Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mengubah Batu menjadi Roti

dedyriyadi's picture

Ini sebuah kisah tentang hakikat keperluan hidup manusia.

Di padang gurun, Iblis datang mencobai Kristus Yesus. Kedatangan Iblis untuk berbincang-bincang dengan Kristus Yesus, bukan tanpa tujuan. Sebab sebelumnya, di dalam ayat-ayat Injil dikatakan, Kristus Yesus dibimbing/ dibawa Roh Allah. Tujuannya, tak lain dan tak bukan adalah menunjukkan kepada kita semua, manusia, untuk mengetahui bagaimana caranya Iblis mencobai kita.

Hal yang pertama dilakukan adalah meminta Kristus Yesus meragukan esensi-Nya sebagai Anak Allah. Kita, yang telah dibaptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, juga telah menjadi Anak-Anak Allah. Karena dengan ketuangan Roh Kudus, maka Roh Allah akan berdiam di dalam diri kita. Injil mencatat perkataan Iblis sebagai berikut “”Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” Jadi, yang pertama digoncang adalah keimanan kita, kedudukan kita sebagai Anak-Anak Allah.

Pelajaran ini sangat penting, karena jika kita meragukan hadirat Allah dalam diri kita, maka cobaan-cobaan hidup lainnya akan dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa. Itulah sebabnya Iblis mengawali cobaannya dengan meragukan ke-Anak Allah-an kita.

Cobaan selanjutnya, berkenaan dengan urusan perut. Ekonomi. Kristus Yesus saat itu dalam kondisi kelaparan setelah berpuasa 40 hari 40 malam. Iblis menyarankan agar batu-batu gunung itu dijadikan roti. Cara yang sangat instan bukan? Saya yakin dan percaya bahwa bukan tidak mungkin Kristus Yesus bisa melakukan itu semudah mengerdipkan mata. Tapi ternyata Kristus Yesus tidak mau melakukan itu. Sama seperti pelayanan kesembuhan yang Dia lakukan, dia selalu melakukan sebuah proses. Anak saya usia 5 tahun semalam mengingatkan pentingnya proses dalam perkara yang dilakukan Kristus Yesus ketika menyembuhkan orang. Ada orang buta yang harus ditanya dulu ; apakah dia percaya pada Yesus. Ada juga yang diolesi tanah liat, ada yang disuruh mandi. Semua ada prosesnya. Itulah esensi dari kehidupan : Proses. Untuk itulah Kristus Yesus menafikan pendapat Iblis tentang mengubah batu jadi roti.  Kristus Yesus menjawab : “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

Seperti kita ketahui, Firman adalah permulaan kehidupan (Yoh 1:1). Dan seperti telah kita ketahui bersama kehidupan ini adalah berproses. Bumi menjadi seperti sekarang karena proses yang terus menerus. Manusia yang seperti sekarang pun diyakini oleh para saintis juga berasal dari proses evolusi berjuta-juta tahun. Dengan demikian, sudah sepatutnya manusia (apalagi yang telah menjadi Anak-Anak Allah) tunduk pada proses kehidupan yang alamiah. Dengan kata lain, Injil juga mengajarkan tidak hanya hal-hal yang bersifat supranatural (Tuhan dan mukjizat-mukjizat) tetapi juga melandaskan hidup umat Kristiani pada hal yang natural/alamiah.

Cobaan selanjutnya, Iblis membawa Kristus Yesus ke bubungan Bait Allah. Ini melambangkan cobaan berupa “pengagungan terhadap hal-hal yang nampaknya suci dan mulia / lambang-lambang keagamaan contohnya. Dan di ayat selanjutnya, Iblis meminta Kristus Yesus untuk terjun bebas. Hal ini jelas ditujukan juga bagi kita yang merasa kita paling unggul beragama, bahkan terlalu percaya bahkan jika mati-matian membela agama (lambang-lambang keagamaan) akan selamat! Tapi apa jawab Kristus Yesus : Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”

Jawaban Kristus Yesus menunjukkan bahwa sudah sepatutnya kita Anak-Anak Allah selalu memperhatikan keselamatan / kesejahteraan daripada mengandalkan hal-hal supranatural yang tidak terjangkau untuk dicita-citakan dalam kehidupan ini. Tuhan selalu bekerja secara supranatural, itu hal yang tidak bisa dibantah, tetapi janganlah selalu mengandalkan hal-hal semacam itu dalam menjalani kehidupan. Contoh konyolnya : mentang-mentang yakin bahwa Dalam Nama Yesus ada keselamatan lalu ngebut semena-mena di jalanan..Tenang saja, gak bakalan mati ..kan sudah berdoa ..Hal seperti itulah yang disebut Mencobai Tuhan, Allahmu.

Terakhir, Iblis meminta satu hal yang final : Menyembahnya! Tentu dengan imbalan yang sangat besar. Seluruh dunia dan segala kuasa yang ada pada dunia ini akan diberikan. Inilah yang sering terjadi. Alih-alih ingin memperkaya diri, segala macam cara yang tidak wajar dilakukan. Cari jalan pintas, cari langkah instant.  Dan Kristus Yesus menjawab hal ini : : Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Artinya, segala upaya kita pada akhirnya harus kembali lagi kepada proses (Firman/Hidup/Alam/ dan puncak tertinggi Allah).

Kisah pencobaan ini menyadarkan saya bahwa tidak ada hal yang instan terjadi tanpa ada proses. Dan Injil telah menceritakan hal itu dengan sangat indah. Orang yang tidak percaya pada proses, sebaiknya berhati-hati, bukan berarti dia pengikut Iblis, tapi akan gampang jatuh. Dan sudah banyak contohnya kan?

Hannah's picture

Aluu

Mas, boleh minta penjelasan dan contoh utk yg di bawah ini?

Orang yang tidak percaya pada proses, sebaiknya berhati-hati, bukan berarti dia pengikut Iblis, tapi akan gampang jatuh. Dan sudah banyak contohnya kan?

Makasee.

"For those who believe, no proof is necessary. For those who don't believe, no proof is possible." - Stuart Chase

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

dedyriyadi's picture

Proses itu Hukum Alam

Manusia itu hidup di dunia, dunia itu diciptakan dalam berbagai tahap (6 hari kata Alkitab). Jadi sudah menjadi suratan dalam hidup manusia itu melewati proses. Seperti bayi menjadi anak menjadi remaja menjadi dewasa menjadi tua. Pun soal kehidupan ekonomi, tentunya untuk bisa mendapatkan keuntungan yang besar, kita perlu modal meskipun kecil. modal itu bekerja, ditambah kita juga bekerja, sehingga terjadi multiplikasi menjadi keuntungan yang besar. Itu sangat alamiah. Bisakah kita mendapatkan keuntungan tanpa modal sama sekali? Kejadian Iblis mencobai Kristus Yesus mengubah batu menjadi roti pun bukan tanpa modal. Ada batu di situ yang bisa diubah menjadi roti. Tapi, Kristus Yesus tidak mau melakukan hal itu.

Contoh orang yang tidak mau tunduk pada proses tentu banyak sekali di sekitar kita. Orang yang "potong kompas" agar mendapatkan "uang cepat" contohnya .. menjadi pengemis? menjadi penjahat?