciencemag.org/cgi/content/full/285/5429/803a

forumkristen.com/komunitas/index.php

nah yang ketika teori evolusi saja masih meninggalkan kontroversi, kenyataan yang kita hadapi teori evolusi masih diajarkan di sekolah-sekolah dasar dimanapun dibelahan dunia ini, bahkan teori evolusi sekarang harus berhadapan dengan teori inteligent design..

MUDAHNYA BAGAIMANA SESUATU YANG TIDAK MEMILIKI INTEGENSI KOMPLEKS BISA BERKEMBANG MEMILIKI INTEGENSI KOMPLEKS SEPERTI MANUSIA?

selain dalil jutaan tahun dan asumsi evolusi itu sendiri

en.wikipedia.org/wiki/Creation%E2%80%93evolution_controversy

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Tony: ya, tentu saja. Itu

@ Tony: ya, tentu saja. Itu juga yang membuat saya mengarah kepada penentangan teori evolusi. Terima kasih.

dReamZ's picture

nyebelin, tony belokin blog ini ntuk bahas homoseks jg :p

homoseks terjadi juga dibinatang, n diduga masi membawa manfaat ntuk survival pada binatang, sodara dr ibu dari binatang yang homoseks lebih fertile.

tonypaulo's picture

ini lain judul lain isi...hehehe

dreamz ;

homoseks terjadi juga dibinatang, n diduga masi membawa manfaat ntuk survival pada binatang, sodara dr ibu dari binatang yang homoseks lebih fertile.

 

tony :

dreamz ini lain judul lain isi, lain kemasan lain daleman...

saya hanya bertanya kepada @erfen, kenapa jadi terlalu sensitif dreamz? tidak ada maksud saya memojokan siapapun dengan bertanya tentang kaitan teori evolusi dengan homoseksual, setidaknya itu yang saya yakini, karena saya tahu maksud saya bertanya...

 

JLU

dReamZ's picture

tony, laq mang lo hubung2in ma homoseks mulu

dari teori evolusi mpe blog moral lo, lo sambung2in ke homoseks :p

awalna ini blog ga ada nyinggung homoseks, tiba2 lo hubungin ke homoseks jg

tony: menarik mas Erfen, mungkin agak jauh dari relevansinya, namun apakah benar bahwa binatang dapat berprilaku homoseksual, jika ditinjau dari sisi medis, karena jika seseorang bersandar kepada teori evolusi maka memang homoseksual adalah suatu gejala alam yang dihasilkan akibat proses evolusi?

 

tonypaulo's picture

ini terlalu defensif dreamz

dreamz, wake up...ini terlalu sensitif, dan akhirnya jadi defensif, dan apa yang dibahas bukan suatu yang produktif...

bukan setiap orang yang menyampaikan apa yang ingin disampaikannya dikaitkan dengan sikap defensif, apa kalo keadaan dreams berbeda akankah dreamz menyoroti

"tony: menarik mas Erfen, mungkin agak jauh dari relevansinya"

dreamz begitu berbeda ketika pembahasan tidak mengungkit homoseksual, begitu terbuka dan tidak defensif seperti ini

saya sudah mengakuinya mungkin agak jauh dari relevansinya, pemilik blog ini tidka keberatan untuk menjawab saya, kita melanjutkan diskusi, tanpa berusaha bicara tentang nilai-nilai baik dan buruk, hanya mengkonfirmasi kaitan teori evolusi dengan penelitian homoseksual genetic

itu saja tidak lebih, maaf kalau dreamz tidak berkenan, tapi mohon juga jangan batasi saya untuk menyampaikan apa yang ingin saya sampaikan, karena dengan demikian saya kehilangan hak dan menjadi terbatas....

 

JLU

dReamZ's picture

tony,

tony: saya sudah mengakuinya mungkin agak jauh dari relevansinya, pemilik blog ini tidka keberatan untuk menjawab saya, kita melanjutkan diskusi, tanpa berusaha bicara tentang nilai-nilai baik dan buruk, hanya mengkonfirmasi kaitan teori evolusi dengan penelitian homoseksual genetic

tony: banyak penelitian yang mencoba mengkaitkan DNA dengan sifat bawaan yang sudah tak dapat diubah (seperti orientasi seksual ; hetero dan homoseksual), secara pribadi saya melihat itu hanya upaya manusia untuk membela diri dan mencari alasan terhadap kedangingannya

gw ga ngelarang lo nyampaikan yg lo mo sampaikan, tapi gw jg skrang nyampaikan yang gw mo sampaikan ke lo eheheh :p

tonypaulo's picture

baiklah

dreamz

tony: saya sudah mengakuinya mungkin agak jauh dari relevansinya, pemilik blog ini tidka keberatan untuk menjawab saya, kita melanjutkan diskusi, tanpa berusaha bicara tentang nilai-nilai baik dan buruk, hanya mengkonfirmasi kaitan teori evolusi dengan penelitian homoseksual genetic

tony: banyak penelitian yang mencoba mengkaitkan DNA dengan sifat bawaan yang sudah tak dapat diubah (seperti orientasi seksual ; hetero dan homoseksual), secara pribadi saya melihat itu hanya upaya manusia untuk membela diri dan mencari alasan terhadap kedangingannya

gw ga ngelarang lo nyampaikan yg lo mo sampaikan, tapi gw jg skrang nyampaikan yang gw mo sampaikan ke lo eheheh :p

 

tony:

baiklah ternyata saya memberikan pernyataan yang bisa diartikan sebagai nilai-nilai baik dan buruk, dan terima kasih saya masih dibebaskan untuk menyampaikan apa yang ingin saya sampaikan, dan itu tidak selalu ttg homoseksual saja kok dreamz

 

JLU

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Plain Bread: jelas ada

@ Plain Bread: jelas ada hubungan aneurisma dan darah tinggi  dan emosi tp Andanya saja yang tidak mengerti dan saya terpaksa pakai judul hehehehe krn ini jg bukan forum ilmiah murni. Masalah ateisme dan pluralisme jg Anda tdk mengerti apa yang saya sampaikan. Mana yang saya copas dari blog lain krn saya ambil dari buku koq. Kan bisa saja blogger lain jg pakai buku yang sama. Dan jelas tidak sadar dan di bawah sadar itu sama. Jadi Andalah yang sok tau di sini. Dan saya juga peneliti genetika di laboratorium biomedis. Silakan cari jurnal2 saya.

PlainBread's picture

@Erfen Jelas dari mana?

1. Silakan anda tunjukkan di blog anda itu, di ISI blog anda itu, di mana yang menjelaskan hubungan antara aneurism, darah tinggi dan emosi. Jadi anda bisa tunjukkan jelas dari atau di mana. Jangan begitu di tanya di kolom komentar baru anda ngeh kalo ternyata isi blog anda itu cuma embat kiri kanan dan gak nyambung sama judul yang anda buat sendiri.

2. Oh tadinya anda bilang itu tulisan ilmiah, tapi sekarang bilang ini bukan forum ilmiah MURNI. Hehehehe. Mau tulisan bukan ilmiah melainkan cerita narasi, tapi kalo isinya serius, judul dengan memakai hehehehe itu buat saya udah gak bisa ditolerir lagi apalagi katanya ditulis oleh seorang dokter DAN ilmuwan.

3. Mau itu dari blog atau dari buku, tetap itu adalah copas. SELURUH daftar pustaka anda di blog itu berbahasa NON Indonesia, masa ada blogger lain yang kata per kata per kalimatnya sama persis isinya dengan blog anda. Apakah mereka menerjemahkan buku2 NON bahasa Indonesia itu bersama2 dengan anda? Kalo memang anda ambil dari buku berbahasa Indonesia, cantumkan donk. Anda ngaku ilmuwan masa begitu saja mesti dikasih tau

4. Bisa anda baca beda antara subsconscious dan unconscious:

http://www.wisegeek.com/what-is-the-difference-between-the-unconscious-a...

http://theemergencesite.com/Theory/Consciousness-Subconsciousness-2.htm

http://nosubject.com/Unconscious_mind

http://www3.interscience.wiley.com/journal/112411153/abstract?CRETRY=1&S...

 

5. Saya gak tertarik meneliti siapa anda. Cukup dengan tulisan2 saya bisa tau kapasitas seseorang dan kemampuannya berpikir, apalagi kalo cuma copas dan ajang unjuk istilah2 canggih, bikin saya tambah tidak tertarik. Karena model beginian banyak di Indo, suka menunjukkan kulit dengan cara pake titel atau gelar, pake jas, pake lab coat, pake bahasa2 canggih, gak taunya cuma tukang tipu. Semoga anda bukan salah satu dari mereka.

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Plain: - teorinya Pak Tong

@ Plain:

- teorinya Pak Tong kan juga ada dalam artikel saya bahkan ada dalam kalimat saya yang pertama bahwa evolusi memang terjadi tp hanya sebatas variasi. Jelas Anda tidak membaca.

-Mengenai rumus matematik, tentu saja rumus akan memperkuat suatu teori walau tidak harus tp akan memperkuat landasan bahwa ia menjadi ilmiah.  Itu bukan hanya mengacu kepada rumus yang isinya angka kuantitatif, tp logika matematis yg bisa berupa huruf. Mungkin Anda cuma taunya rumus matematik 1+1=2.

-Jelas Anda kembali tdk membaca faktor risiko aneurisma juga termasuk hipertensi dalam blog saya itu. Mungkin Anda memang hanya ingin menyerang saya tp gak tau mana yg hrs diserang hehehehe.

- Saya tidak bilang tulisan dan judul aneurisma saya itu tidak ilmiah, tp judulnya hanya kurang formal tp tetap ilmiah krn memang ada hubungannya antara hipertensi dengan aneurisma. Dan ketidakformalan judul sah2 saja krn di pasaran jg ada buku ilmiah populer tanpa hrs mengorbankan sifat ilmiahnya.

- Sekarang tunjukkan mana sumber yang saya copas itu? Aneh sekali jika mengharuskan saya berbeda dgn tulisan ilmiah lain, memangnya saya bikin teori sendiri? Lagipula tulisan aneurisma saya itu sudah dimasukkan dalam jurnal kedokteran. Sedangkan jika saya bikin penelitian baru juga harus berdasarkan penelitian sebelumnya. Jelas Anda tidak mengerti tentang literatur review. Dulu Anda kuliah gak? Kalo kuliah Anda lulus gak? Kalo lulus, Anda bikin skripsinya asal tulis ide sendiri ya? hehehehee. Pantesan kerjanya ribut melulu di SS.

- Hahahahaha, jelas Anda membahas kesadaran versi teori psikoanalisisnya Freud yg nyatanya saja msh byk dikritik. Pdhl saya berbicara ttg kesadaran yang sesungguhnya dari segi neurologi klinis. Bahwa ketika dalam keadaan alam bawah sadar pada meditasi dan hipnotis, menurut ilmu kedokteran saraf (neurologi) itu sudah termasuk unconscious.

- Hehehehehe, ini lebih lucu lagi. Anda meragukan identitas saya, lalu saya membuka diri tp Anda tetap menolak. Mungkin Anda sudah mencari identitas saya tp stlh mengetahui bahwa saya beneran dokter dan peneliti, Anda malah menyangkal jadi jelas saya bukan tukang tipu. Yang ada justru mungkin Anda iri dengan saya hehehehehehe.

PlainBread's picture

@Erfen Rumus matematik?

Sebelum menjawab anda panjang lebar, saya ingatkan 1+1=2 itu bukan rumus matematik tapi equation. Equation bisa berada di dalam sebuah math formula tapi bukan formula itu sendiri. Masa anda yang mengaku dokter ini aja gak tau?

1. Soal teori Pak Tong: Itu bukan teori bikinan dia, tapi setidaknya argumen dia jelas di situ ketika membring up kata ADAPTASI. Keberatan saya adalah ketika anda ngomongin background si Pak Tong dan mengklaim bahwa anda ilmuwan. Memang kalo anak kecil bilang gula itu manis belum tentu benar, sementara kalo anak yg mengaku SMA bilang hal yang samna lantas jadi benar? Baru kali ini ada orang mengaku ilmuwan mengkoreksi suatu hal dari orang lain karena background orang itu.

2. Jadi anda menyetujui bahwa premis pertama anda dalam menyerang teori Darwin soal rumus matematik adalah ngaco?

3. Anda ngomongin kuliah? Setau saya di mana2 yang namanya sumber pustaka itu dipake sebagai referensi, bukan dipake untuk COPY PASTE. Kalo anda gak mau mengakuinya, nanti di blog tersebut akan saya pajang kalimat2 yang anda pake di blog anda yang SAMA PERSIS dengan kalimat2 di blog2 lain.

4. Soal clinic neurology, anda ngomongin unconscious dengan gamblang. Tapi seluruh blog anda ngomongin soal SUBconscious. Silakan kalo mau nyeleneh pentang bacot nyebrang bolak balik dari psikoanalis ke neurology.

5. Sudah saya bilang saya gak tertarik cari identitas anda. Anda mau ngaku dokter, silakan tapi isi blog anda yang copy paste gak membuat anda berkualitas sebagai dokter. KALAUPUN anda dokter, bukankah anda setidaknya tau etika menulis, etika kedokteran, soal dasar matematika? Ternyata tidak tuh.

6. Saya tunggu di blog anda di sebelah, tunjukkan di mana anda MENJELASKAN soal HUBUNGAN antara diskusi pake emosi dan aneurism. Kalo cuma 1-2 kalimat untuk menyinggung kedua hal tersebut, gak butuh seorang dokter apalagi seorang ilmuwan untuk melakukannya :)

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Plain: - teorinya Pak Tong

@ Plain:

- teorinya Pak Tong yang saya maksud memang bukan teori bikinan Pak Tong, maksud saya teori yang dianut Pak Tong. Saya tidak setuju dengan Pak Tong yang mengklaim kebenaran kreasionisme. Tentu saja latar belakang berpengaruh, lantas buat apa di setiap seminar ditampilkan CV pembicara terlebih dahulu, buat apa juga menulis identitas penulis dalam karya ilmiah? Dan buat apa juga sekolah? Lagian ini teori evolusi koq disamakan dengan manisnya gula yang sederhana sehingga bisa dipahami anak SD hehehehehe.

- yang saya maksud rumus matematik di situ adalah logika matematis yang sifatnya konstan dan bisa diprediksi, bukan cuma berupa angka. Maksud saya mungkin Anda yang tidak tau bahwa 1+1=2 itu bukan rumus matematik, tp untungnya Anda tau. Sehingga teori apapun hendaknya bisa dibikin model matematikanya tanpa harus berupa angka.

- ya referensilah, hehehehe. Sekarang masalahnya yang mengcopy paste itu saya atau orang tersebut? hehehehehehe. Lha ini bukan tulisan saya yang baru tp sudah pernah saya masukkan ke dalam majalah kedokteran dan juga ada di blog saya yang lain hehehehehe.

- hahahaha, justru itu Anda juga harus belajar psikiatri dan neurologi, jgn hanya psikologi.

- wow, nanti saya jelaskan panjang lebar pada gak ngerti dan malah menuduh saya sombong pula hahahahaha.

 

 

PlainBread's picture

@Erfen Jago ngeles?

Walaupun transkrip Pak Tong soal Evolusi vs Kreasi, yang dikutip oleh SSer di atas sama sekali gak berbicara soal kreasionisme, melainkan hanya sepenggal yang berbicara soal adaptasi. Saya juga bukan pembela kreasionisme, tapi cara saya melihat argumen pak Tong bukan seperti anda yang bilang anda itu ilmuwan. Ngaku2.

Latar belakang pengaruh? Iya berpengaruh kalo udah bikin teori sendiri atau ciptain rumus sendiri. Tapi kalo untuk berargumen aja, pak Tong jauh lebih baik memahami suatu masalah dalam kelemahan teori evolusi, bukan seperti anda yang bawa2 soal rumus matematik. Hehehe. Soal gula itu cuma contoh, bukan menyamakan.


Erfen: yang saya maksud rumus matematik di situ adalah logika matematis yang sifatnya konstan dan bisa diprediksi, bukan cuma berupa angka. Maksud saya mungkin Anda yang tidak tau bahwa 1+1=2 itu bukan rumus matematik, tp untungnya Anda tau. Sehingga teori apapun hendaknya bisa dibikin model matematikanya tanpa harus berupa angka.

Hahaha. Anda jago ngeles sepertinya. Mending anda baca sendiri lagi kalimat anda di atas yang bicara soal "rumus matematik 1+1=2" daripada saya suguhkan ke mata anda.

Teori apapun hendaknya bisa dibikin model matematikanya tanpa harus berupa angka? Anda mikir dulu gak sebelum nulis kalimat tersebut? Liat saja blog2 anda yang anda klaim sebagai tulisan ilmiah, apa ada anda memakai MODEL MATEMATIKA? Anda tau gak definisi math model? Mendingan mingkem kalo gak tau daripada seperti kata alkitab, banyak bicara malah banyak ketahuan ngaonya.

Medis itu selalu pake term UNCONSCIOUS. Kalo anda memang benar dari kalangan medis pasti tahu soal itu. Makanya saya heran kenapa anda yang mengaku dokter tapi malah berulang kali pake term subsonscious.

 

Soal sombong, buat saya gak masalah. Saya ngerti bedanya sombong dan benar tau. Kalo memang tahu, walaupun pengetahuannya banyak akan saya akui bahwa itu benar. Tapi kalo sombong, itu yang seperti anda, begitu rumus matematik saya koreksi malah anda ngeles bilang kalo "yang saya maksud rumus matematika adalah logika matematika..". Tahu itu kalo ada orang punya duit 100 juta dollar dan dia ngaku kalo memang dia punya duit 100 juta dollar. Tapi sombong itu kalo ada orang punya duit sepuluh ribu rupiah tapi ngakunya punya 100 juta dollar.

 

 

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Plain: hahahahaha, saya

@ Plain: hahahahaha, saya bukan ngeles tp memang itu kenyataannya.

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Plain: - hahahahahaha,

@ Plain:

- hahahahahaha, argumen juga butuh dasar, yang benar saja Anda ini hahahahaha. Apalagi Pak Tong sampai membuat transkrip untuk mempengaruhi orang lain juga, udah mirip Harun Yahya itu hehehehehe. Pantesan Anda juga suka ribut sendiri krn berargumen sembarangan hahahahaha.

- ampun dah, Anda bahkan tidak tau bahwa kedokteran dan biologi juga bisa dibuat model matematikanya walau tidak semua, tapi yang berhubungan dengan ilmu genetika seperti teori evolusi ini harus ada model matematikanya. Tidak ada dalam tulisan saya bukan berarti tidak ada model matematikanya. Masakan saya harus menulis sedetail itu hahahahahahaha.

- hahahahaha, siapa bilang medis cuma pakai istilah unconscious?? Emanknya teori Freud gak ada dalam ilmu kedokteran jiwa (psikiatri)??? Ckckckckck. Dan itu bisa dikombinasi dgn GCS dalam neurologi dan subconscious itu sudah bukan GCS 15 (compos mentis). Itu inti dari tulisan saya tentang meditasi tsb. SWT dah -_-"

-  aduh, nih yang sombong sebenarnya siapa ya? hahahahahaha. Udahlah, saya gak mau komentar lagi. Anda ingin mempermalukan saya tp nyatanya Anda mempermalukan diri sendiri. Bukan saya yang mulai lho. Bisanya menjatuhkan orang tapi gak mau bikin tulisan sendiri hahahahahahaha.

 

 

PlainBread's picture

@Erfen Nyamain Tong dengan Harun Yahya? hahaha

1. Apa bedanya anda yang buat blog dengan Tong yang buat transkrip? Anda makin ngaco aja.

2. Anda menyerang teori evolusi dengan premis rumus matematika (tapi anda koreksi menjadi model matematika, tapi pada saat yang sama anda melanggarnya sendiri. Malah ngeles dengan "masakan saya harus menulis sedetail itu." Apakah ilmuwan memang begitu ya? Anda meminta Darwin untuk detil sampe rumus, maksud saya, model matematikanya juga harus ada, tapi kalo anda menulis gpp ya kalo gak ada. Dapat dispensasi karena anda mengaku ilmuwan? Hahahaha

3. Hahahaha, anda menolak Freud trus anda bilang dipakai juga. Double standard?

4. Kalo anda mau merenung, yang mulai itu anda sayangnya anda tidak sadar. Baca saja beberapa blog dan komentar anda.

matahari's picture

@ Erfen

Salam kenal,

Saya sependapat dengan tulisan anda diatas....

Erfen menulis:

Jika benar mahluk hidup berasal dari dari sel, lalu berevolusi menjadi binatang dan kemudian menjadi manusia, maka muncul beberapa pertanyaan sehubungan Teori ‘penciptaan’ Darwin di atas:

* Mengapa kuman, bakteri, ikan, katak, reptil, binatang memamah biak dan burung-burung tetap ada sampai sekarang?
* Jika proses metamorfosis dipakai sebagai contoh berevolusinya kehidupan mahluk hidup, mengapa itu hanya terjadi pada katak dan kupu-kupu saja?
* Jika benar bahwa manusia berasal dari kera, mengapa kera /monyet dengan segala jenisnya dan manusia dengan segala rasnya tetap ada?

Ini adalah penalaran logis untuk menarik kesimpulan bahwa teori evolusi tidak logis.  Bila evolusi memang mampu menghadirkan "barang baru" / spesies baru, tentu spesies lama mutlak sudah punah.

Erfen menulis:

Bakteri yang paling dasar memiliki 500 gen, sedangkan manusia memiliki lebih dari 22 ribu gen. Untuk sebuah bakteri berevolusi menjadi manusia, ia harus mampu menambah gen mereka. Tetapi tidak ada mekanisme genetik yang menambah sebuah gen. Penemuan DNA membuat Teori Darwin semakin jauh dari ilmiah.

Yang ini lebih jitu lagi, karena setiap spesies terikat (terbatas) hanya pada gen yg dimilikinya.  Ketidakmampuan spesies menggandakan / melipatgandakan jumlah gen-nya oleh faktor apapun menyebabkan teori mutasi total spesies adalah hal yang mustahil.

Erfen menulis:

Seleksi Alam tidak mengarah ke proses evolusi
Sebagai suatu proses alamiah, seleksi alam telah dikenal ahli biologi sebelum Darwin. Seleksi alam menyatakan bahwa makhluk-makhluk hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu akan punah. Sebagai contoh, dalam sekelompok rusa yang hidup di bawah ancaman hewan pemangsa, secara alamiah rusa-rusa yang mampu berlari lebih kencang akan bertahan hidup. Itu memang benar. Akan tetapi, hingga kapan pun proses ini berlangsung, tidak terbukti membuat rusa-rusa tersebut menjadi spesies lain. Rusa akan tetap menjadi rusa.

Benar sekali, seleksi alam hanya akan menghasilkan perubahan secara fisiologis, namun tetap tidak terjadi mutasi genetis total.  Mungkin jerapah dulu lehernya pendek, trus seleksi alam ratusan atau ribuan tahun menyebabkan lehernya menjadi panjang, namun ia tetap jerapah, dan bukan gajah.

Kesimpulan:

Nelayan Yustinus Lahama dulunya kecil, putih, dan fisiknya lemah, namun setelah dewasa dan hidup dalam kondisi panas dan keras, akhirnya dia tubuhnya jadi besar, hitam, dan kuat, kumisan pula.  Namun dia tetap manusia. Teori evolusi Darwin sudah gugur oleh si Yustinus (dan ikan dewa-nya)....

 

 

 

 

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Plain: - Lha kan saya tidak

@ Plain:

- Lha kan saya tidak melarang Pak Tong membuat transkrip, jadi saya sah2 aja dong. Pak Tong punya prinsip, saya juga. Walau beda bukannya sah2 aja hahahahahaha.

- Oh, Anda mau saya mengeluarkan model matematika genetika? Oke, tunggu saya memang lagi membuat bukunya. Ngeyel kalo saya buat di sini.

- Double standard gimana? Maksud saya adalah bahwa kelemahan teori Freud itu ditutupi dengan ilmu neurologi klinis. Semua ilmu itu harus saling mendukung. Bukan seperti pemikiran Anda bahwa ilmu itu pisah2.

- Hahahahahahaha, kenyataannya Anda doang koq yang sibuk protes tulisan saya di SS ini. Apalagi di profile Anda sendiri tulis bhw hobinya protes orang hahahahahahaha

PlainBread's picture

@Erfen Silakan baca lagi tulisan anda

1. Gak ada yang bilang bahwa anda melarang. Anda menulis,"APALAGI Pak Tong sampai membuat transkrip untuk MEMPENGARUHI orang lain juga, udah mirip Harun Yahya itu hehehehehe." Anda menyerang argumen adaptasi dia dengan bilang seperti itu. Yang benar aja. Begitu saya bilang anda melakukan yang sama, anda buru2 ngeles "gak ada yang ngelarang ..." Anda klaim bahwa anda dokter, pernahkah berpikir argumen anda ini dibaca banyak orang. Gak kasian sama almamater dan tempat anda bekerja?

2. Tulis buku pake model matematika genetika? Beda rumus dan equation aja anda gak tau, begitu saya kasih tahu anda langsung ngeles dengan bilang "untung anda tahu". Kasian penerbit yang menerbitkan buku anda.

3. Double standard karena anda bilang Freud masih diperdebatkan, sementara di sisi lain anda bilang istilah "subsconscious" Freud dipake di neurologi. Lalu anda bilang sekarang "kelemahan Freud ditutupi sama neurologi klinis." Ini terus menambah keraguan saya tentang klaim anda sebagai dokter. Anda lebih mirip tukang obat di jalan yang begitu ketahuan kelemahan argumennya langsung ngeles.

Dan sadarkah anda bahwa anda melakukan double standard lagi? Anda bilang semua ilmu harus mendukung, tapi ketika dikutip tulisan Mr. Tong soal adaptasi, anda bilang anda ilmuwan dan dia bukan. Jadi buat anda, semua ilmu itu mendukung SELAMA menguntungkan anda, tapi kalo Tong yang anda bilang "tidak punya latar belakang MIPA" memakai argumen2 science, dan anda bilang "dia terlalu cepat mengambil kesimpulan," dan ketika saya kecam anda, anda ngeles dengan bilang,"teorinya pak Tong kan ada dalam artikel saya."

4. Anda baca profile siapa sampe menyangka saya hobbynya protes orang? Profile saya? Coba baca lagi. Anda gak ngeri dengan kemampuan anda menerima informasi? Nanti kalo ada pasien anda bilang dia batuk, anda malah nangkapnya kalo dia muntah darah. Hehehe.

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Matahari : salam kenal,

@ Matahari : salam kenal, terima kasih.

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Plain: - saya tidak

@ Plain:

- saya tidak menentang teori adaptasi mikroevolusinya, tp pernyataan Pak Tong bahwa teori evolusi itu pseudoscience dan kegigihannya mempertahankan kreasionisme. Jadi bukan cuma transkrip itu aja. Teori yang gagal terbukti berbeda dengan pseudoscience. Kan di tulisan saya juga sama kalau ttg adaptasi mikroevolusinya Pak Tong. Buka mata Anda lebar2.

- anda aja yang gak nangkep bahasa saya, bukan saya yang ngeles soal matematika itu. Anda yang saya sindir soal matematika itu malah gak ngerasa. Udah, bikin buku sana, jangan cuma bisa protes pakai avatar dan identitas palsu. Anda blg org Indonesia byk spt saya yg pakai gelar sembarangan utk membuat karya2 pdhl org Indonesia itu justru byk yg spt Anda, yaitu cuma tau protes tp tdk pernah berkarya. Pakai identitas palsu pula. Kerjanya cuma bisa debat kusir di internet. Orang keras kepala seperti andalah yang memalukan almamater dan jurusan psikologi krn ternyata jiwa Anda sendiri tidak sehat, malas berkarya pula. Apa gak kesian dah disekolahin orang tua tp kerjanya cuma protes di internet pakai identitas palsu. Anda seakan "rendah hati" pdhl anda itu "rendah diri". Krn itulah kerjaan Anda cuma protes, yaitu utk menutupi kekurangan diri Anda dan memprotes kekurangan orang lain. Kasihan sekali, pantesan Anda juga mengidentifikasikan diri Anda dgn avatar Dobi yg memang adalah makhluk malang hehehehehehe.

- Ya, anda itu yang tidak tau teori Freud pdhl ada dalam ranah ilmu Anda sendiri. Saya bukan ngeles tp Anda sendiri yang muter2 krn memang tujuan Anda itu bukan untuk mengerti apa yang saya tulis tp memang utk memprotes yang salah tulis. Memang begitulah ciri orang yang taunya protes, dijawab dia bingung dan akhirnya muter2. Udah muter2 eh nyalahin org pula hahahahahahahahaha.

- Justru Anda yang gak bisa nangkep informasi shg diskusi muter2. Cukup sampai di sini aja. Silakan berkoar2lah sendiri. Anjing, eh Dobi menggonggong, khafilah berlalu hahahahahaha

 

 

dReamZ's picture

dokter erfen, lo sombong banget ya

sok abis lo ya ngukur kreatifitas n hasil karya orang hanya dari orang itu buat buku or kaga. Plis de ya, masi banyak orang2 disana yang kreatif, yang perpengetahuan luas, pinter, n baek hati yang ga buat buku. Gw ga bilang orang yang buat buku itu kaga kreatif, tapi menurut gw itu pemikiran yang sombong n picik banget untuk memberikan penilaian orang itu kreatif ato kaga hanya berdasarkan buku yang dia buat.

Idols gw, Carl Sagan n Richard Dawkins, orang2 yang sudah diakuin didunia dengan kemampuan mereka mengkomunikasikan science (fisika n biologi) dengan bahasa yang sederhana yang gampang dimengerti orang2 awam. Plis de lo liat blog elo disini, bukannya banyak tuh yang ga ngerti maksud blog elo karna kebanyakan lo make bahasa kedokteran yang kebanyakan orang2 awam ga ngerti.

Richard Feynman, orang yang dapet penghargaan nobel untuk kontribusi di di QED (Quantum Electrodymics). N approach yang dia pake make diagram instead make math yang rumit n kompleks. N sapa sih yg ga tau buku2nya Feynman tentang lecture dia di fisika, bahkan orang awam bisa mengerti buku2 lecture dia kalo mau ngasi waktu ntuk baca n pelajarin buku2 dia. 

Hebat kan mereka. N yang paling penting, mereka mah rendah hati, ga pernah ngerasa diri mereka lebih pinter daripada yang orang laen

eh tapi nanti lo ngeles lagi de bilang becanda doank ahahaha...

Trus trang ya, penilaian gw atas tulisan lo disini dibandingin ama plain. Plain mah intelegent diatas elo banget de. N kalo plain buat buku, kumpulan cerita2 singkat yg dia tulis di SS n AP, gw percaya bukunya plain bakal laris manis. Makanya jangan sok lo :p

PlainBread's picture

@Dreamz Jadi ghostwriter lebih enak writer

Si Erfan ini buat saya seperti katak dalam tempurung. Dia merasa dengan pake avatar baju dokterr semua orang bakal mengaguminya. Dia gak tau di atas langit masih ada langit masih ada langit masih ada langit.

Gue teringat dulu waktu partime trus ada pejabat Indonesia yang lulusan dari salah satu kampus di kota elu (mungkin elu tau sapa). Sebenarnya gue males datang untuk ketemu ini pejabat tapi karena janjian sama temen gue dan tempatnya pas di sana, akhirnya gue dateng ke itu acara. Lagi sesudah acara, dia dikerumunin sama beberapa mahasiswa permias dan sambil becanda, dia nanya sama gue,"Kamu kerja juga di sini, dik?" Saya bilang iya. Dia tanya apa, saya bilang,"Jadi janitor, pak." Trus dia ketawa keras2, sambil bilang ke orang2,"Jauh2 ke negeri orang kok malah jadi janitor." Dalam hati gue ketawain balik, kenapa emangnya jadi janitor?

Beberapa tahun kemudian, keluarga besar gue ada acara dan si pejabat ini ternyata dateng. Si pejabat ini ngobrol dengan gue, sodara2 gue dan ortu gue. Bilang betapa beruntungnya dia lewat bokap gue dia akhirnya bisa jadi kaya sekarang. Trus dia juga bilan terima kasih karena nyokap gue udah mau turun untuk masalah kesehatan orang nomor satu di Indonesia saat itu. Bokap gue kenalin dia ke gue, trus dia bilang,"Saya sepertinya pernah lihat kamu." Gue cuma senyum aja, trus gue bilang,"Iya pak. Saya yang janitor di negeri orang itu loh." Dia langsung tergagap2, "Hah heh uh oh ..." Kita semua ketawa ngeliat dia gagap kaya gitu, termasuk ortu gue. Si bokap cukup bijaksana, tepuk2 pundak dia dan ajak dia ngobrol topik yang lain. Besoknya dia dateng ke rumah sama ajudannya ketemu bokap gue ngajak maen goleephh, ujung2nya minta gue untuk gabung masuk partai yang dia buat karena dia bilang,"saya udah denger prestasi dan pengalaman anda. Termasuk  beberapa tulisan yang diterbitkan. Kita perlu orang2 seperti anda." Gue cuma senyum aja. Menolak dengan halus. Dia selanjutnya bertanya,"Kenapa anda tidak bilang saja bahwa itu sebenarnya tulisan2 anda?" Sepertinya dia tidak tahu apa itu ghostwriter. Gue cuma bilang,"Pak, sampe sekarang nama belakang saya terlalu berat untuk saya tanggung. Jangankan untuk membawa almamater kampus dan tempat saya bekerja, untuk terus membawa nama keluarga itu beban berat buat saya sampe sekarang." Dia cuma manggut2 entah mengerti atau tidak.

 

Orang2 seperti inilah, yang melihat orang dari kulitnya aja. Kenapa jadi penjaga warnet? Kenapa emangnya jadi satpam? Jadi janitor? Orang2 yang memandang rendah orang lain karena mereka anggap diri mereka sudah ada di atas. Padahal bisa sekolah dan kerja karena bantuan orang2 lain yang sebelumnya sudah di atas. Sejauh ini saya liat ada 2 reaksi yang dimunculkan orang2 ini begitu menyadari kesalahan mereka. Buru2 merunduk kaya putri malu yang kena sentuh, atau memaki2 gue bilang gue macem2 karena mereka diam2 malu ketahuan persepsi mereka tentang diri mereka sendiri tidak sebaik yang mereka sangka.

PlainBread's picture

@Erfen saya memang malang :)

1. Saya sudah kemukakan di mana keberatan saya mengenai tanggapan anda tentang tulisan Pak Tong. Mulai dari anda bilang dia bukan ilmuwan sampe anda bilang dia mempengaruhi orang. Argumen2 anda mentah.

2. Oh jadi anda nyindir ya? Saya kira serius :)  Hehehe. Iya deh, cuma anda yang berkarya, saya gak berkarya. Avatar Dolbi? Oh saya memang suka dia, karena seperti dia, saya orang yang malang. Orang yang butuh ditebus oleh seorang Tuan, itulah saya.

3. Anda yang memberikan semua argumen anda kan karena ini blog anda. Ketika saya pertanyakan yang satu, anda lari ke arah lain. Ketika saya tanyakan yang lain itu, anda lari lagi ke arah yang lain lagi. Saya muter2? Lah saya ini ngejar anda karena anda ngeles terus. Anda yang muter2 karena ngeles terus malah nuduh saya yang muter2 hahahaha.

Miyabi's picture

avatar PB

point 2. avatar PB emang nyebelin hahahaha... kuping caplang kleweran, mata besar, idung nongkrong, kulit burik gelap pucat, showing the worst parts

Kalo lihat avatarnya erfan, kayaknya dia showing the best parts... jadi kalo diajak diskusi ma PB ya jadinya muter-muter ga tau menyembunyikan apa hayoo.

Anjrit gue jadi hobi bahas orang >:D~

__________________

".... ...."

Huanan's picture

Avatar

PB: Lah saya ini ngejar anda karena anda ngeles terus. Anda yang muter2 karena ngeles terus malah nuduh saya yang muter2 hahahaha.

Bro, Kayak main petak umpet saja.. pake muter2 ran segala. Ngomong2 ada baiknya anda pakai Avatar anda yg lama (waktu pertama Anda masuk ke SS). kayaknya tuh avatar lebih ok. bwe he he he

 

 

__________________

Huanan

hai hai's picture

@Erfen, Baca Dulu gih

Erfen, ngomong-ngomong anda sudah tulis berapa buku? Anda sudah berkarya? apa aja karya anda? Ha ha ha ha .... Anda sudah baca transkrip kotbah Stephen Tong tentang Evolusi dan Penciptaan? Klik sini dech untuk baca.

Erfen, yang kelihatan tidak perlu ditakuti yang tidak kelihatanlah yang perlu diwaspadai. Kayaknya anda tidak mengenali NAGA yang menyembunyikan diri di balik awan.

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

tonypaulo's picture

siapakah NAGA yang menyembunyikan diri?

Hai :

Erfen, yang kelihatan tidak perlu ditakuti yang tidak kelihatanlah yang perlu diwaspadai. Kayaknya anda tidak mengenali NAGA yang menyembunyikan diri di balik awan.

 

tony:

pak Hai, saya begitu penasaran sehingga "memberanikan diri" untuk bertanya supaya tidak penasaran lagi

siapakah NAGA yang menyembunyikan diri di balik awan?

anda sendiri pak Hai?

iblis (adam)?

atau naga dalam mitologi ?

 

salam

 

 

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Minie: yang menjadi masalah

@ Minie: yang menjadi masalah bukan di identitas palsunya sendiri, tp apakah sikap kita sama di internet jika memakai identitas asli kita. Nyatanya orang suka ngomong sembarangan krn aji mumpung identitasnya tdk diketahui. Itu saja masalahnya.

@ Dreamz: hahahahahahaha, benar sekali bhw itu cuma candaan reflektif buat Plain. Krn sbnrnya dia sendiri sudah asal nuduh aq mau ngubah org di SS ini shg menyerang membabi buta. Yg lucunya malah nuduh aq copas blog org lain ternyata juga bukan. Dan artikelku jg disalahartikan hanya utk mencari kesalahan. Udah diklarifikasi msh ngeyel pula. Jadi siapa yang sombong? Saya tdk pernah menuduh siapapun di SS ini, tp dituduh duluan tuh. Bukannya yang sombong itu adalah org yang suka nuduh seakan dirinya lbh baik.

@ Plain: anda tdk setuju org lain mengubah Anda, tp jelas Anda sendiri yg ingin mengubah org lain. Satu telunjuk menunjuk org lain, tiga jari menunjuk diri Anda sendiri.

@ Hai-hai: udah koq, lha aq juga dulu mantan jemaatnya Pak Tong hehehehehe.

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Plain: oh ada lagi, bahkan

@ Plain: oh ada lagi, bahkan Anda juga tidak tau bhw ada juga psikologi yang membahas tentang pemakaian nickname dan avatar di internet. Setelah saya kasih tau malah Anda pura2 tdk tau. Jelas Anda sendiri tdk menguasai ranah ilmu Anda sendiri. Yg lucu Anda sendiri bilang bhw dokter belum tentu ilmuwan. jangankan dokter, semua sarjana adalah ilmuwan. Berarti Anda tidak tau arti dari baju toga yang Anda pakai pas wisuda. Memprihatinkan memang wisudawan Indonesia byk yg tdk menyadari dirinya ilmuwan ckckckckck. Dan bahwa Anda itu sudah ditebus dan budak lagi. Tapi gak tau deh kalo tetap mau jadi budak. Masakan Kristus harus berulang kali disalib baru Anda merasa ditebus. Hufh! Sudahlah, mending introspeksi diri sendiri.

bertzzie's picture

 Saya rasa "ilmuwan" maksud

 Saya rasa "ilmuwan" maksud dari kak Pb itu "ilmuwan" dalam artian "penemu", "periset", bukan "orang yang memiliki banyak ilmu". Atau mungkin saya yang salah mengartikan, karena setahu saya di level Sarjana masih belum sampai level "penemu" atau "periset".

Kalau memang semuanya adalah "penemu" atau "periset" di mana hasil penelitian kita? Kok jadi yang terkecil dibandingkan negara-negara tetangga (Singapura, India, Malaysia)?

PlainBread's picture

@Bertz Ilmuwan

Elu aja yang fresh grad ngerti apa maksud gue. Kalo yang dimaksud si Eren itu semua sarjana adalah ilmuwan, tentunya semua orang sarjana bisa mengaku sebagai ilmuwan.

Tapi gak semua orang hanya karena punya kertas ijasah S1 bisa ngaku sebagai ilmuwan, apalagi kalo diterbitkan sama media seperti contohnya si Roy Suryo hasil terbitan media yang katanya "ahli telematika" - whatever that means-

Scientist atau ilmuwan cuma bisa diukur dari academic standard atau / dan dari scientific merit kalo untuk ngeliat validitinya. Urutannya gimana?

1. Lulus S1, setelah 4-5 tahun. Dapet gelar BSc atau BA. Boro2 ilmuwan. Masih jauh karena skripsi yang dihasilkan adalah untuk menguji techinical writing dan apa yang sudah dipelajari, bukan dari research atau scientific merit.

2. Lulus S2, setelah 2-3 tahun. Dapet gelar MA atau MSc dengan nilai GPA atau GRE yang bagus (hopefully). Ini mulai agak fokus. Udah jadi ilmuwan? Hahahahaha.

3. Cari sekolah untuk yang lebih fokus lagi untuk area yang paling menarik. Nanti lulus dapet gelar PhD. Dipanggil Doctor (bukan pak dokter). Tapi bukan itu fokusnya. Cari sekolah yang reputasinya bagus. Bukan saja terkenal lewat TV atau media tapi bagus dalam soal fasilitas dan akreditasi. Semoga dapet graduate advisor yang berkualitas. Sekali lagi, di sini akan diuji tecnical writing sama sufficient statistic background. Bikin a graduate commitee supaya project esearch yang kita bikin bisa bagus hasilnya dibimbing mreka. 2-4 tahun bakal lewat ini. Scientist?  Beluuum!

4. Baru ini AWALNYA: Post-docs. Cari posisi post doc di kampus2. Goal? Bikin papers dan peer-reviewed journals, misalnya 2 kali setahun. Kalo perlu nge-team sama orang lain untuk bikin paper sama itu journals. Selalu usahain kita jadi first author (o well, untuk memperkuat resume sama grants). Gaji kita bakal dibayar kecil tp gpp walaupun kita ngajar mahasiswa S1/S2. Kalo bisa kampus sediain lab buat kita pake. Punya duit banyak? Bilang sama kampus kita bisa danain sendiri journals dan papers kita. Di sini kita bisa jadi mentor selain jadi pengajar. Lama waktu? 4-12 tahun.

5. Udah jadi post-doc? Bagus. Lanjutin ke Junior Faculty. Get your own lab. Punya staff sendiri. Bisa lakuin researches yang lebih bagus. Ambil beberapa murid. Mereka bakal running lab elu, producing data. Tugas elu sendiri? Budgeting, management. Beberapa staff elu, no surprise, bisa jadi bakal datang dari berbagai belahan dunia.

6. Udah lewatin Junior Faculty? Bagus. Tapi ada satu final step yaitu masuk ke ...... *drum rolls* Tenure-Track Faculty. Lamanya? Sekitar 2-6 tahun. Posisinya either sebagai Associate Professor atau Research Fellow. Now you're a scientist by academic recognition and scientific merit.

LieL's picture

Ternyata gua Ilmuwan! :)

beda persepsi toh, selama ini yg gua tau Ilmuwan itu seperti yg diomongin PB & bertz, diakui secara akademis, bukan "ilmuwan" pake kutib :)

dennis santoso a.k.a nis's picture

joke of the week

s1 koq ilmuwan? hahaha... joke of the week nih :-D

dReamZ's picture

wah gw ada bakat bernubuat ya? ahahaha :p

liatin de yang gw tulis disini buat erfen disini:

eh tapi nanti lo ngeles lagi de bilang becanda doank ahahaha...

n jawaban erfen here

hahahahahahaha, benar sekali bhw itu cuma candaan reflektif buat Plain

:D :D :D

@plain:

gw makin yakin ama yg hai2 bilang di blog erfen yang laen, kalo erfen masih masuk ke taraf menghapal, belum masuk memahami.

sepertinya dia hanya menghapal definisi scientist here

a person with advanced knowledge of one or more sciences

jadinya mungkin dia pikir, sapa aja yang punya "knowledge" (dengan advance yang sifatnya relatif buat pak dokkter) pasti uda masuk scientist which means klao make hapalan pak dokter, anak SD dah bole dibilang scientist jg coz SD dah mulai dikit2 belajar science ^^

yang bener si anak SD bisa jadi future scientist dong ^^

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Hahahahaha, pantesan pada

@ Hahahahaha, pantesan pada debat kusir gak jelas krn gak nyadar dirinya jg ilmuwan. Yg Plain jelaskan itu ilmuwan tingkat advanced, tp semua sarjana otomatis ilmuwanlah hahahahaha. Tapi terserah kalau memang mau menganggap rendah diri sendiri. Hafalan? Ehm, maksudku nulis yg lengkapnya dulu di atas, baru pembahasan di diskusi. Lagian kalau tidak ada hafalannya, gimana belajarnya? Hafalan itu walau bukan patokan utk paham tp sudah menjadi jalan awal utk memahami. Istilahnya aja gak hafal, gimana mau ngerti? Ngaco tuh si hai-hai hahahahahaha

bygrace's picture

@erfen : sarjana

Erfen menulis :

semua sarjana otomatis ilmuwanlah hahahahaha

Perdefinisi di Kamus Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa, 2008) :

sarjana n 1 orang pandai (ahli ilmu pengetahuan); 2 gelar strata satu yg dicapai
oleh seseorang yg telah menamatkan pendidikan tingkat terakhir di perguruan
tinggi

Tampaknya,  kamu benar bahwa sarjana otomotas ilmuwan. Kecuali kalau didefinisikan bahwa ahli ilmu pengetahuan tidak sama dengan ilmuwan.

Mungkin yang jadi soal adalah perguruan tinggi kita memang menghasilkan orang-orang yang ber'predikat' sarjana, tanpa memiliki kemampuan / kualifikasi yang seharusnya dimiliki seorang sarjana.

 

 

PlainBread's picture

@Erfen Dengan pemikiran anda, guru TK = dokter

Anda itu keras kepala ya. Kalo semua sarjana S1 adalah ilmuwan, adakah dari mereka yang mencantumkan dalam CV mereka bahwa mereka adalah ilmuwan? Sepertinya baru anda.

Harus ada standard yang jelas. Anda tau asal kata dokter itu adalah docere dalam bahasa Latin yang artinya mengajar atau pengajar (doctoris), bukan? Apakah semua dokter sekarang ada di sekolah untuk mengajar? Jadi kenapa mereka ada di rumah sakit?

Kalo cuma mainan etimologi dunia bisa kacau, bapak-yang-mengaku-dokter-tapi-cuma-bisa-hapalan.

Sekarang ngeles lagi, bilang yang saya jelaskan di atas adalah ilmuwan tingkat advanced hehehe. Dengan pake pola pikir anda yang sembarangan, Guru2 TK mulai sekarang harus anda panggil dokter karena definisi dan etimologi dokter adalah pengajar.

Oh iya, satu lagi. Di sini gak ada yang menganggap diri RENDAH. Biasanya sih orang menaruh tempat pada porsinya. Kalo belum teruji secara akademik dan science sebagai Ilmuwan atau Scientist, kalo belum pernah bikin PEER-REVIEWED journals, jangan ngaku2 lah. Nanti anda kaya Roy Suryo, ngaku2 ahli ini itu. Orang2 seperti anda dan dia memang harusnya dibendung supaya tidak membodohi masyarakat dan mengagul2kan diri melakukan self-accreditation.

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Dreamz and Grace: ada yang

@ Dreamz and Grace: ada yang kusalut dari kalian berdua. Kalian mencari dulu sebelum berkomentar. Ya, beberapa oknum di SS ini tidak menghargai diri mereka sendiri sehingga juga tidak bisa menghargai orang lain. Saya juga tidak yakin ini salah mereka atau bukan, tapi belakangan memang karena sistem pendidikan di negara ini yang kacau balau. Seperti yang pernah dikatakan Plainbread. Dia berpikir bahwa dokter itu belum tentu meneliti, pdhl harusnya iya! Ini bisa dilihat dari ruang lingkup kedokteran itu sendiri. Memang di negara ini, salah dokternya juga yang cuma ngobatin orang untuk ngejar setoran. Neliti kan lahan kering, dan saya juga merasakannya. Tapi di luar negeri dokter juga merangkap peneliti walau memang bisa jadi dia lebih terkonsentrasi ke praktik klinis. Tapi minimal semua sarjana pernah meneliti dalam pembuatan skripsinya. Nggak tau deh kalau beberapa oknum di SS ini tidak menghargai skripsinya sebagai penelitian hehehehe. Nggak menghargai karena rendah diri atau memang karena dulu skripsinya juga menjiplak sehingga tidak dihargai sebagai sesuatu yang ilmiah. Ehmmmm..............

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Plain: terserah dah, yg

@ Plain: terserah dah, yg pasti pendapat ane juga ada yg setuju tuh hahahahahaha. Mendink gerecokin blog ane yang laen yuk. Dah kepanjangan komentar ente di blog yang ini, lagian dah kalah pula hahahahaha.

PlainBread's picture

@Erfen saya gak peduli kalah menang

Pak, walaupun saya gak pernah ngaku2 jadi dokter apalagi ilmuwan, saya tau yang namanya kebenaran itu gak ada soal setuju atau gak, bukan ditentukan oleh berapa banyak yang setuju atau gak.

Soal kalah menang, gue gak pernah ngeliat debat atau diskusi itu soal kalah menang. Pantesan aja anda nafsuan unjuk gigi di blog2 anda soal pengetahuan hafalan dan kalimat2 comotan anda, sepertinya anda ngeliat segala sesuatunya dari kalah menang. Kasian banget hidup elu, Erfen.

Ngomong2 sapa jurinya? Anda, yang ngerangkap sebagai pemain? Hehehe. Gih sana bawa pulang pialanya. Ngadepin orang kaya elu, KALOpun gue berasa menang, gak ada manfaatnya buat gue.

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

@ Plain: oohhh, kirain ente

@ Plain: oohhh, kirain ente yang suka mempersoalkan kalah dan menang. Soalnya ane juga gak mempersoalkan itu. Baguslah kalo begitu hahahahahahahahaha.