Submitted by ferrywar on

 

 

Perjalanan Bola panas si Aku

 

Ketika bola itu masuk ke otak lewat mata

Ia menggelinding ke hati dan berontak

Mau keluar lewat mulut, tersedak tak bisa

Mau kembali ke kepala, otak menolak

Menyalur ke tangan dalam rupa tulisan

Tapi pikiran sehat tidak mengijinkan

Hati panas seperti tungku minta udara

Memerintah tangan menulis apa-apa

Akhirnya terpaksa tangan menulis juga

Dan tulisan tertuang didikte oleh hati yang panas

Tulisan tercetak tapi uapnya masih merangas

Mengepul menyalurkan udara tungku

Muncul kata-kata bak batu padas yang keras

 

Batu padas batu sandungan

Dimaksudkan menjadi bahan pelajaran

Tapi tak ada vitamin sehat keluar dari batu

Yang berhasil cuma membuat luka-luka

 

Tapi ini bahan pelajaran!, kata si Aku.

Tapi ini luka!, kata yang tersandung.

Makanlah padas ini, manusia tidak cuma 

hidup dari sabda tapi juga dari batu, kata Aku

 

Meski kami memilih sabda yang tidak melukai hati

Tetap saja keesokan hari, bola panas kembali

Melewati jalan dimana ia pernah masuk

Lewat mata, melangkahi otak, langsung ke hati.

 

Lalu bola mendesak dan tenggorokan tersedak.

Meledak di dada. Meluap lagi menjadi kata

Kata  dan kata berjumpa dalam kesepakatan

Dengan mata mencari-cari kesempatan

 

Setelah beberapa saat lewat para setan rapat

Memutuskan untuk memberikan kesempatan

Sambil diam-diam menunggu harapan

Ketika kita sibuk berdebat saling menyalahkan

 

Diantara uwap panas yang memburamkan mata

Akhirnya terlihat nyata

Ternyata Aku, adalah jalan, kebenaran dan hidup

Menurut sekian banyak masing-masing Aku.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Submitted by ferrywar on Thu, 2011-02-03 05:55

In reply to by smile

Permalink

Ketika jalan diperbaiki, aspal masih basah, tentu kita mesti menunggu beberapa saat lagi. Setelah itu semua bisa lewat dengan tertib dan tidak terganggu oleh bongkahan-bongkahan batu yang terletak tidak pada tempatnya.

Submitted by smile on Sat, 2011-02-05 00:32

In reply to by ferrywar

Permalink

aspalnya banyak campuran atau aspal murni? kalo banyak campur ini itu,..atau pake asala pemborng untung yah jalannya akan lebih parah rusaknya Bung Fer....harus pake aspal yang baguscampuran dan komposisi tepatdan harus dikontrol...itu buth kerja lebih....semoga pemborongnya ga mau untung gede, tapi kerjanya jelek,...oke kita tunggu aja jalanya.....

Submitted by ferrywar on Sun, 2011-02-06 09:53

In reply to by smile

Permalink

Yang terpenting jalan bisa dipakai untuk melancarkan transportasi. Jangan ada kerikil dan koral berserakan, akan membuat kendaraan tidak nyaman lewat. Apalagi jangan sampai ada batu.Tentang komposisi2 aspal, itu soal teknis. Biar Departemen Pekerjaan Umum yang berwenang mengurusi itu. Pengendara hanya perlu jalan yang nyaman buat lewat.

Submitted by Geadley Lian on Thu, 2011-02-03 01:33
Permalink

Apa artinya sebuah kesabaran,Jika tidak tertanam dihati,Apa gunanya daya pemikiran,Jika tidak dikawal diri,Andai kasih adalah sungai,Bola panas terpadam juga,Sahabat.

Submitted by PlainBread on Thu, 2011-02-03 16:41
Permalink

 AKu lari ke hutan, kemudian menyanyikuAku lari ke pantai, kemudian teriakkuSepi… Sepi dan sendiri aku benci.Aku ingin bingar. Aku mau di pasar. Bosan aku dengan penat,dan enyah saja kau, pekat! Seperti berjelaga jika aku sendiriPecahkan saja gelasnya biar ramaiBiar mengaduh sampai gaduh Ahh.. ada malaikat menyulam jaring laba-laba belangdi tembok keraton putihKenapa tak goyangkan saja loncengnya?Biar terderah,atau… aku harus lari ke hutan belok ke pantai? http://www.youtube.com/watch?v=3OqZA6qiWAo 

Submitted by Geadley Lian on Thu, 2011-02-03 17:14
Permalink

Lena tertidur sang manusia,Penatnya hilang saat itu,Bermimpi pula sang manusia,Berada dihutan yang tebal,Mimpi itu bagai benar,Terjadi pada dirinya,Berlari & berlari lebih kuat,Mencari tanah yang lapang,Namun didepan adalah pantai,Lautnya tenang tidak berangin.