Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menerbitkan Buku itu Gampang

Purnawan Kristanto's picture

"Mengapa belum ada karyamu yang diterbitkan dalam buku?" tanyaku kepada seorang teman. Dengan enteng,

buku

sambil mengutip tulisan Salomo, dia berkilah: “Lagipula, anakku, waspadalah! Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, dan banyak belajar melelahkan badan" (Pkh. 12:12).

"Itu berlaku jika kamu sudah menghasilkan banyak buku," sergahku," masalahnya, kamu belum menulis satu buku pun."

 Dia hanya cengar-cengir sambil menggaruk-garukkan kepala meskipun tak gatal.

***

Siapa bilang menerbitkan karya tulisan untuk menjadi buku itu susah? Setidaknya itulah yang aku alami. Waktu pertama kali menawarkan naskah bukuku, penerbit langsung menyetujui untuk menerbitkan mesipun ada beberapa revisi yang harus kulakukan. Ketika dipajang di toko-toko buku, ternyata angka penjualan bukuku cukup memuaskan. Setelah itu, naskah-naskah bukuku yang lain lulus dengan mulus di penerbit itu.

Ketika aku mencoba menawarkan naskah buku ke penerbit lainnya, ternyata tidak mendapat hambatan yang berarti. Ada juga sih naskah yang ditolak, tapi jumlah naskah yang diterima dan diterbitkan jauh lebih besar. Sampai saat ini, karyaku sudah diterbitkan oleh penerbit Andi [Jakarta], Metanoia [Jakarta], BPK "Gunung Mulia" [Jakarta], Gloria [Yogyakarta], Sunda Kelapa [Jakarta],Manna Publishing [Surabaya], dan Pustaka Konsumen [Yogyakarta].

Apa rahasia sukses menerbitkan buku?


 1. Naskah yang layak terbit

Syarat utama, naskah kita memang harus layak terbit. Naskah tersebut sudah lengkap dan dikemas dengan rapi. Manjakanlah penerbit dengan menawarkan naskah yang sudah matang. Ibarat makanan, mereka hanya tinggal menyantapnya, tidak perlu mengolah lagi bahan-bahan yang masih setengah matang.


 2. Kompetensi dan kapasitas penulis

Selain memeriksa kelayakan naskah, penerbit juga akan mencari tahu siapa pengarangnya. Apakah dia cukup kompeten untuk menulis topik tersebut? Apakah kapasitasnya sudah mencukupi?

Hal ini berkaitan dengan kredibilitas pengarang. Semakin tinggi kredibilitasnya, makin besar potensi untuk diterbitkan. Jika Anda seorang pedagang, sebaiknya tidak menulis tentang fusi nuklir. Tapi jika Anda memang punya kapasitas yang mencukupi untuk menulis tentang ini, namun Anda harus mengeluarkan upaya ekstra untuk meyakinkan penerbit bahwa Anda memang kompeten di bidang tersebut. Sebagai permulaan, sebaiknya Anda menulis pada bidang yang menjadi kompetensi sehari-hari.

Penerbit buku sangat mempedulikan kredibilitas pengarang karena akan menjadi modal penting untuk kepentingan promosi. Ada kemungkinan, pengarang akan dilibatkan secara aktif dalam berbagai aksi promosi. Misalnya, menjadi pembicara seminar, narasumber talkshow, bintang iklan, dsb. Jika pengarang tidak memiliki kapasitas yang memadai, maka penampilannya justru akan memalukan.


 
3. Memilih penerbit

Jangan sembarang dalam menawarkan naskah. Pilihlah penerbit yang tepat. Kata "tepat" di sini punya dua makna:

Pertama, Naskah Anda memang sesuai dengan tema-tema yang disukai oleh penerbit tersebut. 

Menawarkan naskah tentang Psikologi murni pada penerbit buku pertanian adalah kesia-siaan. Bahkan sekali pun tema buku sudah sangat cocok, tapi jika gaya penulisan tidak pas, maka ada kemungkinan akan ditolak. Yang lebih rumit lagi adalah penerbit buku rohani. Sekalipun sama-sama bertema tentang kerohanian, jika sudut pandang tulisan Anda berbeda dengan "aliran" yang dilayani oleh penerbit buku rohani tersebut, maka jangan pernah berharap buku tersebut akan diterima.

Kedua, kata "tepat" di sini juga menyangkut integritas penerbit. Ada penerbit yang "nakal" dan "acak-acakan". Jika naskah Anda jatuh ke tangan penerbit nakal. Ada kemungkinan naskah Anda diterbitkan diam-diam, dengan perubahan seperlunya, tanpa persetujuan Anda. Ini artinya Anda tidak akan mendapatkan royalti, sebagai imbalan atas jerih payah Anda. Jika buku Anda diterbitkan oleh penerbit yang "acak-acakan", maka Anda masih menerima pembayaran royalti, tapi penghitungan royalti didasarkan atas catatan penjualan yang acak kadut. Bahkan, ada juga yang baru memberikan laporan penjualan setelah ditagih oleh pengarang. Jika tidak ditagih, maka mereka akan diam dengan wajah manis. Apakah ada penerbit rohani yang demikian? Ada!
 
4. Membangun jejaring

Pada saat sekarang, pengarang yang menyepi di lereng gunung, tanpa interaksi dengan manusia lain, adalah pengarang yang ketinggalan zaman. Pada era yang mengglobal, penulis harus berjejaring. Meski tinggal di pelosok kampung, namun dia masih dapat bersosialisasi berkat adanya koneksi internet. Namun itu tidak cukup. Penulis sebaiknya juga bergaul dan menghadiri pertemuan-pertemuan di komunitasnya.

  Jalinlah perkawabab dengan personel dari penerbitan, meskipun Anda belum punya naskah yang akan Anda tawarkan pada mereka. Dari pergaulan seperti ini akan muncul peluang-peluang di bidang penulisan.

***

Semua paparan di atas adalah model penerbitan buku secara konvensional. Jika usaha tersebut sudah ditempuh dan Anda gagal, janganlah khawatir. Itu bukan berarti hari kiamat bagi Anda. Masih ada jurus lain yang bisa digunakan.


 
1. Kerjasama Penerbitan

Jika naskah Anda ditolak oleh penerbit, ada beberapa kemungkinan penyebab:

a. Naskah Anda memang jelek

b. Naskah Anda tidak sesuai dengan visi, misi dan kompetensi penerbit.

c. Naskah Anda layak terbit, tapi kuota untuk menerbitkan buku sudah habis. Ini terutama berlaku pada penerbit dengan modal yang cekak.

Jika naskah Anda masuk ke dalam kategori "c" maka Anda dapat menawarkan kerjasama penerbitan kepada penerbit tersebut. Ada beberapa macam model kerjasama:


a. Bersama-sama menanggung ongkos produksi tersebut

Dalam hal ini Anda menyetor uang dengan persentase tertentu sebagai modal penerbitan. Itu artinya, Anda juga harus siap menanggung risiko rugi jika buku tersebut tidak laku. Namun jika buku tersebut laris-manis, maka Anda akan mendapat bagian keuntungan[laba], di luar pembayaran royalti.


 
b. Anda bersedia membeli buku dalam jumlah besar

Jika Anda punya captive market atau pangsa pasar yang potensial, maka metode ini dapat Anda pilih. Contohnya, Anda adalah seorang pendeta dan memutuskan untuk memakai tersebut sebagai panduan dalam program SOM [Sekolah Orientasi Melayani]. Anda memperkirakan, setidaknya ada 100 buku yang terjual untuk setiap angkatan. Jika Anda berjanji akan membeli separuh dari oplaag buku Anda, maka penerbit pasti akan menerbitkannya. Sebagai informasi, Anda berhak mendapatkan diskon 30-40 persen dari harga jual buku tersebut.


 
c. Anda mengongkosi seluruh biaya produksi

Dalam model kerjasama ini, Anda menanggung semua biaya dikeluarkan mulai dari penyuntingan, pra-cetak, cetak, hingga finishing. Penerbit hanya melayani jasa cetak dan distribusi buku tersebut.

Kelemahan model ini adalah Anda harus menyediakan modal yang cukup besar dan menanggung kerugian jika buku tidak laku. Sedangkan kelebihannya, buku Anda pasti akan terbit dan jika laris maka Anda dapat menikmati keuntungan yang besar.
 
2. Print on Demand

Pada model sebelumnya, Anda masih tergantung pada kemauan penerbit. Jika Anda ingin memegang kendali penuh, maka Anda dapat menempuh cara terbaru, yaitu print on demand .

Selama ini kebanyakan penerbit menggunakan teknologi cetak offset. Untuk mencetak dalam jumlah banyak, teknologi ini memang sangat efesien dan berkualitas bagus. Namun untuk itu dibutuhkan modal yang besar.

 Ada jumlah minimal buku yang harus dicetak supaya biaya yang dikeluarkan menjadi optimal. Jika oplaag yang dicetak semakin jauh dari jumlah minimal ini, maka ongkos per unit menjadi semakin mahal.

Selain soal hitung-hitungan ekonomis tadi, ada persoalan tentang daya serap pasar. Sebaiknya buku yang telah dicetak harus segera terjual. Jika penjualannya seret, maka buku akan menumpuk di gudang. Tentu saja ini mengandung risiko buku menjadi rusak. Selain itu cash flow perusahaan juga akan terganggu.

Jika modal kita mepet atau daya serap buku kita masih rendah, maka kita dapat menggunakan metode

print on demand 

 

Dengan teknologi print digital, maka kita dapat mencetak buku sebanyak kita inginkan. Bahkan mencetak satu biji pun akan dilayani. Dengan metode ini, maka kita dapat mencetak buku sesuai dengan modal dan daya serap buku tersebut. Jika buku habis terjual, kita dapat mencetaknya lagi.


 
3. E-book

Metode yang terakhir ini hampir tidak memerlukan modal sama sekali. Yang Anda butuhkan hanyalah komputer dan sambungan internet.

Caranya, Anda mengubah naskah Anda dalam format e-book [electronic book]. Misalnya dalam format PDF. Kemudian mengunggahnya di internet. Dengan begitu, orang lain dapat mengakses karya Anda. Dia bisa mengunduh atau membacanya secara on line.

Lalu darimana Anda memperoleh penghasilan? Ada dua cara:

Pertama dengan cara berbayar. Setiap orang yang mengakses karya Anda harus membayar lebih dulu. Kedua dengan memasang iklan. Anda mendapatkan pemasukkan dari iklan yang dipasang pada situs Anda. Semakin banyak pengunjung ke situs Anda, maka makin banyak pengiklan yang bersedia memasang iklan. Anda juga dapat menggunakan fasilitas adsense milik Google. Ketiga, memasang iklan dalam buku Anda.

***

Bagaimanapun juga, menerbitkan buku secara konvensional masih lebih bergengsi daripada metode alternatif. Nah, jika Anda masih ingin menggunakan metode ini, maka masih ada satu jurus yang tersisa, yaitu menulis buku bersama atau model keroyokan. Dalam model ini, beberapa orang mengumpulkan karya tulisan dengan tema tertentu kemudian dikompilasi menjadi sebuah buku.

Sehubungan dengan itu, saya ingin membagikan informasi yang sangat menarik. Penerbit Gloria dan Komunitas Penjunan akan membuat proyek penulisan buku bersama dengan tema tulisan inspiratif.

Melalui buku ini,diharapkan ada banyak hati yang terinspirasi untuk lebih memaknai hidup yang dikaruniakan Tuhan, ada banyak hidup yang dibangunkan untuk bangkit memberkati sesama, dan setiap pembaca semakin menyadari keterlibatan Tuhan dalam hidup anak-anak-Nya.

Jika Anda tertarik ikut proyek ini, silakan kontak saya via PM atau email sebelum 5 September 2009.


 
 

__________________

------------

Communicating good news in good ways

mujizat's picture

@Pak Purnawan Kristanto, tanya

Syalom pak Pur,

Thanks, sudah berbagi pengalaman,... bagus buat yang mau professional

Tanya,

Kalau penerbitnya ada di Jakarta, contoh : Andy , dan saya tahu di Yogya juga ada cabangnya, dekat kampus Sanata Dharma, bisa ngak menawarkan buku lewat cabang?

Trus, penerbit2 yang Anda rekomendasikan itu, gak termasuk yang "nakal" khan?

GBU

Mujizat

__________________

 Tani Desa

Purnawan Kristanto's picture

Dear Mukjizat, Penerbit

Dear Mukjizat,

Penerbit Andi itu kantor pusatnya di Yogyakarta. Lebih tepatnya Jl. beo 38-40 Demangan Baru, Jogja.

Kalau mau menawarkan naskah lewat kantor cabang, bisa saja sih, tapi nggak ada jaminan akan nyampai ke kantor pusatnya he...he..he... Saya menyarankan kirim langsung saja ke kantor pusat. Lebih baik lagi kalau sudah mengenal editornya. langsung tujukan kepada yang bersangkutan. Biasanya lebih jos

Soal penerbit "nakal", maaf tidak etis kalau saya beberkan di sini. Kalau mau tahu, tanya saja langsung ke pengarang-pengarang yang sukses dinakali para penerbit.


 www.purnawan.web.id

__________________

------------

Communicating good news in good ways

dedyriyadi's picture

buku tentang alkitab

belakangan ini saya menemukan situs yang bertolak belakang, yaitu situs dari seorang kristen yang berusaha menjelaskan/menjawab email-email yang beredar di beberapa milis / forum diskusi tentang kebenaran alkitab. dan satu situs lainnya dibuat oleh saudara bani kedar yang mati-matian dengan mempergunakan buku-buku dan pendapat-pendapat sarjana kristologi liberal yang meragukan alkitab.

apakah ada buku yang ditulis dalam bahasa indonesia yang bisa menjelaskan apa itu alkitab, siapa penulis-penulisnya (di wikipedia ada 2 asumsi soal penulis-penulis alkitab), bagaimana dia disusun,mengapa ada kerancuan atau kesalahan pada beberapa hal dan penjelasannya, dlsb ..

tentunya hal ini akan sangat membantu keimanan saudara-saudara kristen yang lain.

 

salam,

 

dedy

Samuel Franklyn's picture

Situs mengenai Alkitab

Dedy saya tidak tahu buku bahasa Indonesia mengenai Alkitab tapi saya tahu sebuah situs yang cukup bagus dalam bahasa Inggris mengenai Alkitab yaitu

Bible Research

 

antisehat's picture

Telat Baca

Jika Anda tertarik ikut proyek ini, silakan kontak saya via PM atau email sebelum 5 September 2009.

wah... telat baca nich...

tapi jika masih ada kesempatan,

bole PM ke saya pa Pur...


___________________________ 

giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt

www.antisehat.com