Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

<<Potret Kejujuran INDIA dalam" Anjing Gembel Millionare'' peraih 10 Awards..The BEST !>>.

pasikomsi's picture
Berawal dari rasa penasaran, dan  gencarnya pemberitaan tentang  keberhasilan satu lagi film Asia mendapat kan penghargaan Festifal Film International Awards Best Picture
dan meraih penghargaan untuk 10 Nominasi.
Kalau dulu 5 tahun yang lalu, pernah ada sebuah Film Cina yang di bintang i oleh aktor Chou yun Fat,dalam Film laga klasik The Flying  Dragon( kira -kira begitulah judulnya) hanya meraih 3 nominasi penghargaan maka SlumDog Millionare meraih 10 penghargaan.termasuk the best Illustrasi Musik,yang sangat jarang jatuh ke film- film produksi luar Amerika dan Eropah, untuk nominasi yang satu ini selalu di dominasi mereka.
Slumdog Millionare, memadukan Potret Kehidupan klas masyarakat paling bawah di Mumbay,dengan genknya,( mafia klas kumuh),ada cinta,dan Impian pemuda miskin, yang di kemas dalam satu kisah yang mendebarkan dengan musik yang jauh dari kesan pada Film-film India yang pernah kita kenal
Film yang bergerak dalam tempo yang tinggi,tanpa rasa malu,gambar menunjukkan  rumah rumah yang kumuh yang begitu banyaknya dibalik gedung-gedung pencakar langit yang belum rampung,,manusia-manusia dekil dengan warna warna yang kusam,kehidupan miskin,air kali yang kotor ,rumah bordil dengan penghuninya yang masih sangat muda belia, dunia pengemis dan tipu dayanya bahkan jamban yang model Helicak di pinggir-pinggir kali yang 10 tahun yang lalu pernah ada di kali ciliwung tetapi sekarang sudah tak ada.,kemudian se saat gambar berpindah ke suasana "Who wants to be a millionare",ya  suasana seperti bung Tantowi waktu di Rcti dulu itu,dimana sesorang pemuda yang bekerja sebagai pengantar minuman di Perusahaan Telkom nya India, yang secara kebetulan ikutan sebagai peserta, dan dapat menjawab dengan akurat semua pertanyaan yang diajukan hingga kelipatan tertinggi dan memecahkan record,mencapai Millionare.anehnya sepanjang film ini hampir tidak terdengar ada lagu india ataupun tarian nya yang terkenal itu.
Penonton hingga 2/3 film dibuat berfikir terus ,dengan perpindahan-perpindahan cerita yang tak lazim di Film Nasional ,tetapi dengan dasar cerita yang kuat serta penuturan yang jelas,penonton akhirnya tau juga..Oooh..maksud nya...
 Konon ,katanya Film ini mendapat kritikan dan penolakan yang keras di negeri asalnya oleh petinggi dinegara tersebut untuk tidak disertakan dalam Festifal ,karena membuat Masyarakat dunia tau,seperti apa  kehidupan di kota kota besar di India dewasa ini

Tetapi,patut kita acungkan jempol,berita berkembang ke dua pemeran tokoh anak gelandangan, Jamal dan Salim  sewaktu kecil,mendapatkan hadiah Rumah yang layak ,dan Jaminan pendidikan seumur hidup,dari Pemerintah Mumbai atas peran yang dilakoninya.dan mendapatkan Penghargaan Award.kelas dunia //.Bravo BolliWood..Nehi..nehi..acha acha kahe.....

Kapan ya... Film Nasional kita mendapatkan Nominasi AWARD dari Festifal Film International???...,-mbok jangan pinternya bikin ramai Infotainment saja...

Glory..glory 2The Lord

now and 4 ever.

Samuel Franklyn's picture

Anda yakin itu film Asia?

Anda yakin itu film Asia?

Menurut penilaian saya itu bukan film Asia tapi khas film Hollywood yang menjual mimpi instan. Saya menilai film Laskar Pelangi masih jauh lebih bagus dan realistis dibandingkan dengan Slumdog Millionaire. Cuma Laskar Pelangi adalah film Indonesia asli dengan cerita khas Indonesia, sutradara Indonesia, diproduksi perusahaan Indonesia dan pemeran Indonesia sedangkan Slumdog Millionare adalah film bikinan sutradara Amerika, di produksi oleh perusahaan Amerika, cerita khas Hollywood dan pemeran India. Apanya yang film Asia?

Lagipula menurut pendapat saya pribadi Laskar Pelangi lebih unggul dari semua segi. Cuma saja karena diproduksi oleh perusahaan Indonesia maka publikasi nggak sehebat Slumdog Millionaire.

ebed_adonai's picture

@pasikomsi: film bagus

Salam kenal, bung pasikomsi!

Iya, dari berbagai review yang saya lihat, tuh film sepertinya bagus juga...Jadi nggak sabar nunggu muncul di magelang...Thks untuk reviewnya

Shalom!

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

anakpatirsa's picture

Kapan Ya?

Kapan ya... Film Nasional kita mendapatkan Nominasi AWARD dari Festifal Film International???.


Inilah racun itu.... Setiap melihat sesuatu yang bagus, kita suka berkata "Kapan ya...?" Melihat Piala dunia kita berkata, "Kapan ya...?" dengan nada melecehkan. Melihat negara lain melakukan sesuatu yang luar biasa kita berkata, "Kapan ya?"

Bukan karena merasa aku bisa melakukan seuatu. Tetapi kalau aku hanya bisa berkata "Kapan ya?" Lebih baik aku diam.

ebed_adonai's picture

@AP: Mungkin...

Mungkin kata "kapan" yang dimaksud bung pasikomsi adalah kata "kapan" yang membangun, sama seperti berabad-abad lalu, tatkala orang bertanya: "Kapan ya kita bisa terbang?", lalu pesawat terbang pun diciptakan. Btw karena nyangkut2 ke bola, bro AP penggemar bola kah?

Shalom!

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

joli's picture

@AP... sperti AP

kapan ya? bisa nulis kayak AP?

ebed_adonai's picture

@AP & joli

Kapan-kapannnn,....kita berjumpa lagi.....

Mungkin lusa,..aa,... atau di lain hari.........

Shalom!

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

y-control's picture

Q & A

saya rasa ini ceritanya bisa digolongkan karya orang india.. slumdog ini diangkat dari novel Q & A karya diplomat india... tapi seperti biasa  ceritanya ga sama persis dengan yg di novel, samanya mungkn cuma 60-65%... novelnya menurutku lebih lucu tapi juga lebih 'ngindia' dengan lebih banyak 'oh ternyata begini..' 'ternyata begitu' jadi agak terlalu khayal, kalo filmnya agak lebih dramatis tapi memang ada beberapa sisipan pesan ala baratnya..

yg saya ingat, cerita yang  bertema sebab akibat dan  kebetulan2 gini sebenarnya juga ada di salah satu cerpennya orang indonesia, budi darma, di buku orang-orang bloomington... jadi kayaknya untuk bikin cerita beginian sebenarnya orang indonesia saya yakin bisa, bikin film beginian mungkin sutradara indonesia juga bisa... mungkin yang payah industrinya, juga mungkin karena org2 tak kelihatan di lembaga sensor, atau yang suka mencekal kalo mau bikin film yg mengungkap aib seperti tentang korban 65 misalnya