Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tidak ada yang sia-sia dalam melayani Tuhan

Mas Ded's picture

Selama setahun terakhir, sejak Agustus 2018 saya belajar bagaimana mengoperasikan sound sistem, walaupun benda itu sudah ada jauh lebih lama daripada LCD di gereja, namun hanya sedikit orang saja yang dapat mengoperasikannya.

Seperti halnya memainkan sebuah game, mengoperasikan sound sistem membutuhkan ketertarikan dan menghabiskan cukup banyak waktu untuk mencoba-cobanya. Namun semuanya itu tidaklah sia-sia. Selain dapat mengoperasikan sound sistem di gereja, sekarang ini dapat mengatur output dari media player di laptop sesuai keinginan telinga saya.

Sebenarnya tidak ada yang salah dari mendengarkan lagu original tanpa perubahan apapun, namun karena kepekaan telinga kita menangkap suara-suara sering kali berbeda antara seseorang dengan orang lainnya, maka kita perlu mengatur sesuai kepekaan telinga kita.

Disamping itu, kita juga mempunyai selera musik yang berbeda-beda. Ada banyak orang yang suka dengan suara bass yang besar, namun sebaliknya ada yang suka suara treblenya yang besar. Sehingga pengaturan pada sound sistem berbeda antara seseorang dengan orang lainnya.

Selain itu kita juga patut mempertimbangkan keinginan audience dan pemimpin pujian. Kalau mereka menginginkan suatu pengaturan yang berbeda dengan yang kita inginkan, maka menurut hemat saya sebaiknya kita ambil jalan tengahnya. Tetapi apabila kondisi tidak memungkinkan untuk berdialog dengan pemimpin pujian, maka sebaiknya kita setting saja sesuai telinga kita, karena feelnya akan lebih terasa.

Memang kita perlu mempelajari perbedaan antara High Mid Low, dan knop-knop lainnya yang ada di mixer audio, namun semuanya akan kembali ke feel yang kita dengar dan rasakan.

Untuk High Mid Low dan segala yang ada di perangkat audio dapat diajarkan, atau dapat kita pelajari juga melalui YouTube. Namun untuk memiliki Feel yang tepat, maka kita perlu banyak-banyak doa. Minta hikmat Tuhan supaya Feel yang kita rasakan juga dapat dirasakan oleh orang lainnya juga.

Sedangkan fungsi dari operator sound sistem yang kerap kali disebut soundman adalah untuk mengatur suara siapakah atau suara yang manakah yang harus lebih dominan. Dan tentu saja operator juga bertugas untuk mencegah feedback dan dengung.

Masalah menjadi rumit adalah ketika kita menyukai seseorang di gereja ataupun sebaliknya. Disaat kita menyukai seseorang di gereja, maka otomatis kita akan mengatur suaranya menjadi lebih dominan. Bahkan terkadang dapat mengganggu suatu ibadah. Karena pernah suatu kali ada soundman yang pacarnya sedang menjadi singer di atas mimbar. Maka suara pacarnya itu lebih atau sama dominan dengan sang pemimpin pujian.

Demikian juga sebaliknya ketika kita tidak menyukai seseorang, meskipun suaranya bagus akan disetting lebih rendah dari seharusnya. Apalagi kalau ketemu orang yang sudah tidak kita sukai dan suaranya fals, biasanya kita akan setting suaranya akan sangat rendah.

Masalah lainnya karena telinga dan feel yang kita dengar itu berbeda-beda, maka selama menjadi operator sound sering kali diprotes oleh pemimpin pujian maupun singer. Karena mereka merasa suaranya kurang terdengar. Apabila demikian saya menyarankan cobalah tanya kepada kawan sepelayanan yang juga hadir pada ibadah tersebut. Minta advice mereka.

Sebab terkadang ada pemimpin pujian atau singer yang tidak suka dengan kita. meskipun kita tidak salah, tetap dianggap salah oleh mereka.

Disamping itu ada beberapa pemimpin pujian yang minder dengan kemampuan menyanyi dari singer. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari faktor fisik sampai faktor finansial. Ada pemimpin pujian yang merasa minder dengan singer yang muda dan cantik, sehingga jika dipasangkan dalam sebuah ibadah, sering kali suara pemimpin pujiannya tidak terdengar. Ada juga yang karena faktor lainnya, seperti finansial yang lebih kaya atau memiliki suara yang lebih bagus, maka pemimpin pujian menjadi ragu-ragu saat membawakan lagu pujian.

Masih banyak hal menarik dalam pelayanan sound sistem ini.. mungkin suatu saat akan saya sambung lagi ceritanya.. Semoga teman-teman suka dengan cerita saya yang merupakan kesaksian saya sebagai operator sound di gereja lokal.