Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Keluh Kesah "Terima" dan "Kasih"
"Kami memang sering beriring," ujar mereka. "Tapi kami bukan kesatuan. Kami pribadi yang berbeda, bukan pribadi yang satu."
Kira-kira begitulah yang dikeluhkan oleh pasangan kata ini kepada saya. Sudah berkali-kali mereka direkatkan, seolah-olah mereka itu satu kata, bukan dua kata yang digabung menjadi gabungan kata.
"Lalu apa yang harus kulakukan?" saya bertanya.
"Sampaikanlah bahwa kami tidak suka diintegrasikan seperti itu. Memang kami sering menjadi pasangan. Tapi bukankah pasangan itu tetap terdiri dari individu yang berbeda? Bukankah kami dua yang berbeda satu sama lain? Bukankah suami istri pun, walau disebut satu kesatuan tetap menjadi dua individu yang berbeda?" demikian jelas mereka padaku.
Nah, demikianlah keluhan dua kata tersebut, si "terima" dan si "kasih". Ternyata mereka sering merasa dilecehkan. Padahal mereka tidak pernah melakukan suatu hal yang merugikan orang lain. Keberadaan mereka malahan sering membuat orang bahagia. Namun, ada saja pihak(-pihak) yang menyiksa dua teman saya ini dengan memperlakukan mereka sewenang-wenang.
Apa yang sesungguhnya terjadi? Sebagaimana diungkapkan dalam keluh kesah tadi, mereka tidak suka bila dituliskan serangkai. Itu merupakan penyiksaan berat terhadap mereka. Bagaimana mungkin dua orang yang berbeda dijadikan satu tanpa terlihat batas-batasnya? Si "terima" dan "kasih" tidak suka bila dijadikan "terimakasih".
"Jangan menjadi Tuhanlah!" ujar "kasih" saking kesalnya.
Ya. Hanya Tuhan yang berhak menjadikan demikian. Maksudnya bila sebuah tulisan memang ditujukan untuk sastra, yang penulisnya adalah berperan sebagai pencipta, tidak seorang pun bisa menentangnya. Namun, bila Anda memang menulis tidak dengan maksud sastra, jangan perlakukan kedua teman saya seperti itu. Bukankah ada hukum, perlakukanlah yang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan?
_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.
- Indonesia-saram's blog
- 5006 reads