Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Melawan Arus?

y-control's picture

Banyak orang bilang kalau memang sudah kodratnya anak muda itu suka 'memberontak', nyeleneh, kritis atau bertindak melawan arus. Orang bilang itu karena mereka sedang mencari identitas diri (siapa saya? saya ingin ada di pihak mana? inilah saya). Ada juga yang bilang kalau itu karena mereka sedang bereksperimen dalam rangka menjalani tahap mengenali lika-liku dunia dan masyarakat, yang adalah tahap lanjutan dari masa kecil yaitu masa dimana manusia mulai berusaha mengenal seluk beluk dirinya sendiri. Saya tidak tahu yang mana yang benar, mungkin semua ada benarnya. Dan di masa-masa itulah, anak muda membutuhkan patron.

Sesungguhnya tidak ada definisi ciri patron ideal yang disukai anak muda itu. Tapi, kita bisa berusaha mengambil benang merah dari contoh-contoh di sekitar kita. Patron yang disukai anak muda biasanya adalah yang membawa semangat dari anak muda itu sendiri. Yang jelas, seringkali patron tersebut tidak hanya satu, bahkan bisa berubah-ubah, bahkan bisa juga hari ini menyukai A, besoknya menyukai B yang lawannya A. Membawa semangat anak muda tidak berarti mereka harus sama-sama masih muda. Yang saya amati dan rasakan sendiri, faktor lingkungan di sekitar kehidupan anak muda tersebut justru adalah hal yang paling dominan dalam menentukan mana patron ideal tersebut. Jadi, jika Anda ingin mengidentifikasi atau barangkali Anda sendiri malah ingin menjadi patron bagi anak muda, yang lebih penting adalah terlebih dulu mengamati bagaimana kondisi sosial di sekitar kehidupan para anak muda tersebut.

Menarik melihat salah satu tulisan di blog ini, tentang salah satu anggota yang memposting artikel berisi dukungannya pada George W Bush. Di tengah pemberitaan media tentang masyarakat kita, bahkan dunia, yang kita tahu sendiri menganggap Bush sebagai musuh nomor satu, ajakan untuk mendukung Bush jelas melawan arus. Dan seperti yang sudah disebut di atas, 'melawan arus' adalah satu ciri lain dari dinamika kehidupan anak muda.

Terlepas dari apakah saya setuju atau tidak, sisi baik dari blog tentang dukungan terhadap Bush tersebut adalah bahwa jelas makin banyak anak muda yang tidak apolitis lagi. Ya, blog tersebut paling tidak juga memberikan alasan spesifik kenapa ia mendukung Bush. Ini beda dengan, misalnya Britney Spears yang dalam satu kesempatan menyatakan bahwa ia mendukung kebijakan pemerintahan Bush, alasannya hanya karena ia adalah warga negara Amerika yang baik sehingga harus selalu menurut. Mungkin kita boleh juga bertanya pada anak muda yang menyatakan kekagumannya pada Fidel Castro, Hugo Chavez, Evo Morales, sampai dengan Noam Chomsky. Atau di sudut yang lain, dimana kita mendapati ada yang mendukung sosok Osama bin Laden hingga Mahmoud Ahmadinejad. Tak terkecuali mereka yang kagum pada tokoh-tokoh masa lampau, tokoh yang masanya tidak mereka alami tapi perjalanan hidupnya bisa diikuti melalui buku-buku sejarah dan biografi. Apa alasan mereka? Beragam alasan bisa diungkapkan, dan saya kira semuanya bisa dihubungkan dengan pengaruh kondisi sosial di sekitar mereka.

Saya pribadi bisa dibilang cukup 'senang' dengan anak muda yang seperti itu. Paling tidak, pemilihan patron mereka bukan semata hanya berdasarkan pertimbangan penampilan fisik saja. Namun, di satu sisi, hal tersebut juga ada dampak negatifnya. Yang pertama tentu jika patron mereka itu bukan tokoh yang pantas dijadikan teladan. Selain itu jika anak muda tersebut memilihnya hanya demi melawan arus dan tampil beda di lingkungannya. Namun sekali lagi saya sama sekali tidak bermaksud agar kita harus selalu menerima apa yang menjadi pandangan umum. Maksud saya adalah perlunya sikap kritis untuk segala kejadian dan juga tindakan yang kita lakukan.

Yang kedua adalah menonjolnya sikap individualis. Ini dilatarbelakangi fakta bahwa ilmu psikologi yang mengatakan masa remaja adalah masa pencarian identitas diri atau masa dimana anak muda berlomba-lomba menonjolkan dirinya, adalah buah ilmu psikologi barat. Individualisme memang budaya masyarakat Barat, jadi tak salah jika para psikolog barat menganjurkan untuk memaklumi anak muda yang sedang mengalami fase tersebut. Tapi apakah pendapat tersebut bisa diterapkan budaya kita yang lebih menekankan kolektivitas? Ini yang perlu diuji secara cermat. Bagaimana perubahan untuk kondisi yang lebih baik bisa dibuat jika semua orang tidak mau bersatu dan hanya bertindak berdasarkan apa yang ia yakini? Sekali lagi, sikap kritis dan mampu melihat satu hal secara luas adalah satu hal yang terutama harus dimiliki dan dikembangkan oleh para anak muda.

kitink_bay's picture

Hmmmmmmmmm...............

Memang kadang yang namanya idola juga berpengaruh pada cara pandang seseorang. Kalo idolanya tiba2 mengecewakan, dalam arti tidak sesuai dengan harapan pengagumnya, maka dia bisa ambil jalan pintas untuk membenci idola ini. Jadi memang yang bernama "pikiran kritis" ini seharusnya dijadikan idola baru.