Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kekristenan Membela Zionis Israelkah?

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

Sesuai nubuat injil dan Alquran, Israel (Yahudi) akan menjadi pelopor ateisme berbalut liberalisme untuk menyatukan dunia di bawah kekuasaannya. Ini kebenaran dalam kitab tersebut karena tidak mungkin kitab Yahudi isinya sumpah serapah Tuhan terhadap orang Yahudi sendiri. Sayangnya, Yahudi menjadikan kekristenan sebagai tameng karena demokrasi memang diajarkan di injil, tetapi injil tidak mengajarkan liberalisme. Sudah saatnya orang Kristen tegas terhadap Yahudi, seperti yang dilakukan Amerika hari yang mengecam pendirian pemukiman baru Yahudi di Yerusalem timur.

Sudah cukup bahwa kekristenan ikut kena getahnya akibat ulah Yahudi karena dianggap menjadi antek mereka. Yahudi memang adalah bangsa terpilih, tidak bisa disangkal lagi dengan melihat semua kelebihan yang mereka miliki dibandingkan suku bangsa lain di muka bumi. Mereka adalah salah satu ras yang jumlah populasinya paling sedikit di dunia, tetapi menguasai sebagian besar saham dunia, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga sebagian besar penemu berasal dari ras mereka.

Akan tetapi, mengapa bangsa sehebat itu tidak memiliki tanah air? Niscaya karena nubuat dalam Alkitab sendiri bahwa Tuhan menceraiberaikan mereka akibat pemberontakan mereka sendiri. Bahkan dari zaman Musa sampai sekarang mereka mencampur ajaran Taurat dengan mistisisme Timur yang bernama Kaballah, yang mengarah kepada ateisme berbalut liberalisme melalui suatu paham baru bernama New Age (Gerakan Zaman Baru). Mereka telah merusak akidah Taurat dan injil secara halus.

Lantas mengapa orang Yahudi mengkhianati ajarannya sendiri? Karena dalam Taurat dan injil, semua berisi aib tentang mereka dan sumpah serapah Tuhan terhadap mereka. Mereka sudah tidak tahan dengan berbagai aturan dan larangan dalam kitab-kitab itu. Sekarang mereka menyebarkan paham ini ke seluruh dunia supaya semua orang terbebas dari aturan agama. Jadi, barangsiapa yang mengikuti paham ini telah berada dalam jebakan mereka karena sesungguhnya yang trauma terhadap aturan agama itu adalah kaum Yahudi, bukan Anda-Anda sekalian.

Inilah garis besar sejarah pemberontakan Israel terhadap Tuhannya sendiri yang tertulis di dalam Taurat dan injil. Ketika Musa membebaskan mereka keluar dari penjajahan Mesir, mereka mengeluh dalam perjalanan pulang ke negeri asalnya karena kondisi padang pasir yang tandus. Lantas Tuhan menyediakan mata air dan makanan, bahkan melindungi mereka dengan awan di kala siang, dan menerangi mereka dengan api di kala malam. Namun, tatkala Tuhan memanggil Musa seorang diri ke Gunung Sinai untuk menerima 10 hukum Taurat, mereka membuat patung anak lembu yang terbuat dari emas. Mereka meniru kepercayaan Mesir yang menjajah mereka karena mereka ingin punya Tuhan yang bisa dilihat. Akibatnya, hari itu banyak orang Israel yang mati karena dihukum. Pemberontakan ini berlangsung terus-menerus sampai Tuhan menyebabkan mereka tersesat di padang gurun selama 40 tahun untuk membersihkan keturunan mereka yang pernah murtad sebelum akhirnya memasuki tanah air mereka. Setelah itu, mereka berkali-kali memberontak dan menyingkirkan nabi-nabi yang memperingatkan mereka sampai akhirnya Mesias, Sang Almasih juga menderita di tangan mereka.

Tentu masih ada kaum Yahudi yang memegang teguh Taurat dan injil, tetapi jumlahnya sedikit dan mereka pun ditekan oleh kaum Yahudi yang sebagian besar telah menyeleweng . Sayangnya justru kaum minoritas Yahudi ini beserta kaum nasrani ikut menjadi sasaran kemarahan rekan muslim. Itu karena semuanya disusun sedemikian rupa secara rapi dan halus. Mereka menyerang ajaran Taurat asli, menyerang ajaran kekristenan, serta menyerang ajaran Islam. Anehnya, konflik terjadi di antara ketiga kepercayaan ini, sedangkan sang pengadu domba sendiri semakin berjaya.

Oleh karena itu, para penganut Taurat, nasrani, dan muslim harus menyadari hal ini. Sesungguhnya Yahudi adalah wakil dari kita semua sebagai manusia yang tetap dikasihi Tuhan walau memberontak. Mereka juga wakil dari semua manusia yang suka menyombongkan diri tatkala diberkati dengan luar biasa. Ya, mungkin kita juga tidak lebih baik dibanding mereka dan sesungguhnya memang ini harus terjadi sesuai nubuat kitab-kitab. Namun, kelakuan mereka selama ini juga tidak bisa dibiarkan karena kebenaran harus ditegakkan. Khusus untuk para pemuka agama nasrani yang membela ataupun selama ini bersikap netral, haruslah mulai bersuara. Yang putih, tetap putih. Yang hitam, tetap hitam. Paus Yohanes Paulus II sudah berulang kali memperingatkan Israel, begitu juga pendeta-pendeta di Amerika sendiri. Kapan pemuka agama nasrani di Indonesia juga bersuara ?????

Kota Yerusalem dilihat dari Bukit Zaitun