Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

gunung

Purnawan Kristanto's picture

Respons Merapi-29 Oktober

Tanggal 29 Oktober, Tim Tanggap Bencana Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Tengah kembali menyalurkan bantuan. Dengan menggandeng Pundi Amal SCTV, tim Medis Obor Berkat Indonesia dan Gereja Kristen Jawa di Klaten, kami meluncur ke lereng utara Merapi. Tujuannya menyisir para pengungsi yang belum terjamah bantuan karena ketiadaan liputan media. Kali ini kami juga membawa kontributor Liputan 6 SCTV.

Cerita selengkapnya akan ditambahkan kemudian setelah saya beristirahat dan pikiran menjadi segar. Berikut ini foto-foto para laskar pahlawan kesiangan:

Photobucket
Puncak Merapi dilihat dari Selo

Update:

Malam sebelumnya, pdt. Sugeng menginformasikan bahwa tim medis dari Obor Berkat Indonesia (OBI) minta diantar ke wilayah yang belum dijamah bantuan.  Sehari setelah erupsi pertama, mereka sudah membawa 30 dokter ke Yogya. Namun setelah melihat bahwa suplai tenaga medis di Yogya sudah memadai maka sebagian besar dokter langsung berangkar ke Mentawai, menyisakan 4 dokter.

Saya merencanakan mengajak mereka untuk melayani di Boyolali, yaitu di pos pengungsian mandiri yang  diampu oleh Lembaga Bakti Kemanusiaan Umat Beragama (LBK-UB) Boyolali.

kardi's picture

Orang benar hidup dengan iman

Pendahuluan :

Yang benar pasti adalah yang baik ,tapi yang baik belum tentu benar. Orang benar adalah orang yang dibenarkan oleh firman Tuhan, yang hidupnya sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.. Bagaimana kehidupan orang benar?

 

Isi :

lanskip's picture

Ke Ketep: Ingatkanku Akan Hebatnya Tuhanku (Senang Juga)

Ketep PassKemarin, 30 Juli 2008 adalah tanggal merah, waktu yang tepat untuk main. Yah, sekadar mewarnai rutinitaslah, agar ngga bosan dan burn out. Aku pergi dengan pacar. Meski sudah siang dan menyadari kalau perjalanan agak jauh, kami putuskan untuk pergi ke Ketep Pass.

Ketep Pass ada di Kabupaten Magelang. Kami dari Solo berangkat lewat Salatiga kemudian Kopeng. Setelah isi motor dengan 20.000 perak bensin, mulailah kami berangkat. Di jalan ngga ada masalah berarti sampai akhirnya ban motor kempes sesaat setelah melewati terminal ... apa ya lupa aku namanya, padahal dulu setiap hari bis yang aku naiki saat kuliah selalu berhenti di terminal itu. "Hah ... apik tenan ...!" (hah ... bagus sekali ..., itu kira-kira artinya) kataku kesal. Sudah siang, buru-buru, masih juga ban kempes, hah ... nasib-nasib! (pinjam ungkapan yang sering digunakan teman kantorku).