Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

The Origin of Brands

Daniel's picture

The Origin of BrandsTerbaring sakit selama beberapa hari dan keharusan beristirahat total selama beberapa minggu berikutnya memberi aku kesempatan untuk melakukan banyak hal yang tidak mungkin aku lakukan dalam keadaan normal, termasuk membaca beberapa buku yang tidak mungkin aku baca.

Salah satunya adalah "The Origin of Brands" karangan pasangan suami istri konsultan bisnis Al & Laura Ries. Buku terbitan tahun 2004 ini sudah tergeletak berbulan-bulan (atau bertahun-tahun?) di atas meja dekat komputer, di bawah tumpukan buku-buku lain, dan sebelumnya tidak pernah menarik perhatianku untuk membaca. Tampilannya saja sudah tidak menarik: putih dengan siluet abstrak abu-abu dan tulisan judul besar-besar, membosankan.

Tapi beberapa hari yang lalu, kehabisan film untuk ditonton, kehabisan buku untuk dibaca, dan tumpukan buku yang menipis memunculkan kembali buku itu di hadapanku, dan dengan terpaksa aku mulai membacanya. Dulu memang aku pernah membaca beberapa bagian secara acak, kalau tidak salah karena tugas kantor, dan aku tidak pernah mengerti apa maksudnya. Tapi hari itu tiba-tiba aku memahami semuanya, dan buku setebal sekitar 300 halaman itu habis dalam satu hari. Selesai membaca aku menjadi takjub, seakan dunia berputar di hadapanku. Bukan, bukan karena sakitku kambuh, tapi karena paradigma yang terjungkir balik. Buku yang sangat provokatif. Entah benar atau salah, tapi benar-benar provokatif.

Sudah lama aku tahu bahwa judul buku itu adalah plesetan dari buku Charles Darwin "The Origin of Species", tapi baru hari itu aku mengerti bahwa judul buku itu sendiri adalah sebuah permainan kata. "The Origin of Brands", yang kurang lebih artinya "Asal-Usul Merk", dapat juga dibaca "The Origin of Branch", alias "Asal-Usul Cabang". Dan ternyata siluet abu-abu yang aku lihat itu adalah gambar sebuah pohon besar yang bercabang-cabang. Tentang itulah buku ini berbicara. Kekuatan percabangan.

Divergensi, bukan Konvergensi

Dalam beberapa dekade terakhir ini, banyak orang, terutama di bidang IT yang berbicara tentang konvergensi, seakan-akan itu adalah masa depan dunia. Konvergensi berarti penggabungan atau penyatuan. Televisi akan menyatu dengan komputer, HP dengan kamera, telepon dengan Internet, dan berbagai ide penyatuan yang lain. Semuanya akan menjadi satu. Tapi kenyataan yang terjadi tidak demikian. Seperti yang dibuktikan oleh Al & Laura Ries dan juga Charles Darwin, kekuatan sebenarnya justru terletak pada divergensi atau percabangan.

Charles Darwin? Ya! Banyak orang mengaitkan namanya dengan evolusi, tapi itu hanya salah satu teorinya saja. Pemikiran briliannya yang lain adalah tentang divergensi alam. Spesies bertahan dan berkembang dengan divergensi, bukan konvergensi. Semakin banyak divergensi, semakin besar kemungkinan untuk survive. Kehidupan di dunia secara alami bersifat menyebar dan menjadi semakin spesifik. Keseragaman terbukti mematikan dan keberagaman menghidupkan.

Survival of the Firstest

Al & Laura Ries menerapkan konsep tersebut dalam dunia bisnis dan merek. Banyak orang senang meniru dan mengikuti tren, tapi kunci sukses adalah menciptakan tren, menciptakan keberbedaan, menciptakan kategori sendiri dan menjadi pemenang yang pertama di kategori tersebut. Walaupun tidak disebutkan dalam buku (semua contoh adalah bisnis di Amerika & Eropa) tapi aku jadi ingat waktu Murniati Widjaja pertama kali menciptakan Es Teler 77. Motonya adalah Juara Indonesia. Siapa yang bisa menyangkal? Dia yang pertama, dan tidak ada yang seperti itu pada waktu itu. Selanjutnya yang lain mengekor, mungkin lebih enak, mungkin lebih murah, tapi tidak ada yang semelekat di pikiran orang-orang seperti yang pertama.

Survival of the Secondest

Lalu bagaimana dengan yang kedua dan berikutnya di kategori yang sama? Apakah benar-benar tidak ada harapan? Tentu saja tidak. Di alam, sebuah pohon akan berusaha menyebarkan bijinya sejauh mungkin dari pohon asalnya. Apa tujuannya? Agar tidak bersaing sumber daya alam, matahari, air, unsur hara dari tanah, dan sebagainya, dengan pohon induknya. Begitu pula yang harus dilakukan oleh pesaing bisnis. Alih-alih meniru yang pertama, pesaing justru harus menciptakan hal yang berlawanan sejauh mungkin dari yang pertama. Ketika Coca-Cola menjadi tren untuk semua generasi, khususnya generasi tua, Pepsi Cola muncul dengan konsep generasi muda. Ketika Windows menguasai pasaran bisnis & perkantoran, Linux muncul dengan konsep terbuka yang sama sekali berbeda. Bukannya merebut pasar, tapi menciptakan pasar baru.

The Power of Pruning

Pernahkah kita melihat seekor binatang yang sempurna? Bisa lari kencang di darat, berenang di laut, terbang tinggi di langit, memiliki penglihatan sempurna di siang maupun malam hari, dan memiliki segala kemampuan untuk bertahan hidup? Teorinya, makhluk semacam ini adalah hasil dari puncak evolusi. Tapi nyatanya tidak ada bukan? Justru setiap binatang yang luar biasa memiliki satu atau beberapa kelebihan yang menonjol dan tidak memiliki banyak hal lainnya. Ini sekali lagi menekankan fakta bahwa alam lebih menyukai divergensi, dan bukan konvergensi. Bukan penggabungan semua fungsi dalam satu makhluk, tapi spesialisasi fungsi-fungsi tersebut dalam berbagai makhluk.

Dalam dunia bisnis, sering kita melihat orang yang ingin melakukan segalanya, menggabungkan semua bisnis dalam satu kerajaan besar. Menurut Al & Laura Ries, ini justru awal kejatuhan. Banyak inovasi dilakukan dengan melakukan spesialisasi. Divide & Conquer, Devide et Impera, Membagi dan Menguasai, itu yang seharusnya dilakukan.

No Mediocrity

Masih banyak point-point lain yang menarik dalam buku ini, tapi aku bukan orang bisnis, dan sepertinya semakin banyak yang aku katakan, akan semakin mengungkap kebodohanku dan ketidakmengertianku dalam bidang ini.

Mungkin ini bukan kejutan bagi orang-orang yang sudah lama bergelut dalam dunia bisnis, tapi bagiku ini hal yang baru. Selama ini aku meyakini bahwa untuk bisa survive aku harus jadi generalis, tahu sedikit-sedikit mengenai banyak hal. Tapi ternyata tidak demikian. Menjadi spesialis, tahu banyak mengenai sedikit hal, yang seharusnya dilakukan. Mengapa ini bisa berhasil? Karena kita tidak hidup sendiri. Karena dunia tidak menjadi semakin sederhana, melainkan semakin rumit. Dan hubungan antar pribadi juga menjadi semakin kompleks. Akan ada orang lain yang memiliki spesialisasi yang berbeda, dan inilah awal interaksi.

Mencoba sok rohani, jadi teringat Wahyu 3:15-16. Orang yang mencoba jadi segalanya, memuaskan semua orang, selalu sedang-sedang saja, tidak pernah punya pendirian yang jelas, akan memuakkan bagi orang lain, bahkan Tuhan sendiri. Dan walaupun buku ini sama sekali bukan buku rohani, tapi pesannya jelas buat aku: Jangan jadi biasa-biasa saja.

Hmm... semakin lama semakin ngelantur. Maklum sudah lama tidak menulis. Setelah aku periksa, blog terakhirku di sini aku tulis April 2008, lebih dari setahun yang lalu, jadi maklumlah, lama tak terasah. Jadi lebih baik tulisan ini disudahi saja di sini daripada semakin ke mana-mana.

Special thanks buat sandman yang memprovokasi aku untuk menulis lagi.

greeny's picture

@Maz, Akhirnya

jangan jadi biasa biasa saja (heeeh banget)

aku sempet berpikiran sama seperti di atas: tau sedikit2 tentang banyak hal akan membuat diri smakin survive, ternyata ga heeeh yak maz.

dare to different, why not?

To God be the Glory

Daniel's picture

makasih buat komen pertamanya

yeah.. be different :)

sandman's picture

masKU DANIeL

saya sedikit menyoroti tentang "jangan biasa-biasa aja" , ini maksudnya kepada manusianya itu sendiri atau kepada kemampuannya?

terus bisa gak itu diterapkan dalam kehidupan ke kristenan masa sekarang ini? Apa yang bisa kita ambil?

 

Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.

__________________

Daniel's picture

be extreme?

bagaimana membedakan antara manusia dan kemampuannya? aku melihatnya sebagai sesuatu yang integral.

buku ini memang murni berbicara soal bisnis, tapi kalau mau ditarik benang merah dengan kekristenan, aku rasa divergensi dalam denominasi gereja saat ini adalah satu blessing in disguise, dan gerakan oikoumene menjadi paralel dengan konvergensi yang tidak memiliki masa depan.

jadi penerapannya? jadilah ekstrim di masing-masing denominasi?

Turbine's picture

 bagaimana membedakan

 bagaimana membedakan antara manusia dan kemampuannya? aku melihatnya sebagai sesuatu yang integral.

Saya setuju pernyataan anda di atas mas.

Kita manusia lahir tanpa apa-apa pengetahuan atau kemahiran atau keupayaan. Tetapi kita ada yang dipanggil bakat dan potensi yang lahir bersama kita.

Potensi ini adalah suatu keupayaan/kebolehan/kemampuan yang masih dormant atau terkubur atau terpendam. Sebab itu purata 1/5 daripada hayat kita, kita gunakan utk persekolahan formal buat mengasah dan mengaktifkan potensi kita. Bahkan kita sentiasa belajar untuk menjadikan potensi kita itu menjadi nyata dan effective. Selalunya mana2 bisnis yang sangat berjaya adalah kerana mereka sangat ahli dalam bidang itu. cthnya Bukan semua kedai yang menjual Bebek Panggang laris. Tetapi ada kedai yang menjual Bebek Panggang yang sangat laku (mungkin Bebek Panggang si Dan Dan. hehehe) sehingga orang yang datang membeli sanggup Q. Kenapa yang ini laris? salah satunya kerana penjual ini ada kemampuan(kepakaran) membuat resipi yang tersendiri dan istimewa. 

Apa yang membuatkan kita lebih mampu dari orang lain dalam bidang sama? Kepakaran kita. Be specialized and u will be different/outstanding.

 jadilah ekstrim di masing-masing denominasi?

Saya berpendapat tidak mas.....tapi jawabannya adalah be extreem in following our Lord Jesus Christ.

15. Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! 16.Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Wahyu 3:15-16

 

 

   

joli's picture

SS bener-bener... ck..ck..ck..

Kayaknya sakit-mu berguna juga yah, nah harapannya blog ini akan di susul oleh tulisan-blog berikut dan berikut-nya lagi..  dah melahap buku dan film buanyak kan.. ?

Thanks Daniel.. ada beberapa hal di tulisan-mu ini yang menjawab pertanyaan yang pating sliwer di kepala Joli.. he.. he.. bener-bener.. gila nih SS.. bener-bener gila.. kayaknya Tuhan pakai SS untuk memberitahukan banyak hal.. ee.. bener-bener heran nih..

Daniel's picture

ikut heran

sebetulnya mau bikin review "Fireproof", tapi rada susah tanpa harus membocorkan beberapa spoiler yg akan mengecewakan para calon penonton, jadi sementara belum ada tulisan baru lagi deh...

wah, pertanyaan pating sliwer kayak apa tuh? kalo soal bisnis pastinya joli lebih jago daripada aku yang amatiran aja enggak... jadi ikut heran nih...

 

minmerry's picture

@Mas Daniel

finally, mas daniel sembuh juga... berakhir juga semua kebosanan itu ya, mas?

 

^-^

__________________

logo min kecil

Daniel's picture

cuma bingung

sebetulnya tidak terlalu bosan sih, karena banyak yang bisa dikerjakan, hanya perbedaan pola hidup yang sempat bikin bingung pada awalnya :)

Anak El-Shadday's picture

sakit apa tho mas?

blognya berbahasa tinggi hehehhee... 

sakit apa tho mas? kok sampe terbaring??

but the one who endure to the end, he shall be saved.....

__________________

but the one who endure to the end, he shall be saved.....

Daniel's picture

mosok tinggi sih? biasa aja

mosok tinggi sih? biasa aja kale..

sakitku? bahasa kerennya sih sakit hati alias liver, tapi sebetulnya cuma kena virus hepatitis A, sampe dinyanyiin sama keponakanku... ala Ungu:

pernahkah kau merasa... hatimu gosong...

pernahkah kau merasa... hatimu bengkak...

:))

Anak El-Shadday's picture

hohoho

tinggi ga nya itu tergantung panjang-pendeknya yang melihat. hehehe

wes sembuh to mas? dirimu terkena virus tuh.. jaga stamina.

but the one who endure to the end, he shall be saved.....

__________________

but the one who endure to the end, he shall be saved.....

Daniel's picture

makasih ya

ini masih masa pemulihan, kata dokternya sih perlu waktu minimal 3 bulan untuk sembuh total, mesti banyak istirahat, minum temulawak, brrrrr..... :p

jesusfreaks's picture

@daniel : to survive to adapt

Gw rasa, dalam dunia sales prinsip konvergen dan divergen base on need saja. Dan gw liat, brand yang gw jual pun melakukan hal yang sama. Salah satu tujuannya benar untuk survive untuk brand brand mature atau brand baru. Tapi pointnya sama dengan prinsip darwin juga, inti dari survive adalah adaptasi. Adaptasi memperhitungkan faktor eksternal. Bukan faktor internal brand tersebut.

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

bayem's picture

Dalam dunia Kristen mungkin

Dalam dunia Kristen mungkin ceritanya seperti di bawah ini...

Ada si A yang kecebur di laut...dan kebetulan di kapal tersebut ada beberapa orang Kristen dari beberapa aliran gereja... orang yang satu dari Gereja Injili, dia langsung saja bertanya pada si A, "Apakah kamu sudah percaya pada Yesus? Kalau mati sudah siap masuk surga?" typical orang Gereja Injili...

Lalu ada juga orang Gereja Kharismatik...dia langsung mengatakan..."Mujizat itu nyata!!! Percayalah!!! Tuhan akan menolong saudara!!!" typical orang Gereja Kharismatik...

Ada juga orang LSM...yang Khatolik... dia langsung ikut nyebur ke laut... lalu kemudian dia teriak "Ayo tirukan saya!!!"....sambil mencontohkan renang gaya bebas...Maksudnya agar orang itu dapat menolong dirinya sendiri...

Ada juga orang Protestan... dari GKI...dia pun tak kalah... dia berkata "Tenang, saya akan mengumpulkan teman-teman untuk rapat."....Karena typical orang GKI adalah semua keputusan harus diambil dalam suatu rapat majelis atau pekerja...

Yaa... mungkin kira-kira begitu ceritanya... saya pun dengar dari orang... mungkin tidak terlalu jelas... Kebetulan saya sendiri orang GKI...

Beragam jenis gereja, punya karakter masing-masing... keberagaman itu bisa kita lihat sebagai musibah pemecah belah orang Kristen... atau sebagai kekayaan Tubuh Kristus... ada orang-orang yang senangnya dengan Gereja yang tenang dan imannya lebih bisa bertumbuh dengan kondisi demikian... ada juga orang yang lebih memilih yang lebih bersemangat dan sebagainya dan imannya juga bertumbuh dengan kondisi yang demikian. Toh yang memberi pertumbuhan kan Tuhan...

Mungkin dulu cuman ada Gereja Katholik... lalu muncul Lutheran dan Calvinis... dan dari tadinya Scripture itu cuman bisa dibaca oleh orang-orang yang belajar alkitab... sekarang ini... semua orang bisa membaca dan mengerti... karena sudah diterjemahkan ke banyak bahasa di dunia... akibatnya bisa saja 10 orang yang membaca alkitab tersebut ada 11 tafsiran yang berbeda...

That's DIVERSITY....

There is no fear in love, but perfect love casteth out fear

__________________

Ecc 2:24 There is nothing better for a man than that he should eat and drink, and make his soul enjoy good in his labor. This also I saw, that it is from the hand of God.

Daniel's picture

anggota tubuh yang baik

Seperti yang dikatakan engkong Paulus di sini, kalau kita mata, ya jadilah mata yang semata-matanya, melihat dengan jelas dan terang, kalau kita mulut, ya jadilah mulut yang semulut-mulutnya, berbicara dengan tegas dan lantang, gak perlu berusaha jadi anggota tubuh yang lain, dan jangan menghakimi kinerja anggota tubuh lainnya, nanti malah tubuh jadi tidak berfungsi dan Sang Kepala jadi pusing...

Wapannuri's picture

Al Ries !!

Wuiii....gila benar buku-bukunya. Nek ketemu dek toko buku tak beline ! Saya Suka banget dengan Al Ries. Guru marketing kelas dunia ! Rugi nek gak baca bukunya !

22 Immutable Laws of Branding  yang sudah saya baca dan buat resensinya ! 

__________________

Dunia di mata Wapannuri.com