Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kejatuhan Manusia Part 1: Strategi Kegelapan

Sigit's picture

Alam semesta yang diciptakan Allah begitu indahnya. Manusia juga mengalami hadirat Allah yang penuh, karena manusia langsung bergaul dengan Allah sendiri. Di kala itu, adam masih suci dan belum berdosa, sehingga layak untuk melihat wajah Allah. Namun, ada satu yang tidak suka dengan keharmonisan manusia dengan Allah. Ia tak mampu menghancurkan Allah, karena itu ia mau menghancurkan ciptaanNya yang termulia: Manusia. Siapa makhluk jahat ini? Pastinya iblis!

Sebelum saya tunjukkan strategi iblis paling murahan namun paling efektif ini, saya mengajak anda untuk membaca Firman Allah di Kejadian 2: 16-17

“Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Allah mengatakan tiga kata kunci disini:
1. Semua pohon
2. Jangan kaumakan buahnya
3. Pastilah engkau mati

Allah mengatakan itu kepada otoritas manusia yang paling utama: Adam. Setelah Adam didampingi Hawa, pastinya Adam menyampaikan apa yang ia dengar dari Allah kepada Hawa. Sayang Hawa tidak mendengarkan secara seksama apa yang Adam katakan. Inilah kelemahan manusia pada waktu itu, dan iblis tahu hal ini. Ia memakai ular untuk menggoda manusia. Jika anda membaca terjemahan LAI, dikatakan ular adalah hewan yang ‘paling cerdik’, betul? Saya anjurkan jangan mengagungkan kegelapan dengan memakai kata paling. Perhatikan terjemahan KJV untuk Kej 3 ayat 1:

“ Now the serpent was more subtle...”

Ular hanya lebih cerdik, bukan paling cerdik (most). Manusia yang dekat dengan Allah pada waktu itu yang paling cerdik karena manusialah yang paling berakal budi dan memiliki hikmat Allah. Namun lucunya, makhluk yang paling cerdik kalah oleh makhluk yang lebih cerdik, hanya karena kesalah pahaman Hawa terhadap Firman Allah.

Mari, perhatikan baik-baik apa yang ular katakan di Kej 3:1
“...Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

Mulailah ular mencobai Hawa dengan memutar balikan fakta Firman. Allah berkata : “.. Semua pohon boleh kaumakan buahnya..” namun dengan liciknya diputar balikan dengan mengatakan “.. Semua pohon tidak boleh kamu makan..”. Karena itu inilah strategi murahan iblis yang saya dapat: Sedapat-dapatnya iblis akan berusaha memutarbalikan Kebenaran Firman Allah. Sedapat-dapatnya iblis akan berusaha membuat manusia meragukan Firman Allah... dan jika kita pandang dunia ini, banyak yang sudah meragukan Firman Allah bukan???? Saya prihatin.

Dan yang paling menyedihkan adalah, Hawa tidak memahami Firman Allah secara seksama. Perhatikan jawabannya di dalam Kej 3: 2-3
“Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

Hawa sudah mengerti bahwa semua pohon boleh dimakan kok. Namun pemahamannya tentang makan buah, ia tambah kan dengan statement: Kalau kita raba buahnya, maka kita mati. Aduh Hawa! TUHAN berfirman “Jangan kaumakan buahnya, karena pastilah engkau mati”. Anda bisa lihat?

Pemahaman Hawa: raba maka mati
Firman Allah : makan maka mati

Beda sedikit, tapi inilah yang membuat iblis memiliki celah untuk mencobai manusia Ular mengatakan demikian “ah, gak akan mati kok, kamu justru akan menjadi seperti Allah.” (Kej 3:4-5)

Di dalam Kejadian 3: 6, Karena Hawa sudah ragu-ragu, ia mulai memandang buah itu dan dia lihat bahwa buah itu menarik hati. Lalu dia mulai pegang buah itu, dan ia merasa bahwa apa yang ia pahami itu salah (ia memahami ketika meraba maka mati). “Eh, udah dipegang gak mati ya?” Mulailah ia tidak percaya kepada Allah dan mulailah ia melanggar kepada yang lebih jauh: Memakan buah itu. Sedap, enak, nikmat.... ya.... itulah dosa. Parahnya lagi, ia berikan itu kepada Adam... Adam, dengan sadar memakannya. Ia tidak tegur Hawa, namun Ia justru langsung memakannya “dengan sadar sesadar-sadarnya”. Ketika dosa sudah meracuni otoritas, mulailah terjadi hal berikut:

“Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.”

Telanjang.... ya, mulailah mereka tahu apa itu telanjang. Menandakan bahwa pikiran mereka sudah tidak kudus lagi. Pikiran mereka sudah cemar sehingga mereka menutupi diri dengan segala macam rupa karya (daun pohon ara, cawat). Namun pakah dengan hal itu, mereka berani menghadapi Allah? Tidak! Karena itu sepintar-pintarnya dan se indah-indahnya dosa ditutupi, tetap saja kita tidak layak di hadapan Allah langsung. Buktinya, walau memakai cawat pohon ara, mereka tetap bersembunyi di antara pohon-pohonan, tidak berani menghadapi Allah (Kej 3:8)

“Siapa yang memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang?” (Kej 3: 11), demikianlah Firman Allah. Allah tidak pernah mengatakan tentang ‘telanjang’ kepada manusia. Ketika manusia berdosa, kemuliaan Allah langsung hilang dari dalam diri mereka sehingga mereka telanjang (Roma 3:23). Tak hanya hilang dari tubuh, tapi juga dari pikiran baik sadar, tidak sadar dan bawaqh sadar. Inilah efek yang berakibat kepada kita sampai hari ini. Pikiran kita selalu kotor mendengar kata telanjang. Karena apa? Karena kejatuhan manusia ke dalam dosa. Lalu, apakah orang yang percaya kepada Yesus mestinya telanjang2 saja? Hahahaha, jelas tidak! Apa yang Allah rancangkan agar kita memiliki tubuh kemuliaan di dalam Yesus Kristus (1 Korintus 15:40, saya akan jelaskan pada bahasan yang terpisah)

Kemudian, kata dosa dalam bahasa Yunani adalah Hamartia. Definisi yang saya kutip dari kamus Thayer adalah sebagai berikut:

1a) to be without a share in (tidak mengambil bagian di dalam)
1b) to miss the mark (salah sasaran)
1c) to err, be mistaken (salah)
1d) to miss or wander from the path of uprightness and honour,to do or go wrong (salah jalur)
1e) to wander from the law of God, violate God’s law, sin (menentang Allah dan FirmanNya)

Jadi, manusia berdosa adalah: Mereka yang tidak mengambil bagian di dalam rencana Allah, salah target yang Allah rindukan, salah dalam melakukan segala sesuatu, salah jalan, dan menjadi lawan Allah. Jadi, adakah manusia yang benar? Sama sekali tidak ada! Bodoh sekali jika kita mengatakan bahwa kitalah yang paling benar! Tidak ada manusia yang benar, seorangpun tidak! (Roma 3:10)

Lagi, Hamartia memiliki akar kata Hatta yang artinya will atau keinginan. Ternyata segala tindak-tanduk dosa diawali oleh keinginan yang tidak tunduk di dalam kedaulatan Allah. Sama seperti Hawa yang mulai tidak menundukan keinginannya di dalam otoritas Firman Allah, demikian juga setiap berita-berita kriminal yang sering kita lihat di tv. Apa sih alasan mereka membunuh? Apa sih alasan mereka mencuri? Apa sih alasan mereka memperkosa? Apa sih alasan mereka main santet atau pelet? Jawaban mereka ketika diinterogasi polisi : Karena ingin balas dendam, karena ingin kaya, karena ingin dicintai, karena ingin cantik/cakep, dll. Ingin, ingin, ingin semuanya ingin.... Strategi kegelapan yang murahan, namun efektif karena manusia tidak menundukan keinginannya kepada Allah.

Saya simpulkan inilah strategi kegelapan yang murahan tapi efektif itu:
1. Memutar balikan Firman Allah
2. Menggoda keinginan manusia agar memberontak kepada Allah
3. Mengambil celah dari ketidak pahaman manusia terhadap Firman Allah

Kiranya tulisan ini memberkati anda, Shalom!

__________________

- Be Sharp and Be Wise -

Sigit's picture

Apakah memusingkan?

Mudah-mudahan yang baca blog ini gak pusing karena terlalu detail..Cool

- Be Sharp and Be Wise -

Sigit N.S

__________________

- Be Sharp and Be Wise -

sukamto's picture

bagus..

tulisan ini bagus kok, kalo ngg ad yang ngomentari y karena sudah pada paham semua, seperti murid d kelas, semuanya mengangguk stuju, he,he,...