Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

donatur

Purnomo's picture

Duh Gusti, matur nuwun

               Sekitar 6 tahun yang lalu aku menyantuni 10 siswa SD Tabita yang lokasinya tidak jauh dari tokonya. Karena teman-teman gereja dan teman-teman sosmed ikut bergabung menjadi donatur jumlah siswa yang disantuni terus bertambah. Untuk daerah sekitar tokonya kegiatan pemberian bea siswa yang lepas dari organisasi gereja ataupun yayasan ini sudah masuk ke 4 komunitas: 2 sekolah dan 2 gereja dengan 2 orang penyalur santunan (PS). Masalahku saat ini adalah apabila jumlah penerima santunan di daerah ini ditambah, maka anggota baru itu harus mengambil santunan di PS lainnya yang jauh dari rumahnya karena kapasitas 2 PS di daerah ini sudah maksimum. Sebaliknya bila penerima santunan tidak ditambah, saldo akumulatif kas makin membengkak dengan bertambahnya donasi. Masa orang mau ikutan berbagi ditolak?.

Purnomo's picture

SDKG 4 - Anda SUKAREWELAN atau SUKARELAWAN?

Setiap saya mengatakan “Saya mau menyelenggarakan sekolah gratis” orang selalu berpikir betapa kayanya saya. Paling tidak saya mampu menyediakan uang 2 milyar rupiah untuk membeli tanah seluas 1000 meter² dan mendirikan bangunan seluas 500 meter². Mengapa saya harus mendirikan sekolah baru bila yang sudah lama berdiri saja ada yang gulung tikar (seperti yang dikisahkan oleh seorang blogger di situs ini)? Menyelenggarakan tidak perlu membangun atau memiliki. Membuat sekolah gratis bisa dilakukan dengan memindahkan diri sendiri dari hilir ke hulu sungai berkat. Jelasnya begini.