Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Transjakarta

Indonesia-saram's picture

Antara Rawa Selatan dan Sarinah

Sudah berapa kali kami satu bis? Aku tidak begitu ingat. Semula aku memang tiada memperhatikan keberadaannya. Kukira beberapa kali aku memejamkan mata. Menikmati lengkingan gitar Hisashi dan lantunan vokal Teru. Atau ketika bis sudah agak penuh sehingga aku pun tidak dapat tempat duduk, dan aku berdiri memandang keluar bis sehingga tidak memperhatikan keberadaannya.

Indonesia-saram's picture

Cerita Lain pada Hari Senin

Pagi ini, aku kembali melihatnya. Dan sekali ini, ia berada jauh lebih dekat daripada biasanya. Mengenakan setelah hitam yang menawan. Parfumnya yang beraroma terapi benar-benar memikat. Kontan pikiranku menjadi kacau.

Aku sama sekali tidak mengenalnya. Ia pun sama sekali tidak mengenalku. Tapi kami sering mengantri di halte yang sama. Sering berada dalam satu bis. Menuju ke tempat kerja masing-masing. Ini sedikit lucu. Kalau di Jawa, setiap orang yang rutin bertemu, minimal akan bertegur sapa. Tapi ini Jakarta. Mau ribuan kali bertemu, jangan harap ada sapaan.

Indonesia-saram's picture

Sang Bundar dan Akhir Masaku

Sekali lagi untuk kesekian kalinya, aku lunta-lantu di depan kantorku. Tak jelas hendak ke mana kuarahkan langkah kakiku. Ingin lekas tiba di rumah, tapi itu mustahil. Jarak yang jauh, jalan yang macet, bis yang sesak penuh, angkutan yang berjalan lelet. Semua itu selalu menghiasi.

Ada pula tempat bernaung lain. Tapi ke sana pun sama. Harus mengantri Transjakarta di halte yang sesak. Meski telah dihias kipas raksasa, tak jua memberi kelegaan. Lagi pula, naungan ini masih akan merepotkan temanku. Maka semakin lunta-lantulah aku.

Indonesia-saram's picture

Hujan Kesiangan

Pagi ini, aku terbangun tiga kali. Dua kali untuk membunuh alarm. Yang ketiga terbangun oleh deru hujan deras dan tersadar, ini telah pukul lima pagi. Kupaksakan untuk berdoa sejenak, doa yang umum, tidak ada yang spesifik, kecuali untuk mereka yang kutahu sakit dan sakit-sakitan.

Buru-buru aku turun dari tempat tidur yang sering berderit-derit menahan beban tubuhku yang tidak seberapa. Menyambar handuk, mengoles odol pada sikat gigi, lalu mandi. Hujan masih menderu.