Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

RIP Edo Rinaldo

kristono's picture

Kematian Edo Rinaldo di halaman sekolah Santa Maria Imaculata, menambah daftar kejadian kekerasan di institusi pendidikan. Berikut adalah kutipan dari tulisan di kompas hari ini..

"Di kalangan anak-anak, budaya kekerasan tumbuh karena mereka mencontoh lingkungan sekitar, baik orangtua, guru maupun tayangan televisi" Ratna Juwita.
"Di lain pihak, anak-anak sering mendapat contoh bagaimana menyalurkan perasaan melalui kekerasan. Misalnya kelakuan orangtua, tayangan televisi dan cerita mengenai kekerasan. Ketika anak merasa stress dan dia butuh penyaluran, yang dia lakukan kekerasan, karena yang dia lihat hanya kekerasan" Seto Mulyadi.

Kisah ini bagi saya menyisakan banyak 'hah!':

  1. Kok bisa-bisanya anak perempuan berkelakuan 'jahat', korbannya anak laki-laki.
  2. Edo (laki-laki) yang penggemar acara masak-memasak, 'terlibas' oleh perilaku tiga teman perempuan (yang mungkin tontonannya adalah sinetron 'gadis-gadis badung').
  3. Edo anak pendiam dan selalu tersenyum masih kurang menawan untuk menjadi sahabat dan memperoleh perhatian dan perlindungan sekolah.
  4. Kok ada si "Bully" pelaku siswa kelas IV SD, yang mungkin lulusan akademi "Smack down.

Ibu Lily dan Pak Yohanes, turut berduka atas kejadian yang menimpa anak Edo Rinaldo!

Turut prihatin atas perilaku "Bully" dan ketiga teman 'gadis badung'

clara_anita's picture

Children live what they learn . . .

Anak-anak mencerminkan apa yang ditangkapnya dari lingkungannya. Meniliki kasus ini mari kita refleksikan kondoso sekitar kita, terutama diri pribadi kita Sudahkah kita menebarkan kasih senantiasa...