Tadi siang, ketika makan siang di kafetaria kampus, seorang mahasiswi cantik yang kebetulan duduk satu meja bercerita, kalau dia dengar cerita bahwa ada orang memancing, tapi menemukan ikan lele berkepala manusia.

Saya menyahut.. he he.. itu kepalanya yang mancing. Cerita-pun tidak berlanjut, kami masing-masing asyik menikmati mie ayam. Hingga kami semua berpisah melanjutkan tugas masing-masing.

Sore harinya saya ke poliklinik mengantar anak yang mau cabut gigi, karena giginya sudah hampir lepas, saya sempat membaca-baca koran yang tersedia disana, dan antara lain berita yang saya baca adalah berita di koran ini

Oh.. ternyata itu tow yang dibicarakan mahasiswi tadi, kemudian saya kirim SMS ke dia, "saya tahu ikan lele yang berkepala manusia yang km ceritakan tadi, ternyata jenglot yang ditemukan di Bringin", dia me-reply, "ada fotonya", saya jawab, "ada", di-reply, "send to me...please".  Hm.. gimana mau saya send, lha saya lihat fotonya di Koran Suara Merdeka.  Ya kapan-kapan kalau saya sempat ke Bringin, saya fotokan sendiri..

Saya sudah lama mengetahui cerita tentang JENGLOT, misalnya dapat dibaca di http://www.geocities.com/area51/dimension/7127/jenglot.html Beberapa tahun yang lalu, disebuah pameran, saya juga menyempatkan diri melihat langsung wujud JENGLOT itu.

Saya diskusi dengan beberapa teman, tentang JENGLOT ini, namun ya belum ada kesimpulan tentang apa, bagaimana sebenarnya JENGLOT itu,

Adakah pembaca di SS ini dapat menjelaskan pendapatnya mengenai JENGLOT, disertai argumentasi yang memadai.  Terus terang, sampai saat ini, gambaran saya mengenai apa, bagaimana JENGLOT, masih "gelap".

terima kasih