Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kisah Desa Suka-Suka
Ada sebuah desa, sebutlah desa itu desa suka-suka, sebuah desa yang unik yang dihuni oleh beragam macam orang, entah dari awalnya apakah desa suka-suka itu desa yang ramah atau tidak, tidak terlalu jelas diketahui, namun ketika kisah ini diceritakan, nampaknya ada beberapa orang yang sebelumnya menjadi penduduk desa suka-suka ini tertutup dan senang menganggap diri lebih baik, entah dari ukuran apa?
Sedang penduduk desa yang lain yang tidak seperti beberapa gelintir orang tersebut, sebenarnya sangat terbuka, sangat bersahabat, walau dalam perbedaan yang paling tajam seperti apapun, penduduk desa suka-suka yang lebih terlihat “pendiam”, karena “diam”nya menjadi kurang dianggap sebagai penduduk.
Tapi bukan itu yang menarik buat diriku, aku hanya teringat dengan sebuah wilayah yang dalam Alkitab dinamakan Nazaret, yang membuat Tuhan Yesus terheran-heran, tempat dimana IA berasal tidak menerima dia.
Ah aku jadi teringat dengan kisah Bejo, yang sebenarnya ingin sekedar lewat saja, karena si Bejo adalah seorang nomaden, pengembara yang senang kesana kemari. Si Bejo pun heran dengan desa suka-suka, dimana di desa suka-suka itu, beberapa gelintir orang menghimpun suatu kolektifitas untuk bersentimen ria dengan si Bejo, entah apa alasannya, tidak sama sekali jelas.
Si Bejo tidak minta dipercayai, dan tidak minta juga perlakukan khusus, selayaknya pengembara ia hanya senang bereksplorasi dengan dialektika-dialektika yang baginya adalah ruang untuk akselesari aktualisasi diri.
Dimulai dari si Bejo menemukan, benih-benih kebencian terhadap salah seorang “alim ulama” yang memang dalam dunia nyata sudah banyak bekerja membuat orang yang tidak “alim” menjadi “alim” dihujat habis-habisan, dihakimi semena-mena, pada awalnya si Bejo hanya berusaha untuk meminta agar janganlah menabur benih-benih kebencian di ladang bersama ini. Apalagi kepada orang yang sudah jelas mempunyai sumbangsih terhadap jiwa-jiwa yang dimenangkan, tidak baiklah seperti itu. Sedang yang menghujatnya saja tidak pernah membawa jiwa lain kepada Kristus, seperti yang diakuinya?
Akhirnya si Bejo pun karena memang mungkin ia adalah orang yang memiliki prinsip yang kuat dan determinasi yang juga kuat, demi membelanya “alim ulama” tersebut, mulai mengikuti gaya bicara beberapa gelintir orang tersebut, niatnya hanya sebagai cerminan saja, namun ternyata diartikan berbeda, singkatnya kok ga suka ngeliat orang lain kencing sembarangan, malah kencing sembarangan dengan gaya yang “baru”?
Sudah beberapa kali Bejo menjelaskan dan coba untuk memberikan pemahaman yang sebenarnya mudah untuk dipahami, namun tetap saja, karena beberapa gelintir orang tersebut, mungkin adalah orang yang merasa dirinya sudah memiliki reputasi yang sedemikian hebat di desa ini, sehingga membanding-bandingkan dengan istilah-istilah aneh yang sama sekali si Bejo tak mengerti, seperti super core user, di desa sebelah, sehingga riwayat hidup si Bejo dari desa sebelah pun ikut dibicarakan.
Si Bejo yang adalah seorang pengembara, sebenarnya tersenyum kecil memperhatikan kok di desa suka-suka beberapa gelintir orang tersebut rela membuang waktu dan energinya hanya untuk mengurusi siapa sebenarnya si Bejo? Sehingga kehabisan waktu untuk bercermin sendiri siapa diri sendiri?
Padahal dari awal si Bejo memang bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa, bahkan ada yang sangking naik pitamnya sampai ingin “adu kebendaan”, dengan tidak malu-malu bertanya “apakah mobil bejo lebih bagus dari mobil saya” bahkan ada hal-hal gaib seperti, pencapaian prestasi hidup dalam bentuk materialistis yang tak jelas bagaimana mengukurnya dari Kekristenan…
Tapi tetap “lensa kamera” itu menyoroti si Bejo, bukan si orang yang ingin “adu kebendaan” itu, aneh tapi nyata, “sayangnya” memang si Bejo hanya punya Tuhan Yesus, tidak punya apa-apa yang bernilai dan berarti lainnya untuk diceritakan atau dibagikan, bahkan hidup si Bejo, tanpa Tuhan Yesus hanya “embun yang menguap di pagi hari”. Karena itu si Bejo, sangat membela Tuhan nya, ia tidak suka Tuhannya diartikan lain dengan beberapa gelintir orang tersebut.
Namun kembali di dunia maya tak berantah ini, tentu semua orang punya hak yang sama untuk membela Tuhan nya, entah itu Tuhan atau “tuhan”, semuanya bisa menjadi relatif, seperti hukum relatifitas dalam ranah science, semua adalah debatable. Padahal ada dalam FIRMAN absolut, bukan logika manusia yang bebas untuk menentukan apa yang menjadi relatif dalam keabsolutan FIRMAN TUHAN.
Si Bejo pun tidak luput dari kesalahan, ada beberapa kesalahan minor yang ia buat, ia tertangkap basah salah dalam menyebut luas Yerusalem yang katanya 120 km, kemudian kesalahan minor kedua adalah salah mengetik 20x2km menjadi 20x20km. dua kesalahan tersebut sudah cukup untuk menghantarkan si Bejo ke “rumah pesakitan” dicap gila, sesat dan perlu bertobat, sampai ibu si Bejo diseret-seret, hanya karena dua kesalahan tersebut.
Tapi si Bejo belajar sesuatu dari semua itu, bukan untuk mengikuti golden way nya Mario Teguh, yang menyatakan bahwa tidak mungkin anda benar 100% total dan orang lain salah 100% total, walaupun si Bejo suka dengan Mario Teguh, namun si Bejo lebih meyakini bahwa kebenaran absolut itu hanya ada di gengaman tangan TUHAN, dan orang-orang percaya hidup dalam kebenaran TUHAN, bukan kebenaran dirinya sendiri.
Hanya saja si Bejo, benar-benar akan mendeterminasikan dirinya, karena si Bejo memiliki suatu concern and care mengenai tafsiran GNOSTIK, yang adalah kesalahan mayor dan memiliki efek domino yang signifikan sebagai ragi yang menghamirkan seluruh adonan. Tafsir macam Allah yang menciptakan Allah, Adam adalah iblis, Tuhan yang Maha gelap, pemaksaan jika…………….. maka Yesus Kristus adalah pembual, dan tafsir-tafsir semacam itu.
Hanya waktu yang akan menjelaskan semuanya, si Bejo yang disangka ikut-ikutan “kencing”, yah memang tidak ingin mempunyai kedigdayaan untuk membatasi orang-orang lain berprasangka terhadap dirinya, silahkan saja, mungkin si Bejo pun dianggap berprasangka oleh orang lainnya sebagai suatu proporsi kesetaraan.
Mungkin kisah ini akan dianggap sebagai pembelaan diri dari si Bejo, dan akan diartikan lebih jauh, kalau tidak merasa salah, mengapa harus membela diri? Tapi niat si Bejo hanya menjelaskan, bahwa sebagai manusia, siapapun bisa saja salah, namun dalam kesalahan tersebut apakah akan mengurangi keegoisan untuk mengakui tidak mungkin manusia bisa benar 100%, hanya Tuhanlah yang bisa dan sanggup benar 100%.
Kesalahan-kesalahan kecil atau besar, yah justru lewat jalinan komunikasi dapat dikoreksi secara bersama, karena dengan demikian komunitas dimanapun dan apapun bentuknya, benar menjadi suatu saluran konstruktif dalam menata diri secara kolektif, walaupun akhirnya dikembalikan kepada diri masing-masing….
Salam ku buat si Bejo, selamat terus berjuang untuk apa yang diyakini, dan tetap menganggap orang-orang yang memusuhinya sebagai sesama manusia yang memang harus dikasihi.
Tanpa harus dipaksa-paksa si Bejo, menyampaikan sesuatu kepadaku.
Katanya ; “kawan, yang terus benar dan sepenuhnya benar hanya TUHAN, aku hanya mencoba hidup dalam kebenaran-NYA saja, karena itu aku masih bisa saja salah, namun dalam kesalahanku pun aku bergumul dalam doaku, sehingga karakterku diubahkan tiap saat demi saat menjadi serupa dengan Kristus Yesus, aku tahu kawan, itu sebuah perjalanan yang sangat panjang, namun aku akan terus tersenyum karena aku mempunyai sebuah tujuan untuk dimulai hari lepas hari”
Kata-kata si Bejopun melegakan hatiku, bukan sebuah elegi, bukan juga sebuah kesatiran, namun apa adanya hidup, apa adanya Firman, keduanya seolah-olah menyatu dalam suatu harmonisasi simfoni kebaikan dan kemurahan TUHAN ALLAH .
GBU
- tonypaulo's blog
- Login to post comments
- 5226 reads
Tonypaulo, tolol; tidak tahu malu atau bebal ?
[Si Bejo pun tidak luput dari kesalahan, ada beberapa kesalahan minor yang ia buat, ia tertangkap basah salah dalam menyebut luas Yerusalem yang katanya 120 km, kemudian kesalahan minor kedua adalah salah mengetik 20x2km menjadi 20x20km. dua kesalahan tersebut sudah cukup untuk menghantarkan si Bejo ke “rumah pesakitan” dicap gila, sesat dan perlu bertobat, sampai ibu si Bejo diseret-seret, hanya karena dua kesalahan tersebut.]
Anda bilang kesalahan kecil ?
Kesalahan yang anda bilang kecil saja anda tidak akui secara JANTAN ? Kenapa masih berusaha ngeles sich?
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
Kecil vs Besar
Kata guru sapa tuh, kalo setia sama hal kecil, bakal setia sama hal besar. Kalo yang kecil aja gak diakui secara jantan sampe perlu melewatkan perdebatan berhari2 dan puluhan komen, ya bisa diliat sendiri gimana.
"I'm sorry I didn't tell you about the world"
kabar kabur..
Dimulai dari si Bejo menemukan, benih-benih kebencian terhadap salah seorang “alim ulama” yang memang dalam dunia nyata sudah banyak bekerja membuat orang yang tidak “alim” menjadi “alim” dihujat habis-habisan, dihakimi semena-mena, pada awalnya si Bejo hanya berusaha untuk meminta agar janganlah menabur benih-benih kebencian di ladang bersama ini. Apalagi kepada orang yang sudah jelas mempunyai sumbangsih terhadap jiwa-jiwa yang dimenangkan, tidak baiklah seperti itu. Sedang yang menghujatnya saja tidak pernah membawa jiwa lain kepada Kristus, seperti yang diakuinya?
Tonypaulo, memang "berita di TV" sudah masuk editor agar apik dan menjual. Adabaiknya anda melihat "laporan pandangan mata" dari saudariku Iik di blog pribadinya
Semut,bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas, Amsal 30:25
Semut,bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas, Amsal 30:25
Tony Paulo, Bejo.
Salam dalam damai sejahtera Tuhan Kita Yesus Kristus, Sang Juru Selamat semua manusia yang percaya akan kepadaNya, kini dan sepanjang segala abad..............(Eh salamnya kok kepanjangan neh, untung dicolek Hannah, padahal cuma mau koment dikit aja).
Tony Paulo,
"SAK BEJO BEJANE WONG SALAH, ISIH BEJO WONG WARAS TUR NDAGEL."
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
Terjemahin atau cubit?
TP: "SAK BEJO BEJANE WONG SALAH, ISIH BEJO WONG WARAS TUR NDAGEL."
Itu yang di atas artinya apa seh?
Ayo terjemahin ke bahasa indo! Kalo nggak ntar Hannah cubit! *mengancam*
hahahaha
"When all think alike, no one is thinking very much." - Walter Lippmann
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
Hannah, pon-pon ngolet.
Artinya : "Seberapa bahagianya orang yang salah, masih bahagia orang yang beruntung dan humoris."
Begitulah neng Hannah arti dari ungkapan di atas.
Tapi untuk Tony Paulo alias pon-pon, ungkapan yang tepat adalah CACING KEPIDAK NGOLET.
Terima kasih buat salamnya di malam itu, yg udah tante terima dari ponakanku Baja. Eh jangan suka ngusilin dia ya, nanti ndak minta fotomu.
Salam hangat selalu.
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
@TP Makasee
Hmm kok salah malah bahagia ya?
Niwei, makasih untuk terjemahannya.. salam hangat untuk Baja ya, TP. Dia masih hutang foto ma aku tuh hihi
"When all think alike, no one is thinking very much." - Walter Lippmann
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
Hannah Sandman, kepidak.
Hannah : "Hmm kok salah malah bahagia ya?"
Neng Hannah, jangan lewatkan kata SEBERAPA sebelum mengkuatirkan salah kok malah bahagia. Tapi kalo nggak suka kata seberapa, baiklah, kita atau aku atau kamu, pernah melakukan kesalahan yang membahagiakan bukan? Hayo, tebak-tebak buah manggis hehehe ini bukan sulap bukan sihir lho.....
Sandman, bedakan kalimat literal dengan figuratif, agar memahami bahasa cacing ha ha ha.....
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
@tp opo iyo?
nek cacig kepidak ngolet, tenanan po?
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.
Memultiplikasi lebih sungguh dalam Gnostik
Salam tonypaulo.
Si Bejo tidak minta dipercayai, dan tidak minta juga perlakukan khusus, selayaknya pengembara ia hanya senang bereksplorasi dengan dialektika-dialektika yang baginya adalah ruang untuk akselesari aktualisasi diri.
Hanya saja si Bejo, benar-benar akan mendeterminasikan dirinya, karena si Bejo memiliki suatu concern and care mengenai tafsiran GNOSTIK, yang adalah kesalahan mayor dan memiliki efek domino yang signifikan sebagai ragi yang menghamirkan seluruh adonan. Tafsir macam Allah yang menciptakan Allah, Adam adalah iblis, Tuhan yang Maha gelap, pemaksaan jika…………….. maka Yesus Kristus adalah pembual, dan tafsir-tafsir semacam itu.
Selain istilah-istilah yang memultiplikasi lebih sungguh itu,bolehkah si bejo (mungkin lebih tepat anda) menjelaskan tentang apa sebenarnya Gnostik itu dan apa hubunganya tafsiran Gnostik dengan Allah menciptakan Allah dan Tuhan yang maha gelap itu ?. Sebab saya melihat anda selalu mempermasalahkan tulisan-tulisan itu sebagai tafsiran Gnostik.
Terima kasih
When a man is wrong and won’t admit it, he always gets angry.—HALIBURTON.
@All tetap aja...
Ini kan cerita si bejo bukan si ponytaulo, walaupun si bejo sih masih sedikit gentle walaupun gak terus terang minta maaf. Yah, si bejo lumayan punya kemaluan daripada si tonypaulo, mana mau dia minta maaf secara halus, apalagi terang-terangan? bayangkan, moderator di sebuah forum harus minta maaf kepada orang-orang dari entah berantah... ha ha ha.
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.
Bejo dan Alim ulama
Dimulai dari si Bejo menemukan, benih-benih kebencian terhadap salah seorang “alim ulama” yang memang dalam dunia nyata sudah banyak bekerja membuat orang yang tidak “alim” menjadi “alim” dihujat habis-habisan, dihakimi semena-mena, pada awalnya si Bejo hanya berusaha untuk meminta agar janganlah menabur benih-benih kebencian di ladang bersama ini. Apalagi kepada orang yang sudah jelas mempunyai sumbangsih terhadap jiwa-jiwa yang dimenangkan, tidak baiklah seperti itu. Sedang yang menghujatnya saja tidak pernah membawa jiwa lain kepada Kristus, seperti yang diakuinya?
Alim ulamanya tambah ngamuk karena si Bejo memang ndableg dan dubleg dan berusaha ndagel, akhirnya para alim ulama dengan jengkel menyerunya ramai ramai : " Be............jo................at!"
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Bejo di Pasar Klewer (Youtube)
Ada kisah Bejo digebukin di pasar klewer:
http://www.youtube.com/watch?v=ALXBlAk1wKw
"I'm sorry I didn't tell you about the world"