Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kejatuhan Manusia Part 2: Perpecahan

Sigit's picture

Tulisan blog ini adalah kelanjutan dari Kejatuhan Manusia Part 1 yang dapat anda lihat disini . Dosa adalah produk kegelapan dan dosa mengakibatkan perpecahan, Ini adalah pelajaran yang saya dapatkan
melalui Kejadian 3:7-13. Jika anda melihat, anda akan menemukan bahwa
tepat setelah manusia jatuh ke dalam dosa, mereka mulai kehilangan
kemuliaan Allah. Mula-mula mereka mulai melihat bahwa dirinya telanjang
(ayat 7), lalu mulai saling menyalahkan (ayat 12-13), hingga akhirnya
mengundang penghukuman Allah (ayat 14 dst).

Ketika mereka melihat bahwa mereka melihat diri mereka telanjang, sebenarnya hal ini secara tidak langung menunjukkan bahwa manusia langsung merasa terancam dan malu karena mereka telah berbuat dosa, maka kita juga seharusnya tak heran bila dewasa ini, ketika seseorang berbuat dosa, mereka akan sebisa mungkin serapat-rapatnya menutupi dosa yang telah mereka lakukan.

Kemudian manusia mulai saling menyalahkan satu sama lain. Yang menarik ialah, ketika kita membaca ketidak tepatan antara Kejadian 3 ayatnya yang ke 11 dan ayatnya yang ke 12. Sebenarnya BAPA bertanya kepada Adam tentang dua hal:

1. Siapa yang memberi tahu engkau telanjang? (seharusnya dijawab si anu...)

2. Apakah kamu makan buah dari pohon yang Kularang? (seharusnya dijawab ya atau tidak)

Namun Adam menjawab dengan jawaban konyol: "Perempuan yang Kautempatkan disisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." (Kej 3: 12)

BAPA tidak menanyakan karena siapa ia berdosa, namun BAPA bertanya kenapa kamu berdosa? Sebuah pelajaran yang penting bahwa ketika kita melakukan dosa, kita sendiri yang harus mempertanggung jawabkan itu di hadapan Allah. Tidakah kita sering mempersalahkan orang lain kenapa kita berdosa? Akan tetapi melalui hal ini, saya belajar bahwa jika saya berbuat sesuatu yang 'terlalu kreatif' di hadapan Allah, maka saya harus berani bertanggung jawab. Dalam hal ini, manusia pertama gagal mempertanggung jawabkan dirinya sendiri.

Pernyataan Adam yang seperti ini juga yang pada akhirnya mengakibatkan perpecahan, ketidak harmonisan satu dengan yang lain. Ketika Adam melakukan hal tersebut, secara tidak langsung ia menyalahkan Allah juga yang telah memberikan seorang perempuan kepadanya. Respon Adam yang menyalahkan Hawa ini langsung ditiru oleh Hawa. Maka Hawa juga melakukan hal yang sama dengan menyalahkan ular, sehingga pada akhirnya satu sama lain menjadi pecah.

Perpecahan adalah akibat dari dosa dan sampai dosa tersebut belum dibereskan, perpecahan akan selalu ada. Hal ini banyak saya temukan di gereja-gereja, bahkan persekutuan remaja/pemuda. Kata 'dosa' hanya mereka pahami pada retreat-retreat, namun sesungguhnya dosa adalah hal yang mereka lakukan kepada Allah dengan sembarangan dalam setiap aspek hidupnya. Pada akhirnya, dosa yang tetap dibiarkan akan merusak seluruh hal. Saya teringat tentang reaksi sebuah atom. Atom yang begitu kecil, namun melalui serentetan reaksi yang terus menerus, akhirnya mampu membinasakan Hiroshima dan Nagasaki di tahun 1945. Dosa pun juga seperti ini, sebuah kebodohan Hawa yang mengarah kepada perpecahan hingga akhirnya mengundang hukuman kepada umat manusia hingga saat ini. Dosa yang tak dibereskan akan mengakibatkan kerusakan lebih lanjut.

Bagaimana sifat Allah terhadap dosa? Tak kompromi. Lalu bagaimana sifat Yesus terhadap dosa? Tetap tak kompromi. Banyak orang salah sangka jika telah menerima Yesus, maka bisa saja berdosa seenaknya (kan sudah ditebus..), tetapi jangan salah kira, Yesus tetap tak kompromi terhadap dosa. Bait Allah yang dicemarkan pun dibelaNya habis-habisan dari segala pencemaran yang dilakukan pedagang-pedagang pada waktu itu (Matius 21:12). Adalah baik menebas dosa ketika ia masih kecil supaya jangan ketika ia makin besar, ia menyusahkan hidup kita, bahkan anak cucu kita.

Merujuk pada Kej 3: 7-13 pada kali ini, maka pelajaran yang kita dapatkan kali ini adalah sebagai berikut :

1. Perpecahan adalah akibat dosa.

2. Jika kita berdosa, jangan salahkan orang lain. Pertanggung jawabkan kesalahanmu itu di hadapan Allah

3. Jangan membela diri karena merasa diri benar, segeralah minta ampun jika kita melakukan kesalahan dan jangan lakukan itu lagi. Inilah Pertobatan yang sejati

4. Jika terdapat suatu perpecahan pada suatu komunitas, segera kenali dosa yang ada, lalu tebas habis sebelum merusak lebih hebat lagi

5. Terakhir, bersyukurlah terhadap apa yang BAPA berikan di dalam kehidupanmu

 

Semoga anda diberkati oleh tulisan saya yang belum sempurna ini, Shalom

 

__________________

- Be Sharp and Be Wise -