Lalu...
kapan kita ketemu lagi...
kataku...
aku tidak tahu...
katamu...
tunggu aku di batas waktu...
tapi sampai kapan...
aku tidak tahu...
aku juga tidak tahu...
kita sudah lama menunggu
tapi sang restu tak kunjung datang...
salam untuk ibunda...
yang tak kunjung seiya dengan kita
air mata kita sudah habis...
bersama derasnya hujan semalam
ternyata kita boleh berencana
tapi Bapa berkehendak...
bagaimana aku bisa hidup...
sedang jiwaku merasa mati...
setiap jalan...
setiap tempat...
setiap minggu...
membuat ku terdiam
tak akan pernah
dilalui lagi...
jarak dan waktu...
bahkan berbalik badan...
dan pergi...
adakah cara lain selain ini...
sungguh aku tidak mau...
aku juga tidak mau...
katamu
apakah ini kehendak-Mu...
kesedihan...
yang terasa sampai ke tulang
mengosongkan hati...
menghampakan pandangan...
kosong...
baik...
bukan kami jadi...
tapi kehendak-Mu saja...
Tuhan...
aku marah pada-Mu...
Sabar
Sabar bang!
menurut saya kalimat sperti
menurut saya kalimat sperti ini tidak berbeda dengan ungkapan orang yang belum kristen. bolehlah atas kejujurannya. hanya saja bagi saya tidak ada unsur christianity.
Sebenrnya neraka pun itu
Sebenrnya neraka pun itu adalah anugerah Tuhan. you're so small. biarlah posisi Tuhan tetap di sana. abd you gak usah ganggu. ga ada gunanya. nyawaNya sudah buat lu spy lu msk surga, kurang apalagi? Setan!!!!!
In reply to Sebenrnya neraka pun itu by Samanosuke (not verified)
PermalinkGOD knows
You may say anything you like...
you may judge me....
but I know
JESUS knows me better than you...
I am HIS precious eyes...
are you...
BIG GOD BLESS YOU!!!
Gak Mudeng
Gak mudeng aku maksud puisine apa? Malah bisa bikin salah tafsir.
Kekuatan Puisi
Menarik juga mencermati sejumlah komentar terakhir di puisi ini. Jujur saja, saya bukan ahlinya. Tapi rasanya ada yang terlalu cepat menilai isi puisi tersebut. Sebaiknya, cermati lagi isi puisi tersebut, selami sampai ke akarnya, baru beri penafsiran.
"Karena bahasa Indonesia dahulunya adalah lingua franca"
long time ago...
Aku juga pernah marah pada-Nya
Aku ingin meninggalkan-Nya
Walau hanya niat dihati
Walau hanya ujar tertahan
Tapi sungguh aku menyesal
Bahwa aku pernah marah pada-Nya
Karena Dia tetap melimpahkan kasih-Nya
Karena ternyata Dia turut menangis bersamaku
Karena ternyata memang Bapa lebih menyayangi anak
Daripada anak menyayangi-Nya
Bapa bilang semua ada waktunya
Bapa bilang kasihlah yang terutama
Setelah kusemai kasih dihati
Kucabut semua akar murka
Semata-mata berkat-Mu lah yang datang
Indahnya waktu Tuhan ....