Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

tribute

puellus's picture

Pengamalan Pancasila (4) (a tribute to hiskia22)

 

Pelaksanaan Pengamalan Pancasila

puellus's picture

Pengamalan Pancasila (3) (a tribute to hiskia22)

 

Hidup Bernegara Dalam II Pet.2: 11 – 17

puellus's picture

Pengamalan Pancasila (2) (a tribute to hiskia22)

 

Pengamalan Pancasila

2.1. Mengenal T.B. Simatupang.

puellus's picture

Pengamalan Pancasila (1) (a tribute to hiskia22)

Artikel hiskia22 yang mengingatkan kita pada para pahlawan layak mendapat penghargaan.

Pendahuluan

puellus's picture

Prinsip Posmodern Merasuki Sebagian Jemaat (a tribute to hai-hai)

 

Artikel kritis hai-hai atas karya Pdt. Gilbert Lumoindong, tidak dapat ditolak lagi, memang sangat mengesankan. Hal ini dibuktikan dengan tingginya apresiasi dari blogers untuk memberikan komen.

John Adisubrata's picture

Tribute: Bapa Yang Setia (2)

Oleh: John Adisubrata

MY FATHER, MY SAVIOUR 

“Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.” (2 Korintus 6:18)  

Ayah saya bukan seorang ayah yang sempurna. Seperti kebanyakan ayah-ayah orang lain, ia juga mempunyai banyak kekurangan. Kendatipun demikian, tabiat-tabiatnya yang baik dan positif tidak bisa dihitung jumlahnya. Salah satu di antaranya yang tampak menonjol sekali adalah kesetiaannya di dalam setiap perkara.  

Selama saya mengenalnya, tidak pernah sekalipun saya melihat dia menyeleweng dengan perempuan-perempuan lain, mengkhianati atau bertindak tidak sopan terhadap ibu saya. Tidak pernah ia memperlakukannya dengan kasar.

John Adisubrata's picture

Tribute: Bapa Yang Setia (1)

Oleh: John Adisubrata 

MY FATHER, MY HERO 

Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian, karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku. (Amsal 4:1)

Ayah saya bukan seorang ayah yang sempurna. Seperti kebanyakan ayah-ayah orang lain, ia juga mempunyai banyak kekurangan. Selain orangnya memang pendiam dan jarang mau berkata-kata jika tidak diperlukan, ia mempunyai tabiat yang keras, kemauan yang tidak kenal menyerah, sifat-sifat yang amat tegas dan tindak-tanduk penuh kewibawaan.

Selama masa-masa pertumbuhan saya, saya mengenal ayah saya sebagai seorang pria yang selalu memperlihatkan raut muka yang serius. Jarang sekali ia mau bergurau. Kadang kala saja saya bisa menyaksikan ia bercanda dengan kami, anak-anaknya. Sering kali saya harus menerima pukulan-pukulan rotan dari genggaman tangannya yang kekar dan kuat, jika saya bertindak nakal dan melakukan kesalahan atau hal-hal yang membangkitkan amarahnya.

John Adisubrata's picture

Tribute: Darlin' Darlene (3)

THE DARLENE ZSCHECH STORY

Oleh: John Adisubrata

THANK YOU FOR THE CROSS

Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.” (Mazmur 25:9)

Menjelang akhir tahun 2004 Ps Darlene Zschech bersama timnya menghadiri upacara pemberian penghargaan kepada para artis musik nasional yang diadakan oleh Australian Recording Industry Association (ARIA).

Di antara mereka yang mempunyai albums atau singles yang berhasil mencapai puncak tangga lagu-lagu di Australia (No 1) sepanjang tahun itu, Darlene mewakili gereja Tuhan dan Hillsong Church untuk menerima penghargaan bagi album CD praise and worship mereka, For All You’ve Done, yang sudah terjual paling laris di awal bulan Juli 2004.

John Adisubrata's picture

Tribute: Darlin' Darlene (2)

THE DARLENE ZSCHECH STORY

Oleh: John Adisubrata

SHOUT TO THE LORD

Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi!” (Mazmur 100:1)

Ternyata gereja lokal KECIL di kota Sydney yang mempunyai visi dan misi AMAT BESAR tersebut adalah Gereja Hillsong yang terletak di sebuah ‘suburb’ bernama Baulkham Hills. Gereja yang baru saja beberapa tahun sebelumnya dirintis oleh Ps Brian Houston (Gembala Sidang) dan isterinya, Bobbie, mempunyai sebuah visi yang amat pasti dan terarah, yaitu: Memproklamirkan kebesaran nama Tuhan melalui lagu-lagu puji dan sembah kontemporer yang akan diproduksi di dalam gereja mereka untuk memperkenalkan Kristus dan kasih karunia-Nya kepada masyarakat dunia, terutama generasi-generasi yang masih muda belia.

John Adisubrata's picture

Tribute: Darlin' Darlene (1)

THE DARLENE ZSCHECH STORY

Oleh: John Adisubrata  

A HUMBLE BEGINNING 

“Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; …” (Galatia 1:15-16)

Paskah 2005 yang lalu gereja kami, Garden City Christian Church di kota Brisbane, Australia, merayakan tahun Jubilee. Hari jadi ke-50 itu diperingati tepat pada hari Paskah dengan mengundang Ps Darlene Zschech dari Hillsong Church di Sydney, sebagai seorang tamu pembicara di sana.

John Adisubrata's picture

Tribute: Batu Karang Yang Teguh

Oleh: John Adisubrata

“Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” (Yohanes 6:44)

Menabur benih-benih firman Tuhan sedini mungkin dalam kehidupan orang-orang di sekeliling kita sering mengakibatkan hasil penuaian yang tidak tersangka. Kesempatan untuk bisa menyaksikannya selalu berbeda-beda, sesuai dengan waktu dan kehendak Tuhan, karena hanya Dia yang mampu menumbuhkan benih-benih tersebut.

Banyak orang menabur firman dengan harapan untuk dapat menyaksikan ‘tuaian’ tindakan mereka seketika itu juga. Tetapi kenyataan yang sebenarnya, menakjubkan sekali! Buah-buah yang dihasilkan melalui benih-benih firman Tuhan yang ditaburkan ke dalam hidup orang-orang, terkadang baru terlihat nyata bertahun-tahun, berpuluh-puluh tahun, bahkan mungkin beratus-ratus tahun kemudian. Kisah Batu Karang yang Teguh ini sudah membuktikannya!

y-control's picture

Farewell

Untuk sang Maestro
(06/02/1925 - 30/04/2006)

Dalam hening yang lelap, menyusup perlahan tanpa bermaksud menghindari terbangunnya tubuh-tubuh itu, kematian merayap dengan seringai pagutnya yang telah terasah benar. Di depannya, sosok penuh usia rebah membelakangi dinding polos mengkilap tak bernoda tanpa benar-benar bermaksud menolak kehampaan yang ditawarkan dalam pandangnya, namun kali ini ia lebih memilih menyapa desis sang kematian dengan sebuah senyum penuh keharuan. "Biru, ungu.. ingatkah saat kau dulu mendatangi dan memelukku, hingga hamparan langit yang mestinya biru itu mendadak kau samarkan dalam ungu dan kau sumpalkan ke mataku? Ingatkah betapa mesra kau bergelayut di sepanjang usia dan hari-hari jejak langkahku? Tak berat memang awalnya, namun tak ringan pula kesudahannya. Aku memang tak pernah memohon seribu tahun lagi untuk dialami dan akupun tak meminta kau menemani setiap isap tembakau, anggur dan bawang putih yang kutelan sekedar mempertahankan sisa-sisa tak abadi?