Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Dukacita Paulus

rogermixtin09's picture

Tersebutlah sebuah kisah dimana sekelompok penginjil datang menginjil ke kedaerah yang hampir 100% penduduknya sudah mengenal injil dan sudah dibaptis. Mereka memperlakukan daerah itu seakan-akan belum mengenal injil dengan datang “ MENGGEMPUR ” daerah itu laksana pasukan Saddam Husein yang meng INVASI kuwait dan membaptis kembali orang-orang yang sudah dibaptis lalu mendirikan gereja baru. Setelah gereja berdiri dan berkembang, dengan bangganya mereka memperkenalkan inilah hasil penginjilan kami.

Kisah tersebut mengingatkan saya dengan kisah paulus di jemaat Korintus yang ditulis pada suratnya yang ke dua yang membuat Paulus berdukacita.

2 Korintus 10:13-16

13 Sebaliknya kami tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas sampai kepada kamu juga.

14 Sebab dalam memberitakan Injil Kristus kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami tidak melewati batas daerah kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada kamu.

15 Kami tidak bermegah atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain di daerah kerja yang tidak dipatok untuk kami. Tetapi kami berharap, bahwa apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara kamu, jika dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok untuk kami.

16 Ya, kami hidup, supaya kami dapat memberitakan Injil di daerah-daerah yang lebih jauh dari pada daerah kamu dan tidak bermegah atas hasil-hasil yang dicapai orang lain di daerah kerja yang dipatok untuk mereka.

Paulus berduka cita dan dongkol karena jemaat korintus hasil dari penginjilanya di”INVASI” oleh beberapa orang dengan pengajaran yang disertai dengan demonstrasi mujizat yang super ajaib yang digambarkan Paulus sebagai rasul-rasul yang tiada taranya.

2 Korintus 2:1 Aku telah mengambil keputusan di dalam hatiku, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu dalam dukacita.

2 Korintus 11:2-5

2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

4 Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.

5 Tetapi menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu.

Kelihatanya kisah didaerah yang mayoritas penduduknya sudah mengenal injil tersebut diatas ada kemiripanya dengan kisah Paulus di jemaat Korintus ini, dimana penduduk setempat sudah mengenal dan menerima Injil Yesus Kristus dari para pengnjil sebelumnya, yang membaktikan diri mereka dengan segala resiko yang harus dihadapi pada saat mereka pertama memasuki daerah tersebut pada saat penduduk belum mengenal Injil.

Sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga Dia memberikan amanat agung kepada murid-murid-Nya.

Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Bukankah tujuan penginjilan adalah mengabarkan kabar sukacita Injil Yesus Kristus kepada orang yang belum mengenal injil sehingga mereka dapat diselamatkan ?

Mengapa banyak penginjil abad 20 yang melakukan penginjilan didaerah-daerah yang justru mayoritas penduduknya sudah mengenal Injil dan sudah dibaptis ?

Mengapa mereka tidak memberitakan injil di daerah seperti misalnya Madura dan Aceh yang banyak orangnya belum mengenal injil dan belum dibaptis ?

Mengapa para penginjil terkenal itu tidak pergi menginjil didaerah-daerah terpencil seperti yang dilakukan oleh para penginjil yang sama sekali tidak terkenal yang membaktikan diri mereka demi amanat agung Yesus Kristus dengan segala resiko yang siap dihadapi ?

Apakah injil yang diberitakan sebelumnya dan sudah diterima oleh penduduk setempat berbeda dengan injil yang baru dibawah mereka ?

Apakah injil yang sudah diterima sebelumnya oleh penduduk setempat dan membuat mereka percaya kepada Tuhan Yesus sebagai juruselamat mereka -tidak menyelamatkan- karena dibawa oleh orang yang bukan group mereka ?

Apakah berlebihan bila saya mengatakan bahwa sebenarnya gerakan “ MENGGEMPUR “ daerah yang mayorits penduduknya sudah mengenal injil dan sudah dibaptis itu sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai sebuah gerakan “ INVASI “ denominasi baru ? karena injil yang dibawa sebenarnya sama saja dengan yang sudah diterima oleh penduduk setempat sebelumnya. Bedanya hanyalah cara-cara penyembahan dan cara-cara interpretasi Alkitab yang kelihatanya justru menghasilkan lebih banyak menyimpang daripada apa yang sudah diajarkan sebelumnya.

Tidak ada denominasi gereja yang bisa menyelamatkan manusia. Praktek-praktek penyembahan pun tidak mempengaruhi seseorang untuk bisa selamat atau tidak. Cara-cara baptis baik disiram maupun diselamkan pun juga tidak menyelamatkan. Yang menyelamatkan manusia hanyalah ANUGERAH IMAN dari Allah yang memampukan kita untuk percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan juruselamat kita dan memampukan kita untuk melakukan perbuatan baik dan menjauhi kejahatan.

Jika demikian, apakah gunanya lagi membawa denominasi gereja baru disebuah daerah yang mayoritas penduduknya sudah bergereja ?

Ada gereja yang benar-benar sadar akan hal ini sehingga meskipun jemaatnya tersebar di seantero nusantara bahkan diluar negeri, gereja itu tidak memperbolehkan jemaatnya membentuk jemaat baru dengan membawa nama gereja tersebut didaerah yang sudah ada gereja sealiran lainya. Jemaatnya disarankan untuk berafiliasi dengan gereja setempat.

Namun ada juga gereja yang kelihahatnya memanfaatkan keadaan itu. Ketika jemaat gereja yang menyarankan jemaatnya yang berada diluar daerah untuk berafiliasi dengan gereja setempat, mereka justru dijadikan target penginjilan dengan dalih persekutuan, untuk kemudiaan mengikuti atau pindah ke denominasi gereja tersebut. Maka tidaklah mengherankan apabila diseantero nusantara bahkan diluar negeri, banyak nama-nama pendeta dan anggota jemaat gereja tersebut berasal dari satu daerah.

Seorang kerabat dari daerah tersebut berkata :

“ Gereja kita ibarat sebuah pohon besar yang bertumbuh subur dan berbuah lebat. Buahnya banyak yang bertumbuh menjadi tunas-tunas baru sehingga banyak pemilik ladang lain yang datang kemudian mencabut tunas-tunas itu dan ditanam di ladang mereka “

Itulah kenyataan yang terjadi sampai saat ini yang tidak bisa dibantah.

Kembali timbul pertanyaan :

Apakah yang dibaptis kembali dan pindah gereja itu memang sudah diselamatkan ?

Apakah yang tetap bertahan digereja lama itu tidak selamat ?

Sebuah bahan diskusi.