Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Natal di panti

erick's picture

Sepertinya memang aneh menghadiri natal di pertengahan Januari. Tapi aku tetap menghadirinya, menghormati Kepala Panti Asuhan Hati Suci yang telah bersedia mengundangku.


Sebagian kecil dari anak yang diasuh disana mengenalku, mereka berbondong menghampiriku, sedikit bertanya tentang keberadaanku dan banyak menjanjikan acara yang akan mereka hadirkan. Tentu saja aku tertarik.


Acara berlangsung dengan sukses, aku tidak jemu atau mengantuk sama sekali. Satu hal yang dari tadi kulewati,…. Kado yang ku bawa masih berada di tasku. Kemana Dona cantik yang membuatku menghabiskan satu hari mencari info mengenai kado yang disukai gadis kecil dan yang lebih sulit lagi yaitu berburu kado khusus untuknya.


Di acara ramah tamah, aku tak memiliki teman untuk diajak berbicara walau hanya untuk chit-chat. Ketika Serimpi datang mengajakku menikmati hidangan yang tersedia, kutanyakan kemana Dona cantik berada. Bagus!!!! Akhirnya dapat juga informasi dimana Dona berada.


Ku dial nomer hp Dona cantik itu, dan suara centil bergema dari sana. "Aku sakit, ga bisa datang, doakan aku yah!!!!!".


Sepi dunia tanpa gadis centil itu….


Ketika kembali ke Aula, acara telah berganti…. Namun aku menangkap sesuatu yang genting ketika dua anak kecil bertengkar dalam diam memperebutkan hadiah natal yang mereka inginkan. Ku perhatikan kelainan sikap dari salah seorang mereka, -seorang anak yang tinggal di panti, seorang anak yang masuk dalam kehidupan kategori tidak lengkap- mengungkapkan peperangan dalam diam. Tak ku nyana bahwa merekapun merasakan keberadaanku, merasakan kepikiranku dan merasakan kejengaanku berada dalam situasi mereka. Anak yang kuperhatikan sedari tadi itu lalu mendekat, dan mengulurkan tangannya padaku seraya mengucapkan selamat natal. Ia pun pergi menghilang. Spontan aku mendekati anak yang lainnya yang sedang menahan airmata agar tidak menetes dan terlihat orang lain terlebih dari para pengasuh Panti.


Aku menghabiskan acara natal itu bersamanya. Kuhibur dia, dan kami bercanda sedekat layaknya sahabat. Ketika beranjak pulang kuberikan kado yang tersimpan ditas untuknya. Ternyata dunia tidak sepi tanpa Dona.


Terimakasih Tuhan Kau ajar aku berbelas kasih, berbagi dan mencintai sesama.

__________________

Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)