Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kabah

hai hai's picture

Bengcu Menggugat Kabah Di Mata Seorang Tionghoa Kristen

Dia sahabatku. Setelah ngomel habis-habisan atas berbagai tulisan di internet yang menuduh umat Islam menyembah berhala karena mereka bersujud menghadap Kabah dan mencium batu Hajar Aswad ketika ke Mekah. Mungkin karena bosan, begitu saja dia berhenti marah lalu menatapku yang sejak tadi mendengarkannya. “Demi Allah, tolong beritahu saya, benarkah orang Islam menyembah berhala Kabah dan Hajar Aswad?” Melipat tangan di dada, saya membalas tatapannya namun tidak menjawab pertanyaannya. “Apakah umat Islam menyembah berhala?” Dia kembali bertanya. Tersenyum, aku berakata, “Banyak yang tidak mau memasuki ruangannya meskipun melewati pintunya.” Sahabatku menatapku dan aku membiarkannya demikian. “Demi Allah, jawablah dengan jujur. Benarkah umat Islam menyembah berhala?” Tanyanya. Matanya tulus memancarkan rasa haus. Saya membalas tatapannya lalu berkata, “Saya bukan ahli Alquran.” Dia melotot lalu berkata, “Saya tidak bertanya kepada ahli Alquran.  Aku bertanya padamu, apa pendapatmu tentang Ka’bah?” Tersenyum, saya menjawab, “Saya bukan orang Islam.” Dia berkata ketus, “Aku tidak bertanya kepada orang Islam namun bertanya padamu, apa pendapatmu tentang Ka’bah? Kamu menyebut diri Tionghoa Kristen. Apa pendapatmu tentang Ka’bah?” Kejarnya. Menatapnya, kumenjawab, “Saya bukan orang Islam dan bukan ahli Alquran, pendapat saya bisa saja salah bahkan bertentangan dengan ajaran Alquran.” Dia menatap saya tanpa menyembunyikan kesalnya, “Aku hanya ingin tahu, apa pendapatmu tentang Ka’bah?” Ngakak ku pun berkata, “Menurut saya, Kabah baik-baik saja!” Dia melayangkan tinjunya menghantam lengan atas saya. Sakit. Setelah rasa sakti hilang, aku menatapnya tajam, ku berkata, “Menurutku, umat Islam bersujud kepada Kabah karena, Kabah adalah ajaran tertinggi agama.” Sahabatku mengernyitkan dahinya, matanya penuh tanya, aku menganggukan kepalaku meyakinkannya.