Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Berawal dari PA Betania . . .

Alia's picture

Hari ini ketika mengedit salah satu bagian dalam buku The Spotlight, aku bertemu dengan kata Betania. Dan dengan cepat, kata ini menarik kembali ingatanku di masa-masa ketika aku masih aktif melayani dalam persekutuan anak (PA) Betania di rumah mbak Muji, kakakku.

Aku sendiri sudah lupa kapan persisnya aku mulai bergabung dalam pelayanan ini. Yang kuingat, aku mula-mula hanya membantu untuk memimpin pujian dalam PA yang diadakan tiap Sabtu jam 16.30, sedangkan cerita dibawakan oleh mbak Muji. Lama-lama, aku dilatih juga untuk bisa membawakan cerita di depan anak-anak itu … semula emang bener-bener grogi, tetapi lama-lama aku bisa menikmatinya.

Saat itu, anak-anak masih digabung dalam 1 kelas meskipun range usia mereka terpaut jauh, mulai dari balita sampai kelas 4 SD. Tiap kali cerita, mereka digabung, tetapi saat melakukan aktivitas, anak-anak itu dibagi dalam 2 kelompok. Seiring waktu, ada tambahan teman yang bersedia membantu untuk mengajar PA. Dengan begitu, anak-anak itu mulai dibagi dalam 3 kelompok kelas -- kelas kecil (balita-TK), kelas tengah (SD kls. 1-3), dan kelas besar (SD kls. 4-6). Mengucap syukur karena rumah persekutuan di tempat mbak Muji bisa dipakai untuk membuka 3 kelas. Namun, satu per satu para guru itu mulai mengundurkan diri karena tempat tinggal mereka semakin jauh dari Kepunton setelah berumah tangga.

Dengan terpaksa, kelompok kelas disusut menjadi 2, tinggal kelas kecil dan kelas besar. Sementara itu, masih ada mbak Muji, Doni, dan aku yang bergantian mengajar mereka. Mbakku ini termasuk tipe orang yang keras dan disiplin. Berkali-kali aku kena tegurannya karena masalah waktu. Aku sering tiba jam 16.15 padahal PA dimulai jam 16.30 :) Aku kalah rajin dengan anak-anak karena mereka sudah berdatangan jam 15.45.

Aku sendiri kagum dengan semangat anak-anak itu. Mereka rajin datang meskipun hari hujan. Dan ini yang membuat mbakku tidak tega. Semula dia pengin membubarkan PA ini karena toh sudah ada Sekolah Minggu di gereja. Namun, Allah terus menambahkan 1 per 1 jiwa baru dan hal ini membuatnya berkomitmen, "Meskipun tinggal 2-3 anak yang datang, aku tetap akan melayani mereka." Kerinduan untuk semakin mengenalkan firman Tuhan dalam diri anak-anak yang dimiliki mbak Muji membuat Doni dan aku makin semangat untuk melayani anak-anak itu.

Saat melihat sukacita di wajah mereka tiap kali bersekutu di hari Sabtu, membuncah kerinduan supaya anak-anak itu juga makin sayang ama firman Tuhan. Segala upaya pun ditempuh para guru, mulai dari mengikuti workshop dan seminar Sekolah Minggu (SM) sampai mencari bahan-bahan mengajar SM termasuk langganan e-BinaAnak :) Tujuannya cuma satu … tentunya bukan untuk menjadi saingan SM … tetapi supaya kami dapat menyajikan firman itu dengan cara yang menarik dan kreatif ... kami ingin memberikan yang terbaik semampu yang kami bisa. A great privilege for us karena sejumlah anak itu dipercayakan kepada kami. Sukacita kami bertambah setiap kali kami mengetahui bahwa anak-anak yang telah "lulus" aktif dalam pelayanan remaja di gerejanya masing-masing.

Anak-anak itu datang dari beragam denominasi gereja. Keberagaman itu membuat kami berkeputusan untuk tidak mengikutsertakan alias mendaftarkan PA kami ke suatu gereja tertentu. Ini bukan karena kesombongan kami yang merasa mampu, tetapi mereka telah memiliki gereja sendiri dan ber-SM secara aktif di gerejanya. Rasanya tidak adil untuk "memaksa" mereka menginduk ke salah satu gereja. PA setiap Sabtu ibaratnya seperti suplemen tambahan. Dan kami pun mengingatkan mereka untuk ke Sekolah Minggu keesokan harinya.

Keputusan untuk tidak menginduk ke suatu gereja tentu mengandung konsekuensi besar. Segala kebutuhan dana untuk pelayanan itu harus ditanggung oleh para guru. Namun, tidak ada yang kami keluhkan karena kami percaya jika pelayanan itu dipercayakan kepada kami, pasti dicukupkan segala kebutuhan yang diperlukan. Memberikan yang terbaik senantiasa memotivasi kami. Dan demi mereka, rasa capek ketika harus lembur untuk mengerjakan banyak jahitan, mengajar les ke beberapa tempat, atau menyisihkan dana dari pendapatan kami, terbayar sudah.

Mengingat setiap perjalanan yang telah dilalui PA ini dan sukacita yang dialami ketika melayani anak-anak itu, sungguh berat ketika meninggalkan pelayanan itu karena aku harus pergi dari Solo. Yang paling memberati pikiranku adalah masalah siapa yang nantinya akan mengajar setelah aku pergi … ge-er banget nih. Aku ingat para perintis PA ini, mulai dari Kris Joko dan mas Hartono. Setelah mereka lengser, ada beberapa anak dari persekutuan pemuda yang mulai berkecimpung … ada Joko, Dinar, Tutuk, Giman, dan Ita. Setelah angkatan mereka, ada Doni, Erlin, dan aku. Terus setelah aku pergi?? Semula aku bener-bener kelabakan tentang siapa yang akan menolong untuk menjadi pengajar.

Kembali belajar dari mbak Muji … jika persekutuan anak ini ada karena perkenan Tuhan, semuanya pasti dicukupkan termasuk tentang siapa yang akan mengajar anak-anak itu. Aku jadi malu dengan perkataannya itu. Ada benarnya juga karena aku sendiri juga melihat banyak orang yang telah membantu jalannya persekutuan itu sejak perintisannya sampai sekarang.

Ketakutanku musnah sudah … pepatah mengatakan, "Mati satu, tumbuh seribu" … dengan kepergianku, justru ada banyak teman di kantor lamaku yang terbeban untuk ikut melayani di PA ini. Mulai dari Dono, Kris, dan Ari yang menjadi penggembira di saat Natal, lalu ada Elias, Pipin, dan Eviri yang aktif mengajar sampai sekarang, ditambah Daniel dan Raka yang sempat membantu pelayanan ini … thanks guys atas bantuannya :) Tidak hanya tenaga yang mereka berikan, tetapi pikiran, waktu, dana, dan sumbangsih banyak mereka lakukan demi anak-anak itu.

Terlepas dari itu semua, apa yang kami lakukan adalah menabur benih di hati setiap anak yang datang di persekutuan Sabtu. Harapan kami, benih-benih itu akan tumbuh subur seiring dengan pertumbuhan mereka dari hari ke hari.

Dan berawal dari PA Betania ini, ada seorang teman di kantorku yang sekarang mengajakku bergabung dalam pelayanan baru … (to be continued)

Jakarta, 15 Februari 2008

Ari_Thok's picture

Halo Alia .. Muncul Lagi Neh

Halo Alia .. Muncul Lagi Neh .. Akhirnya nulis lagi di sini, mm .. waduh ..kenangan masa lalu, aku cuma dianggap penggembira ya hiks hiks . Tongue out. Oke deh .. ditunggu cerita-cerita baru di pelayanan yang barunya ya mbak ..

*yuk comment jangan hanya ngeblog*


*yuk ngeblog jangan hanya comment*

 

__________________

*yuk komen jangan cuma ngeblog*


*yuk ngeblog jangan cuma komen*

Alia's picture

ngajar gih ...

ikutan ngajar gih ... biar kucabut sebutan penggembiranya :-)
Chipurru's picture

Jadi kangen

Halo mba Alia...baca tulisanmu jadi kangen Frown
Alia's picture

susah sih ....

dikau susah banget dihubungi :( nmr hp-mu yg aktif apa ya? aku jg kangen dan pengin bs telpon2an spt dulu lagi ...
Priska's picture

Salam Kenal Alia...

Salam kenal ya Alia... Wah, cerita yang seru tentang dunia anak. Jadi ngiri ni, pengen ikutan sekolah minggu. Karena sejak kecil aku belum pernah ikut sekolah minggu. Ha ha ha... seumuran ku, masih boleh ndak ya ikutan jadi murid SM?? Kalau boleh, aku mau daftar ah...
__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"

Alia's picture

bukannya sudah ikutan?

lho ... bukannya dirimu sudah ikutan SM? Ibadah tiap Minggu di grj itu kan model SM-nya orang gedhe :-) klo pengin ikutan SM, mending nyebur sekalian sj ke pelayanan anak di grjmu. Dijamin menyenangkan ... btw, salam kenal jg Priska :-)
pyokonna's picture

Thankz Alia..

Alia...

ak ga tau akan berkata apa mengenai tulisanmu ini. Yang jelas tulisanmu telah membuat kepalaku penuh dengan banyak hal yang berloncatan kesana kemari,luber,tumpah kemana-mana, sampai ga cukup ditampung dimana-mana lagi.

Ak sudah nulis koment, tapi kuhapus lagi, kutulis, hapus lagi, tulis lagi, hapus lagi, ak ga tau mau nulis apa lagi. Hanya mau bilang TERIMAKASIH. Kadang kita ga tau kalau tulisan kita menjadi berkat bagi orang lain. Kali ini tulisanmu menjadi sesuatu hal yang menguatkanku. Ak ga bs cerita disini, dan ak jg ga akan cerita sekarang. Mungkin kapan hari akan ak ceritakan.

Ketika ak melihat mata anak-anak, ak melihat masa depan.

__________________

We can do no great things; only small things with great love -- Mother Theresa

Alia's picture

you're welcome :)

bagaimana jk kita kontak via japri? Mngkn ada bnyk hal yg bs sama-sama kita sharingkan u/ saling menguatkan?