Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Taurat dan Yesus

danangdk's picture

Rabu, 2 Februari 2011

Saat Teduh

Matius 15:1-20

15:1 Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata: 15:2 "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan." 15:3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? 15:4 Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. 15:5 Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, 15:6 orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri. 15:7 Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: 15:8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 15:9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." 15:10 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka: 15:11 "Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." 15:12 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?" 15:13 Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya. 15:14 Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang." 15:15 Lalu Petrus berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah perumpamaan itu kepada kami." 15:16 Jawab Yesus: "Kamupun masih belum dapat memahaminya? 15:17 Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? 15:18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. 15:20 Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."

 

Orang-orang Farisi menegur para murid tidak menggunakan Taurat sebagai dasar, melainkan tradisi nenek moyang (Tradition of the elders). Lho, kenapa begitu? Bukankah mereka terkenal sebagai pemelihara Taurat seperti juga ahli-ahli taurat?? Bahkan para murid pun begitu menghormati orang-orang Farisi sehingga mereka menegur Yesus bahwa perkataan-Nya itu akan menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi, yang berarti melukai hati mereka. Para murid dan juga masyarakat Yahudi pada saat itu mengenal orang-orang Farisi sebagai kaum yang mempertahankan kebenaran Taurat dengan sungguh-sungguh. Merekapun tidak menyadari bahwa orang-orang Farisi telah melenceng dari kebenaran Taurat. Penghormatan para murid kepada orang-orang Farisi begitu tinggi sehingga membuat mereka berani menegur Yesus, pribadi yang tentunya sangat mereka hormati.Ajaran-ajaran yang sangat berpengaruh bagi orang-orang Farisi maupun ahli-ahli Taurat adalah Hillel dan Sammai. Pengajaran-pengajaran lisan ini membentuk Talmud (Misnah) yang menunjukkan aturan-aturan yang sangat ketat dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk di dalamnya aturan untuk membasuh tangan tiap kali makan besar (roti; untuk makanan kecil tidak diperlukan membasuh tangan). Bahkan orang yang makan roti tanpa membasuh tangannya disamakan dengan orang yang melakukan dosa perzinahan dengan pelacur.

Orang-orang Farisi tidak dapat menemukan ajaran atau tindakan Yesus yang bertentangan dengan Taurat/Kitab Para Nabi yang mereka ajarkan dalam Midrash, namun mereka dapat menyalahkan Yesus karena melanggar tradisi nenek moyang mereka yang mereka ajarkan dalam Misnah. Mereka tidak berani langsung menyalahkan Yesus, tapi mereka menyalahkan para murid, karena tentunya pikir mereka Yesuslah yang mengajarkan para murid untuk melanggar tradisi nenek moyang. Nampaknya orang-orang Farisi cukup gentar dengan segala mukjizat yang dilakukan Yesus, karena mereka berangkat dari Yerusalem mestinya Sanhedrin/Mahkamah Agama yang menyuruh mereka, sehingga mereka datang dengan otoritas penuh untuk mengamati, menegur dan meluruskan.

Yesus menegur dengan sangat keras terhadap teguran orang-orang Farisi kepada para murid. Orang-orang Farisi menekankan bahwa seharusnya para murid, dan Yesus tentunya, memelihara tradisi nenek moyang (Misnah) yang telah dengan ketat dipertahankan sejak kembali dari Babel. Yesus sangat marah dan balik menegur mereka bahwa mereka membatalkan perintah-perintah Taurat supaya menaati tradisi nenek moyang. Contoh yang diambil adalah bahwa menurut ajaran Farisi perintah Taurat untuk menghormati ayah dan ibu dalam hal memelihara kehidupannya bisa dibatalkan apabila uang yang seharusnya dipergunakan untuk memelihara orang tua sudah dipersembahkan kepada Tuhan, persembahan kepada Tuhan dianggap jauh lebih penting daripada memelihara orang tua.

Jadi kesalahan fatal yang dilakukan orang-orang Farisi adalah pengajaran Talmud (Misnah) itu jauh lebih penting daripada Taurat itu sendiri (Midrash). Yesus mengatakan bahwa tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Nya akan dicabut sampai ke akar-akarnya. Hal itu menunjukkan bahwa pengajaran lisan yang menjadi dasar Misnah bukanlah ditanam oleh Bapa melainkan (tentunya) Iblis. Inilah yang menjadi penjelasan kenapa mereka menolak Yesus. Kalau benar mereka orang-orang yang mempertahankan pengajaran Taurat tentunya mereka akan bisa menerima Yesus dan segala pengajaran-Nya karena sama-sama bersumber dari Taurat. Hal ini membuktikan bahwa Iblis telah menanam ajaran sesat dalam kehidupan masyarakat Yahudi dengan keberadaan tradisi nenek moyang (Hillel & Sammai, Misnah). Sejak kemunculan Mahkamah Agama, sesudah zaman Ezra dan para muridnya, benih-benih kemerosotan Taurat sudah dimulai yang tentunya tujuan utamanya (tujuan Iblis) adalah penolakan kepada Messias yang dinanti-nantikan sejak zaman Adam.

Dengan demikian kehendak Bapa adalah mencabut sampai ke akar-akarnya segala pengajaran yang bertentangan dengan Taurat, Kitab Para Nabi yang akhirnya tidak bisa membawa orang kepada Perjanjian Baru yang membawa keselamatan final. Taurat Yahweh adalah dasar dari Perjanjian Baru sehingga pemahaman yang keliru tentang Taurat akan membuat Perjanjian Baru tidak dapat dialami sepenuhnya. Roh Kudus telah dijanjikan berdiam di dalam diri kita, yang menjadi meterai untuk semua janji Tuhan, bahkan warisan surgawi yang tidak dapat kita pahami. Kalau kita memiliki pandangan yang keliru tentang Taurat kita juga akan keliru dengan Perjanjian Baru. Taurat tidak pernah dibatalkan

Mat 5:17 “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Mat 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Mat 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. )

Nilai dari Taurat begitu tinggi sehingga apabila ingin Taurat itu ditiadakan maka langit dan bumi harus dimusnahkan. Mengapa begitu tinggi? Seperti yang dikatakan Yohanes, Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Tuhan, dan Firman itu adalah Tuhan. Firman itu telah turun di tengah-tengah kita dan menjadi manusia. Dapat dilihat, didengar dan diraba. Taurat yang tertulis itu adalah bagian dari Taurat Yang Hidup yaitu Firman itu sendiri. Dan Firman itu adalah Yahu’SHUAH/Yesus. Meniadakan satu iota dari Taurat berarti meniadakan Firman Yang Hidup, Tuhan sendiri. Suatu kemustahilan. Penyangkalan kepada sebagian ataupun keseluruhan Taurat sama dengan pemberontakan kepada Yesus (dan Yahweh, Bapa-Nya) sendiri.

Makanya Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat terkena kutuk karena menambah2kan pengajaran-pengajaran Iblis ke dalam pengajaran Taurat yang seharusnya. Akibatnya mereka yang mengaku memelihara Taurat terkena kutuk dan tidak bisa menerima tujuan akhir dari Taurat yaitu Perjanjian Baru. Penolakan mereka kepada Yahu’SHUAH/Yesus dan memilih tradisi nenek moyang (Talmud/Misnah) menjadi puncak pemberontakan mereka. Seperti perumpamaan penggarap kebun anggur mereka akan dibinasakan dan kepemilikan warisan surgawi diberikan kepada yang lebih berhak.

Karena itu mari kita mengawasi ajaran-ajaran kita, seperti yang diperintahkan Paulus kepada Timotius, supaya kita tidak menambah2kan ataupun mengurangi perintah-perintah Taurat. Pelanggaran terhadap prinsip ini membuat kita tidak dapat mencapai keseluruhan dari Perjanjian Baru. Kita tetap dapat masuk surga dengan mengakui Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat, namun kehidupan baru itu tidak akan menjadi seperti Jemaat mula-mula yang menghormati Taurat dan menerima Perjanjian Baru.

Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga;

Matius 5:19a

 

__________________

By, Danang DK

http://danangdk.blog.uns.ac.id