Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Pendahuluan (Bagian 5): Kajian Lucifer – Merunut Kabar (Dari) Burung

RDF's picture

 “Dualisme” Bangsa Kanaan 

Setelah pemaparan tentang Mesir dan paganismenya yang cukup penting untuk dipahami karena mempunyai pengaruh kuat bagi sistem kepercayaan Bangsa Israel hingga pembebasannya, perunutan berikutnya adalah kepada tanah Kanaan yang merupakan tanah tujuan Bangsa Israel setelah peristiwa keluarnya Bangsa Israel dari perbudakan tanah Mesir juga dipandang cukup penting.

Daerah Levant (Bagian 3) didiami oleh orang-orang yang menyebut dirinyanya sebagai yang berasal dari tanah 'ca-na-na-um'.

Kepercayaan atau ‘agama’ bangsa Kanaan sangat kuat mendapat pengaruh dari kuatnya kepercayaan tetangga-tetangganya yang terlihat sangat jelas pengaruhnya dari praktek-praktek kepercayaan Mesopotamia dan Mesir. Serupa dengan kepercayaan Timur Dekat Kuno bahwa kepercayaan mereka adalah politeistik dengan tipikal pemujaan kepada allah tertinggi yang dipercayainya, sejalan dengan kepercayaan kepada Elohim namun juga mengakui keberadaan banyak allah-allah lain atau baal.

Menggali lebih jauh, akan ditemukan bahwa dewa-dewa, baik pada kepercayaan Mesir Kuno dan bangsa Kanaan selalu berada pada dua kelompok yang disebut dengan kelompok dewa-dewa ‘baik’ dan dewa-dewa ‘jahat’. Tersebutlah dewa-dewa Mesir Kuno pada kelompok dewa-dewa baik yaitu: Re dan Osiris dan kelompok dewa-dewa jahat yaitu: Apep dan Set. Begitu juga seperti pada kepercayaan Babilonia dengan dualisme antara dewa Marduk dan Tiamat.

Pada topik ini, dimana kita membahas kepercayaan Kanaan, bangsa Kanaan adalah penganut ‘dualis’, mereka percaya kepada Mot sebagai dewa underworld atau penguasa bawah laut yang disebut sebagai ‘malaikat kematian yang dalam prasasti Ras Shamra, dengan makhluk-makhluk monsternya, di atas semuanya bahwa Baal adalah dewa yang menguasai surga.

Dapat terlihat bahwa "malaikat kematian” adalah ide yang diambil oleh Musa dalam perayaan Paskah Perjanjian Lama bangsa Israel dalam idenya sebagai pembebasan, untuk menunjukan bahwa malaikat kematian bukanlah dewa Mot seperti yang mereka percayai namun adalah malaikat Yahweh yang sepenuhnya di bawah kekuasaan dan otoritas Yahweh.

Keluaran 12 

12:11 Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN. 12:12 Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN.

 

Begitu juga dengan malaikat Yahweh yang berperan sebagai malaikat kematian pada saat memukul mundur tentara Asyur hingga mati (Yesaya 37:36) 

Mot dipercayai mereka memiliki bantuan-bantuan seperti naga makhluk laut Lewiatan yang tinggal di dalam laut dan sungai. Mazmur. 74:12-15 secara puitis mengungkapkan ide tersebut, menyatakan bahwa Yahweh adalah Allah yang membagi laut, menghancurkan kepala naga itu di lautan, menghancurkan kepala lewiatan.

 Mazmur 74

 74:12 Namun Engkau, ya Allah adalah Rajaku dari zaman purbakala, yang melakukan penyelamatan di atas bumi. 74:13 Engkaulah yang membelah laut  dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepala ular-ular naga  di atas muka air. 74:14 Engkaulah yang meremukkan kepala-kepala Lewiatan, yang memberikannya menjadi makanan penghuni-penghuni padang belantara.   74:15 Engkaulah yang membelah mata air dan sungai; Engkaulah yang mengeringkan sungai-sungai yang selalu mengalir.

 

Simak ayat-ayat berikut:

Mazmur 68:30

Ayub 26:13

 

Alktab Perjanjian Lama menyatakan bahwa Yahweh adalah satu-satunya Allah yang Benar dan Sejati, yang digambarkan sebagai ‘berkendaraan’ melintasi langit sebagai penolong Israel (Ulangan 33:26; 2 Sam. 22:11; Mazmur 18:10; 104:3).

Yang menarik di sini adalah temuan dari teks pada Prasasti Ras Shamra yang mencatat bahwa ‘baal’ mereka melakukan ‘pertontonan’ kekuasaannya seperti yang Yahweh lakukan (simak Mazmur 18:13,14, juga Mazmur 68:32,33) dan bandingkan dengan isi teks Prasasti (namun untuk kepentingan Blog saat ini, Bloger tidak membahas rinci soal Ras Shamra, Bloger hanya membahas fakta dan informasi umum tentang Prasasti tersebut namun dapat diteliti lebih jauh pada Wikipedia dan artikel terbitan Apologetics Press, The Ras Shamra Discovery by Wayne Jackson, M.A.). Bagi masyarakat Kanaan dahulu yang mempunyai kepercayaan politeis dan dualis, Baal seringkali dikenal sebagai replika, sebagai ‘dia’ yang berkendara di antara awan-awan dengan suara mengguntur. Di sana sangat jelas bahwa ada penggunaan bahasa ‘persamaan’ atau alegori dimana ‘baal’ disejajarkan dengan Yahweh.

 

 

 

Penemuan Ras Shamra  

 

 

 

 


Reruntuhan galian di Ras Shamra

 


Prasasti Ras Shamra

 

Penemuan Ras Shamra (Ugarit Kuno) dimulai dengan misi penggalian pada tahun 1929 di bawah pimpinan seorang Perancis C. F. A. Schaeffer. Awalnya, Ugarit Kuno ini adalah kota pelabuhan cosmopolitan kuno yang terletak di pesisir Mediterania. Ugarit mempunyai upeti ke Mesir dan mengutamakan hubungan perdagangan dan diplomatic dengan Siprus. Pada peta zaman ini terletak di bagian utara Siria. Rentang waktu penggalian yang dilakukan oleh tim ekspedisi  dengan banyak orang yang terlibat telah berhasil memukau dengan penemuan yang dibilang sangat penting berupa prasasti Ras Shamra yang memuat teks penting yang menggambarkan budaya serta kepercayaan bangsa Kanaan dahulu.

Pada prasasti ini ditemukan tulisan dalam tujuh (7) bahasa yang berbeda dengan teks dominan yang tertulis adalah alphabet Kanaan yang terdiri dari 30 butir kalimat yang erat hubungannya dengan Sejarah bangsa Yahudi seperti tertulis pada Alkitab.

 

Kembali kepada rujukan ‘alegori’ baal terhadap Yahweh, bangsa Kanaan mempercayai bahwa kilat merupakan suara Baal tetapi sebenarnya itu adalah suara Yahweh sebagaimana Alkitab nyatakan itu. Perhatikan beberapa paparan ayat dari Kitab Nabi Yeremia pada pasal 23 mulai dari ayatnya yang ke-9 pada perikop menentang nabi-nabi palsu.

 

Yeremia 23

23:25 Aku telah mendengar apa yang dikatakan oleh para nabi, yang bernubuat palsu  demi nama-Ku dengan mengatakan: Aku telah bermimpi, aku telah bermimpi! 23:26 Sampai bilamana hal itu ada dalam hati para nabi yang bernubuat palsu dan yang menubuatkan tipu rekaan hatinya sendiri, 23:27 yang merancang membuat umat-Ku melupakan nama-Ku dengan mimpi-mimpinya yang mereka ceritakan seorang kepada seorang, sama seperti nenek moyang mereka melupakan nama-Ku oleh karena Baal? 

Ini semua menjelaskan mengapa isi dan bahasa Alkitab Perjanjian Lama cukup banyak mengandung alegori tentang okult ‘baal’, lalu dengan jelas menumbangkan serta mengolok-olok keberadaan ‘baal’ namun menggunakan ‘bahasa’ yang dapat diterima dari konsep kepercayaan mereka dan akhirnya menyatakan bahwa Yahwehlah yang berkuasa dan hanya Yahwehlah Penguasa Tunggal jagad raya ini.

Semua kiasan atau sindiran tentang Mot, lewiatan, Baal, dll selalu menghantam kepercayaan bangsa-bangsa kafir pada zaman itu dan merupakan tanggapan bahwa semua kemenangan atas umat Yahudi (Israel) adalah atas kuasa Yahweh, kemenangan Yahweh atas dominasi bangsa Mesir terhadap umatNya dan pada tujuan besarnya bagaimana pembuagan bangsa Yahudi di Babel merupakan cara Yahweh. Yahweh berkehendak untuk mengalihkan kepercayaan bangsa Israel dari mitos tentang kekuasaaan Baal kepada apa yang sesungguhnya Allah Israel telah lakukan untuk membebaskan umatNya dari perbudakan tanah Mesir, dari dosa sebagai musuh umat manusia sebagaimana Allah membebaskan mereka dari musuh sejarah mereka di Mesir.

Masa Pembuangan Israel: Pengaruh Babilonia dan Persia

Pembuangan ke Babilonia, atau Pengasingan ke Babilonia adalah sebuah nama yang diberikan untuk peristiwa pengasingan & pembuangan orang-orang Yahudi dari Kerajaan Yehuda kuno ke Babilonia oleh Nebukadnezar II pada tahun 586 SM. Pembuangan dan yang selanjutnya kembali lagi ke Israel dan pembangunan kembali Bait Salomo merupakan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah bangsa & agama Yahudi dan memiliki dampak jangka panjang terhadap perkembangan budaya & kebiasaan bangsa Yahudi modern.

Pada masa pembuangan ini sejumlah besar orang Yahudi diasingkan di bawah kekuasaan Nebukadnezar di Babilonia. Pada akhirnya mereka terlepas dari kekuasaan Babilonia dikarenakan Babilonia akhirnya ditaklukan oleh Siprus yang mengizinkan bangsa Yahudi kembali ke Yerusalem dan membangun kembali Bait Allah mereka.

Pada masa pembuangan, terdapat pula banyak orang-orang Yahudi yang telah menjadi berkuasa dan berlimpah harta sehingga terdapat orang-orang Yahudi yang tidak menginginkan kembali ke Yerusalem walupun diizinkan. Pada era periode inilah nantinya terbentuk sebuah dasar kepercayaan dan konsep Zoroastrianisme, kepercayaan dasar dari agama Bailonia yang akhirnya masuk kepada pemikiran konsep kepercayaan bangsa Yahudi yang juga dikarenakan Kitab-Kitab Perjanjian Lama banyak ditulis pada periode masa pembuangan di Babilonia ini.

Pada masa peirode pembuangan inilah ide-ide teologi ‘baru’ tentang Allah terasa diperlukan. Sebelumnya, fakta selalu mencatat bahwa kemenangan Israel selalu dihubungkan dengan kekuasaan Tunggal Yahweh yang mengatasi allah-allah lain dari bangsa-bangsa yang mereka taklukan. Namun, hingga saat masa pembuangan ini, saat dimana bangsa Israel harus ‘dikalahkan’ oleh bangsa kafir bahwa tertawan di bawah kekuasaan bangsa kafir, apakah berarti bahwa allah bangsa kafir tersebut lebih besar dari kekuasaaan Yahweh? Tentunya, Tidak. Kesalahan adalah terletak pada bangsa Israel yang berlaku menyimpang yang tidak memegang teguh perjanjiannya dengan Allah Yahweh. Sehingga Yahweh harus ‘mengangkat’ perlindungan IlahiNya dari bangsa Israel yang dikasihiNya dan membiarkan mereka kepada kekuasaan bangsa kafir. Ini merupakan konsekuensi terberat bagi bangsa Israel.

Latar Belakang

Kerajaan Yehuda (juga dikenal dengan "Kerajaan Selatan") berdiri pada tahun 930 SM setelah pecahnya Kerajaan Israel Bersatu. Raja Daud diangkat sebagai raja Israel saat 1007 SM, dan garis Daud diteruskan melalui Kerajaan Yehuda selama 420 tahun hingga kerajaan runtuh pada tahun 586 SM oleh Kekaisaran Babilonia di bawah Nebuzaradan, pemimpin pengawal Nebukadnezar.

Masa pembuangan yang terjadi kepada bangsa Israel Kuno yaitu kerajaan Israel dan Yehuda sangat menarik untuk dibahas, karena dapat melihat betapa besarnya Anugerah Allah. Karena sebagai bangsa pilihan Allah yang mendapatkan hak istimewa dari Allah, mereka harus merasakan susahnya menjadi bangsa buangan. Tidak hanya itu saja, pembuangan ini pun terjadi dalam beberapa tahap dan oleh beberapa bangsa. Pertama oleh bangsa Asyur khususnya Kerajaan Utara yaitu Israel. Kedua, oleh bangsa Babilonia terhadap kaum Yehuda dan Israel.

Latar belakang yang dimaksudkan di sini adalah ketika bangsa Israel sebelum masuk dalam masa pembuangan. Mereka mempunya sifat yang tegar tengkuk kepada  Allah, mereka sujud menyembah kepada ilah-ilah lain  (2 Tawarikh 36:11-21).

Israel tadinya adalah suatu kesatuan yang utuh tetapi mereka menjadi terpecah karena kekerasan hati mereka (1Raja-raja 12:1-24), sehingga Tuhan Allah menghukum mereka dengan memecahkan bangsa yang tadinya utuh itu menjadi dua kerajaan. Yaitu, bagian Utara dan Selatan.

Kerajaan Utara ialah Israel dan Selatan ialah Yehuda. Yang pertama masuk dalam pembuangan ialah Israel oleh bangsa Asyur tetapi seiring berjalannya waktu bangsa Asyur ini dapat dikuasai oleh Babilonia adapun penyebab-penyebabnya yang pertama adalah luasnya wilayah yang berhasil dikuasai oleh bangsa Asyur terlalu luas sehingga Asyur tidak sanggup meng-handle semua wilayah, dan yang kedua adalah adanya pemberontakan bangsa Babilonia yang tidak dapat dihadapi oleh bangsa Asyur itu sendiri di sini kami bisa mengetahui bahwa Babilonia terlebih dahulu dikuasai oleh Asyur.

Adapun bangsa Israel itu sendiri jatuh ke tangan Asyur disebabkan oleh adanya Rutinisme dan Sinkretisme.  Rutinisme adalah adanya pembiasaan kegiatan dalam melakukan ritual ibadah. Sehingga menghilangkan esensi dari ibadah itu sendiri. Sedangkan Sinkretisme adalah pencampur adukan antara ajaran Allah dengan budaya setempat yang tentunya berlawanan. Maka dengan adanya hal ini mereka masuk dalam pembuangan Babel.

Keadaan bangsa Israel dan Yehuda pada masa Pembuangan Babel

Pembuangan yang dilakukan oleh Babel terjadi dalam tiga tahap yaitu:

Tahapan pertama

Karena pada mulanya kerajaan Israel termasuk dalam wilayah kekuasaan Asyur tetapi kemudian bangsa Asyur itu sendiri dikuasai oleh Babilonia pada tahun 612 S.M.  Sehingga secara otomatis bangsa Israel atau Kerajaan Utara masuk dalam jajahan Babilonia. Dan dibuang bersama bangsa Asyur. Dalam pembuangan pertama ini Daniel bersama teman-temanya ikut dalam pembuangan.

Tahapan kedua

Pembuangan tahap kedua ini terjadi pada tahun 597 S.M.  (2 Raja-raja 24:10-17) dan termasuk diantaranya adalah Raja Yoyakhin dan Yehezkiel. Dan lebih menarik lagi pada tahap ini yaitu munculnya Yudaisme dimana ada sebagaian orang yang kembali kepada Tuhan dan nabi Yehezkiel mendapatkan julukan sebagai “Bapa Yudaisme”.

Tahapan ketiga

Pembuangan tahap ketiga merupakan rombongan kedua dari Yehuda terjadi pada tahun 587 S.M.  Pembuangan ini ditandai dengan runtuhnya Yerusalem. Raja Zedekia  pun ikut dalam pembuangan pada tahap ketiga ini.  

Seluruh jumlah orang buangan rupanya tidak lebih dari 20.000 sampai 30.000 orang (2 Raja-raja 24:10-17). Tetapi karena orang yang dibuang ini terdiri dari lapisan atas (pegawai, militer, imam, tukang besi) dan karena banyak orang yang sudah tewas  dalam perang sebelumnya, akibat pembuangan ini membawa dampak yang sangat buruk bagi bangsa Yehuda. Pembuangan ini dimaksudkan untuk melumpuhkan suatu bangsa sehingga bangsa itu tidak dapat memberontak lagi. 

Keadaan Bangsa Yehuda agak mirip dengan sekelompok transmigran karena mereka memperoleh kemudahan-kemudahan dari pemerintah Babilonia, hal ini terbukti dengan mereka di perbolehkan mengatur hidupnya sendiri dan tidak diperlakukan sebagai layaknya orang buangan. Tetapi ada juga orang-orang buangan yang dipenjarakan dan ada juga yang dijadikan budak. Hal ini merupakan kebijakan dari raja Babel yang hanya memilih orang-orang yang sekiranya dapat menguntungkan bangsanya. Misalnya, dari orang-orang yang merupakan keturunan Raja, dan cendekiawan yang nantinya mereka di suruh belajar bahasa orang Kasdim setelah itu mereka harus bekerja untuk raja (Daniel 1:3-5). Mereka juga dengan cepat dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Tetapi mengenai kegiatan rohani, mereka tidak mendapatkan kebebasan dalam melakukan setiap ritual keibadatan mereka layaknya di Yerusalem. Hal ini terjadi karena tidak ada lagi suatu tempat yang khusus untuk melakukan peribadatan tersebut sehingga mereka berupaya untuk menciptakan cara peribadahan yang baru dengan ketaatan yang baru. 

Aspek Teologis

Karena ketidaktaatan yang dilakukan oleh Bangsa Israel maka Allah menghukum mereka dengan cara yang menyakitkan di hati bangsa Israel. Tetapi providensi Allah tak luput menyertai mereka dengan adanya nabi yang di utus sebagai orang yang terus menyuarakan suara Tuhan untuk kembali ke jalan yang benar.

Tuhan tetap setia di tengah-tengah ketidaksetiaan bangsa Israel. Disini dapat dilihat bahwa penghukuman sebagai tanda kasih Allah kepada umatNya. Rencana Tuhan sangat jauh dari dugaan kita sebagai manusia, kita sebagai manusia terkadang menilai segala sesuatu yang Tuhan lakukan itu tidak adil dan bahkan sangatlah kejam seolah-olah Allah tidak menyayangi kita. Seperti kita lihat dalam peristiwa pembuangan ini bangsa Israel dan Yehuda dihukum oleh Tuhan dengan menggunakan bangsa Kafir sebagai alat yang dilakukan Tuhan untuk konsekuensi yang telah dilakukan oleh bangsa Israel dan Yehuda.

Pada saat kematian Salomo (1Raj 11:43), bangsa Ibrani terpecah menjadi dua kerajaan.

 -Kerajaan Utara, disebut Israel, diperintah pertama-tama oleh Yerobeam.

-Kerajaan Selatan, disebut Yehuda, pertama-tama diperintah oleh Rehabeam, putra Salomo (ayat 1Raj 12:17).

Perpecahan ini berlangsung hingga kesepuluh suku di kerajaan Utara tertawan oleh Asyur pada tahun 722 SM. Kerajaan Selatan tertawan pada tahun 586 SM oleh tentara Babel. Sejarah kedua kerajaan ini tercatat dalam pasal-pasal 1Raj 12:1-22:53; 2Raj 1:1-25:30; dan 2Taw 10:1-36:23.

 Kisah Israel dan Yehuda menyatakan kegigihan mereka dalam melanggar perjanjian Allah. Alkitab menunjuk bahwa semua raja kerajaan Utara melakukan hal yang jahat di mata Tuhan (mis. 1Raj 16:25,30; 22:52; 2Raj 3:3; 10:29); sebagian besar raja kerajaan Selatan meninggalkan perjanjian. Hanya sebagian kecil dari para raja Yehuda, khususnya Hizkia (2Raj 18:1-20:21) dan Yosia (2Raj 22:1-23:29) "melakukan apa yang benar di mata Tuhan" (2Raj 18:3; 22:2).

AKULAH YANG MENYEBABKAN HAL INI TERJADI.

1 Raja-raja 12 

ayat 24

12:24 Beginilah firman TUHAN: Janganlah kamu maju dan janganlah kamu berperang melawan saudara-saudaramu, orang Israel. Pulanglah masing-masing ke rumahnya, sebab Akulah yang menyebabkan hal ini terjadi." Maka mereka mendengarkan firman TUHAN dan pergilah mereka pulang sesuai dengan firman TUHAN itu. 

Tuhanlah yang memecah kerajaan itu. Adanya dua kerajaan itu sesuai dengan rencanaNya sebagai hukuman atas penyembahan berhala mereka dan sebagai sarana untuk memelihara kaum sisa yang benar di Yehuda (1Raj 11:13). Sekalipun Israel secara keseluruhan meninggalkan Tuhan, sekelompok orang di Yehuda tetap setia kepada perjanjian, dan melalui merekalah Allah dapat menggenapi semua janji dan rencana penebusanNya.

DUA ANAK LEMBU JANTAN DARI EMAS ... LIHATLAH SEKARANG ALLAH-ALLAHMU.

1Raj 12:28 

12:28 Sesudah menimbang-nimbang, maka raja membuat dua anak lembu jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka: "Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir. " 

Yerobeam dari kerajaan Utara menetapkan suatu sistem keagamaan tiruan dengan menawarkan kepada rakyatnya untuk menyembah allah mereka melalui berhala-berhala (ayat 1Raj 12:27-30; bd. Yeh 20:3-4), menurut contoh anak lembu emas yang dibuat oleh Harun (Kel 32:8). Ia mengangkat para imam sekalipun mereka "bukan dari bani Lewi" (ayat 1Raj 12:31), dan dengan demikian melantik orang untuk melayani yang menurut hukum Allah tidak memenuhi syarat

12:30 Maka hal itu menyebabkan orang berdosa, sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain. 12:31 Ia membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi .

Sistem agama palsu ciptaan Yerobeam mengakibatkan dua hal:

1) Sebagian besar penduduk kerajaan Utara menerima penyembahan Baal bersama kelakuan mesumnya yang termasuk pelacuran di kuil.

2) Kebanyakan dari kaum sisa yang saleh yang ingin tetap setia kepada Allah dan hukum-Nya sangat menderita ketika "meninggalkan tanah penggembalaan mereka" dan pindah ke kerajaan Selatan agar dapat menyembah Tuhan sesuai dengan penyataan dan perintah-perintah-Nya yang semula (2Taw 11:13-14). "Dari segenap suku Israel orang datang ke Yerusalem mengikuti orang-orang Lewi itu, yakni orang yang telah membulatkan hatinya untuk mencari Tuhan Allah Israel; dan mereka datang untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, Allah nenek moyang mereka" (2Taw 11:16; bd. 1Raj 15:9).

MENGANGKAT IMAM-IMAM ... YANG BUKAN DARI BANI LEWI.

1Raj 12:31 

Yerobeam mengangkat imam-imam yang tidak memenuhi syarat sesuai dengan standar-standar Allah dalam Bil 3:6-9; 8:5-20. Di bawah perjanjian yang baru sistem keimaman Lewi tidak berlaku lagi, tetapi Allah telah menetapkan berbagai syarat yang perlu bagi mereka yang akan dilantik untuk menjadi gembala sidang atau pemimpin jemaat; syarat-syarat rohani dan moral ini terdaftar dalam 1Tim 3:1-7 dan Tit 1:5-9

Tinjauan Geografis

Mesopotamia

Kata “Mesopotamia” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “antara dua sungai”, yang mana antara sungai Efrat dan Tigris. Daerah ini meliputi: membentang dari pantai Teluk Persia membentang ke arah barat laut, membentang sepanjang sungai Efrat dan Tigris (perbandingan: meliputi Irak, sebagian kecil dari Iran, Suriah dan Lebanon).

Mesopotamia merupakan daerah yang bermedan keras: Mesopotamia kuno seringkali mengalami banjir namun juga kekeringan. Tanahnya juga mudah berubah dari tanah padang gurun ke tanah berlumpur. Meskipun demikian Mesopotamia menjanjikan kepada penduduk yang menempatinya untuk hidup dengan baik, terutama di Mesopotamia selatan, di mana air sungai Efrat di salurkan ke kanal-kanal, dan dari situlah tercipta daerah pertanian yang sangat subur, dan dari daerah pertanian ini tumbuh daerah-daerah perdagangan yang sangat penting. Para ahli arkheologi berpendapat, bahwa pada zaman Neolitikum (sekitar 7000 SM) telah ada usaha pertanian dan peternakan di daerah sebelah utara Tigris. Pada sekitar 3100 SM bangsa Sumer menciptakan tulisan untuk pertama kali, yaitu huruf atau tulisan paku.

Penduduk yang bermukim di daerah ini juga berubah-ubah dan banyak terjadi pergantian kekuasaan. Semula bermukim di daerah ini bangsa Sumer di Mesopotamia selatan. Kemudian sekitar 3300 sM datang bangsa Akadia ke daerah ini dan bermukim bersama-sama dengan bangsa Sumer di Mesopotamia selatan. Lalu sekitar 2000 sM datang bangsa Amori ke daerah ini. Mereka membentuk daerah-daerah kekuasaan baru, yaitu di daerah selatan mereka membangun Babilon (Babel) yang terletak di sungai Efrat, dan di daerah utara mereka membangun Asyur dan Niniwe yang terletak di sungai Tigris. Bangsa Babilonia dan bangsa Asyur merupakan bangsa-bangsa yang terkuat di Mesopotamia, dan kedua bangsa inilah yang memiliki peranan penting dalam sejarah Israel.

Suriah-Palestina

Wilayah Suriah-Palestina membentang dari sungai Efrat di sebelah utara ke arah selatan melalui kawasan pantai laut Tengah sampai padang gurun Sinai. Keadaan geografis daerah Suriah-Palestina sangat berbeda dengan Mesopotamia dan Mesir. Di Mesopotamia dan Mesir terdapat sungai-sungai besar, yaitu Efrat dan Tigris di Mesopotamia dan Nil di Mesir, yang memungkinkan munculnya peradaban besar di Mesopotamia dan Mesir. Namun wilayah Suriah-Palestina tidak mempunyai sungai-sungai besar. Suriah-Palestina hanya memiliki dua sungai kecil saja, yaitu Yordan dan Orontes, yang tidak dapat memungkinkan munculnya peradaban besar seperti Mesopotamia dan Mesir. Pada mulanya daerah ini hanya menjadi jembatan yang menghubungkan antara dua peradaban besar (Mesopotamia dan Mesir). Terdapat jalan yang terkenal yang menghubungkan Mesopotamia dan Mesir yang membentang melalui Suriah-Palestina. Jalan tersebut sering disebut dengan Via Maris. Daerah ini menjadi penting ketika bangsa-bangsa besar melihat daerah ‘jembatan’ ini sangat strategis bagi kepentingan ekonomis, politis dan militeris, sehingga daerah ini menjadi rebutan bagi bangsa-bangsa besar.

Timur Dekat Kuno terdiri dari beberapa sub daerah sebagai berikut:

1. Mesopotamia (Sumeria, Asiria, Babilonia and Akad)

2. Elam 

3. Mesir Kuno

4. Daerah Levant (Kanaan, Ugarit, Ebla, Mitani)

5. Anatolia (Hiti, Asuwa, Arzawa)

6.  Kaukasusdan Armenian  (Urartu)

7. Siprus dan Kreta

Percampuran Kepercayaan Persia Babilonia

Unsur-unsur Babilonia terserap oleh Persia pada masa kekaisaran Akhemeniyah sekitar tahun 539 SM sebagai kekaisaran Persia Pertama yang didirikan oleh Koresh Agung. Tidak ada kekaisaran lain sebelum masa itu yang lebih besar daripada kekaisaran Akhaimenia. Kekaisaran ini pada akhirnya menguasai Mesir juga.

Bangsa Persia menyebut diri mereka Pars, yang berasal dari nama suku Arya asli mereka Parsa, dan bermukim di daerah yang mereka beri nama Parsua (Persis dalam bahasa Yunani), yang dibatasi oleh Sungai Tigris di barat dan Teluk Persia di timur. Tempat ini menjadi wilayah pusat mereka pada masa Kekaisaran Akhaimenia.[4] Dari daerah inilah Koresh Agung (Koresh II dari Persia) pada akhirnya muncul dan mengalahkan bangsa Medes, Lydia, dan Kekaisaran Babilonia, membuka jalan untuk penaklukan selanjutnya ke Mesir dan Asia Kecil.

Warisan sejarah Kekaisaran Akhaimenia bukan hanya pengaruh teritorial dan militernya saja, melainkan meliputi pula pengaruh kebudaaan, sosial, dan keagamaan. Banyak orang Athena yang mengadopsi kebiasaan Akhaimenia dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai akibat dari kontak antarbudaya,beberapa karena pernah dikerahkan oleh, atau bersekutu dengan raja Persia. Pengaruh Dekrit Pemulihan Koresh Agung disebutkan dalam naskah Yudeo-Kristen, selain itu kekaisaran ini juga amat berperan dalam penyebaran Zoroastrianisme hingga ke timur sejauh Cina. Bahkan Aleksander Agung, yang menaklukkan kekaisaran luas ini, menghormati adat-istiadatnya dan memerintahkan orang Yunani untuk ikut menghormasi raja-raja Persia termasuk Koresh Agung.

Zoroastrianisme adalah sebuah agama dan ajaran filosofi yang didasari oleh ajaran Zarathustra yang dalam bahasa Yunani disebut Zoroaster. Zoroastrianisme dahulu kala adalah sebuah agama yang berasal dari daerah Persia Kuno atau kini dikenal dengan Iran. Di Iran, Zoroastrianisme dikenal dengan sebutan Mazdayasna yaitu kepercayaan yang menyembah kepada Ahura Mazda atau "Tuhan yang bijaksana"

Zarathustra atau Zoroaster adalah pelopor berdirinya Zoroastrianisme di Iran (Persia). Ia hidup sekitar abad ke-6 SM. Zarathustra berasal dari keturunan suku Media. Ia adalah seorang imam yang dididik dalam tradisi Indo-Iran. Sebelumnya, agama yang ada di Iran (Persia) bersumber pada macam-macam ajaran seperti politeisme, paganisme, dan animisme.

Zarathustra yang merasa tidak puas dengan ajaran-ajaran yang berkembang di Iran pada waktu itu berusaha membawa pembaruan. Oleh sebab itu, oleh para ahli ia kemudian dianggap sebagai salah satu tokoh pembaru agama tradisional. Zarathustra dikenal sebagai nabi yang mempunyai karunia untuk menyembuhkan dan sanggup melakukan berbagai mujizat. Selama bertahun-tahun ia berusaha menemukan penyingkapan-penyingkapan dari kebenaran spiritual.

Zarathustra ingin memperbaiki sistem kepercayaan dan cara penyembahan kepada dewa-dewa yang berkembang di Persia saat itu. Pada usia tiga puluh tahun, Zarathustra menerima sebuah penglihatan. Menurut legenda, ia melihat cahaya besar yang kemudian membawanya masuk dalam hadirat Ahura Mazda. Sejak perjumpaannya dengan Ahura Mazda, Zarathustra menjadi semakin giat menyebarkan ajaran bahwa segala sesuatu yang baik berasal dari Ahura Mazda. Ajarannya yang sangat berbeda dengan kepercayaan yang ada pada waktu itu menyebabkan Zarathustra mendapat tekanan.

Ia pun akhirnya memutuskan untuk melarikan diri dan pergi ke Chorasma atau (Qarazm).

Pada tahun 618 SM Raja Chorasma yaitu Vitaspa dan menterinya Yasasp yang menikahi Pauron Chista kemudian menjadi penganut Zoroastrianisme. Barulah Zoroastrianisme mengalami perkembangan dan semakin bertambah banyak yang menjadi pengikutnya. Zarathustra meninggal di usia 77 tahun. Ketika Islam berkuasa di Persia tahun 636-637 Masehi, Zoroastrianisme sempat mengalami kemunduran. Banyak penduduk Persia yang lebih tertarik kepada agama Islam. Sekelompok pemeluk Zoroastrianisme kemudian pergi ke India dan menetap di BombayDi sana mereka dikenal dengan sebutan orang-orang Parsi.

 

Konsep Ketuhanan

Di dalam ajaran Zoroastrianisme, hanya ada satu Tuhan yang universal dan Maha Kuasa, yaitu Ahura Mazda. Ia dianggap sebagai Sang Maha Pencipta, segala puja dan sembah ditujukan hanya kepadanya. Pengakuan ini adalah bentuk penegasan bahwa hanya Ahura Mazda yang harus disembah di tengah konteks kepercayaan tradisional masyarakat Iran yang kuat dengan pengaruh politeisme.

Zoroastrianisme mempunyai prinsip dualisme yang mempercayai bahwa ada dua kekuatan yang bertentangan dan saling beradu yakni kekuatan kebaikan dan kejahatan. Dalam tradisi Zoroastrianisme, yang jahat diwakili oleh Angra Mainyu atau Ahriman, sedangkan yang baik diwakili oleh Spenta Mainyu. Manusia harus selalu memilih akan berpihak pada kebaikan atau kejahatan selama hidupnya. Akan tetapi, dengan paham dualisme ini tidak berarti bahwa Zoroastrianisme tidak mengakui monoteisme karena Ahura Mazdalah satu-satunya Tuhan yang disembah. Ahura Mazda, pada saatnya akan mengalahkan kekuatan yang jahat dan berkuasa penuh. Ahriman dan para pengikutnya akan dimusnahkan untuk selamanya. Meskipun ajaran Zarathustra mengajarkan monoteisme dengan Ahura Mazda sebagai satu-satunya dewa yang harus disembah namun keberadaan dewa-dewa lain pun tetap diakui. Dewa-dewa yang turut diakui keberadaanya ada lima yaitu:

 

1.     Asha Vahista, dewa tata tertib dan kebenaran yang berkuasa atas api

2.     Vohu Manah, dewa yang digambarkan sebagai sapi jantan ini dikenal sebagai dewa hati nurani yang baik

3.     Keshatra Vairya, yaitu dewa yang berkuasa atas segala logam

4.     Spenta Armaity, yaitu dewa yang berkuasa atas bumi dan tanah

5.     Haurvatat dan Amertat, yaitu dewa-dewa yang berkuasa atas air dan tumbuh-tumbuhan

 

 

 

jlwijaya's picture

Rdf: apa definisi dari dualisme?

Apa definisi Dualisme dalam pengertian kamu?
RDF's picture

Definisi Dualisme

Terkait pada paparan Blog RDF terhadap 'dualisme bangsa Kanaan' yang merupakan bibit atau sumber pengaruh terhadap nalar kekristenan kita, adapun dualisme yang Bloger maksudkan adalah sbb:

Secara etimologis: dualisme berarti konsep filsafat yang menyatakan ada dua substansi. Pengertian dualisme dapat beragam terkait pada dasar yang menjadi pandangan pemaham seperti dapat mengacu pada hubungan antara jiwa-raga, fenomena mental: fisik dan non-fisik dan juga kekuatan baik dan jahat.

Pada Blog ini, Bloger mengacu kepada definisi perunutan kepada bangsa Kanaan dan bangsa-bangsa Kafir yang akhirnya memandang kekuatan baik dan jahat yang dipisahkan menjadi dua kelompok 'allah' atau baal atau dewa. Dualisme memandang bahwa ada kekuatan baik sebagai representasi dari 'allah' atau dewa atau baal baik sedangan kejahatan berasal dari kekuatan yang jahat yang direpresentasikan sebagai dewa atau 'allah' atau baal yang jahat. 

Pada Blog pertama Bloger, dengan jelas dipaparkan bahwa Alkitab menulis: Allah Yahweh adalah Allah yang Esa, Penguasa Tunggal yang dimana sumber segala kekuatan. 

Keyakinan umat saat ini bahwa Lucifer atau iblis atau kekuatan jahat (imajinatif dan sosok kambing hitam) yang diyakini sebagai asal muasal kejahatan ternyata berkembang dari bibit atau pengaruh bangsa-bangsa non Monoteisme (monon: tungal, Theos: Tuhan) yang berusaha menempatkan peran Yahweh HANYA sebagai 'allah' atau dewa yang baik dan penolong. Pada paparan Blog selanjutnya, pada masa-masa kejayaan Helenisme dan pasca Alkitab Perjanjian Baru dapat dilacak sebuah konspirasi untuk menempatkan Yahweh hanya sebagai Sumber Kebaikan yang di satu sisi 'melecehkan' Yahweh karena kecolongan terhadap kuasa tandingannya.

Salam

jlwijaya's picture

Rdf:silakan lanjutkan dulu

Kelihatannya banyak orang ngak mengerti definisi dualisme,ini bahkan terjadi pada para theolog ,untuk anda silakan lanjutkan dulu, 5 blok dari 50 berarti baru sepuluh persen.

- untuk mampu meyakinkan sesuatu yang tak umum perlu agak panjang memang ,kalau to the point kelihatan bisa langsung ancur tetapi panjang 2 pun tetap dijamin hancur jika bertentangan deangan firman,silakan berusaha.

RDF's picture

jlwijaya: Ya, masih akan berlanjut

5 blog dari 50 blog memang berarti baru 10 persen. Tulisan-tulisan dlm Blog merunut Kabar (burung) Lucifer masih akan terus RDF lanjutkan. 

Perlu digarisbawahi, tidak ada intensi untuk meyakinkan sesuatu, Blog RDF hanya merupakan tulisan bacaan 'paparan' bersifat biblikal-historikal yang diharapkan dapat diverifikasi

oleh setiap Bloger. Sejauh ini terima kasih atas setiap respon yang diberikan oleh jlwijaya.

jlwijaya's picture

Rdf:Biblikal-historikal asli dan palsu

Terlalu banyak barang palsu yang kelihatan palsu tetapi banyak juga yang palsu sangat mirip asli ,karenanya saya minta anda cantumkan sumber tulisan anda secara jelas tapi ngak anda lakukan bukan.sudah bukan rahasia umum banyak orang seolah mengambil dari sumber yang terpercaya tapi memotong ,menambah dan menguranginya sehingga timbul konotasi yang berbada ,tapi ada cara mudah untuk membuktikan barang paslu atau asli karena pernyataan Firman akan membuktikannya.