Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan
Beberapa hari yang lalu, di parokiku diadakan kegiatan pisah sambut romo lama dengan romo yang baru. Karena sifatnya mendadak dan belum adanya kepanitiaan khusus yang dirancang oleh Dewan Paroki, maka ditunjuklah kaum muda untuk menangani kegiatan ini. Segera setelah penunjukkan, kami cepat bergerak, menghubungi beberapa rekan dan kelompok-kelompok paguyuban yang pernah didampingi oleh romo lama untuk melengkapi kepanitiaan dan merencanakan acara yang akan dilaksanakan.
Semula, karena sudah menjadi kebiasaan, kami menyusun acara beserta pendanaannnya sesuai dengan kegiatan sejenis yang dahulu pernah dilaksanakan. Namun rupanya, Romo Kepala Paroki kami tidak puas. Beliau ingin menawarkan sesuatu yang baru dan mengajak kami untuk mulai belajar mengembangkan semangat berbagi lima roti dan dua ikan. Beliau mengajak agar semua wilayah bisa ikut berperan serta dengan memberikan sumbangan konsumsi untuk kegiatan ini sehingga anggaran dari paroki tidak terlalu banyak (terutama untuk konsumsi). “Sebab romo bukan hanya milik paroki tetapi milik semua umat,” tegas beliau.
Karena merupakan sesuatu yang baru, awalnya, kami merasa kesulitan terutama ketika harus menjelaskan kepada para Ketua Wilayah. Namun berkat dukungan, penjelasan dan pengertian Romo Kepala Paroki kami, akhirnya semua dapat menerima dengan baik.
Hal ini tergambar jelas ketika kegiatan pisah sambut berlangsung. Sesuai kesepakatan, masing-masing wilayah memberikan konsumsi yang berbeda. Ada nasi uduk, nasi ayam, sate ayam dengan lontong, mie jowo, snack dengan segala macamnya juga teh dan wedang ronde. Semua terlibat. Semua ikut berperan serta menyukseskan acara. Dan ketika seluruh acara benar-benar berakhir, semua merasa puas. Semua larut dalam kegembiraan dan kebahagiaan. Bahkan Romo Kepala Paroki kami juga turut terlibat membereskan kursi-kursi yang berserakan seusai acara. Sungguh sesuatu yang benar-benar baru.
Berbagi lima roti dan dua ikan adalah teladan yang pernah dilakukan Yesus ketika melihat orang banyak berkerumun mengikuti Dia seperti terlihat pada kutipan pada Injil Yohanes 6:5-13 berikut ini: “Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.”
Ketika ada seseorang yang mau berbagi maka semua masalah dapat diatasi. Dan ketika semakin banyak orang terlibat dan tergerak hatinya untuk saling berbagi (berbagi materi, berbagi ilmu, berbagi waktu, berbagi tenaga, berbagi kesempatan, berbagi kemampuan, berbagi kekurangan), kehidupan akan menjadi lebih baik. Kehidupan menjadi begitu indah dan membuat orang merasa bahagia. Mungkin inilah solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi berbagai krisis yang tengah dihadapi bangsa ini. Sekali lagi, hanya ketika orang mau berbagi. Berbagi dengan landasan hati yang tulus dan keinginan untuk menjunjung tinggi martabat manusia. Bukan ingin berbagi karena ada pamrih-pamrih tertentu. Nah, selamat berbagi!
- cahyadi's blog
- Login to post comments
- 4687 reads
In Natura
Di desa saya dulu, prinsip "5 Roti dan 2 Ikan" ini dilaksanakan pada kegiatan gereja. Semua anggota jemaat menyumbangkan bahan masakan sesuai kerelaan masing-masing, termasuk juga mengumpulkan kayu bakar. Setelah itu, semuanya dimasak secara bersama-sama.
Tapi sekarang, semua itu dianggap tidak praktis lagi. Gereja lebih senang pesan nasi kardusan. Akibatnya, suasana guyub itu telah hilang.
------------
Communicating good news in good ways