Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Pengalaman Relawan

Purnawan Kristanto's picture

Saya ingin membagikan pengalaman waktu menjadi relawan di posko kemanusiaan pada gempa bumi 27 Mei 2006.  Siapa tahu ada manfaatnya buat teman-teman yang terjun sebagai relawan pada banjir awal tahun ini (baik di Jabodetabek dan tempat lain).

Dua hari pertama, setelah gempa, masing-masing relawan bergerak secara sporadis.  Masing-masing menyalurkan bantuan sesuai dengan seleranya sendiri-sendiri.  Namun pada hari ketiga, kami mulai mengadakan konsolidasi dan mengorganisasi diri.  Kami lalu membuat prosedur pemberian bantuan.

Kami tidak lagi menyalurkan bantuan dengan mengasong. [Maksudnya,membawa bantuan tanpa tahu sasaran yang akan dituju. Siapa saja yang ditemui, diberi bantuan]. Kami mengamati, beberapa dermawan yang spontan membawakan bantuan biasanya “dicegat” di tengah jalan. Ini terjadi di daerah-daerah yang berdekatan dengan akses keluar-masuk. Padahal wilayah tersebut sebenarnya sudah dijangkau oleh bantuan lain. Akibatnya, wilayah yang “lebih dalam” belum mendapat bantuan.Kami menyiasatinya dengan mengutus relawan untuk menerobos wilayah yang benar-benar belum tersentuh oleh pemberi bantuan.  Di tempat itu, mereka harus mengumpulkan data-data vital, seperti:

(1). Berapa jiwa yang ada di sana?

(2). Apakah ada yang sakit?

(3). Berapa orang yang lansia?

(4). Berapa jumlah balita?

(5). Berapa yang hamil?

(6). Berapa jumlah yang wanita?

(7). Berapa jumlah anak-anak?

(7). Apa saja kebutuhan mereka? (pangan, baju, selimut, tenda, penerangan, obat-obatan dll).

Berdasarkan data tersebut, maka relawan tersebut dapat membuat daftar bantuan yang dibutuhkan oleh para korban.  Dengan metode ini, maka bantuan dapat diberikan dengan tepat. Kami dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penumpukan bantuan yang sejenis. Contohnya, kami melihat ada sekelompok warga yang berkali-kali menerima bantuan pakaian layak pakai.  Karena terlalu kebanyakan, maka baju-baju itu dipakai untuk menghangatkan badan.  Carannya bukan dengan memakainya, tapi membakarnya sebagai api unggun!

Untuk mendukung kelancaran tugas, maka setiap relawan yang bertugas mendata ini dilengkapi dengan alat komunikasi Handie Talkie.  Pesawat HT ini ternyata memberi jasa yang sangat besar. Gempa bumi tahun kemarin juga ikut merobohkan menara-menara GSM.  Akibatnya, selama beberapa hari komunikasi lewat handphone tidak dapat dilakukan.  Namun dengan adanya HT ini, maka komunikasi dapat dilakukan dengan baik.  Memang daya jangkau HT ini terbatas.  Hal ini dapat disiasati dengan mendirikan repeater atau pesawat rig.  Kami memasang dua rig dengan jarak sekitar 10 km. Daya jangkau rig jauh lebih luas, sehingga dapat merelay sinyal HT dalam radius sekitar 20-30 km.

Jika relawan selesai melakukan pendataan, maka dia segera menghubungi posko induk untuk meminta pengiriman bantuan yang diperlukan.  Sementara bantuan sedang dalam perjalanan, maka relawan ini dapat berpindah untuk mencari “sasaran” berikutnya.

Pengalaman lain yang mungkin berguna adalah meminta bantuan tenaga dari korban bencana.  Jumlah relawan sangat terbatas.  Supaya energi kami tidak terkuras, maka kami mengajak warga setempat untuk mengambil sendiri bantuan yang diperlukan.  Caranya dengan memberikan secarik memo yang berisi daftar kebutuhan, selanjutnya mereka yang akan mengangkut bantuan itu dari posko logistik.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dukungan untuk relawan.  Mereka sudah bekerja keras dan tidak kenal waktu.  Untuk itu mereka membutuhkan dukungan supaya tidak jatuh sakit.  Barang-barang seperti: air minum dalam kemasan, es, multivitamin, sunblock, topi lebar, kaos tangan, kopi dan teh panas biasanya sangat dibutuhkan relawan.  Untuk menghindari kejenuhan, rotasi relawan juga perlu dilakukan.

Dalam situasi yang sulit, emosi gampang tersulut dan konflik mudah terjadi.  Pertengkaran di antara relawan sangat mungkin terjadi.  Untuk itu, pimpinan posko harus sudah mengantisipasi hal ini.

Apalagi ya? Ini saja dulu.  Mungkin ada rekan-rekan yang mau membagikan pengalamannya?

__________________

------------

Communicating good news in good ways