Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tuhan "Semesta Alam" (Gali Kata Alkitab dalam Tinjauan Tulisan Ibrani Kuno)

Hery Setyo Adi's picture

 

Tuhan “Semesta Alam”

Frase “semesta alam” diterjemahkan dari kata tsaba’ (disusun dari huruf-huruf dan tanda bunyi hidup: “Tsade-Qames-Bet-Qames-Alef”). Kata tsaba’ diturunkan dari akar kata induk TsB (Tsade-Bet).  Kata tsaba’ tersebut memang bisa berarti “semesta alam”, “yang empunya”, tapi juga bisa berarti yang lain seperti: bala tentara,  perang, dan sekumpulan besar tentara yang terorganisir.

Apa makna kata tersebut ditinjau dari tulisan Ibrani kuno?

Sebagaimana selalu dijelaskan dalam rubrik ini, bahwa setiap huruf Ibrani pada awalnya berasal dari suatu tulisan-gambar (piktograf). Setiap gambar itu mengandung makna tertentu, demikian juga huruf Tsade dan Bet.

Huruf Tsade adalah gambar seorang manusia dari sisi samping, sedangkan huruf Bet adalah gambar tenda. Gabungan dua gambar tersebut berarti “sisi tenda”. Dinding-dinding tenda mengelilingi sesuatu yang ada di dalamnya. Dinding tenda berdiri kokoh dan kuat, melindungi dari unsur-unsur yang tajam atau keras. Dinding itu juga menjadi pelindung bagi setiap penghuninya terhadap musuh atau pun binatang buas. Jika keluarga semakin besar, maka tenda diperluas.

Dengan demikian frase “Tuhan Semesta Alam” berarti Tuhan yang berperan sebagai sisi atau dinding tenda, yang berdiri kokoh dan kuat untuk melindungi orang-orang yang berada di dalamnya. Fungsi sisi atau dinding tenda itu seperti halnya sekumpulan besar tentara yang terorganisir yang melindungi segenap rakyat dari sergapan musuh. Begitulah orang Ibrani menggambarkan betapa kuatnya Tuhan sang Pelindung itu dalam konteks pikiran dan budaya mereka.

Nabi Yesaya dengan tepat menambahkan penjelasan tentang Tuhan semesta alam itu “Yang Mahakuat pelindung Israel” (Yesaya 1:24). Penulis kitab Samuel memberi keterangan bahwa Tuhan semesta alam itu “Allah segala barisan Israel” (1 Samuel 17:45). Terjemahan perkata ayat tersebut dari King James Version adalah “Allah bala tentara Israel.” Sedangkan penulis kitab Mazmur menyebut Tuhan semesta alam itu “kota benteng kita” (Mazmur 46:7,11). Selanjutnya Pemazmur simpulkan, bahwa Tuhan semesta alam itu “kuat dan kesetiaanMu ada di sekelilingMu” (Mazmur 89:8).

Seperti halnya dinding tenda yang kuat dan terus-menerus mengelilingi orang-orang yang berada di dalamnya, begitulah kekuatan perlindungan dan kesetiaan Tuhan terhadap anak-anak kepunyaanNya. Seperti barisan tentara yang tangguh dan setia, begitu juga kekuatan perlindungan dan kesetiaan Tuhan kepada kita.

Beberapa tahun yang lalu saya diajak seorang rekan masuk ke suatu bangunan yang terlihat sangat kokoh. Bangunan itu masih dalam proses pengerjaan, sehingga saya dapat melihat dengan jelas bahan dan ketebalan dindingnya. Dinding tembok yang mengelilingi bangunan itu tidak tersusun dari batu bata merah atau pun batako, tetapi dari batu kali yang biasa dipakai sebagai dasar bangunan. Berapa ketebalan dinding itu? Wow, mungkin sekitar lima puluh sentimeter! Saya kagum melihat bangunan itu. Saya semakin kagum dan kaget setelah mengetahui peruntukan bangunan tersebut, yaitu sebagai tempat usaha sarang burung Walet. Sang Pengusaha ternyata menyediakan tempat bersarang bagi burung sekecil itu dengan suatu bangunan berdinding tebal dan kokoh. Saya ingin tahu alasan Sang Pengusaha tersebut. Ternyata, ia mau melindungi sarang burung-burung Waletnya yang sangat berharga itu dari ulah pencuri.

Saya dan Anda --yang menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi-- adalah sangat berharga di mata Tuhan. Karena itu Dia pasti melindungi kita melebihi tindakan perlindungan pengusaha burung walet itu. Kalau Tuhan itu kuat dan Dia adalah pelindung kita, apa yang kita takutkan?

(Artikel ini ditulis oleh Hery Setyo Adi  yang menggunakan berbagai sumber sebagai bahan

rujukan)