Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Impartasi Ala Kungfu Master
Kini dunia kekristenan menghadapi tantangan dari gerakan zaman baru (new age movement). Di era modernisme kekristenan menghadapi gerakan sekularisme dan rasionalisme, tetapi di era post-modernisme ini kekristenan menghadapi spiritisme terselubung. Tidak jarang di dalam pertemuan-pertemuan jemaat bisa dipakai sebagai praktek perdukunan ala kungfu master yang mengalirkan tenaga dalam kepada murid-murid perguruannya. Momentum-momentum spiritual karismatik yang kental dengan istilah “ngeroh,” telah menjadi kesukaan kebanyakan orang Kristen yang tidak menyukai perenungan firman Tuhan secara mendalam. Bahkan ada gejala menjadi “candu” bak makanan yang mengandung zat adiktif.
Lihat saja acara-acara ritual yang heboh dan menjadi tren masa kini. Ada beberapa “nabi Tuhan” dari negeri Paman Sam yang akhir-akhir ini diundang ke Indonesia untuk mengimpartasikan urapan khusus kepada banyak orang Kristen. Di Indonesia “nabi-nabi” tersebut sangat laku, khususnya untuk kalangan karismatik, yang gaya kekristenannya konsumtif rohani, artinya belajar Alkitab ogah, tapi maunya cumun diurapi oleh “hamba Tuhan” yang diurapi/sakti. Memang kesannya seperti perdukunan/samanisme. Bahkan ada “nabi” dari Amerika suka menghembuskan “Roh Kudus” dari muluatnya ketika memimpin KKR. Dengan tiupan di depan microphone yang gemuruh, biasanya orang pada rebah. Hal ini telah ditiru oleh beberapa pendeta di Indonesia, dan hampir setiap memimpin ritual, selalu diakhiri dengan hembusan “Roh Kudus” untuk jemaat yang hadir. Padahal menurut Alkitab yang menghembuskan Roh Kudus hanya Tuhan Allah dalam Perjanjian Lama (Kej 2:7) dan Kristus dalam Perjanjian Baru setelah kebangkitan-Nya dari antara orang mati (Yoh 20:22). Para rasul pun tidak pernah menerima pendelegasian dari Kristus untuk soal yang satu ini. Tetapi hebatnya sekarang banyak pendeta yang berani meniru Kristus menghembuskan Roh Kudus.
Ada juga pengurapan dengan gaya khas penumpangan tangan seolah-olah sedang mengalirkan tenaga rohani kepada yang diurapi. Maka kita yang masih waras secara rohani malah jadi bingung, karena kita sulit membedakan antara yang dipraktekkan pendekar kungfu master dan yang teori impartasi sang pendeta yang sakti/diurapi tersebut. Kalau sang pendekar mengalirkan tenaga dalam kepada muridnya, maka sang pendeta mengalirkan tenaga rohani kepada si penerima urapan. Dengan praktek-praktek demikian maka kita tidak heran jika ada hamba Tuhan yang dikultuskan menjadi pemegang kunci terjadinya transformasi bangsa. Akhirnya hanya beliau yang berhak “mengimpartasikan pengurapan transformasi” itu.
Nah, sekarang kalau menurut Alkitab bagaimana? Jika kita memperhatikan baik-baik maka kita akan menemukan petunjuk yang jelas perbedaan antara teori impartasi kungfu master dan teori impartasi Alkitabiah. Hamba Tuhan tetaplah hamba Tuhan yang secara rohani memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan para pemercaya yang lain di hadapan Tuhan (1 Petrus 2:9). Yang mebedakan hanyalah fungsi dalam Tubuh Kristus sesuai dengan jawatan rohani atau karunia rohaninya (Efesus 4:11). Jati diri pemercaya adalah hamba Kristus yang menjadi pemimpin bukan pemimpin yang melayani. Jadi Alkitab memberikan hak kepada setiap pemercaya untuk mendapat pengurapan langsung dari Sang Khalik. Sementara hamba Tuhan hanya mendoakan agar Roh Kudus langsung mengurapi orang-orang yang didoakan, supaya mendapat kuasa-Nya untuk bertindak dalam pelayanan sesuai dengan karunia Roh Kudus yang diberikan kepada setiap orang percaya.
Jadi tidak ada seorangpun, bahkan seorang hamba Tuhan pun yang diberikan hak khusus oleh Tuhan untuk mengimpartasikan karunia atau pengurapan tertentu kepada sesama orang percaya. Kenapa? Karena semua orang percaya memiliki akses langsung dengan Kristus. Yang harus diimpartasikan oleh hamba-hamba Tuhan kepada orang-orang yang dilayani adalah pengajaran firman Allah melalui khotbah atau mengajar dan keteladanan hidup Kristen, bukan mengalirkan tenaga rohani. Doa orang benar itu tidak mengalirkan kuasa, tetapi penyerahan kehendak kepada Tuhan supaya Tuhan bertindak secara ilahi, sehingga terjadi kesembuhan ilahi, jalan keluar dari masalah hidup dan tidak boleh mengabaikan tanggung jawab manusia untuk menaatai firman Allah, yaitu bekerja/berusaha sambil berharap kepada tindakan Tuhan yang kita sebut mujizat.
Kristus bersabda kepada perempuan Smaria: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” (Yoh 4:13-14).
Bukankah ayat ini cukup mendasar, bahwa firman Tuhan maupun Roh Kudus akan menjadi sumber aliran air hidup dalam diri setiap orang percaya? Kalau demikian apa yang harus kita lakukan? Firman Tuhan berkata: Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. (1 Kor 14:1). Jadi yang kita kejar adalah kasih bukan pengurapan. Karunia rohani harus diusahakan, artinya temukan karunia rohani Anda melalui tes karunia motivasi, setelah ketemu kemudian hidupilah karunia itu dengan mempraktekkan dalam pelayanan-membangun Tubuh Kritus dan terus dikembangkan seiring dengan pertumbuhan iman dan kedewasaan rohani kita.
Am I therefore become your enemy, because I tell you the truth? (Gal 4:16)
- jordanhal's blog
- 7476 reads
@jordan : nice blog
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Hello JF, salam kenal juga dari kami
Hello JF, salam kenal juga dari kami (kita berdua - jordanhal is Wira dan satunya lagi Wahyudi Purnomo) . Tulisan lainnya dan arsip Renungan Harian bisa juga kamu baca di blog.christian-lamp.com.
Am I therefore become your enemy, because I tell you the truth? (Gal 4:16)
Am I therefore become your enemy, because I tell you the truth? (Gal 4:16)
@ Jordanhal: Bayi-bayi rohani di altar
Salam Kenal
Saya mau ikut komentar ah...
Salam,
Iik
To Love God Is To Obey God
yang saya maksud bukan orang
yang saya maksud bukan orang kalangan karismatik semua "ngeroh" tanpa belajar Alkitab, tetapi "nabi-nabi" tersebut laku khususnya di kalangan karismatik, artinya di kalangan evangelical dan oikomencal "nabi-nabi" itu kurang laku. Soal gaya hidup "konsuntif rohani" saya setuju bahwa tidak semua orang dari kalangan karismatik bergaya rohani demikian. Tetapi kebanyakan ! Dalam hal ini saya tidak punya data yang akurat, tetapi berdasarkan momentum-momentum ibadah dan seminar-seminar yang banyak saya akuti. He . . . he . . . sebenarnya saya juga dari kalangan karismatik, tapi dalam konteks denominasional. Saya sendiri belajar di kalangan evangelical yang belajar Alkitabnya berdasarkan eksegesa bukan eisegesa. Jadi kadang-kadang saya geregetan dengan orang-orang yang menafsir Alkitab semau udele dewek, tidak mengikuti metode yang benar sesuai kaidah penafsiran seperti kontekstual, gramatikal, historikal dan seterusnya.
Akhirnya, terima kasih untuk koreksinya, saya akan lebih hati-hati dalam membuat statement.
Am I therefore become your enemy, because I tell you the truth? (Gal 4:16)
Am I therefore become your enemy, because I tell you the truth? (Gal 4:16)
yang saya maksud bukan orang
yang saya maksud bukan orang kalangan karismatik semua "ngeroh" tanpa belajar Alkitab, tetapi "nabi-nabi" tersebut laku khususnya di kalangan karismatik, artinya di kalangan evangelical dan oikomencal "nabi-nabi" itu kurang laku. Soal gaya hidup "konsuntif rohani" saya setuju bahwa tidak semua orang dari kalangan karismatik bergaya rohani demikian. Tetapi kebanyakan ! Dalam hal ini saya tidak punya data yang akurat, tetapi berdasarkan momentum-momentum ibadah dan seminar-seminar yang banyak saya akuti. He . . . he . . . sebenarnya saya juga dari kalangan karismatik, tapi dalam konteks denominasional. Saya sendiri belajar di kalangan evangelical yang belajar Alkitabnya berdasarkan eksegesa bukan eisegesa. Jadi kadang-kadang saya geregetan dengan orang-orang yang menafsir Alkitab semau udele dewek, tidak mengikuti metode yang benar sesuai kaidah penafsiran seperti kontekstual, gramatikal, historikal dan seterusnya.
Akhirnya, terima kasih untuk koreksinya, saya akan lebih hati-hati dalam membuat statement.
Am I therefore become your enemy, because I tell you the truth? (Gal 4:16)
Am I therefore become your enemy, because I tell you the truth? (Gal 4:16)