Aku berdiri dan menatapmu,
coba pahami luka-luka itu
yang coba kaukubur dan kausangkal
namun kau dorong aku hingga terjungkal
dan aku jatuh
dan aku mengaduh
Aku merunduk dan menggenggam tanganmu
bila kata-kata belumlah cukup
Ijinkan tanganku membelai dan bibirku mengecup
parut-parut luka di tubuhmu
namun kau tolak aku hingga terjelungup
dan aku jatuh
dan aku mengaduh
Lalu aku bersujud di hadapanmu
bila kata dan tindakku belum cukup tuk memahamimu
ijinkan aku masuk ke hatimu
namun kaubanting pintu itu
dan aku jatuh
dan aku mengaduh
dan akhirnya aku rebah ke tanah
kutanggalkan semua keakuanku
dan tak dinyana kutemukan damai dalam kebersahajaan yang rendah
Aku mungkin tak kan pernah memahamimu
Namun telah kubrikan apa yang kupunya
dan meski kau banting aku aku tak kan jatuh
aku tak kan mengaduh
karena ku telah rebah di tanah
... dan seketika itu jua
aku benar-benar merdeka
GBU
Salatiga August 08
Merdeka
dan bila kematian tidak cukup meyakinkan
ambilah hidup dengan sayapnya yang menggetarkan
dan kalau rasa sakit tidak cukup menenangkan
pilihlah kegembiraan yang melegakan
karena cinta dan keindahan
hanya dipunya mereka yang berani melawan
In reply to Merdeka by rere
PermalinkMelawan.... ataukah luruh
Melawan....
ataukah luruh ?
Seperti awan-awan dirga perkasa
yang luruh bersama hujan
hanya tuk sekedar berbagi rindu
PS:
wah rere pinter bikin puisi :)
GBU
anita