Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kehidupan Tak Bernyawa
“Aku traktir kamu makan siang ya. Tunggu jam 1an di kantor, nanti ku jemput disana,” kata Niko, salah satu simpatisan partai.
“Okayyyy... asikkkk,” sahutku senang. Tumben dia traktir makan.... ha ha ha...
***
Perutku sudah kukuruyukkk... waktu Niko muncul di depanku dengan senyum mengembang...
Walah.. tapi tak sesederhana yang kubayangkan. Dia ternyata salah satu cowok yang repot dalam memilih tempat makan.
Aku sebutkan satu persatu tempat yang enak, murah, tempat aku nongkrong.. Pecel ..., gado-gado..., segala macam penyet..., bakmi..., bakso... dari warung pinggir jalan, sampai dalam mall, ada saja alasan dan berkomentarnya... terlalu mahal, terlalu mewah, terlalu begini, terlalu begitu... wah reseeeeee.... Padahal biasanya teman-temanku sangat bersemangat kalau kusebutkan tempat-tempat tersebut.
Sampai-sampai aku katakan, “Kalau kamu keberatan bayarnya... nggak usah traktir deh... BS wae... alias bayar sendiri... aku dah ‘ngeleh’ parah nih!”
Dia cuma nyengir... Haiya... capeeee’ deh...
Akhirnya, kami malah jalan ke Tembalang, dan ‘cuma’ makan mie ayam bakso di dekat jembatan tol... cuma gara-gara dia pernah lihat warung itu masuk di siaran Kuliner Semarang. Tanpa basa basi seperti biasa... kusikat habis makanan di depanku... Dan Niko? Bicara terus... bicara terus.... tentang segala macam.
“Eh, aku suka lho sama acara yang kamu bikin kemaren, membuka wawasanku tentang Indonesia. Aku biasanya nggak pernah tahu sedetil itu... ternyata.. wah ternyata. Belum lagi yang info tentang plus minus masing masing pasangan Capres Cawapres itu. Komplit deh. Keren pembicaranya... begini begitu... begini begitu... Oya Ik, menurutmu... bla bla bla...”
Aku memang mengundangnya ke salah satu acara ‘orderan’ tentang Indonesia. Aku berharap rasa ingin tahu dan semangat kebangsaannya terpenuhi dengan datang ke acara tersebut. Tapi... hasilnya? Sekarang dia terus menerus bertanya... tentang pendapatku soal partai ini, partai itu.. calon ini... calon itu... kondisi bangsa... dan banyak lagi yang lain.. dengan sabar aku jawab semuanya... hingga akhirnya...
“Kamu tahu nggak point yang kusuka dari semuaaaaaaa yang dikatakan oleh pembicara itu?” tanyaku
“Apa?”
“Waktu dia bilang, pilih siapa saja asal mereka terus membuka kesempatan selebar-lebarnya bagi Injil diberitakan di bangsa kita! Itu point-nya bagiku Nick! Semua memiliki kekurangan dan kelebihan, semua mempunyai keistimewaan masing-masing. Tapi apakah kita akan tetap dibiarkan merdeka dalam memberitakan Injil Kristus? Tahukah kamu apa akibat dari acara kemarin?”
“Apa?” tanya Niko dengan muka bingung
“Ada 2 hal yang mungkin terjadi. Orang – orang Kristen atau lebih tepatnya para 'hamba Tuhan' itu menjadi semakin ketakutan pada berbagai macam kemungkinan yang bakalan terjadi, atau menjadi semakin terpacu semangatnya untuk bergantung penuh kepada Tuhan bagi kehidupan mereka, dan maju bergerak bagi Injil!!”
“Aku sama sekali tidak terpikir soal itu” jawabnya
“Itu jelas! Terlihat dari pembicaraan kita dari tadi. Kamu bicara terus soal ini dan itu... tapi kalau cuma kita berdua yang bicara-bicara soal beginian yang apa pengaruhnya bagi Indonesia? Aku udah masuk dan tersesat dalam politik Kristen beberapa tahun terakhir ini, dan telah terjawab bahwa Politik Kristen bukan jawaban bagi Indonesia. Karena tanpa pribadi-pribadi yang benar-benar memiliki komitmen kuat pada kehidupan kekristenan maka mereka akan menjadi sama seperti yang lainnya! Mengejar kompromi-kompromi demi uang, jabatan atau sejenisnya. Oya... satu lagi yang aku ingat ... pembicara itu bilang.. sekarang saatnya berhenti berkutat pada sesat tidak sesat... doktrin ini doktrin itu... hahhhh memang memuakkan juga itu semua buatku!! Gereja-gereja ributtttt melulu.. soal ini itu yang nggak penting bagiku! Saatnya berpikir, bertindak, dan bergerak.. yang bisa memberikan efek besar bagi sekeliling kita. Apapun itu... entah sosial, doa, kuasa, mujizat, Injil atau apapun.. yang bisa menjadi terang... bersinar di sekeliling kita... yang membuktikan bahwa ada YESUS KRISTUS di dalam kita!!” kataku berapi-api
Kulihat Niko meminta tambahan lagi mie ayam 1 mangkok, tambah baksonya aja, tambah kuahnya aja... tambah mbuh apalagi... walahhhh... laper apa doyan apa pelarian dari percakapan neh... pikirku
“Btw, biasanya apa yang kamu lakukan jika malam minggu seperti ini?” Tanyaku
“Paling-paling hang out sama teman teman, makan makan, dan bicara-bicara hal-hal yang tak bermutu... biasa aja lah...”
“Kamu tak pernah berkeinginan untuk memberitakan Injil?”
“Nggak! He he ,... nggak!!” jawabnya sambil nyengir
“Lalu, untuk apa hidupmu? Cari uang? Rajin ke gereja saja? Untuk apa semua pengetahuan, ilmu-ilmu alkitab, teologia, wawasan kebangsaan yang kamu dapatkan itu? Cuma buat menuhi otak? He he... kehidupanmu sungguh tak bernyawa!”
“Aku nggak seperti kamu yang penuh petualangan... kesana kemari... beritakan Injil!”
“Wait wait... bukankah seharusnya hidup kita memang seperti itu? Dan kamu tahu Nik? Di balik semua kesulitan, tantangan, senyuman, semangat yang ada di dalamku, di situlah letak ‘nyawaku’! Pemberitaan Injil itu sungguh petualangan yang luar biasa! Aku tak memiliki apapun di dunia ini selain itu! Injil inilah yang membuatku bernyawa Nik!! Membuatku bersemangat menjalani hidup! Membuatku.... arrrrggghhhhhhh... luar biasa....” sahutku sambil tertawa lebar dan 'sok berekspresi seperti seorang pujangga... ha ha ha ha ha ..
“Kapan ya aku bisa seperti itu?” tanya Niko
“Kalau kamu tidak memulainya, maka itu juga tidak akan pernah terjadi! Udah deh cepetan makannya... anterin aku ke Simpang lima udah ditunggu neh sama teman-teman” Jawabku.
***
Singkat cerita, selama hampir 3 jam berikutnya aku ‘keliaran’ di simpang lima. Dari beli minum, cekikak cekikik, cengengas cengenges, ketawa ketiwi... sampe akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB dan hujan deras telah berhenti. Aku bergegas pulang, melompati genangan-genangan air di sepanjang jalanan simpang lima, sampai akhirnya meloncat di angkutan yang akan mengantarku ke arah pulang.
Bau tidak sedap tercium dari jaket, kaos dan celana jeans bulukan yang kupakai, campuran antara bau makanan food court, knalpot, keringat, air hujan, dsb... belum lagi sepatu kets yang basah... hiiiyyyyy... sedapppp...
Di depanku duduk ‘mbak-mbak’ manis, rapi dan wangi, berbanding terbalik dengan penampilanku yang alamaaaak... kutebarkan senyumku yang masih saja tersisa di malam hari yang lembab dan dingin itu untuk mencari kemungkinan sebuah ‘percakapan’... he he he...
Ha ha ha...inikah hidupku sehari ini? Mulai dari percakapan dengan Niko, lalu dengan beberapa orang yang lainnya lagi? Pergi memberitakan Injil? Mencari orang yang 'mungkin' mau mendengarnya? Mutar muter kesana kemari...? Untuk apa kulakukan semua itu? Untuk menunjukkan aku orang Kristen yang baik dan bersemangat? Untuk menunjukkan aku seorang pemimpin komsel yang hebat dan layak diteladani? Untuk sebuah penghargaan? Untuk tepuk tangan dari manusia? Penghormatan? Atau apa? Ha ha ha... dan aku tersenyum sendiri... sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Sampai rumah dan terkapar di tempat tidur, pikiranku masih menerawang jauh... memikirkan kehidupan yang kulalui hari itu... ahhhh hari yang luar biasa.. meski sepertinya ‘aku tidak mendapatkan apa-apa’ dan ‘tidak menghasilkan apa-apa’ tapi... ada rasa sukacita yang tak terucapkan. Hingga... satu sms masuk... Bastian besok minggu dibaptis! Dia sudah mengambil komitmen untuk mengikuti Tuhan dengan sungguh-sungguh...
Wawwwwww... hatiku terasa meledak! Aku masih ingat wajahnya, bahkan tangisnya waktu menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat (sedikit kesaksian tentangnya ada disini).
Ya... untuk inilah aku hidup! Pemberitaan Injil bagi kehidupan-kehidupan ‘tak bernyawa’!!! Dan aku hanya menjawab sms itu dengan, YES... AMEN!!!
- iik j's blog
- Login to post comments
- 5494 reads
diberondong ama iik
ik, kalo inti ceritanya sih aku gak protes. Yang kubayangin itu si Niko-nya ... lha kalo dia diam-diam sebenernya naksir iik, tapi saking menggebu-gebunya iik ngutarakan pendapat trus kayak nembaki jdor jdar jder gitu ... lha kan bisa-bisa 'kelenger' duluan dia ik ... he he he he he
eha
eha
@Eha, naksir???
Naksir???... ha ha ha ha...
ketawa lagi ah... ha ha ha ha...
Ga tau dah...
passion for Christ, compassion for the lost
Mbak.... gimana yah muka om
Mbak.... gimana yah muka om Niko itu waktu mbak bombardir dengan bla..bla...pertanyaan meram marun kale ya hi...hi...hi....
Mm..m...m.... hari yang berakhir dengan suka cita setelah mendengar kabar baik ya mbak....
lily
Lisna Lina
@lily, mukanya?
Mukanya... ha ha ha... udah kepedesen...kepanasen... campur campur...
ha ha ha ha...
passion for Christ, compassion for the lost
@mbak iik j, trim ya, boleh numpang koment.
dear mbak iik j,
masih ingatkah mbak iik j,
ketika kemaren2 waktu kita beer’temu,
aku lihat…
mbak iik seorang ce’ pemimpin ya? : )
walaupun tidak secantik avatarnye,
tapi…
mbak iik emang pemberani ya,
walaupun beraninya rombongan hehehe,
tidak seperti tuANnye : ) : )
kog masih suka ngejek mbak…,
tapi ya terserah kamu sendiri lho ya???
ndank tobat to mbak… mbak…
laen halnya dengan purnomo,
tidak berani “turun” sendiri,
apa purnomo bisa’ne cuman “meetang”-“meeting” thok???
soal’e anak buahnye ya gitu,
bisa’ne cuman “meetang”-“meeting”,
hasil’e kagak ada,
gitu kog minta’e ampe nangis2,
apa itu yang namanya tangisan buaye ya hehehe,
coba mbak iik pikir udah berape lame???
apa masih kurang sabar mbak? : ) : )
eh mbak iik,
aku punya puisi nih boet kamu,
semoga mbak iik suka,
ini bukan lagu tapi puisi… : ) : )
kemarin2 sambil berjeMUR,
aku memandang dari kejauhan,
kulihat burung kutil'Ang MENYANyi,
bukan diatas cucuk pohon cemara,
tapi diatas atap,
MENYANyi sambil berBISik-BISiik,
mengANGGUK-ANGGUK tiada takut,
aku tidak mengerti apa yang diBISiik'in,
karena tidak seperti SUARA yang BIASA aku dengar.
kemudian aku melihat burung camar,
dua kali berturut-turut camar kecil dan camar besar,
memberi pengertian kepadaku,
agar aku sebaiknya masuk kembali kedalam bilik,
bilik tempat bapakku ber”istirahat”.
CU ya mbak iik,
semoga terhibur’i,
walaupun ndak nyanyi,
trim ya, boleh numpang koment,
mburi’ne ada ciluk ba cibah cur yakan mbak : ) : )
Nb:
anak-anak…
Gusti Yesus iku dalane, sarta jatine kayekten lan kauripan,
ora wong ana siji-sijia kang bisa sowan marang Gusti Allah,
manawa ora metu ing Gusti Yesus.
>>>>>>
siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku
dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.
@udalama, anda lebih pecundang
Lihat komentar anda, yang nggak nyambung kiri dan kanan..
Cuma berani lihat? Nggak berani negur? Nggak berani nyapa? cuma ngata-ngatain siapa aja...
Iik lah...
Purnomo lah...
Ternyata....
anda ternyata lebih pecundang ... ha ha ha..
passion for Christ, compassion for the lost
@mbak iik j, Thanks, untuk hahaha-nya.
dear mbak iik j,
wah komentarku tidak bisa diterima ya...
padahal untuk nulis gitu, aku butuh waktu lama lho mbak,
lagian akukan ngasih saran... supaya ndak ngejek.
Yang terutama harus kamu ketahui ialah,
bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek
dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.
Lihat komentar anda, yang nggak nyambung kiri dan kanan..
>>> nggak nyambung ya? semoga besok-besok aku lebih baik lagi.
>>> kalo kiri dan kanan emang dibuat begitu, mbak.
Cuma berani lihat?
>>> lihatnya "refleks" nona,
>>> tidak aku sengaja.
>>> itu juga dengan bantuan cermin di "lip"
Nggak berani negur?
Nggak berani nyapa?
>>> aku manusia biasa mbak...
>>> lha wong diejek kog, suruh nyapa.
cuma ngata-ngatain siapa aja...
>>> waktu ketemu itu tidak ngata-ngatain siapa-siapa,
>>> waktu itu aku cuman diam, maklum masih banyak pikiran.
tentang purnomo lah...
>>> besok gimana…, aku belum tahu.
padahal aku bilang mbak'e pemberani...
mbak'e kog bilang, aku pecundang...?
>>> ndak adil ya?
>>> tapi masih mending ndak marah-marah.
mbak iik j,
aku pribadi menyadari,
aku iki abdi kang tanpa guna,
amarga mung nglakoni apa kang kudu daktindakake.
Thanks, untuk hahaha-nya,
semoga tidak membuat aku malas untuk nulis.
Nb :
nulis puisi sekali, tapi sayang ndak diterima,
kapan-kapan tak nyanyi aja, bukan nulis puisi,
>>>>>>
Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan;
Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu.