NDILALAH KERSANE ALLAH bag.1 SEGULUNG UANG MERAH

Submitted by Purnomo on

             Kemarin sore setelah menurunkan 2 cucuku di 2 tempat les yang berbeda, aku ke warung fotokopi. Lalu ke rumah sakit menengok organis gereja yang gagal berakrobatik dengan motornya di daerah proyek fly-over Jatingaleh sehingga 5 tulang rusuknya patah. Lantas makan mi jowo di warung tenda saking laparnya. Jiah, gurih banget, minyak B2-nya terasa sekali. Kemudian ke seberang kampus Unika menghadiri persekutuan doa rumah tangga. Di situ seorang teman menyodorkan segulung uang warna merah kepadaku.


ORANG PINTAR BELANJA HEMAT SEKOLAH MURAH

Submitted by Purnomo on

            Siang tadi aku ke Sekolah Nasional Mataram untuk menemui Kepsek SD-nya memberitahu siswanya yang aku santuni masih ada 7 orang dan undangan untuk mengambil uang aku kirim langsung ke ortu ybs lewat sms, tidak lagi melalui Kepsek. Sewaktu melintas depan kelas TK aku melihat seorang lelaki muda yang anaknya aku santuni waktu kelas 6 SD dan mulai bulan Oktober akan disantuni kembali karena SMP-nya tetap di sekolah ini.

 

IBU SAYA HILANG

Submitted by Purnomo on

              Sewaktu memulai penyantunan siswa sebuah SD Swasta, saya meminta daftar siswa yang layak disantuni dari kepsek. Kemudian saya berkeliling mengunjungi alamat-alamat itu untuk mengetahui apakah saya dan Kepseknya sudah sama persepsi untuk kriteria "layak disantuni". Ada yang hanya saya lewati saja karena melihat bentuk rumah dan lingkungannya saja sudah pasti masuk kriteria. Tetapi ada juga yang saya kunjungi rumahnya.

               Beberapa hari kemudian saya kembali menghadap Kepsek.

 

DWI BONGSOR

Submitted by Purnomo on

               Mei 2013. Setelah menurunkan istri di Gang Baru untuk belanja, aku membelokkan motorku ke gang sebelahnya. Di seberang rumah kecil aku memarkirkannya. Seorang lelaki keluar dari rumah itu karena melihat aku.
            ”Koh Ping Liang ya?” tanyaku.
            ”Iya betul. Mau cari apa, Oom?”
             Dia tidak tanya ‘mau cari siapa?’ karena dia jual barang rongsok, begitu yang tercatat dalam databaseku. Baru sekali ini aku ke rumah ini.

 

ISTRI SAYA HILANG

Submitted by Purnomo on

          Rabu pagi tadi aku berkeliling kota mengumpulkan laporan dari para penyalur beasiswa SD. Waktu pengambilan santunan Senin dan Selasa. Seorang dari mereka memberitahu ada 3 yang tidak diambil. Mereka dari satu keluarga dan baru sekali ini tidak mengambilnya. Biasanya yang mengambil ibunya. Jika sebelumnya kepseknya memberitahu aku penyebabnya (siswa sakit, orang tuanya keluar kota), uang santunan itu aku simpan dan bisa diambil bersamaan dengan santunan bulan berikutnya. Tanpa pemberitahuan dari kepsek, santunan yang tidak diambil aku hanguskan. Tetapi sampai pagi tadi tidak ada berita dari kepsek. Jumlah santunan untuk 3 anak itu 340 rb sementara uang sekolahnya 395 rb.


SAYANG ANAK, SAYANG ANAK

Submitted by Purnomo on

                Siang tadi di pelataran halaman depan sebuah SD Swasta aku membagikan santunan kepada 10 orang. Sekolah libur karena hari Minggu seluruh siswa dari kelas 1 sampai 6 piknik ke Jogja dan pulang pk.01.00 malam. Tetapi ortunya datang karena sudah aku kirimi sms.

                Seorang bapak yang anaknya siswa kelas 6 bertanya, "Nanti anakku waktu smp masih bisa dibantu ndak, boss?"

 

Duh Gusti, matur nuwun

Submitted by Purnomo on

               Sekitar 6 tahun yang lalu aku menyantuni 10 siswa SD Tabita yang lokasinya tidak jauh dari tokonya. Karena teman-teman gereja dan teman-teman sosmed ikut bergabung menjadi donatur jumlah siswa yang disantuni terus bertambah. Untuk daerah sekitar tokonya kegiatan pemberian bea siswa yang lepas dari organisasi gereja ataupun yayasan ini sudah masuk ke 4 komunitas: 2 sekolah dan 2 gereja dengan 2 orang penyalur santunan (PS). Masalahku saat ini adalah apabila jumlah penerima santunan di daerah ini ditambah, maka anggota baru itu harus mengambil santunan di PS lainnya yang jauh dari rumahnya karena kapasitas 2 PS di daerah ini sudah maksimum. Sebaliknya bila penerima santunan tidak ditambah, saldo akumulatif kas makin membengkak dengan bertambahnya donasi. Masa orang mau ikutan berbagi ditolak?.

MENGEMBANG-BIAKKAN UANG SPP

Submitted by Purnomo on

              Dari manakah uang 800 ribu untuk melunasi spp Yunita? Aku tidak tahu persisnya, tetapi aku yakin uang itu sudah lama ada di tangannya. Ibu Yunita cerdik dan semoga kecerdikannya ini bukan dikarenakan dia pernah membaca blogku “Menyiasati Biaya Pendidikan” yang dikecam banyak pembaca karena, “Mengapa baru sekarang kamu tulis, rugi aku, anakku sudah selesai sekolahnya.”

Subscribe to bea siswa