Submitted by DAN-DAN on

Seringkali ketika saya mendengar kotbah di gereja atau membaca buku rohani Kristen, saya mendengar/mabaca kalimat:

"Menurut Alkitab", "kata Alkitab", "ajaran Alkitab."

Saya selalu bertanya di dalam hati, apakah benar ajaran/menurut/kata Alkitab itu ada?

Sepengetahuan saya, Alkitab adalah sebuah buku yang berisi kumpulan surat-surat. Tidak usahlah kita berjauh-jauh berkata bahwa surat-surat dalam PL atau PB adalah hasil pemilihan dari para Panitia Kanon. Yang lebih dekat saja kita berpikir bahwa Alkitab adalah sebuah buku yang berisi tulisan-tulisan yang penulisnya sudah tidak ada ribuan tahun yang lalu.

Jika kita menemukan dan membaca sebuah kalimat, maka kita menginterpretasikan apa arti dari kalimat tersebut. Dan hasil interpretasi setiap orang bisa jadi bermacam-macam, teragantung dari banyak faktor pada orang tersebut.

Contoh sederhana saja, jika ada kalimat:

"Dan-Dan anak Jakarta."

Maka kemungkinan arti dari kalimat tersebut bisa macam-macam, misalnya:

  1. Dan-Dan adalah warga kota Jakarta.
  2. Dan-Dan adalah bukan warga kota Jakarta yang tinggal di Jakarta.
  3. Dan-Dan adalah warga kota Jakarta yang tinggal di Jakarta.
  4. Dan-Dan memiliki Bapak yang bernama Jakarta.
  5. Dan-Dan memiliki Ibu yang bernama Jakarta.
  6. Dll.

Dari satu kalimat tersebut setidaknya saya menuliskan 5 kemungkinan, dan masih banyak lagi variabel kemungkianan-kemungkinannya.

Sama halnya dengan membaca dan mengkomunikasikan Alkitab. Jadi menurut saya, dari satu kalimat atau beberapa kalimat di dalam Alkitab harus kita interpretasikan dulu baru kemudian kita komunikasikan. Hasil dari interpretasi kita bisa berbeda-beda. Jika satu kalimat diatas saja bisa memilik kemungkinan bermacam-macam arti, maka dengan banyaknya kalimat di dalam Alkitab, maka variabelnya akan menjadi lebih banyak lagi.

Maka menurut saya, hal yang paling bisa mendekati untuk kita mengetahui apa maksud dari tulisan-tulisan di Alkitab adalah menanyakan langsung kepada yang menuliskannya. Tapi sayangnya Penulis pertama dari surat-surat di dalam Alkitab sudah tiada ribuan tahun yang lalu. Jadi yang bisa kita lakukan sekarang hanya membaca dan menginterpretasikannya.

Oleh sebab itu biasanya orang berlelah-lelah melakukan tehnik menafsir dengan suatu cabang ilmu yang dinamakan Hermeneutika. Dengan menggunakan ilmu menafsir ini maka diharapkan kita dapat mendekati arti dari kalimat-kalimat did alam Alkitab. Akan tetapi di dalam ilmu menafsir ini akan banyak data untuk dipertimbangkan dan diolah di dalam kita berhermeneutik. Maka dari itu resultnyapun bisa berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya karena resultnya sangat tergantung dari data-data yang ada pada orang tersebut untuk diolah. Dan data-data akan terus berkembang menurut ilmu pengetahuan.

Maka dari itu, ketika saya diberikan kesempatan untuk men-sharingkan sebuah renungan yang terambil dari Alkitab, maka saya biasanya banyak memakai kalimat "menurut saya", atau "sepengetahuan saya." Tidak pernah saya berkata "menurut Alkitab."

Menurut saya, jika kita menerangkan tentang sesuatu di dalam Alkitab dan berkata "menurut Alkitab"maka itu sebenarnya adalah "menurut Alkitab yang menurut saya." Atau "menurut Alkitab di dalam versi saya."

Submitted by Purnomo on Mon, 2016-07-11 17:42
Permalink

"Maka dari itu, ketika saya diberikan kesempatan untuk men-sharingkan sebuah renungan yang terambil dari Alkitab, maka saya biasanya banyak memakai kalimat "menurut saya", atau "sepengetahuan saya." Tidak pernah saya berkata "menurut Alkitab."

Submitted by phrack on Mon, 2016-07-11 19:24
Permalink

Om2 dimare..masi ade yg inget ane?Ane ga akn lupa org2 dimare walau blm prnh kopdar  ilmu bebek bner jg ya..