Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Gila!!!

psikologila's picture
Daud pernah berpura-pura gila. Paulus juga pernah dibilang gila. Bahkan, Yesus pun disangka tidak waras oleh kaum-Nya sendiri. Aku yang bukan siapa-siapa ini juga tidak akan keberatan kalau dibilang gila. Kulihat dulu gila dalam konteks apa?
 
Frase "sakit jiwa" itu sendiri memancing perhatianku. Awalnya, aku mencari kata "sakit" di kamus, tepatnya kamus SABDA. Kata "sakit" digunakan untuk menggambarkan kondisi tubuh atau bagian tubuh yang tidak nyaman, misalnya sakit kepala, sakit perut, sakit pegel-linu dll. Dari definisi itu aku jadi bertanya-tanya: apakah jiwa itu merupakan bagian dari tubuh sehingga bisa disebut "sakit jiwa"? Apakah batas dari "sehat jiwa" dan "sakit jiwa" itu?
 
Banyak orang merasa dirinya baik-baik saja. Contohnya saja, si Juminten yang merasa okeh-okeh saja, setelah sempat merenungkan masalah kegilaan ini. Dia ragu apakah dia punya bibit-bibit kegilaan. Kemudian dia merenung,
 
"Aku bergaul dengan Iin, menonton film yang sama, membaca buku yang sama, bergaul dalam komunitas yang sama. Aku punya pacar dan sudah berjalan selama 5 tahun, bentar lagi nikah. Aku baik-baik saja pastinya(?) Tidak seperti orang-orang yang di pinggiran jalan itu yang berpikiran aneh-aneh, berpakaian lucu, atau malah tidak berpakaian sama sekali. Atau seperti orang-orang yang autis, anti-sosial, paranoid, phobia, homoseks atau hyperseks di klub-klub X yang perilaku, pandangan dan hidupnya  tidak normal, gila, miring, terkutuk, bla..."
 
Bla... bla... bla... sampai kegilaan kemudian direndahkan menjadi bahan cemoohan, yang secara implisit ingin menunjukkan keunggulan akal sehat si Juminten beserta kaum mayoritas lainnya. Dulu fenomena kegilaan ini lebih sadis, orang yang dinyatakan gila dibungkam, disingkirkan, dipasung dan ditekan.
 
Tanpa disadari Juminten dan barangkali bersama jutaan orang lainnya membuat patokan "kewarasan" dan "ketidakwarasan", yang menurut ku hanyalah sebatas perbedaan. Jika tidak seperti kebanyakan orang, maka dia tidak normal. Sebut saja penyimpangan dari norma sosial. Jika sering melamun dan bicara aneh-aneh, maka dia miring. Atau sebut saja ketidakmampuan adaptasi atau tingkah laku. Jika dia anti-sosial, jangan-jangan dia schizophrenia atau psikopat. Ini memang contoh yang ekstrem. Anda bisa membaca lebih banyak mengenai patokan-patokan dan contoh-contohnya dalam dalam buku Linda De Clerq "Tingkah Laku Abnormal dari Sudut Pandang Perkembangan". Hanya saja, menurutku patokan itu tidak memuaskan karena membuka kemungkinan untuk bias.
 
Yesus menjadi korban penilaian semacam ini, Dia dianggap tidak waras oleh keluarganya karena pandangan-Nya unik dan berbeda, sama sekali tidak sama dengan pandangan masyarakat pada zamannya (Markus 3:21). Paulus juga dianggap gila karena pengetahuannya yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya (Kis 26:24). Korban label gila atas perbedaan ini cukup menimpa banyak orang, sebut saja penulis Paulo Coelho dan banyak penulis lainnya, yang dipaksakan untuk menjalani terapi setruman listrik agar normal. Pertanyaannya sekarang, siapa yang berhak memberi label  antara "waras" dan "tidak waras" itu?
 
Di sisi lain kegilaan ini menjadi rebutan, karena tidak lepas dari dunia hukum. Daud berpura-pura gila agar dia tidak dihakimi dan dibunuh (1 Sam 21:13). Orang yang melakukan kejahatan, tidak dipenjarakan atau hukumannya diringankan setelah dinyatakan gila . Ironis memang, kesempatan menjadi gila ini bisa direbut oleh para praktisi hukum yang mencoba membuktikan kepada hakim bahwa klien mereka gila agar tidak dijatuhi hukuman berat. Kedua kubu menghadirkan Ph.D- Ph.D yang berkelas yang telah melakukan sejumlah penelitian. Alhasil, yang menentukan gila atau tidaknya seseorang adalah penilaian para ahli yang pastinya mengandung bias.
 
Freud juga tertarik permasalahan jiwa ini. Dia bahkan mendirikan suatu disiplin ilmu dan perawatan baru: psikoanalisis. Disiplin ini membantu pasien-pasien yang mengalami berbagai masalah, termasuk fobia, obsesi, impotensi, kegelisahan dan halusinasi. Menariknya, psikoanalisis merawat pasiennya hanya dengan mengunakan kata-kata, bukannya setruman listrik, pijat atau obat. Akan tetapi, psikoanalisis tidak memunyai pegangan diagnosis yang menjadi pegangan sehingga analisis pun menjadi rumit.

Setelah cukup panjang bertele-tele, aku ingin kembali ke pertanyaan: bagaimana membedakan antara orang "gila" dan "tidak gila"? Sesungguhnya, aku tidak tahu. Hanya saja, barangkali lebih meyakinkanku jika kondisi "kewarasan" dan "ketidakwarasan" itu dilihat dari reaksi kimia otak si pasien. Mengenai hal itu, aku hanyalah orang awam yang hanya bisa menyerahkan permasalahan tentang sistem neurotik (saraf) ini kembali kepada para ahli yang barangkali memunyai bias dan pada akhirnya dikritik. Atau barangkali lebih baik (lebih skeptis tepatnya), bila aku kembalikan saja pertanyaan ini kepada dunia yang gila misteri ini?

ruswiyanto's picture

nimbrung neh..

Kalau gila yang nyata kan udah jelas to..tapi gila bisa ber ati
gila mengagumkan. "  Wah Gila tuh..Yesus bisa menghidupkan orang mati.."
Gila kaget :"Gila tepat bener tembakanku aku dapet undian"
Gila sedih:"Gila masak sih aku dapet giliran maju ke depan kelas"
gila judi: "jadi langganan bui"
gila pangkat:"ampe nyogok segala"
Gila beneran:"nge"rep"
 
He..he..Just Joke 
psikologila's picture

makna yang

Hahaha... Memang makna "gila" udah banyak berubah :)
lapan's picture

Kita semua mungkin sedikit

Kita semua mungkin sedikit gila. Hehehe
 
Kalau menurut gw, gila itu kaya pas kita di dalam mimpi kali ya. Gw kalo dalam mimpi itu pengen berbuat sesuatu tapi kok gak bisa dan malah berbuat hal lain, dan jadi gak bisa tanggap dengan lingkungan sekitar.
 
Lagipula, kalau bicara gila pasti ada namanya normal. Normal tuh apa ya? 
 
 
__________________

imprisoned by words...

psikologila's picture

Bibit gila

Ya lapan, barangkali memang kita semua sedikit gila. Ini mengingatkanku kepada pernyataan seorang filsuf dan psikiater sepantaran Lacan yang mengibaratkan kegilaan seperti kehamilan.
 
Jadi semua barangkali bisa berbangga hati punya bakat gila ini hehehe
 
Saya juga bertanya-tanya apakah "normal" itu. Tapi, yang lebih berhak menyatakan seseorang normal atau tidak itu, sekali lagi, mayoritas dan para ahli. Patokannya ya bisa jadi tidak menyimpang dari norma sosial, IQ setingkat dengan masyarakat pada umumnya, bisa beradaptasi dengan kaumnya. Lagi-lagi itu patokan yang menurutku bisa bias :) Patokan yang dibuat untuk menunjukan keunggulan akal sehat. Patokan yang dibuat untuk melestarikan sistem para penghuni yang berakal sehat :)
 
 
okulasi's picture

lumut,psikolog

psikolog:
IQ setingkat dengan masyarakat pada umumnya, bisa beradaptasi dengan kaumnya. Lagi-lagi itu patokan yang menurutku bisa bias :) Patokan yang dibuat untuk menunjukan keunggulan akal sehat. Patokan yang dibuat untuk melestarikan sistem para penghuni yang berakal sehat :)
 
okul:
 
ya, patokan yang bisa jadi bias bila dipandang dari sudut yang berbeda, terutama untuk orang orang yang dianggap ' tidak normal ' itu.
bagi orang yang dianggap gak normal pilihannya cuman 3:
 
  1. Membuat sebuah Komunitas sendiri..atau
  2. Tetap berada ditempat dan bertahan dengan kebiasaannya
  3.  Atau  tetap berada dilingkungannya dan mengikuti kebiasaan lingkungannya
jika pilihan pertama yag diambil, maka jelas energi yang dibutuhkan cukup besar untuk membangun sebuah komunitas agar bisa menunjukkan bahwa merekalah yang sebenarnya normal.sama ketika seorang gay (laki+cowo)mengatakan perempuan adalah seorang laki laki yang terjebak dalam tubuh wanita.(karena menurut mereka yang normal adalah komunitasnya).
Energi disini termasuk waktu..dimana mungkin sampai sang pejuang  atau bahkan anak cucuya mati pun ..mereka gak sampai menikmati hasilnya.
jika pilihan ke 2 yang diambil....hehehehe.....kemungkinan gak bisa bertahan karena orang orang disekitarnya gak mau berhubunagn dengan orang yang 'gak normal' .
jika pilihan 3 yang diambil...inilah yang disebut dengan istilah menyangkal diri(pinjem, mumpung lagi trend). Jalani dengan normal apa yang kita alami, dan ikutilah lingkungan kita dimana standard kenormalan ditentukan. Istilahnya jalani dengan alamiah saja.
 
Lumut adalah termasuk tumbuhan  tertua karena ia bisa hidup disembarang tempat.
 
 
 
psikologila's picture

Menghargai

Setuju :)
 
It's not the survival of the strongest, but the survival of  the fittest. Solusi Okul menarik nih. Tapi, bisakah ada solusi ke-4? Saling menghargai perbedaan, perubahan, kepercayaan dan kekurangan tiap-tiap individu :)
PlainBread's picture

Batasan

Tanpa disadari Juminten dan barangkali bersama jutaan orang lainnya membuat patokan "kewarasan" dan "ketidakwarasan", yang menurut ku hanyalah sebatas perbedaan. Jika tidak seperti kebanyakan orang, maka dia tidak normal. Sebut saja penyimpangan dari norma sosial. Jika sering melamun dan bicara aneh-aneh, maka dia miring. Atau sebut saja ketidakmampuan adaptasi atau tingkah laku. Jika dia anti-sosial, jangan-jangan dia schizophrenia atau psikopat. Ini memang contoh yang ekstrem. Anda bisa membaca lebih banyak mengenai patokan-patokan dan contoh-contohnya dalam dalam buku Linda De Clerq "Tingkah Laku Abnormal dari Sudut Pandang Perkembangan". Hanya saja, menurutku patokan itu tidak memuaskan karena membuka kemungkinan untuk bias.
 
 
Persepsi umum sepertinya memang itu, yang dianggap tidak normal adalah yang minoritas, sementara mayoritas dianggap normal.
 
Tapi seperti yang saya bold, mungkin kita sebaiknya berpikir bahwa patokannya adalah terletak pada ketidakmampuan, bukan karena minoritas vs mayoritas.
psikologila's picture

@ plainB

Mungkin patokannya itu "ketidakmampuan".
 
Tapi aku lagi-lagi skeptis PlainB, karena aku bertanya "ketidakmampuan" menurut siapa. Seorang dyslexia yan dianggap tidak mampu untuk menulis, barangkali sangat genius dalam berhitung. Dia memang  "tidak mampu" menulis, tapi kita pun, yang mengaku normal, barangkali "tidak mampu" menghitung sehebat dia.
 
Apakah patokan itu cukup adil buat mereka yang tidak memenuhi patokan yang "disahkan"?
PlainBread's picture

Skeptis, Impotent

Saya mengerti anda skeptis, tapi sepertinya anda skeptis kepada pengertian umum, bukan kepada patokan yang benar. Misalnya soal dsylexic yang anda angkat. Patokan yang benarnya adalah: Dyslexic adalah ketidakmampuan seseorang dalam pembelajaran yang mempengaruhi kemampuan orang tersebut dalam membaca. Itu patokan sekaligus batasannya. Tapi pengertian di kalangan umum, dyslexic people dianggap bodoh. Padahal dyslexia dan IQ atau intelligence tidak ada hubungannya.
 
Sama misalnya seperti istilah impotent. Istilah tersebut biasanya memaknai ED (erectile dysfunction). Yang disfungsi adalah ereksi penis seseorang. Tapi karena pengertian secara umum dianggap lemah, makanya banyak orang gak percaya kalo atlit angkat besi atau juara bela diri ternyata bisa mengidap ED.
 
 
psikologila's picture

Menarik Sekali

Menarik sekali PB :)
 
Aku memang skeptis dengan pengertian umum yang cenderung memojokkan kelompok atau golongan lain, terutama kaum minoritas ( contohnya, pengertian umum seperti yang PB bilang, jika dyslexic, maka bodoh).
 
Tidak hanya itu, terkadang aku juga memertanyakan patokan yang benar. Pengertian umum dan patokan yang benar bisa berjalan selaras, tapi juga bisa jauh berbeda. Patokan yang dulu (dianggap) benar yang kemudian menjadi pengertian umum, bahwa "homoseksualitas" termasuk "penyakit kejiwaan (mental illness)", sekarang ini sudah jauh berbeda di beberapa bagian negara Amerika, bukan?
 
Kembali lagi kepada isu dyslexic ini, Albert Einstein "diduga" mengidap dislexia, tetapi ada juga yang membantahnya. Masing masing ini memunyai patokannya sendiri. Barangkali, isu ini masih dipertanyakan karena patokannya juga dipertanyakan :) PB dapat bertanya kepada "om google" di http://answers.google.com/answers/threadview?id-114700
 
 
PlainBread's picture

Patokan

Iya, jadi yang harus dicari adalah patokannya, bukan pengertian umum. Public opinion itu gampang sekali disetir.
 
Soal homosexualitas, ada cerita yang panjang dan complicated mengapa jadi seperti itu. Kebanyakan orang hanya taunya dari luar (baca: internet) jadinya yah hanya tau sekedarnya.
 
Soal Einstein, Hitler, Stalin, dll, yang DIDUGA mengidap macam2, itu kan hanya bisa2nya orang saja, menurut saya. Itu linknya broken kayanya saya coba buka gak bisa.
 
Kalo latar belakangnya memang sudah kuat, internet biasanya hanya jadi sumber informasi yang sekunder. Internet selain full of informations juga full of misinformation.
hai hai's picture

@psikologila, Orang Skeptis

psikologila , orang skeptis bukan orang yang TERIAK-TERIAK mengagul-agulkan dirinya SKEPTIS. Orang yang teriak-teriak mengagul-agulkan dirinya SKEPTIS adalah TUKANG obat PALSU yang jualan obat PALSU di pinggir pinggir pasar.

SKEPTIS itu prilaku, bukan MAU!

si ferrywar PERSIS anda. TERIAK-TERIAK mengagul-agulkan dirinya SKEPTIS seperti seorang pelacur menjajakan DIRI namun LAKUNYA? Ha ha ha ha ha ha ha ..... Dia NGOTOT bahwa John Chang punya TENAGA DALAM dan mampu mengubahnya menjadi LISTRIK dan API.

Ha ha ha ha ha ha ..... apabila si TOLOL itu memang SKEPTIS seperti pengakuannya, maka dia MUSTAHIL percaya apalagi NGOTOT kayak kerbau yang telinganya dimasukin gangsir bahwa John Chang punya TENAGA DALAM dan mampu mengubahnya menjadi LISTRIK dan API tanpa PENGUJIAN secara ilmiah. Apabila si TOLOL itu memang SKEPTIS seperti pengakuannya, maka dia seharusnya TAHU tentang RIBUAN SULAP yang TIDAK mampu dia BONGKAR triknya namun itu TIDAK berarti YANG nampak adalah seperti yang NAMPAK tanpa mengujinya secara ILMIAH.

psikologila, tolong jangan mengagul-agulkan diri SKEPTIS. Malu gila, menjajakan diri seperti pelacur jalanan.

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

psikologila's picture

Skeptis dengan ke-skeptisan-an diri

Saya memakai kata "skeptis" karena itulah salah satu hal yang sedang
kami perbincangkan Hai2. Nah, saya sendiri tidak tahu kalau telinga
Hai2 alergi mendengar kata skeptis sebagai "pengakuan diri".
Barangkali, Hai2 bisa menggantikannya dengan kata "ragu-ragu". Seperti
definisi kamus SABDA:

skep·tis /sképtis/ a kurang percaya; ragu-ragu (thd keberhasilan
ajaran dsb):

Barangkali Hai2 juga skeptis dengan ke-skeptis-an orang :)
 

hai hai's picture

@psikologila, SCEPTIC

psikologila, SKEPTIS adalah TERJEMAHAN literal dari SCEPTIC.

SKEPTIS alias SCEPTIC adalah kata BENDA, bukan kata SIFAT atau kata KERJA. 

Jadi, nona, ANDA tidak BOLEH menyatakan, "Saya SKEPTIS" untuk menyatakan bahwa anda MERASA RAGU-RAGU atas sesuatu ......

Ketika anda menyatakan, "Saya SKEPTIS" itu berarti anda sedang menyatakan bahwa anda adalah seseorang yang punya sifat selalu MERAGUKAN segala sesuatu sampai mendapatkan BUKTI yang TERUJI secara ilmiah.

Nah, nona, anda SKEPTIS atau anda RAGU-RAGU?

Ragu-ragu bahasa Ingrisnya adalah: doubt; hesitate, bukan SCEPTIC.

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

psikologila's picture

Dari situlah bermula kesalahpahaman...

Analisis yang baik Hai2. Hanya saja, ternyata itulah awal kesalahpahaman kita. Aku menganggap kata SKEPTIS itu "adjektif", sebab begitulah yang tertulis dalam KBBI (dapat dilihat dari keterangan /a/ (adjektif) di depan kata itu). Mengenai asal kata bahasa Inggris, aku coba melihat dari dua contoh keluarga kata serapan lainnya, sebut saja:

 Dialectical (kata sifat) ==> Dialektis (kata sifat)
 Dialectic (kata benda) ==> Dialektik (kata benda) 

Begitu juga,

 Ethical (kata sifat) ==> Etis (kata sifat)
 Ethic (kata benda) ==> Etik (kata benda)

Bisa jadi,

  "skeptical" (kata sifat)  ==> "skeptis" (kata sifat)
 
Memang sering rancu karena kata SKEPTIK (kata benda) belum terdaftar
dalam KBBI Hai2 :)
  

ferrywar's picture

ssst

 Ssst... jangan terlalu kritis. Saya juga sudah telanjur dianggap skeptis (sebagai kata benda), padahal saya memaksudkan diri merasa skeptis (sebagai kata sifat). Dan sudah telanjur panjang "mengulitinya". Nanti kalau "skeptis" itu ternyata ada dua arti, sebagai kata benda dan kata sifat, kan jadi "repot" merevisinya...
 
Apalagi mengakuinya :)
hai hai's picture

@psikologila, Bibir Sumbing KACA dibelah

psikologila: Bisa jadi, "skeptical" (kata sifat) ==> "skeptis" (kata sifat)

psikologila: Memang sering rancu karena kata SKEPTIK (kata benda) belum terdaftar dalam KBBI Hai2 :)

skep·tis /sképtis/ a kurang percaya; ragu-ragu (thd keberhasilan ajaran dsb): penderitaan dan pengalaman menjadikan orang bersifat sinis dan -- 

BIBIR sumbing, kaca dibelah! 

Psikologila, anda paham pepatah di atas? Itulah yang terjadi pada diri anda.

SKEPTIS bukan kata SIFAT.

SKEPTIS itu setara dengan BERSIFAT sinis.

Sinis = kata sifat
bersifat sinis = kata BENDA

Nampaknya anda harus belajar TATA bahasa Indonesia lebih giat lagi. Banyak orang merasa TIDAK perlu belajar bahasa Indonesia karena menyangka dirinya SUDAH hebat berbahasa Indonesia sebab dia adalah orang indonesia dan lahir serta besar di Indonesia. 

Coba anda perhatikan CONTOH-CONTOH penggunaannya dari kata SKEPTIS. Sama sekali bukan kata sifat nona.

Anda tahu SCEPTICAL bahasa Indonesianya apa?

SCEPTICAL = PICIK; pikirannya sempit.

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

ferrywar's picture

hadoooh...ternyata...

 >bersifat sinis = kata BENDA
 
bersifat sinis = kata SIFAT
sifat sinis = kata BENDA
 
>Anda tahu SCEPTICAL bahasa Indonesianya apa?
>SCEPTICAL = PICIK; pikirannya sempit.
 
SKEPTIS = Sifat tidak percaya (sebagai kata sifat)
SKEPTIS = Orang yang tidak percaya (sebagai kata benda)


Jadi psikologila benar. Tapi kalau dianggap salah ya tidak apa-apa, kan kebenaran tergantung siapa lebih nyaring berteriak dan lebih kasar memaki.
 
ferrywar's picture

naah sekarang....

 Naah... sekarang saatnya untuk main lumpur lagi, supaya tidak jadi adu argumentasi yang substantial. Nanti kalau orang jijik ngeladeni main lumpur kan dia diam.
Buruan, jangan sampai keburu pada membahas substansinya. Entar kelihatan kelirunya...
 
lapan's picture

@hai hai, Skeptis

skep·tis /sképtis/ a kurang percaya; ragu-ragu (thd keberhasilan ajaran dsb): penderitaan dan pengalaman menjadikan orang bersifat sinis dan skeptis
 
Om hai, saya rasa yang sepadan dengan kata skeptis bukan "bersifat sinis", tapi hanya "sinis" saja.
 
Kalau dilihat di kamus bahasa inggris, sceptical adalah kata sifat. Sceptic baru diartikan kata benda (tapi bisa adj juga kayanya). Kalau pake google translate memang terjemahan ke Indonesia untuk keduanya sama-sama diartikan skeptis.
 
Jadi sebenarnya memang skeptis bisa menjadi kata sifat dan kata benda. 
__________________

imprisoned by words...

ferrywar's picture

sudahlah Lapan

 Sudahlah, Lapan. Jangan terlalu "dikuliti".
Orang sudah punya reputasi, kalau kebetulan salah mesti dikasih "backdoor" biar bisa ada jalan keluar. Kasihan. Tunjukkanlah bagaimana Kasih Kristus itu.
 
Kalau tidak nanti malah "ngaaamuk" lho :)
 
 
 
lapan's picture

@ferry, demam Septic eh Sceptic

Hm ferry jd tukang kompor dan tukang sindir ya sekarang -___-
 
 
__________________

imprisoned by words...

hai hai's picture

@ferrywar, Ini SOK TAHU NAMANYA

bersifat sinis = kata SIFAT
sifat sinis = kata BENDA 

TOLOL sekali. BERSIFAT SINIS berarti SESUATU yang sifatnya sinis, TOLOL!

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

ferrywar's picture

masih ada substansinya sedikit, meskipun masih berlumpur

 Bersifat sinis BUKAN sesuatu yang sifatnya sinis.
"Sesuatu" itu  KATA BENDA.
Maka, "Sesuatu yang bersifat sinis" itu JUGA kata benda.
 
Coba "lumpurnya" dikurangi sedikit lagi. Biar substansinya kentara
Nanti kalau ngomongnya substansiel, meskipun ternyata kelirupun tidak usah terlalu memalukan. Kan manusia bisa saja keliru.
Kalau sudah main lumpur tahu tahu ketahuan kalau.... kan ... gimana gitu. :)
 
hai hai's picture

@ferrywar, Nggak Ada lagi

 ferrywar, tidak ada hal baru lagi yang bisa saya ajarkan tentang "bersifat sinis". bila mau kekeh jumekeh tolol, silahkan saja.

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

ferrywar's picture

(Ssst...malu ya?)

>ferrywar, tidak ada hal baru lagi yang bisa saya ajarkan tentang "bersifat >sinis". bila mau kekeh jumekeh tolol, silahkan saja.
 
 Mau mengajar apa? Bahasa Indonesia atau main lumpur?
Substansi dong. Kalau masih mau main lumpur, ya sudah main sendiri gih sana :)
 
Udahlah, mingkem dulu beberapa lama, sampai orang-orang pada lupa. Kalau kebanyakan lumpur nanti semua malah tahu bisanya main lumpur doang.
dennis santoso a.k.a nis's picture

tumben....

good progress FW.... ini adalah sindiran yang terus terang (memakai kata mingkem), beda sekali dengan sindiran sok sopan seperti sebelum2 nya. 

lapan's picture

@ferry, Congratulations!!

Anda sudah menerima pengakuan dari dennis... Selamat fer :) now you're one of them? Hehehehe 
__________________

imprisoned by words...

ferrywar's picture

(Ssst... mau kopdar lho)

 Eh, kita kan mau kopdar. Ente mau salaman ama ane waktu kopdar gak?
Udahlah. ntar MALUnya dibawa ke kopdar repot. Kalo ente gak jadi dateng kasian anak buah lo. Reputasi terganggu, cing...
 
Dooh... 
dennis santoso a.k.a nis's picture

isu apa lagi nih?

emang HH punya anak buah disini? sebut nama dong fer.... jangan sebar isu sembunyi tangan begini...

hai hai's picture

@ferrywar, Ha ha ha ha ha ha ha .....

dennis, cara berpikir KODOKmorfisme memang aneh!

Sama anehnya dengan KURIS yang suka berdebat.

Ha ha ha ha ha ha ha ha ..... Sekarang dia malah jadi KERBAU dan ngajak main LUMPUR? 

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

ferrywar's picture

lho ayo dibahas

 Ayo dibahas "Bahasa Indonesia"nya itu... Jangan lari-lari main lumpur.
 
"Bersifat" = Kata benda?
Jadi kalau dipakai dalam kalimat:
 
"Anda mempunyai kuda". Kuda adalah kata benda
"Anda mempunyai sifat buruk". Sifat buruk adalah kata benda
Jadi untuk kata "bersifat" yang anda sebut "kata benda" itu pemakaiannya menjadi:
"Anda mempunyai bersifat" BEGITU?
 
Ingat, ini kalimat retoris ya, nanti anda "mengiyakan" lagi. Kacau lagi dah. :)
 
Renungan:
Katanya jago ngeblog kok tidak mengerti tata bahasa anak SMP ya?
 
 
 
ferrywar's picture

ayo

Ayo silakan kasak kusuk dulu. Paling ntar salaman di kopdar. Kalau gak mau salaman jadi musuh gw beneran. Ada yang mau jadi musuh gw beneran?
 
Hannah's picture

Knock knock

Ferry mana ya? :-(
__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

hai hai's picture

@ferrywar, KODOKmorfisme

ferrywar, anda tahu bedanya KODOKmorfisme dan orang bijaksana? saya jelasin ya?

Dalam bahasa Indonesia ada cabang yang khusus mempelajari ASAL usul kata yang namanya ETIMOLOGI. Buku-buku tentang Etimologi itu masih belum banyak di pasaran. Itu karena penggemarnya sedikit sebab kebanyak orang Indonesia merasa tidak perlu belajar bahasa Indonesia. Untuk mendapatkan buku demikian, anda mungkin HARUS minta tolong kepada mahasiswa jurusan BAHASA Indonesia.

Bagaimana bila TIDAK memiliki BUKU demikian? Orang bijaksana akan MENCARI akal untuk mengatasi keterbatasannya. Baiklah inilah yang dipahami orang-orang yang belajar tentang Etimologi.

Anda tahu, ketika menyusun kamus bahasa Indonesia Inggris serta Inggris Indonesia, maka PENGETAHUAN tentang asal usul kata itu SANGAT penting? Orang-orang bijaksana yang mengetahui kebenaran demikian ketika menemukan sebuah kata di dalam bahasa Indonesia yang merupakan terjemahan LITERAL sebuah kata bahasa Inggris dan ingin tahu dari kata apa KATA itu diterjemahkan secara literal, akan mencarinya ke kamus Inggris Indonesia dan Indonesia Inggris. 

Bila anda cari SKEPTIS maka akan muncul SCEPTIC dan SCEPTICAL, mungkin ada kata lain lagi yang muncul. bila anda ingin tahu, dari kata apa sesungguhnya kata SKEPTIS itu diterjemahkan, maka silahkan cari SCEPTIC dan SCEPTICAL.

SCEPTIC adalah kata DASAR dari SCEPTICAL dan SCAPTISM

SCEPTIC = kata benda

SCEPTICAL = kata sifat

SCEPTICAL = PICIK

SCEPTIC = SKEPTIS

 Itulah dilakukan oleh orang-orang bijaksana. KETIKA menghadapi KERAGUAN mereka akan KEMBALI ke STANDARD. 

Apa yang dilakukan oleh KODOKmorfisme dan KUSIR serta KERBAU? Mereka main LUMPUR. Siapa yang paling LICIN dialah yang MENANG.

Kenapa demikian? Karena umumnya mereka baru MEMAHAMI JUDUL dan belajar 4 point. Ha ha ha ha ha ha ha .....

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

ferrywar's picture

ngotot lagi

Yang anda pakai itu Bahasa Indonesia, Bukan Bahasa Inggris.
 
Skeptik, bisa berarti ORANGnya. Beberapa atheist dan orang agnostik tergabung dalam situs2 yang bertemakan "skeptisisme". Orang orangnya disebut para "skeptik".
 
Tapi dalam bahas Indonesia, Skeptis, atau skeptik bisa juga berarti BERSIFAT SKEPTIS. Artinya "bersikap tidak percaya". Dan itu TIDAK HARUS  soal Tuhan.
 
Misalnya dalam kalimat:
 
Kita sudah apatis melihat kinerja pemerintah, maka ketika kepala negara berbicara dalam pidatonya menjanjikan yang muluk muluk, kita mengambil sikap SKEPTIS. 
 
Harap dicatat, tidak harus ada kaitannya dengan agama, tuhan, ataupun skeptisisme dalam filsafat dimana orang orangnya memang skeptis terhadap agama.
 
Sebetulnya oleh Psikologila ini sudah  dijelaskan. Mungkin anda MALU mengakui kesalahan. Apalagi sudah TELANJUR NGOTOT.
 
Eh, yang soal kata benda - kata sifat kok anda tidak bahas?
Merasa "telanjang" sekarang?
hai hai's picture

@ferrywar, KUSIR

ferrywar, anda tahu kenapa saya tidak menghormati KODOKmorfisme alias KUSIR alias KERBAU? Karena mereka SUKANYA main LUMPUR.

Yang paling LICIN memang. 

Orang-orang bijaksana seperti kami menggunakan STANDARD KEBENARAN bukan LUMPUR. Ketika debat tentang arti dan asal-usul sebuah kata, maka STANDARD KEBENARNNYA adalah ETIMOLOGI bukan LUMPUR.

SKEPTIS bukan RAGU-RAGU
SKEPTIS kata BENDA
SKEPTIS BUKAN kata SIFAT
SKEPTIS = SCEPTIC
SKEPTIS bukan SCEPTICAL

Itulah POKOK diskusi antara saya dan Psikologila. Anda tahu bedanya orang BIJAKSANA dan KODOKmorfisme alias KUSIR alias KERBAU? 

ferrywar: Tapi dalam bahas Indonesia, Skeptis, atau skeptik bisa juga berarti BERSIFAT SKEPTIS. Artinya "bersikap tidak percaya". Dan itu TIDAK HARUS soal Tuhan.

KODOKmorfisme alias KUSIR alias KERBAU suka MERENDAHKAN lawan agar diri sendiri MERASA tinggi. menuduh orang lain TIDAK FOKUS, TIDAK SUBSTANSI! Padahal diri sendiri sama sekali TIDAK paham POKOK diskusi. Anda lihat sendiri BUKTINYA kan? 

Ha ha ha ha ha ha ha ha ha .... Orang bijaksana tidak PERLU slogan KOSONG apalagi MERENDAHKAN lawan untuk merasa diri TINGGI. Bila orang bijak bilang TOLOL itu artinya TOLOL. Oleh karena itu INsTROSPEKSILAH!

Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ..... Sejak awal Psikologila SAMA sekali tidak pernah MENYEBUT dirinya orang SKEPTIS. Namun, saya melihat dia SALAH dalam memahami kata SKEPTIS. Ketika dia menyatakan dirinya SKEPTIS yang dia maksudkan adalah RAGU-RAGU atau PESIMIS.

Psikologila menyatakan dirinya seorang WANITA. Dari gaya penulisannya saya dapati bahwa dia adalah seorang wanita yang TABAH. Tiba-tiba muncul ide jail, SATU kali dayung tiga pulau dilampaui. Itu sebabnya saya menyusun cara untuk menguji KETABAHANNYA sambil mencari CARA untuk mengajarinya sambil ......... Ha ha ha ha ha ha ha ha ha.

Psikologila memang seorang WANITA dan dia adalah wanita yang TABAH juga wanita yang cerdas dan pandai menganalisa. Itu sebabnya dia tidak menanggapi kalimat hai hai: 

psikologila, tolong jangan mengagul-agulkan diri SKEPTIS. Malu gila, menjajakan diri seperti pelacur jalanan."Seperti pelacur!" 

Psikologila, JANGAN marah, please! Kalimat di atas bukan untuk anda sama SEKALI! anda sudah baca blog saya yang ini? Selamat datang di pasar Klewer alias komunitas Blogger Kristen SABDA Space nona! Agar tidak kepleset di pasar sebaiknya anda pelajari dulu policynya.  

Jangan kuatir dengan lapak yang anda GELAR selama itu karya original alias bukan copy paste karena di sini berlaku semboyan:

MAU SESAT? LANGKAHI DULU MAYAT gua! 

Baiklah saya akan ceritakan sebuah kisah buat anda:

Ha ha ha ha ha ha ... Suatu kali saya diundang main bulutangkis dan KALAH. Saya lalu ngamuk pada lawan main saya. Saya menuduh dia nggak sopan. Dia mengundang, artinya saya tamu. sama tamu kok gak ada sopan-sopannya? Sama teman kok nggak ada jujur-jujurnya?

Katanya TEMAN, masak main bulutangkis aja NIPU teman abis-abisan? Kayaknya mau nyemes ngak tahunya lop. kayaknya mau lop gak tahunya net. Itu kan nipu namanya?!

Uda tahu saya di depan, eh koknya kok ditepok ke belakang. dah tahu saya di kiri, koknya kok ditepok ke kiri. Itu namanya gak sopan dan nyasahin teman. Main bulutangkis aja lu NIPU gua abis-abisan dan NYUSAHIN gua abis-abisan, gimana dengan yang lainnya?

Lu liat dong gua. Gua main bulutangkis ma teman itu selalu jujur dan sopan serta penuh kasih. Nggak ada TIPUAN sama sekali. Nggak ada nyusahin temen.

Sejak itu, bila saya kalah main bulu tangkis, teman-teman akan memuji, "hari ini elu memang penuh kasih dan jujur serta sopan ya?"

Saya hanya ngakak dan bilang:

Ha ha ha ha ha ... Ketika berteman saya lupa umur. Ketika berdebat, saya lupa teman. Itu sebabnya setelah perdebatan selesai semuanya adalah teman-teman.

ferrywar, SAYA sudah membuka CELAH untuk DITANDUK namun ha ha ha ha ha ..... Anda justru nyeruduk yang lain! mungkin ini berguna bagi anda:

Sesungguhnya,
membina diri itu harus dimulai dengan meluruskan hati sendiri.
Diri yang diliputi geram dan marah, tidak mungkin lurus.
Yang diliputi kuatir dan takut, tidak mungkin lurus.
Yang diliputi rasa puas dan senang, tidak mungkin lurus.
Yang diliputi sedih dan mengasihani diri sendiri, tidak mungkin lurus.
Hati yang tidak teduh dan teguh,
walau melihat tidak akan nampak.
Mendengar tidak akan terdengar.
Mengunyah namun tidak akan merasakan.
Maka dikatakan,
sesungguhnya,
membina diri itu harus dimulai dengan meluruskan hati sendiri.
Da Xue 7:1-3"

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

ferrywar's picture

cermin

 Pertama, kata-kata nasihat yang anda "biru-biru"kan itu silakan anda pakai buat DIRI anda sendiri buat bekal introspeksi. Filosofi Cina penuh dengan muatan etika moral LEBIH daripada Kristen. Dan mungkin anda memerlukannya.
 
Silakan berdiskusi lebih intens di milis-milis Cina, misalnya Milis Budaya_Tionghua, dimana banyak orang orang berbobot dalam pemahaman filosofi Cina berkumpul disitu. Seperti Xuantong yang anda "undang" kesini, misalnya. 
Tapi cobalah agak sopan kalau berdiskusi, APALAGI kalau anda hendak menimba ilmu dari orang yang anda ajak bicara. Itu bagian dari etika moral yang bangsa Cina takzim memperhatikannya berkat pengaruh Guru Konghucu.
 
Apa yang anda makikan, olokkan, tuduhkan dan katakan ke orang lain BISA JADI perlu dipantulkan secara introspektif kepada diri anda sendiri.
 
Anda bisa memakai cara merunduk kembali kepada Nona Psikologila karena anda terdesak oleh kata kata saya. Itupun bukan cara yang jantan dan etis dengan mengatakan "anda tidak bermaksud begitu". Dia sendiri sudah berupaya menjelaskan memakai situs penterjemah segala untuk menjelaskan arti kata SKEPTIS dalam bahasa Indonesia yang bisa BERARTI DUA, kata benda maupun kata sifat. Dan anda masih merespon dengan arogansi.
 
Harap diingat, ketika saya mengatakan bahwa "saya skeptis" waktu itu juga BUKAN dalam artian ketuhanan. Skeptis yang saya dan Psikologila pakai adalah dalam artian "tidak percaya". Sekali lagi BUKAN dalam artian yang anda pakai.
 
Anda telah menutup mata terhadap kebenaran dan memanipulasinya dengan berkutat bahwa anda tidak salah bertata bahasa. Istilah Sunda "keukeuh" itu silakan dipakai untuk diri anda sendiri.
 
Yang selalu merendahkan lawan adalah anda sendiri. Dan diperparah dengan kata kata kasar khas anda yang membuat negeri yang mustinya warna-warni ini menjadi dicekam represi. Anda menjadi pentolan memang, tetapi dengan cara yang tidak ber-etika. Anda bisa punya anjing-anjing memang, tapi itu hanya untuk menyusui ego anda sendiri. Anda bisa membuat pasukan anjing menjadi banyak berganda-ganda, memang, tetapi anda sendiri akan MENGKHIANATI komunitas Kristen yang anda hendak bela. Jadi apa nanti anak-anak muda kita.
 
Soal arti kata "SESAT" silakan mencari definisinya dengan menghadapkan wajah anda sendiri kepada CERMIN!. Anda cukup tua untuk menyadari diri.
 
Sekali lagi jangan mengucapkan kata kasar. Orang tidak menanggapi bukan karena anda berjaya atau benar tetapi karena mereka jijik bermain lumpur kata-kata seperti yang anda lakukan. Lalu banggakah anda karena merasa "jaya"? 
 
Sudah waktunya anda melihat - sekali lagi - pada CERMIN. Jangan menunggu orang menunjukkannya seperti yang saya lakukan. Ini menjatuhkan kredibilitas anda dimata rekan rekan anda yang katanya sangat banyak itu.
 
Salam.
 
PlainBread's picture

Become like one of us

Wah, udah bilang anjing-anjing pasukan anjing, tua, dll. Apakah itu substansinya, Ferry? Kalo menurut logical fallacy, gimana tuh?
ferrywar's picture

betul

 Seseorang bisa menjadi kuat karena dukungan dari pengikutnya yang mengikut karena dominasinya. Analoginya adalah hubungan majikan-anjing. Itu analogi substansiel.
Yang tidak merasa menjadi anjing tidak usah tersinggung.
PlainBread's picture

Anjing yang menjilat

Kalo tidak tersinggung tapi komen, boleh gak? :) Atau kalo kasih tanda like itu artinya menjilat, atau kalo kasih komen bisa dibilang karena tersinggung? Atau kalo terkesan setuju, dibilang sebagai "pasukan anjing2" ? Batasannya apa gitu sebagai penjilat atau pasukan anjing2? Jadi kalo ntar dibilang kaya gitu, elu bisa dibilang sebagai anjingnya hannah atau hannah sebagai anjingnya elu donk yang demen menjilat? Entah apa yang dijilatin :D
 
Neh gue kasih tau kesalahan2 elu Fer:
 
1. Elu datang ke sini, walaupun mengaku atheis, tidak beda jauh dengan Pniel dkk. Mau berkotbah. Mau memberitahu sesuatu yang orang lain MUNGKIN belum tahu. Bottom line: Looking down people. Nganggap orang lain gak tau itu sama berbahayanya dengan nganggap orang lain itu maha guru yang serba tahu. Nganggap cuma diri sendiri yang baca buku A, B, atau C, orang lain kagak. Nganggap kalo dia yang dapet enlightment or epiphany, orang lain kagak. Nganggap cuma dia yang belajar filsafat, orang lain kagak. Tipikal misionaris, nganggap diri sebagai chosen people. Dulu gue pikir atheis itu alergi dengan hal2 yang misionaris, tapi setelah gue liat elu, kayanya gue salah deh.
 
2. Pelabelan. Elu mengulangi kesalahan hannah yang tujuannya juga sama kaya elu. Begitu melarang jangan ini jangan itu, ikut2an juga melabel (baca: menghina). Dia boleh lah dimaklumi karena dia gak kaya elu yang serba dalam ilmu fisafat, pluralisme, dll? Tapi elu? Yang ada elu malah lebih buruk dari dia karena mengulangi kesalahan yang dia bikin.
 
3. Si haihai itu kalo elu sudi baca blog2nya dia, perilaku dia yang terkesan kasar dan ajaran2 baru dia yang against mainstream itu baru muncul sekitar setaunan lebih dari kehadiran dia di sini. Artinya apa? Untuk butuh orang dengerin elu, elu kudu dengerin orang dulu. Butuh waktu. Elu gak bisa ujug2 dateng ke komunitas dan langsung maen ngajar atau kotbah.
 
Respect, teaching, preaching, itu semua bukan rights, tapi to be earned. Kalo elu mau didengerin orang, at least "bayar harga juga". Ini bukan kampus atau gereja di mana kalo elu ambil kapur tulis atau udah berdiri di mimbar, lantas elu otomatis bisa didengerin pupil, audience or congregation.
 
Jangan ikutin langkah Pniel, Hannah, atau TonyPaulo lah. Setidaknya belajar dari kesalahan2 mereka. Kalo mau hajar haihai, at least ambil waktu dulu, kopdar dulu, chat dan ngobrol dulu sama banyak SSers. Gue selalu mendukung soal kompetisi baik itu politik, agama, maupun komunitas. Tapi gue kasian kalo ada orang2 yang mau compete atau beradu pedang tanpa ngitung harga yang kudu dibayar. Lucunya setelah mereka maen api lalu kebakar, mereka anggap itu selalu kesalahan orang lain yang gak dengerin omongan mereka, bukan karena kesalahan mereka.
ferrywar's picture

ruwet

Anda itu pribadi yang ruwet, PB. Saya tidak paham arah bicara anda.
Sepertinya anda mengkritik saya, tetapi anda ambil kesempatan untuk menghantam yang lain lain sambil memakai momentum "mengkritik saya".
 
Kalau mau mengkritik substansi dari blog2 saya, misalnya Penciptaan VS Perubahan, Epilog, Cerpen negeri warna warni dll LANGSUNG saja tunjuk yang akan dibicarakan. Jangan melibas pribadi-pribadi . Pribadi siapapun.
 
Jangan berpikir kotor untuk orang lain. 
 
 
 
 
 
 
 
PlainBread's picture

Jangan melibas pribadi2

Saya berbicara tentang anda karena saya baca blog2 anda isinya memang mau mengajari kan, baik itu tersurat maupun tersirat. Apakah anda mau bilang bahwa anda gak sedang mengajari mulai dari blog anda yang pertama sampe terakhir?
 
Kalo soal melibas pribadi2, yang penting saya tuliskan namanya. Tidak seperti anda yang menulis "pasukan anjing". Seperti kata Dennis, sebutkanlah namanya. Menurut saya itu perlakuan yang humanis dan pluralis, daripada hanya melabel dan tidak sebutkan nama. Menghantam orang lain? Bisa jadi, tapi sebutkan nama. Bukankah anda juga berprilaku sama ketika mengkritisi haihai dan anjing/pasukan anjing2nya, menghantam haihai dan menghantam yang lain?
 
Soal berpikiran kotor untuk orang lain, saya tidak tahu apa maksud anda.
hai hai's picture

@Plainbread, KODOKmorfisme

Plainbread, Xuantong memberitahu saya dalam komentarnya bahwa dia ke SABDA SPACE karena banyak orang yang mengiriminya blog-blog saya lewat JAPRI (jalur pribadi) alias email. KODOKmorfisme bilang saya "MENGUNDANG" Xuantong ke sini. 

Ketika saya bertanya, apakah dia Xuantong yang itu? Xuantong bilang, dia memang Xuantong yang pernah terlibat diskusi dengan saya di milis Kebudayaan Tionghoa. KODOKmorfisme menasehati saya untuk berdiskusi di milis-milis Tionghoa, misalnya kebudayaan Tionghoa.

Selanjutnya dia mengajari saya seolah dia seseorang yang benar-benar MEMAHAMI ajaran Kongzi dan saya adalah seseorang yang tidak tahu apa-apa tentang ajaran Tionghoa khususnya Kongzi.

Kemudian dia MEMBELA DIRI:

ferrywar: Harap diingat, ketika saya mengatakan bahwa "saya skeptis" waktu itu juga BUKAN dalam artian ketuhanan. Skeptis yang saya dan Psikologila pakai adalah dalam artian "tidak percaya". Sekali lagi BUKAN dalam artian yang anda pakai.

Plainbread, anda tahu apa yang saya tulis tentang SKEPTIS? Inilah yang saya TULIS kepada Psikologia:

hai hai: Ketika anda menyatakan, "Saya SKEPTIS" itu berarti anda sedang menyatakan bahwa anda adalah seseorang yang punya sifat selalu MERAGUKAN segala sesuatu sampai mendapatkan BUKTI yang TERUJI secara ilmiah.

dan inilah yang saya TULIS kepada psikologia dalam komentar pertama saya:

hai hai: Ha ha ha ha ha ha ..... apabila si TOLOL itu memang SKEPTIS seperti pengakuannya, maka dia MUSTAHIL percaya apalagi NGOTOT kayak kerbau yang telinganya dimasukin gangsir bahwa John Chang punya TENAGA DALAM dan mampu mengubahnya menjadi LISTRIK dan API tanpa PENGUJIAN secara ilmiah. Apabila si TOLOL itu memang SKEPTIS seperti pengakuannya, maka dia seharusnya TAHU tentang RIBUAN SULAP yang TIDAK mampu dia BONGKAR triknya namun itu TIDAK berarti YANG nampak adalah seperti yang NAMPAK tanpa mengujinya secara ILMIAH.

Plaindbread, Coba anda bandingkan DEFINISI hai hai tentang SKEPTIS dan BELA diri si ferrywar. KODOKmorfisme bukan? PERTAMA: Dia tidak MAMPU membedakan mana yang FAKTA dan mana yang HALUSINASI. KEDUA: Atau dia SENGAJA membuat sebuah HAL yang tidak dilakukan oleh hai hai sebagai sesuatu yang DILAKUKAN oleh hai hai kemudian MENYERANGNYA sebagai HAL yang dilakukan oleh hai hai.

Bila hal pertama yang terjadi maka dia adalah KODOKmorfisme sedangkan bila hal kedua yang terjadi maka dia adalah KUSIR yang melakukan DEBAT KUSIR. Atau dia adalah KERBAU yang sedang main LUMPUR? Yang paling LICIN, menang?

Ha ha ha ha ha ha ha ha ....... inilah jawaban psikologila atas komentar pertama saya:

psikologila: Saya memakai kata "skeptis" karena itulah salah satu hal yang sedang kami perbincangkan Hai2. Nah, saya sendiri tidak tahu kalau telinga Hai2 alergi mendengar kata skeptis sebagai "pengakuan diri". Barangkali, Hai2 bisa menggantikannya dengan kata "ragu-ragu". Seperti definisi kamus SABDA:

Plainbread, sejak awal psikologila paham komentar saya. Dia tahu ada sesuatu yang nggak BIASA dalam komentar saya itu sebabnya dia melakukan RISET atas kata SKEPTIS. Anda tahu kenapa saya memberitahu dia tentang blog saya yang berjudul BEBAL? Untuk memberitahu dia bahwa PUJIAN saya kepadanya bukan pujian KOSONG. Yang TABAH tidak mudah MERASA terancam. Itulah salah satu isi dalam blog tersebut. Bagi anjing, makluk asing hanya berarti DUA: Mangsa atau PEMANGSA. Saya mengucapkan SELAMAT datang di pasar Klewer, Komunitas blogger Kristen. di sini berlaku semboyan ..... saya lalu menasehati dia untuk baca policy. Itu untuk memberitahu dia bahwa di pasar Klewer SEMUA blogger BARU diperlakukan sama dengan BLOGGER lama. Namun di pasar Klewer tidak ada yang dianggap MANGSA dan PEMANGSA.

Heran sekali, KODOKmorfisme berhalusinasi bahwa saya MENUNDUKKAN diri kepada prikologila karena sudah dia KULITI sebab memahami SKEPTIS "dalam artian ketuhanan".

Untuk hadiah psikologia saya menulis sebuah kisah tentang pemain bulutangkis yang sopan. Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ...... Plainbread, serigala walaupun berbulu domba, tetap akan menggongong ketika MERASA TERANCAM. Ha ha ha ha ha ha ha ...

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

ferrywar's picture

buahnya

Pohon dinilai dari buahnya. Bicara tinggi-tinggi tentang Konghucu dan filsafat Cina yang sarat muatan etika tetapi hasilnya adalah kata kata yang merendahkan lawan bicara, itu PERCUMA.
 
Sudah jelas tidak cermat dalam berbahasa: soal arti kata skeptis, soal jenis kata, soal perubahan kata benda menjadi kata sifat. Tapi bukan pengakuan kesalahan yang sudah gamblang yang dikemukakan, malah masih mengusahakan pembenaran diri.
 
Coba bahas contoh yang satu ini saja:
Mengapa "bersifat sinis" bisa dianggap kata benda?
 
Paling akan lari lari, bermain lumpur (kata-kata kotor) lagi. Malah ditambahi membolak-balik kenyataan seolah orang lain yang melakukannya. 
Kalau jantan, bahas substansi yang diatas!. Jangan lari-lari!.
 
Pesan: Jangan kopdar kalau sudah kehilangan muka. Kembalikan harga dirimu dulu yang sudah berantakan itu, gara gara tidak mau mengaku salah!.
 
 
 
 
hai hai's picture

@ferrywar, BUAH hai hai lebat sekali!

 ferrywar, jangan bicara masalah BUAH dengan hai hai. Ha ha ha ha ha ... Hitung saja jumlah hit blog-blog anda lalu hitung jumlah hit blog-blog hai hai. Soal pemahaman hai hai akan ajaran Tiongkok kuno hai hai, silahkan tanya Xuantong laoheng. Soal PRIBADI hai hai, ha ha ha ha ha ha ha .... sebaiknya anda TANYA lawan lawan debat hai hai deh, misalnya: Debu tanah, pniel, albert rumampuk, si gondrong, dll.

ferrywar, bukankah saya sudah beritahu anda tentang ETIMOLOGI? Anda sudah belajar? sudah mengerti JUDULNYA? sudah belajar berapa POINT? Ha ha ha ha ha ha .....

he he he he he ..., bukankah saya sudah beritahu anda bahwa permainan LOGIKA adalah permainan di kampung kami ketika bulan purnama?

Saya sebut anda SOK TAHU. Saya menunjukan alasnnya bukan? Saya sebut anda TOLOL! saya saya menunjukkan alasannya bukan? Saya sebut anda KODOKmorfisme! saya menunjukkan alasannya bukan? Saya sebut anda KUSIR! saya saya menunjukkan alasannya bukan? Saya sebut anda KERBAU! saya menunjukkan alasannya bukan?

Bila anda TIDAK seperti yang saya katakan dengan ALASAN yang saya TUNJUKKAN, kenapa anda TIDAK membuktikannya?

Ferrywar, anda pikir anda SIAPA? Anda siapa sehingga NEKAD untuk MENETAPKAN bagaimana saya dan anggota KOMUNITAS yang lain HARUS memperlakukan anda SEPERTI yang anda KEHENDAKI dan BERPRILAKU seperti yang anda KEHENDAKI? Anda TOLOL sekali ketika MENETAPKAN STANDARD kejantanan hai hai dengan "MEMBAHAS atau TIDAK membahas apa yang anda INGINKAN".

NGACA dulu kawan! NGACA!

Bila anda nggak punya KACA pinjam ke TETANGGA!

Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha .... Anda pernah belajar ETIMOLOGI bahasa Indonesia? Anda paham JUDULNYA, bagaimana dengan ISINYA? Ha ha ha ha ha ha ha ha ..... Belajar ETIMOLOGI bahasa Indonesia dulu NAK. Setelah belajar baru kembali lagi untuk BERDEBAT dengan hai hai soal ETIMOLOGI bahasa Indonesia ya!

hai hai memang SOMBONG namun dia benar-benar BERISI dan BERBUAH!

Jangan lupakan hal itu kawan.

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

ferrywar's picture

elu itu

 Omongan sih selangit.
 
Kok banggain "hit", baru tahu gw ada yang kayak gini.
 
Di dunia maya gak bicara yang lain, data yang tampil juga yang kelihatan di posting di dunia maya. Buahnya cuma omong gede doang.
petentang-petenteng kayak preman. Gtau di dunia nyatanya gimana.
segede omongannya di dunia maya gak.
 
"Bersifat sinis" adalah kata benda?
Humor abad ini: Iya, kan Sesuatu yang bersifat sinis dan Sesuatu kan benda :))
Lucu banget dah.