Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Sahabat

coldwind's picture

Rasanya masih tersisa debaran jantung yang berpacu pada hari itu.

Berbicara didepan orang banyak memang bukan merupakan hal yang mudah bagiku. Beberapa hari menjelang pelatihan dimulai, sedapat mungkin aku belajar, mempersiapkan materi, dan berlatih untuk menata kata-kata.

Sering kali saat waktu menunjukkan lebih dari tengah malam barulah aku beranjak ke peraduan. Rasanya lelah, tegang, dan... sedikit takut dan kuatir. Akankah aku bisa melakukannya. Sekalipun ini bukan pelatihan pertama dimana aku akan berbicara, tetapi tetap rasanya aku tidak mampu melakukannya. Di saat-saat yang hampir membuatku putus asa, hanya satu yang membuat aku bertahan. Disaat aku mengangkat tanganku kepada Tuhan, aku percaya kalau tangannya yang penuh kasih akan turun untuk menolong.

Akhir minggu dimana seharusnya kami libur, aku dan beberapa rekan merelakan diri untuk masuk dan mengerjakan beberapa hal yang belum kami selesaikan. Kadang terdengar senda gurau kami untuk melepas penat ditengah keletihan yang menekan pikiran. Aku bersyukur memiliki rekan-rekan yang luar biasa. Sahabat-sahabat yang berharga dan sangat aku kasihi.

Akhirnya menjelang sore, pekerjaan kami selesai. Kami bersiap untuk beranjak pulang dengan diiringi gerutu dan sindiran dari atasan, betapa kami tidak melakukan koordinasi dengan mereka, dan betapa terlambatnya kami menyelesaikan pekerjaan kami sehingga mereka tidak sempat memeriksa pekerjaan kami. Bahkan saat ada argumentasi, beliau hanya berkata dengan sinis, "Bapak X pasti tidak suka. Ya sudah. Lihat saja hasilnya nanti". Aku melangkah pergi dengan sedih. "Kalau bukan untuk-Mu ya Tuhan, aku tidak akan mau melakukan pekerjaan ini", kataku dalam hati.

Keesokan harinya, pagi-pagi benar kami berkumpul di kantor untuk terus melaju ke tempat pelatihan yang berada di kota seberang. Karena beberapa hal kami terlambat berangkat, dan kami bersyukur karena dapat tiba beberapa waktu sebelum pelatihan dimulai untuk menyiapkan komputer dan alat-alat yang akan kami pakai.

Detik-detik menjelang giliranku menyampaikan materi pelatihan. Kedua tanganku terasa dingin membeku. Kontras dengan kepalaku yang terasa sangat panas. Aku satukan kedua tanganku yang kedinginan, dan dengan kepala tertunduk aku berdoa. "Tuhan, hambamu ini tidak bisa apa-apa kalau bukan Tuhan yang menolong". Disaat-saat rasa takut dan kuatir itu menyerang, aku merasa seseorang menepuk bahuku, dan kemudian berlalu. Saat aku selesai dengan doaku, aku bertanya pada Bapak X yang duduk tidak jauh dariku, "Pak, tadi siapakah yang menepuk bahuku?". Sambil tersenyum beliau hanya berkata, "Seorang malaikat yang melakukannya", sambil melirik sebuah sudut dimana sahabat-sahabatku berkumpul. Tuhan telah menguatkan aku melalui salah seorang dari mereka. Kembali aku bersyukur, betapa aku beruntung memiliki sahabat yang tidak akan tergantikan oleh apapun.

Aku teringat akan apa yang aku katakan pada Tuhan kemarin, "Kalau bukan untuk-Mu ya Tuhan... ". Dan dalam hatiku aku seperti mendengar Tuhan menjawab, "Tetapi aku tidak membiarkanmu sendirian, anak-Ku". Ada sahabat-sahabat yang Tuhan berikan untuk menanggung semuanya bersama-sama. Dengan tenang aku melangkah maju untuk memulai sesi pelatihan, karena aku tau kalau aku tidak sendirian. Ada BAPAku dan sahabat-sahabatku yang selalu ada bersamaku.
 

<table><tr><td>

A tribute for my best friends, and the angel that patted my shoulder that day.

Wildflowers grow thick and stick together. So does our friendship.

</td></tr></table>

smile's picture

CD : Bagai kepompong

Persahabatan bagai kepompong......

Alangakah indahnya bila hidup bisa menjadi pelengkap buat orang lain....

(seperti sebuah moto iklan mobil)

Tapi smile kurang setuju itu...persahabatan itu harus seimbang..harus sama rata, ga ada yang hanya melengkapi tanpa dilengkapi. Karena nantinya salah satu akan kekurangan.....

Tapi, itu menurut smile lho CD....Anda membutuhkan mereka layaknya mereka membutuhkan anda....

Sincerely,
smile

*Penakluk sejati adalah orang yang bisa menaklukkan dirinya sendiri*

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

coldwind's picture

Saling....

Setuju, Smile.

Kalau hanya menerima itu parasit. Kalau hanya memberi itu donor.
Tetapi sahabat saling memberi dan menerima. Disitulah indahnya sebuah persahabatan...