Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Menulis
Menulis itu suatu aktivitas yang menyenangkan. Setidaknya, itu buat saya. Tapi terus terang saya sangat jarang mengunggah tulisan saya. Kenapa? Ya, karena kesibukan saya. Begitu sibukkah? Sebenarnya tidak juga. Tapi karena kejelekan sifat saya. Saya suka menulis hanya kalau ada "mood". Jadi? Apakah "mood" itu jarang datang, sehingga saya menjadi seperti seorang yang "Menunggu Godod"? Ha.... ha.... ha...., tidak juga! Lalu bagaimana?
Sebenarnya "mood" itu datang berulang-ulang kepada saya. Terutama jika saya sibuk, banyak pekerjaan, dan banyak persoalan. Masalahnya seringkali saya sudah lelah. Saya akan menulis, tapi tidak selesai. Ketika ide untuk menulis itu datang, saya pasti menuliskannya. Dan seringnya tidak tuntas. Itulah sebabnya kenapa tulisan saya adalah tulisan-tulisan pendek, tidak pernah panjang, apalagi berlembar-lembar. Sekali menulis selesai, tidak dilanjutkan menulis pada hari yang lain.
Saya biasa menulis di kertas bekas, dan tulisan saya yang setengah jalan itu tidak saya buang. Seringkali secara iseng saya baca-baca lagi, dan karena konsep yang belum bisa terbaca secara utuh, seringkali saya juga sudah lupa, tentang apa sebenarnya konsep awal saya. Kalau saya masih bisa mengingatnya dengan baik, biasanya saya akan menulis ulang naskah saya itu dari awal, tidak sekedar mengeditnya. Saya akan menulisnya, mungkin dengan gaya yang berbeda dari yang pernah saya tulis.
Apa dengan begitu saya tak ingin menulis buku? Ingin juga. Saya ingin bikin kumpulan cerpen. Cuma, entah jadinya kapan.
Dari lemari buku saya, saya menemukan "Pengakuan Pariyem"nya Almarhum Linus Suryadi Agustinus. Saya suka buku ini karena saya bisa membaca "jiwa"nya. Sayang bukunya secara fisik kurang enak untuk dibaca, karena masih berupa buku stensilan dan sudah lebih dari tiga puluh empat tahun umurnya (saya mendapatkannya 6 September 1980, ketika menghadiri pembacaan karya tersebut). Saya ingin beli buku cetaknya. Saya ingin bikin resensi tentang buku ini. Menurut saya, buku ini termasuk karya langka, karena jenisnya adalah prosa liris.
Jadi jika ada waktu kenapa saya tidak menulis? Menulis apa saja! Ide tak akan pernah habis. Bahkan saya juga bisa menulis resensi buku, cerita perjalanan.... atau apa saja. Bukankah menulis "membuat hidup semakin hidup"?
Setidaknya itu bagi saya.
Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!
- Pak Tee's blog
- Login to post comments
- 5378 reads
@pak tee : kok samaaa
sama pak, sudah berapa banyak hal yang ingin saya tulis, namun saya lewatkan.
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Pak Tee, jangan pakai kertas bekas lagi
gampang 'ketlingsut', gak bisa diedit.
Simpan dalam komputer shg gak mudah hilang, bisa diedit, bisa di-combine, bisa diganti gayanya.
Jesusfreaks & Pak Pur
Jesusfreaks : Salaman! Coba praktekkan sarannya Pak Pur : Segera tulis ke komputer..! Jangan sampai terlewat lagi.
Pak Pur : Itu soal kebiasaan saja, Pak! Rasanya saya memang senang "menulis" tidak "mengetik".... he.... he.... he....! Walaupun pendapat Pak Pur benar banget! Terima kasih sarannya.
Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!