Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Jepang (2)

KEN's picture
Orang Jepang sangat rajin bekerja. Komitmen mereka dalam bekerja sangat tinggi dari sejak zaman nenek moyang mereka hingga sekarang. Mereka tidak sedikitpun terpengaruh oleh perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang sebagian mereka kembangkan. Namun karna komitmen tinggi itu, mereka melupakan dan secara tidak sengaja mengabaikan pernikahan dan melahirkan keturunan atau bibit-bibit baru yang bisa membantu komitmen mereka sendiri dalam mempertahankan kemajuan yang pesat ke depannya.
 
Jepang adalah sebuah negara yang sangat disiplin dan ketat tinggi. Mereka begitu peka terhadap waktu, kebersihan, kerapian, kesetiaan, kesempurnaan, ketelitian, menghormati orang lain dan menghormati atasan. Mereka seperti telah didoktrin oleh pemikiran perfeksionis tinggi, sehingga tidak heran mereka sangat kaku dalam berinteraksi namun tidak berpikiran sempit. Terutama hukum, mereka tegakkan dengan sepenuhnya sehingga negara yang satu ini layak disebut negara teraman dan terdamai di dunia. Negara Jepang juga disebut "Sorga Dunia" kedua setelah Italia.
 
Tidak jarang, karna begitu ketatnya dan beratnya hidup itu, banyak di antara mereka memilih "bunuh diri". Bunuh diri juga dijadikan prinsip oleh orang Jepang. Sebagai contoh, apabila di dalam pekerjaan mereka, mereka tidak bisa membuktikan bahwa mereka berguna, maka jalan terakhir adalah "bunuh diri" untuk membuktikan juga bahwa mereka tidak sengaja melakukan kesalahan dalam pekerjaan. Daripada malu dan dikucilkan lebih baik mati.
 
 

Sejarah Jepang
 
Sejarah Jepang yang saya pelajari ada dua versi:
 
1. Pada zaman dahulu kala, seorang Kaisar di zaman Tiongkok kuno memerintahkan para penasehatnya dan orang-orang pintarnya yang ada di dalam kerajaan untuk mencari "obat hidup kekal" di wilayah Timur. Karna usia sang Kaisar yang sudah tua dan suntuk, maka perintah itu sangat keras yang berbunyi: "Apabila obat itu tidak kalian temukan maka, kepala kalianlah gantinya". Tanpa membuang waktu lama, berangkatlah para penasehatnya dan orang-orang pintarnya, tidak lupa anak-anak dan istri mereka dibawa serta. Dalam pikiran penasehat dan orang-orang pintar ini, obat yang diminta oleh Kaisar itu tidak pernah ada di muka Bumi ini. Oleh sebab itu, daripada mereka mati sia-sia apabila kembali tanpa hasil, mereka lalu berinisiatif membangun sebuah peradaban tersendiri di daerah Timur itu. Hingga jadilah sebuah bangsa yang bernama Jepang saat ini.
 
2. Di zaman purbakala, pulau Jepang itu pada dasarnya menyatu dengan daratan Tiongkok. Oleh karna kejadian alam yang terus menerus berlangsung dan berulang-ulang, hingga daratan itu semakin terbelah dan terpisah jauh dari daratan Tiongkok. Hingga jadilah pulau Jepang yang ada saat ini. Taiwan dan Korea adalah tadinya juga menyatu dengan daratan Tiongkok yang juga terkena dampak yang sama.
 
 
(Saya tidak bisa memastikan, apakah pemahaman ini bisa dibenarkan atau tidak, mari kita renungkan bersama. Untuk point pertama cerita dari seorang teman saya yang berkewarganegaraan Tiongkok yang sama-sama bekerja di Jepang. Untuk point kedua adalah cerita dari orang Jepang sendiri).