Disebut juga hermenutika dalam bahasa indonesianya. Bahwa isi alkitab katanya harus ditafsirkan untuk dapat dipahami.
Menulis berdasarkan pakar ketololan itu nikmat, karena kesalahan adalah mutlak agar gelar ketololan tidak lepas daripadanya.
Kata ‘Hermeneutics’ berasal dari kata bahasa Yunani HERMENEUO, yang berarti ‘menjelaskan’, ‘menafsirkan’, atau ‘menterjemahkan’.
Jadi, Hermeneutics adalah ilmu yang mengajarkan prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan metode-metode penafsiran Alkitab.
Itu kata pakar teologia. Bukan kata pakar ketololan.
Jika orang tidak paham hermeneutika dikatakan akan melakukan EISEGESIS (memasukan ide-idenya sendiri ke dalam Alkitab).
Ketika hai hai menyatakan "Alkitab tidak boleh DITAFSIRKAN namun harus DIPAHAMI karena Alkitab ditulis untuk DIPAHAMI, bukan untuk DITAFSIRKAN." Mereka menyatakan MUSTAHIL memahami ajaran Alkitab TANPA menafsirkannya.
Yang jadi pertanyaan dari pakar ketololan adalah, siapa lagi yang diberi karunia untuk menafsirkan?
Jika mereka dipanggil dan ditunjuk untuk menjalankan itu, case is closed, tapi yang disayangkan, siapa yang tahu bila memang (T)uhan yang memberitahu itu?
Lagi lagi kata Si Hai Hai,.."Alkitab menyatakan dirinya sendiri. Jadi jangan ditafsirkan tapi harus dipahami".
Setujukah para ahli teologia itu? Tentu tidak. Mereka tidak setuju. Mereka menentang itu.
Bagi ahli hermeneutik, bagaimana menafsirkan ayat ini?
Kejadian3
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman
Kejadian1
1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air
Kejadian1
1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi
II Tesalonika 1
1:7 dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala
Dan bagi non hermeneutic bagimana memahami tanpa menafsir ayat ayat diatas?
(hanya beberapa ayat saja)
"Kata para pakar teologi, yang literal harus ditafsir"
Yang lain berkata : “Alkitab kok ditafsir, seperti barang saja. Alkitab kan Firman Allah?” Ada juga yang berkata: “Alkitab itu ditulis oleh Roh Kudus dan sudah jelas, maka harus kita baca isinya dan kita lakukan. Mengapa harus ditafsir?.”
Ditafsir atau dipahami, dibaca dengan kritis oleh otak, logika akal pikiran dan rasio + iman?
Jika umat Kristen saja masih memperdebatkan akan penafsiran, bukankah dari pihak lain serta merta berkata, alkitab kok ditafsir? Karena memang tidak ada yang asli, tidak seperti kitab suci kami yang hanya punya satu bahasa universal, dan sudah tak perlu ditafsir lagi oleh siapapun.
Memahami tanpa harus menafsir.
Menafsir karena katanya memahami.
Memahami karena memang ingin menafsir
Menafsir karena memang harus ditafsir saat memahami.
Mana yang benar? Kalau kata pakar ketololan tidak ada yang benar. Yang benar yang bagaimana?
Tanya saja pada pakar Teologia.
Jelas jelas sudah banyak rumusannya.
Kemarin kemarin pakar ketololan tersebut mengemail beberapa rekan yang bergerak dalam bidang pelayanan, dan juga “beberapa” (lebih dari satu, kurang dari tiga) pdt, untuk menanyakan tentang permasalahan tafsir dan non tafsir (pemahaman), tapi alhamdulilah, sampai sekarang, tidak ada atau belum ada yang membalas sama sekali.
Mungkin mereka sibuk jadi relawan,...jadi seksi sibuk di urusan bencana, dan penanggulangannya.Jadi akhirnya pakar ketololan memakluminya, karena memang selain daripada itu demam jadi pahlawan sedang bermunculan disana sini.
Kesimpulan apa yang dibuat oleh pakar ketololan tentang hermeneutika?
Tidak pernah diambil kesimpulan, karena memang sang pakar ketololan tidak menganggapnya pernah ada.
Yang ada saja dibaca, dipahami, jangan dikhayal, istilah kasar untuk menafsir, lagi lagi menurut Pakar Ketololan.
smile
Saturday,13 November 2010
In reply to @ B7, blog sampah by Debu tanah
Permalinkdeta kacian deh loe
Deta, elu memang sialan!!!
In reply to Deta, elu memang sialan!!! by smile
Permalink@ Smile, muka buruk cermin di belah.
[ LAMA LAMA ELU UDAH MENYERANG PRIBADI,..KURANG AJAR!!!! ]
Gue hanya bilang elu PENGECUT karena nulis blog kayak gini dan blog yang saya link kan itu. Lucunya lagi elu melarang orang nyerang pribadi tapi elu juga nyerang pribadi, nih gue kutip omongan lu ke gue:
[Deta, elu memang sialan!!!
gue muak liat kristen kayak elu.
ELU KRISTEN SIALAN YANG BIKIN CEMAR !!!!! ]
Gue bilang elu pengecut ada dasarnya, elu ngomong gitu apa dasarnya coba?
Malah menurut gue kritik si PB lebih pedas tuh. Tapi lihat respon lu atas kritikan dia, elu menjadi TIDAK RESPEK lagi ke dia?
“MUKA BURUK CERMIN DIBELAH” !!
Deta : elu memang kurang ajar
Memahami dengan bantuan Hermeneutik
In reply to Memahami dengan bantuan Hermeneutik by rogermixtin09
Permalink@Roger awal diskusi
Do you wanna be a BIG person?
In reply to Do you wanna be a BIG person? by KEN
Permalink@KEN: Setuju
Ken, point nomor 4 buat anda.
Andaikata point 4 buat saya
smile: Anda adalah....
Ken,....HAKIM BARU SABDA SPACE
@smile. .. adem dulu
emang hermeneutika itu binatang apa?
Mujijat, Salah besar
In reply to Mujijat, Salah besar by smile
PermalinkSmile, hermeneutika
Yesus itu Obyek
In reply to Yesus itu Obyek by smile
PermalinkPemahaman yang seringkali BIAS tentang Roh Kudus
In reply to Pemahaman yang seringkali BIAS tentang Roh Kudus by mujizat
PermalinkMuji,
In reply to Muji, by smile
PermalinkSmile, Roh Kudus bisa bersuara
Pak Muji : semua bercerita, dan semua "KATANYA"