Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menyemai Perdamaian Batin

Purnawan Kristanto's picture

1340079519877820607

 

Ada kisah nyata tentang biarawati di Filipina yang disandera oleh tentara MILF yang beraliran Islam. Kesehariannya, suster ini memimpin retret. Di Filipina ada kebiasaan untuk melakukan retret setidaknya setahun sekali. Dalam retret ini biasanya sang suster membimbing peserta untuk menulusuri kepahitan-kepahitan yang tersimpan di bawah alam sadar, lalu berdamai dengannya.

Suatu hari suster ini ditangkap oleh tentara MILF. Selama dalam penyekapan, suster ini dilayani oleh seorang perempuan muslim. Beberapa hari kemudian, suster ini dilepaskan dan kembali ke susteran.

Suatu kali terjadi pertempuran antara tentara pemerintah Filipina dan tentara MILF. Banyak orang dari kalangan MILF yang tertangkap. Suster mendangar kabar bahwa perempuan muslim yang melayaninya selama disandera juga ikut tertangkap dan ditahan di markas militer. Suster memutuskan untuk mengunjungi perempuan ini. Usai perkunjungan sang Suster bertekad untuk mengeluarkan perempuan ini dari tahanan. Maka dia melakukan upaya pelepasan. Ternyata hal itu tidak mudah. Dia harus meyakinkan banyak pihak mulai dari level terendah sampai tertinggi.

Akhirnya, kerja kerasnya membuahkan hasil. Militer mengizinkan perempuan ini dikeluarkan dari tahanan, tapi dengan syarat sang suster harus menjadi pengawasnya dan penjamin tidak akan kabur. Tiap minggu, suster harus mengantar perempuan ini untuk melapor ke markas militer.  Suster setuju.

Suster mengajak perempuan muslim ini ke susteran. Namun timbul masalah. Tidak ada kamar kosong di susteran. Maka mau tak mau suster harus berbagi kamar dengan perempuan muslim ini.  Mereka pun tidur sekamar berdua

Keesokan pagi, suster bertanya pada perempuan muslim ini.

"Apakah kamu bisa tidur nyenyak semalam?"

"Saya tidak bisa tidur," aku perempuan muslim.

"Mengapa?" tanya suster heran.

"Karena saya merasa takut suster akan membalas dendam dan membunuh saya dengan diam-diam," kata perempuan muslim terus terang.

"Sejujurnya, saya juga tidak bisa tidur semalam," kata suster.

"Mengapa?" tanya perempuan muslim.

"Sama sepertimu, saya juga takut dibunuh olehmu."

***

Kecurigaan dan kebencian terhadap agama lain yang ditanamkan oleh orangtua sejak kecil, ternyata mengendap di bawah sadar seseorang. Hal ini menjadi beban bagi orang tersebut. Pada saat-saat tertentu beban ini muncul secara tak terduga. Itulah yang terjadi pada suster dan perempuan muslim ini. Alam sadar mereka mengatakan bahwa dua orang ini sudah berteman. Namun tiba-tiba alam bahwa sadar mereka muncul secara tak terduga.

13400796431061083440

Kisah ini menjadi pengantar yang pas untuk pembahasan tentang inner-peace yang menjadi topik pelatihan Peace Education pada hari ke-4. Setiap orang yang akan terjun dalam aktivitas Peace-Building, hendaknya lebih dulu sudah mengalami perdamaian di dalam dirinya. Orang yang sudah memiliki inner-peace, maka orang itu sudah bisa memahami dirinya sendiri. Seseorang akan kesullitan memahami orang lain jika dia sendiri belum mampu memahami dirinya sendiri.

 

Pada topik ini partisipan mendapat kertas berwarna-warni berbentuk daun, pisang dan bunga.  Pada kertas yang berbentuk daun, partisipan menuliskan sebuah situasi ketika dirinya merasa damai. Pada kertas berbentuk pisang, partisipan menuliskan nilai dalam agama atau keyakinannya yang dianggapnya penting dalam perdamaian dalam hati. Sedangkan pada kertas yang berbentuk bunga, partisipan menuliskan manifestasi dari nilai-nilai tersebut.

Ada beberapa hambatan yang dapat ditemui ketika membangun inner-peace ini:

  • Adanya stress dan kecemasan
  • Budaya konsumsi yang berlebihan
  • Persaingan yang terlalu ketat
  • Kecanduan
  • Kedudukan, popularitas dan keterikatan pada kekuasaan
  • Mementingkan diri sendiri
  • Kehilangan spiritualitas.

Apa yang dapat dilakukan?

  • Mengenali adanya kecanduan dan mencari cara untuk melepaskan ikatan itu
  • Hidup ugahari atau hidup sederhana
  • Menyediakan waktu untuk merenung dan meditasi.
  • Memelihara pengharapan
  • Menghubungkan perdamaian batin dengan perdamaian luar dirinya.

***

1340079703774653450

Topik lain yang dibahas dalam pelatihan hari-4 adalah "Membangun Sikap Saling Menghormati, Rekonsiliasi dan Solidaritas dalam Masyarakat Majemuk." Topik ini memiliki arti penting mengingat bahwa semua semua negara di dunia ini memiliki perbedaan budaya. Pada 110 negara di dunia ini memiliki perbedaan etnik dan agama yang jumlahnya melebihi 25 persen dari populasi negara itu. Perbedaan ini dapat memicu konflik jika tidak ada sikap saling menghormati atas perbedaan itu.

  • Ketika konflik akhirnya muncul, penanganannya juga kurang tepat.  Contoh kesalahan dalam penanganan konflik adalah:
  • Penggunaan kekerasan
  • Pembersihan entnis
  • Pengucilan (menolak keberadaan atau eksistensi kelompok tertentu)
  • Pengabaian partisipasi kelompok tertentu misalnya dalam pendidikan, pekerjaan, atau proses pengambilan keputusan politik.

Pendidikan perdamaian hadir untuk menawarkan alternatif penyelesaian konflik dengan cara menghormati keberagaman dan inklusif dengan mengadopsi politik multikultur yang mengakui adanya perbedaan. Setiap orang hendaknya menyadari bahwa perbedaan identitas dan kebudayaan adalah yang wajar. Fakta empiris menunjukkan bahwa konflik tidak disebabkan oleh perbedaan budaya atau konlik tetapi karena adanya ketidakdilan ekonomi, perebutan kekuasaan dan perebutan aset ekonomi.

Pendidikan perdamaian mempromosikan multikulturalisme, yaitu sebuah kesadaran tentang penghormatan atas 4D, meliputi Diet (makanan), Dress (pakaian). Dance (Tarian) dan Dialek.

*** 1340079809770786234

Usai makan malam, delegasi dari Indonesia mendapat kesempatan untuk menunjukkan kekayaan budayanya dalam acara Country Presentation Night. Kami mengenakan pakaian daerah. Ternyata hal ini menarik perhatian peserta dari negara lain. Dengan antusias mereka mengajak kami berfoto.

Jika negara lain mengisi presentasi ini dengan memaparkan profil negara menggunakan powerpoint, maka kami sengaja tidak menampilkan profil Indonesia. "Kalian bisa membaca profil negara kami di Wikipedia," kata Lini yang menjadi juru bicara delegasi Indonesia. Kami langsung mengajak partisipan untuk menarikan tiga tarian daerah yaitu Sajojo dari Papua, Poco-Poco dari Manado dan Tor-tor dari Medan.

 

 

13400798471808801671

 

 

13400798831734116984

 

 

13400799401773510929

 

 

***

Hari terakhir pada Pelatihan Peace Education diisi dengan membuat implementasi dari materi pelatihan yang sudah didapatkan.  Partisipan secara berkelompok membuat sebuah modul pelatihan. Setelah itu setiap kelompok memeragakan modul itu di depan kelas. Setiap kelompok akan bertindak sebagai fasilitator, sementara partisipan lain berpura-pura sebagai audiens.

Usai makan siang, partisipan berlatih untuk pementasan pada upacara penutupan. Panitia mewajibkan setiap kelas untuk menyiapkan sebuah pementasan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari selama lima hari.

Berikut ini video klip latihannya.

 

Berikut ini klip dokumentasi video kelas Peace Education.

***

Pada hari kelima ini, partisipan mendapat sertifikat sebagai tanda telah mengikuti pelatihan tentang Peace Education. Secara umum, pelatihan ini sangat menyenangkan dan menarik. Fasilitator menggunakan metode partisipatif dan variatif sehingga partisipan tidak menjadi bosan. Dari sisi materi, beberapa bahasan sebenarnya sudah dikuasai dan dilakukan oleh partisipan. Ternyata selama ini saya sudah melakukan prinsip-prinsip peace education di dalam aktivitas kemanusiaan dan sosial. Dengan demikian pelatihan ini menjadi peneguhan terhadap apa yang sudah kami lakukan.


----------------

Baca juga:

__________________

------------

Communicating good news in good ways