Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

KEHILANGAN

uyab's picture

Kehilangan merupakan sebuah peristiwa yang paling menakutkan bagi siapapun yang mengalaminya. Apalagi kehilangan sesuatu yang berharga di hidup kita, tidur tak nyenyak, makan pun tak enak, semuanya tampak kacau.

Seperti kejadian tadi malam, Rabu, 24 April 2019, seorang rekan kerja saya, sebut saja, “Nikos”,  baru saja kehilangan sesuatu yang sangat berharga dihidupnya. Apakah itu? “Kartu Keluarga”, no mainstream bukan? Alkisah,  Nikos sedang berkunjung ke saudaranya di daerah Solo baru. Ketika beranjak pulang, sauadaranya membawakan bingkisan makanan sebagai oleh-oleh, dan selembar “Kartu Keluarga”,  untuk keperluan Nikos membuat paspor. Ketika sudah berpamitan, Nikos kembali pulang mengendarai sepeda motornya menuju mes, tempat tinggalnya di daerah Nusukan.  Ketika sampai di mes, Nikos baru menyadari bahwa ternyata “Kartu Keluarga” yang dia bawa, “lenyap”. Waduh. Nikos pun tak mengingat dimana kira-kira, “Kartu Keluarga”, yang dia bawa terjatuh. Bahkan, dia tak menyadari dimana dia menaruh, “Kartu Keluarga”, yang dibungkus dengan plastik dan amplop kecil itu. Apakah di plastik, tas, bagasi motor, helm, lubang bensin. Anehnya, Nikos hanya ingat bingkisan makanan yang dibawakan oleh saudaranya itu. Hmmmm.

Melihat ekspresi Nikos saya menjadi kasihan. Saya membayangkan “bagaiamana jika saya yang ada di posisinya”? Lalu, saya putuskan untuk membantu Nikos mencari,“Kartu Keluarganya”. Kami pun dengan tekat yang kuat mencoba untuk mencari kembali, dengan cara menyusuri jalan yang Nikos lewati. Pukul 22.30, kami berangkat dengan sepeda motor menyusuri jalan sepanjang Nusukan hingga Solo Baru. Cemas, khawatir, sedih, tampak dari gestur Nikos.  Alhasil, kami tidak menemukan apa-apa. Yang kami temukan hanya plastik sisa-sisa makanan, kardus, kertas minyak, dan berharap ada uang 10 juta tergeletak dipinggir jalan. Hehehe.  Akhirnya dengan perasaan kecewa kami pun pulang. Nikos pun, mau tak mau harus berhadapan dengan orangtuanya, menjelaskan secara rinci, dan berharap belas kasihan orangtuanya. Nikos juga harus rela menghadap pihak berwajib,  untuk mengurus surat kehilangan, dan berharap dapat membuat paspor yang akan ia gunakan ke luar negeri.

Pelajaran yang saya petik dari kejadian ini adalah, kita tidak pernah tahu kapan kita akan kehilangan. Bisa saja semua itu terjadi di luar kendali kita. Setiap saat kita memiliki peluang yang sama untuk kehilangan sesuatu yang berharga, entah itu harta-benda, orangtua, karir,  pasangan hidup, sahabat. Ketika kita mencarinya kita tidak akan mendapatinya kembali. Siap tidak siap, kita harus menghadapinya, kita harus melewatinya. Mungkin kita akan mengalami ketakutan, kesedihan yang amat dalam, tapi kita dirancang Tuhan untuk mampu melalui hal tersebut. Kita memiliki Tuhan yang senantiasa tidak akan pernah hilang di kehidupan kita, yang paling setia tanpa syarat diantara segalanya. Mungkin benar suatu kotbah yang pernah saya dengar, “Berkat bukan melulu tentang pemberian, berkat juga sesuatu yang diambil dan hilang dari diri kita”, karena Tuhan sedang mengajarkan sesuatu dalam peristiwa kehilangan yang kita alami, dan menggantikannya dengan yang lebih baik. Kita juga perlu tahu, bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi bukan? Jadi, tetap semangat dan andalkan Tuhan dalam segala peristiwa. Saya tahu ini tidak mudah, tetap semangat Nikos, “rekan kerja saya”!

Nah, buat teman-teman yang pernah mengalami peristiwa kehilangan,  share yuk, bagaimana kalian bisa bertahan dan mengatasi peristiwa tersebut, siapa tahu dapat memberkati dan menjadi inspirasi.  Dan buat teman-teman yang mungkin di jalan menemukan, “Kartu Keluarga Nikos”, yang dibungkus plastik dan amplop coklat bisa hubungi saya di kolom komentar. Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati.