Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Strategi Mengelola Konflik

Purnawan Kristanto's picture

Setelah menyebutkan tentang isteri suka bertengkar, Salomo menulis   "Sebagaimana baja mengasah baja, begitu pula manusia belajar dari sesamanya." (Ams. 27:17) Bayangkan jika baja diadu dengan baja. Pasti akan timbul panas, asap dan percikan api! Di dalam keluarga, konflik adalah hal yang tak terhindarkan. Pertanyaannya adalah bagaimana dapat mengelola konflik ini sehingga justru bisa semakin "menajamkan" anggota keluarga.

Mari kita simak diagram Jenis Situasi Konlik, berikut ini

Photobucket

 
 
Diagram di atas dapat menunjukan berbagai situasi konflik yang terjadi. Orang yang butuh prestasi, tetapi tidak peduli pada relasi, maka dia berusaha memenangkan konflik itu. Jika orang itu tidak peduli pada keduanya (relasi atau prestasi), biasanya dia akan menghidari konflik.
Orang yang sangat peduli pada relasi dan butuh prestasi, berusaha menyelesaikan konflik tanpa konfrontasi. Jika merasa tidak begitu membutuhkan prestasi, maka dia akan mengalah karena tidak mau ribut-ribut.
Tidak ada satu penyelesaian konflik yang selalu tepat untuk semua situasi. Sebagai contoh, ketika kita menonton pertunjukkan sepakbola, lalu kita melihat gejala akan pecah kerusuhan, maka lebih baik jika kita menarik diri. Pertimbangannya, tidak prestasi yang akan dicapai dan tidak ada relasi yang harus dijaga. Lain lagi jika kita harus memperjuangkan sebuah 'kebenaran'. Kita harus gigih melakukannya, meski harus mengorbankan relasi.
Seorang pemuda mengajak makan malam pacarnya. Sang wanita memilih makanan hasil laut (seafood). Si pemuda sebenarnya tidak menyukai jenis masakan ini. Namun demi menjaga relasi, maka si pemuda ini rela mengalah.
Di dalam kitab Perjanjian Baru, ada berbagai cerita tentang konflik yang terjadi. Sebagai contoh, Petrus pernah bertengkar dengan Paulus, karena sama-sama meyakini kebenaran. Meski begitu, perbedaan itu bisa diselesaikan. Itulah ciri khas komunitas Kristen. Ada tiga kunci supaya sukses menyelesaikan konflik: (1) Adanya kasih karunia Allah; (2) Kepedulian dan perhatian satu terhadap yang lain; (3) kemampuan untuk menjalin komunikasi timbal-balik.
Untuk itu, ketika menghadapi sebuah konflik, maka lihatlah: Apakah Anda perlu menjaga relasi atau tidak? Apakah Anda ingin mencapai sesuatu atau tidak. Dengan melakukan analisis ini, maka kita dapat mengelola konflik sehingga dapat membangun semua anggota keluarga. <wwn>

 

__________________

------------

Communicating good news in good ways