Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kompromi Bukan Kompori

Hannah's picture

Gw baru bekerja selama 3 tahun lebih sedikit di kantor yang sekarang dan gw ada di tim gw yang sekarang sejak 2 tahun lalu. Biarpun ada member baru di tim gw, gw tetap merasa gw anak baru (newbie) dan masih dalam masa training. Gw merasa bidang yang gw geluti terlalu besar untuk dipelajari selama 2 tahun dan senior-senior gw yang sudah menggelutinya selama tahunan sampe puluhan tahun pun masih terus belajar karena selalu ada hal-hal baru di bidang yang kami geluti ini.

Kehadiran gw di tim gw ini tidak begitu mudah diterima oleh member-member senior dan gw dianggap sebagai sebuah ancaman. Sifat alami manusia yang menjadi defensive kalau merasa terancam adalah sesuatu yang gw anggap cukup normal dan gw sendiri pun mengalaminya. Jadi mereka defensif dan gw pun defensif juga. Sampai beberapa hari yg lalu.

Gw dan Supervisor gw lagi mendiskusikan sesuatu di ruangannya dan salah seorang senior menghampiri kami dalam keadaan terburu-buru dan berdiri di sebelah kami sambil menunggu dengan gelisah seakan-akan dia punya sebuah pertanyaan yang mendesak banget. Gw dan Supervisor gw berhenti berdiskusi dan menoleh ke senior gw itu yang kemudian mengajukan sebuah pertanyaan singkat ke gw.  Gw dan Supervisor gw merasa agak terganggu dengan interpusi kecil itu tapi gw gak menyangka Supervisor gw akan menjawab pertanyaan yang diajukan senior gw (ke gw) dengan ketus bin kasar ke senior gw itu cuma karena dia merasa diinterpusi. Mencoba menetralkan suasana, gw memberi jawaban singkat yang kurang lebih sama dengan jawaban Supervisor gw minus keketusannya dan senior gw itu pun berlalu dengan muka sebal campur sakit hati.

Gw merasa gak nyaman banget karena siapa seh yang mau dimarahi di muka umum apalagi di hadapan orang-orang yang kita anggap ‘junior’ kita? Setelah diskusi gw dan Supervisor gw selesai, gw menghampiri meja senior gw itu dan gw bilang sorry (karena gw menyesali atas apa yang terjadi sebelumnya) dan mencoba menjelaskan lagi tapi dia dengan ketus bilang gak perlu. Kalo nurutin hati, gw sebenarnya bete banget digituin tapi gw mencoba mengerti bahwa dia mungkin lagi terlalu emosi untuk bicara saat itu. Gw pun berlalu sambil mengangkat bahu.

Kemudian senior gw itu mungkin merasa gak enak juga sudah bersikap seperti itu ke gw dan dia mencoba bersikap baik ma gw dan sorenya waktu senior gw dan gw ada di ruang arsip dia mengeluarkan uneg-uneg dan amarahnya ke Supervisor gw yang kasar itu. Gw menghela napas dan berkali-kali bilang bahwa gw mengerti banget apa yg dia rasakan. Kekasaran Supervisor gw uda cukup tersohor di mana-mana jadi pengakuan gw itu sebenarnya bukan sesuatu yg mengejutkan tapi entah kenapa senior gw itu terlihat sedikit terhibur. Dalam hati sebenarnya gw kasihan banget ma dia karena dia dan Supervisor gw sama-sama keras kepala dan gw tau dari Supervisor gw bahwa mereka saling melaporkan masing2 ke HR karena mereka sering clash dan tentunya kita tau siapa yg bakalan menang dalam adu gulat ini.

Sejak sore hari itu sampe detik ini senior gw, yang biasanya ketus dan defensive itu, sekarang malah jadi super ramah ma gw. Gw pun berusaha melupakan past differences dan mencoba menjawab dengan ramah dan lebih sabar ke senior gw yang selalu curiga orang lain bikin salah dan gak sungkan-sungkan mengungkapkannya.  My philosophy is if I can change so can she and everybody else, right?  — Note that I use the word ‘can’ instead of ‘will’.

Jumat kemaren dia minta bantuan gw untuk mengerjakan sesuatu. Gw sebenarnya sibuk banget tapi gw gak tega juga karena tugas yang lagi dia kerjakan itu sesuatu yang sebenarnya tugas gw tapi karena seorang coworker gak masuk, gw harus mengerjakan kerjaan coworker yang gak masuk itu dan senior gw mengerjakan satu kerjaan dari sekian banyak kerjaan yang numpuk di meja gw. Jadi gw mengorbankan kurang lebih 20 menit untuk menjelaskan dan menuntun senior gw untuk mengerjakan tugas itu. Senior gw yang hepi banget karena penjelasan gw itu membuat waktu 20 menit yang terhilang dari schedule padat gw rasanya gak berarti.

Contoh yang gw kasih di atas hanyalah sebuah contoh sederhana dari yang namanya kompromi.

Setiap hari kita kompromi dengan hal-hal yang kita gak suka, gak setuju atau gak sesuai dengan aturan kita. Supervisor kasar, coworker ygan ketus, schedule kita yang jadi molor karena teman yang minta bantuan untuk suatu tugas yang menurut kita sepele, calon mertua yang sok tau, sodara yang berlaku seenaknya, pasangan yang sepertinya gak mau mengerti keadaan kita dllsb. 

Hal-hal lain yg membantu kita untuk kompromi adalah faktor etika dan budaya. Kita dari kecil diajarkan untuk bicara yang sopan dan gak kasar ke orang lain. Budaya-budaya tertentu, terutama di Asia, malah sering kali membuat kita merasa bersalah, gak sopan atau terkesan jahat kalau kita menyampaikan ketidaksetujuan terhadap suatu pendapat di muka umum. Sayangnya hal ini gak berlaku di dunia maya, dimana anonimitas melindungi identitas seseorang. Selain itu kata-kata yang diketik daripada diucapkan langsung membuat hal-hal yang diketik dan diarahkan secara langsung ke orang tertentu memberi efek yang gak langsung. Orang yang membaca tulisan kita bisa tersinggung atau marah tapi gak bisa memperlihatkan emosi mereka secara langsung ke kita sehingga kita gak terlalu merasa bersalah karenanya padahal mungkin orang itu mukanya merah padam karena marah atau mungkin menangis karena merasa disakiti oleh kata-kata yang kita ketik tanpa emosi apa pun.

Tapi terlalu banyak kompromi gak baik juga karena membuat kita menjadi seperti orang yg gak berprinsip atau parahnya bermuka dua. Sedangkan gak ada kompromi sama sekali juga gak baik juga karena kita bisa kehilangan pekerjaan, gak punya teman, ditinggalkan pasangan dan sanak sodara dan akhirnya kita akan jadi seperti pertapa yg cuma ditemani dengan ide-idenya dalam kesendirian. Jadi kuncinya adalah kesabaran dan cara kita menyampaikan pendapat kita karena gak semua orang mau diperlakukan seperti kita mau diperlakukan.

Alkitab bilang “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” tapi perintah ini harus dipraktekkan secara fleksibel mengingat kemajemukan budaya dan perbedaan karakter tiap orang. Just because we can take a punch in the face, it doesn’t mean other people want to take a punch in the face. Kita sudah melupakan logika kalo kita menganggap orang lain harus mau digebuk cuma karena kita gak takut digebuk.

Tapi untungnya kadang Tuhan kasih situasi atau orang-orang tertentu untuk mengingatkan kita saat kita sudah dianggap kelewat batas. Seperti ada ayat yg bilang:

“Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman”  (Ibr 3:15)

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

jesusfreaks's picture

@hannah : lembutkan hatimu

Dear hanna,
Salam kenal n welcome to the jungle.

Saya setuju sama kamu.
Saya simpulkan begini : jangan kelewat batas atau lebay, beri ruang kompromi dan lembutkan hatimu.

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

PlainBread's picture

Fisabililah Protestan, Semangat Berkotbah

Itu gimana dasarnya dari ngomongin soal "aku" tiba2 loncat ke "kita"?

Seperti kata temen gue bilang,"Kita? Kamu kali!"

 

 

"It's not what I think that's important. It's not what you think that's important. It's what God thinks that's important. Now I'm going to tell you what God thinks!" - Chosen people of God

Hannah's picture

Semangat khotbah? Lo samanyalaa

Perasaan gak ada kata 'aku' di blog ini... coba tolong tunjukin, mata gw uda sepet malem2 gene.

Btw uda baca blog ini blum?

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

PlainBread's picture

Perasaan gak ada kata 'aku'

Perasaan gak ada kata 'aku' di blog ini... coba tolong tunjukin, mata gw uda sepet malem2 gene.

Gak ada. Yang ada adalah "saya" :) Elu tau lah maksud gue.

Elu awalnya ngomongin soal diri elu, tiba2 elu lompat ngomongin soal "kita". Makanya gue tanya, gimana dasarnya dari ngomongin diri sendiri trus tiba2 bawa "kita".

 

Btw uda baca blog ini blum?

Udah donk. Elu udah baca, blum? mana tau elu udah baca dan belajar dari situ.

 

"It's not what I think that's important. It's not what you think that's important. It's what God thinks that's important. Now I'm going to tell you what God thinks!" - Chosen people of God

Hannah's picture

@PB Salah baca blog

Hannah: Perasaan gak ada kata 'aku' di blog ini... coba tolong tunjukin, mata gw uda sepet malem2 gene.

PB: Gak ada. Yang ada adalah "saya" :) Elu tau lah maksud gue.

Elo baca blog yg mana tah? Gak ada kata 'saya' juga di blog ini....
Mengkritik kok salah2?

Elu awalnya ngomongin soal diri elu, tiba2 elu lompat ngomongin soal "kita". Makanya gue tanya, gimana dasarnya dari ngomongin diri sendiri trus tiba2 bawa "kita".

Karena gw mencoba membuat pembaca utk bisa relate dgn situasi yg lg gw ceritain.

Udah donk. Elu udah baca, blum? mana tau elu udah baca dan belajar dari situ.

Oh, gw uda tau kenapa org eh gw khotbah krn saat gw khotbah gw akan dikhotbahi balik dan kadang ada khotbah2 yg justru emang gw perluin.
Di blog lo ada gak jawaban yg kek gitu? Gak ada kayaknya ya?

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

PlainBread's picture

Jago Sarkasme gak ngeh Sarkasme

Elo baca blog yg mana tah? Gak ada kata 'saya' juga di blog ini....

Mengkritik kok salah2?

Itu sarkasme. Gue tau gak ada kata aku, atau saya. Yang ada adalah "gw". Justru gue lagi nyindir elu, kaya gitu aja dibahas. Masa jago sarkasme tapi gak ngeh kalo orang lain lagi sarkasme.

Mesti debat huruf per huruf ya kaya anak TK, gak peduli walaupun maknanya sama antara aku = saya = gw?

"Bwe, bukan "aku" bweee, gue nulisnya "gw". Bweee"

 

Karena gw mencoba membuat pembaca utk bisa relate dgn situasi yg lg gw ceritain.

Yah itu. Elu harus belajar bahwa eu mau coba kasih A ke orang lain, tapi orang lain belum tentu dapet A.

Kalo ada orang lain bilang, "tolol, munafik, goblok", dengan punya tujuan sesuatu, bisa kan elu bilang kalo itu orang kasar dan memaki.

Nah same thing goes here. Orang bisa bilang dengan bawa2 "kita" ke blog elu plus ayat2 alkitab, itu bukan aja mau relate ke orang lain ke situasi elu, tapi elu udah sok tau dan mau kotbahin orang lain.

Oh, gw uda tau kenapa org eh gw khotbah krn saat gw khotbah gw akan dikhotbahi balik dan kadang ada khotbah2 yg justru emang gw perluin.
Di blog lo ada gak jawaban yg kek gitu? Gak ada kayaknya ya?

Baca aja sendiri. Elu yang bawa2 blog gue, elu yang selesein. 


"It's not what I think that's important. It's not what you think that's important. It's what God thinks that's important. Now I'm going to tell you what God thinks!" - Chosen people of God

Debu tanah's picture

@ Hanna, sudah menghitung biaya?

Ijin kan saya menyapa kamu. Selamat datang di Klewer, semoga betah jualan di sini! Minjem istilah si JF: "Welcome to the jungle ! "

Semoga kamu sudah muter2 pasar Klewe sebelum membuka lapak di sini, dan berpikir 10 kali sebelumnya. Hehehe..

Jangan seperti Lentin yang kaget setengah mati waktu tahu bahwa di pasar ini banyak preman tengil yang tidak tahu diri, sehingga dia mutung dan minta accountnya di hapus segala.. Hahaha.....

 

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

smile's picture

Deta : kenapa jadi pengecut?

Jangan seperti Lentin yang kaget setengah mati waktu tahu bahwa di pasar ini banyak preman tengil yang tidak tahu diri, sehingga dia mutung dan minta accountnya di hapus segala.. Hahaha.....

Deta,...sejak kapan anda menjadi pengecut, dengan menyebutkan banyak preman tengil di SS?

Saya hanya ingat omongan anda yang belum bisa saya lupakan sampe sekarang, karena anda dengan tegasnya kemaren menyatakan saya pengecut,.......kenapa anda sendiri menjilat ludah anda sendiri,..anda juga bilang akan memantau saya,...tapi ternyata anda pun tak leps dari pantauan saya,...

jika anda mengatakan Lentin minta dihapus accountnya berarti SALAH SATU PREMAN TENGIL DI SS ADALAH DENNIS SANTOSO A.K.A NIS...

bukankah begitu?

 

dan tanpa mengurangi rasa hormat, judul komen blog kok ga nyambung dengan komennya,.ini coba saya bantu anda untuk memberikan judul komen agar tidak dibilang anda agak kurang alias setengah kopling,...hmmm....harusnya judul komen anda " Hanna, sudah siap menimbang untung rugi dengan masuk SS?

emangnya biaya apa masuk SS? biaya masuk RS karena stress dan depresi? apa karena mencret? apa karena kena serangan jantung, atau struk?

 

smile

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

Debu tanah's picture

Smile, dendam nih

[Deta,...sejak kapan anda menjadi pengecut, dengan menyebutkan banyak preman tengil di SS?]

Boleh lah kamu nuduh saya pengecut, saya tidak masalah koq, tp saya tidak merasa pengecut, karena record saya sudah membuktikan saya bagaimana.

[Saya hanya ingat omongan anda yang belum bisa saya lupakan sampe sekarang, karena anda dengan tegasnya kemaren menyatakan saya pengecut,.......kenapa anda sendiri menjilat ludah anda sendiri,..anda juga bilang akan memantau saya,...tapi ternyata anda pun tak leps dari pantauan saya,...]

Hahaha, jadi dendam nih ceritanya? Itu yang saya maksud, reaksi seseorang terhadap lingkungan menunjukkan siapa kamu sebenarnya, ternyata kamu PENDENDAM ya..

[jika anda mengatakan Lentin minta dihapus accountnya berarti SALAH SATU PREMAN TENGIL DI SS ADALAH DENNIS SANTOSO A.K.A NIS...
bukankah begitu? ]

Iya betul, kamu mengamati yaa, lalu apa selanjutnya? Kamu mau mengadu saya dengan Denis? Karena kamu terlalu pengecut berhadapan dengan saya? Hahahaha…

[dan tanpa mengurangi rasa hormat, judul komen blog kok ga nyambung dengan komennya,.ini coba saya bantu anda untuk memberikan judul komen agar tidak dibilang anda agak kurang alias setengah kopling,...hmmm....harusnya judul komen anda " Hanna, sudah siap menimbang untung rugi dengan masuk SS?
emangnya biaya apa masuk SS? biaya masuk RS karena stress dan depresi? apa karena mencret? apa karena kena serangan jantung, atau struk?]

Bila diri sendiri BODOH, jangan mengira semua orang lain juga se BODOH dirimu! Hanna saja tidak bertanya, itu artinya dia ngerti, dia lebih pinter dari kamu!! Hehehe..

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

smile's picture

deta : dendam dan mengingat itu berbeda

Deta,....tak ada dendam dihati saya,...walau selalu kata kata anda itu bak samurai yang menyayat hati,...tapi saya tahu,...bahwa apa yang terjadi tidak sesuai dengan realitanya,....Saya hanya mengingat dan tentu tidak bisa melupakan sampai sekarang,...jadi itu jauh dengan dendam,..hanya orang picik yang berpikiran seperti yang anda pikirkan,..siapaun yang bisa saya ambil hikmahnya akan selalu saya ingat dan berbekas dihati saya sampai mati... itu sekali lagi jauh dari kata dendam,....jika anda terus menghakimi, saya hanya bisa terdiam, karena mungkin itu sudah sifat anda yang sebenarnya, dengan terus menerus membabibu., dan menghakimi orang.

Jika anda katakan saya bodoh, anda secara tidak sadar telah mengakui kebodohan anda sendiri.

Dan kata mengadu yang anda tujukan sangat profokatif, (saya hanya menyampaikan kebenaran, kejujuran dan semua itu saya dapat dari SS),dan terang terangan minta dukungan orang lain,....jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak, selebihnya adalah IBLIS,...

sebenarnya saya bisa saja memaki kamu dengan segala makian jahanam lainnya, tetapi maaf,..anda salah menilai saya,....dan saya tetap smile yang akan melalui hari saya dengan smile, dan tidak menghadapi hari yang sudah melelahkan menjadi tambah melelahkan

bila anda mengatakan Hanna lebih pintar dari saya, tentunya itu hak anda,...lebih baik jadi orang bodoh diantara orang pintar, daripada jadi orang pintar hanya dihadapan orang bodoh,...

oke deta....saya selalu ada dan tetap ada di SS,...kalau mau cari saya  ga usah bingung,..dan ga usah susah,..email saya ada,...pm saya bisa,..nomor telepon saya bila perlu saya beri ,.....jadi kapan pun bisa kita lanjutkan diskusi ini,...

 

smile

 

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

Debu tanah's picture

@ Smile, makian jahanam?

[sebenarnya saya bisa saja memaki kamu dengan segala makian jahanam lainnya, tetapi maaf,..anda salah menilai saya,....dan saya tetap smile yang akan melalui hari saya dengan smile, dan tidak menghadapi hari yang sudah melelahkan menjadi tambah melelahkan]

 

Wow, bila hendak memaki, memakilah, tidak perlu mengancam-ngancam segala. Hanya pengecut yang suka mengancam-ngancam!

Coba selidiki hatimu waktu mengatakan kalimat di atas, kamu berkata bahwa kamu bisa memaki saya dengan SEGALA makian JAHANAM lainnya? Makian JAHANAM seperti apa maksud lg nih? Yang belum pernah saya dengar sebelumnya?

Kamu bilang saya salah menilai dirimu, tapi tindakanmu bertolak-belakang sama sekali. Itu munafik nama nya mas..…

 

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

smile's picture

Deta : Mancing lagi....

MANCING MANIA.... ala deta,....

 


*Penakluk sejati adalah orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri*

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

Debu tanah's picture

@ Smile, mancing?

Mancing koq di Sabda, yang saya tahu dikolam atau di laut mas..

Kamu yang berkata: [sebenarnya saya bisa saja memaki kamu dengan segala makian jahanam lainnya]

Saya kira balasan saya biasa aza ah, gak ada mancing2, karena penasaran saya hanya bertanya MAKIAN seperti apa? Sebelumnya saya justru menganjurkan supaya kamu menyelidiki hati sendiri.

Komentar mu yang LUAR BIASA!

 

 

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

smile's picture

Deta, lagi.

Mancing Lagi,...

 

smile

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

lentin's picture

@DETA dan @SMILE

RE : jika anda mengatakan Lentin minta dihapus accountnya berarti SALAH SATU PREMAN TENGIL DI SS ADALAH DENNIS SANTOSO A.K.A NIS...

Aku minta di hapus accountya bukan karena preman tengil di SS atau karena Dennis. Tapi karena blog ini beda aja sama apa yang di bayangkan. Aku gituin dennis juga, akal2an aku aja, supaya di hapus, tapi malah cuma satu blog aja.

Tapi gak enak juga perasaan, klo misalnya pun aku tinggalkan SS pinginnya aku pergi dengan damai, tidak dengan ribut2 ky kemarin, hehe... Gak tentram trus perasaan, ky blm ada yg beres, hehe...

Gbu all

Hannah's picture

@Debu Tanah

Kenapa harus mikir 10x cuma utk register di website onlen kek gini? Kayak apaan aja...
Gw di sini gak berharap diperlakukan gimana2 kok.
Sama kek org2 lain, gw komen kalo gw merasa pengen komen. Kalo nggak, yah gw diem.
Kalo ada yg merasa marah ato gak suka, yah gw responi tergantung mood lagi pengen/kagak dan waktu memungkinkan/kagak.

Di mana2 yg namanya website/forum Kristen itu isinya emang preman dan bullies semua, itu udah rahasia umum kok tp thanks utk sapaan dan peringatannya.

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

Debu tanah's picture

@ Hanna, bagus deh..

Bagus lah kl udah ngerti, sepertinya di Sabda akan nambah satu wanita tangguh lg. Selain cik Joli, yang lain udah kaburr semuaa..

 

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

Huanan's picture

@Deta

Tante Paku sebagai wanita tangguh and smart, masa ngak diperhitungkan bro... :-)

 

__________________

Huanan

Debu tanah's picture

@ Huanan, emang TP itu wanita?

Eh Huanan, emang si TP itu cewek ya? 

Yah kl bener, termasuk TP deh.... wanita tangguh!

 

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

Huanan's picture

@deta: ngak tau deh..

lah.. ngak tau bro, tapi lihat dari avatarnya kan female. Apa tanya si sandman aja yah yang pernah kopdaran sama dia. :-)

 

__________________

Huanan

Tante Paku's picture

Wanita tangguh dan kuat ya ini.

Kalo pengin tahu Tante Paku, ya seperti ini gambarnya. Maaf kalo membuat anda terkesima, yang penting kan sehat kuat lagi perkasa serta setia.

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

Hannah's picture

@Tante Paku

Waduh Tante.. itu lengannya lebih gede dari paha saya..  LOL

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

hiskia22's picture

@Hannah

Mungkin tulisan ini yang sedikit membuat bingung 

Contoh yang gw kasih di atas hanyalah sebuah contoh sederhana dari yang namanya kompromi. Setiap hari kita kompromi dengan hal-hal yang kita gak suka, gak setuju atau gak sesuai dengan aturan kita. Supervisor kasar, coworker ygan ketus, schedule kita yang jadi molor karena teman yang minta bantuan untuk suatu tugas yang menurut kita sepele, calon mertua yang sok tau, sodara yang berlaku seenaknya, pasangan yang sepertinya gak mau mengerti keadaan kita dllsb.  

Coba dikasih spasi atau garis putus yang panjang sehingga menjadi:

Contoh yang gw kasih di atas hanyalah sebuah contoh sederhana dari yang namanya kompromi.

---------------------------------------------------------------------------------------------------

Setiap hari kita kompromi dengan hal-hal yang kita gak suka, gak setuju atau gak sesuai dengan aturan kita. Supervisor kasar, coworker ygan ketus, schedule kita yang jadi molor karena teman yang minta bantuan untuk suatu tugas yang menurut kita sepele, calon mertua yang sok tau, sodara yang berlaku seenaknya, pasangan yang sepertinya gak mau mengerti keadaan kita dllsb. 

Ini hanya saran lho. Semoga bermanfaat.

GBU

__________________

GBU

Hannah's picture

@Hiskia Makaseee!

Mas Hiskia benar2 jeli! Wah angkat jempol deh gw 

Makasi banget ya sarannya  Sebuah spasi memang bikin perbedaan besar yah.. coba tak utik2 dulu bisa gak yah..

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

smile's picture

Hanna. reality atau fiksi?

Hannah,..TOP deh,...cerita dalam blog anda jika bukan reality, adalah luar biasa, karena saya perhatikan anda bercerita tentang SS dalam imajinasi yang sudah dipoles...LUAR BIASA...Jika anda bercerita tentang reality yang terjadi dikantor,..sungguh amat kebetulan,...

 

saya mau bercerita,..tentang pekerjaan saya, yang sama dengan anda,..hanya saja saya mengawasi juga banyak supervisor,...

Dan..saya benar benar banyak dilapangan tidak melulu dikantor,....yang saya hadapi selain dari supervisor ditiap proyek,juga "PEKERJA KERAS" yang kadang bikin kita pusing kepala... salah ngomomg bisa terjadi baku hantam,...

Sering saya melihat banyak terjadi ketidak cocokan, antara sesama pekerja,..antar pihak ke satu,( user)...antara supervisor dengan pekerja,.antara kontraktor dan sub kntraktor.Jadi berbahagialah anda jika masih bisa merasakan nikmatnya bekerja diruangan Ber AC....

Kemaren saat menurunkan barang hampir juga terjadi keributan,..dan yang marah bukan hanya saya,..tapi pekerja itu membela saya malahan, dan langsung mengajak saya meninggalkan lokasi penurunan barang tersebut.

Banyak kekerasan diluar kehidupan kita,..yang kadang saya juga merasa lelah,..disaat berkunjung ke SS harus kembali menemukan kekerasan.... tapi it's oke,..di sini kita dibikin kritis dan pintar, tidak seperti dilapangan,...walau sama menghadapi macam dan tipe orang, tapi kualitas mereka agak berbeda,... tapi banyak yang terpelajar berbuat seperti orang yang tidak terpelajar, dan yang tidak terpelajar, malah bersifat seperti orang terpelajar,..seperti ayat dalam firman ini :

 

 

  Mat 19:30

Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir  akan menjadi yang terdahulu.

so Hanna...tak kenal maka tak sayang,,,yang bagus diambil yang jelek dibuang,....

 

smile

 

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

Hannah's picture

@Smile

Itu beneran cerita nyata kok, mas :)
Maklum kuli kantor jadi ngeblog pun masih ingat2 kantor hihihi..

Ah senengnya gw, mas Smile bisa relate ke pengalaman gw..
Makasih udah mampir, membaca dan sharing. Gw kalo liat pengalaman org2 kek elo jadi dapet pengharapan baru bhw masalah gw msh kecil dibanding masalah2 kek yg lo hadapi  

 

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

lentin's picture

@Hannah setuju dan selamat datang

Iya, kadang2 kt perlu mengkompromikan dengan apa yg kita inginkan untuk ketentraman bersama. Bukan malah komporin bikin suasana makin gk nyaman, hehehe...

Hannah aku pernah liat di akupercaya.com :-) Selamat datang ya di SS.

Tuhan memberkati.

Hannah's picture

@Lentin

Aloo Lentin, makasih ya sambutannya  
Tetap semangat dan Tuhan memberkati.

Girl power!   *lhaa*

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi