Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kasih dan Keadilan Tuhan

KEN's picture

Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru jika kita perhatikan dengan teliti dan seksama adalah satu kesatuan yang tak akan pernah terpisahkan, hal tersebut menunjukkan sifat Allah yang seimbang, sifat Allah yang adalah kasih dan adil yang konsisten dan berimbang. Sehingga tidak mengherankan, kita sebagai manusia, cenderung ingin rasanya mengkritik dan mengoreksi Alkitab yang adalah firman Allah yang tanpa salah yang menurut kemanusiaan kita Alkitab atau firman Allah tidak manusiawi dan tidak ada kasih dan tidak adil, tapi apa boleh dikata, itulah firman Allah, itulah Alkitab, yang mau tak mau harus kita terima dengan rendah hati dan mau belajar untuk mengerti siapa sebenarnya Allah yang kita sembah. Allah adalah Allah, manusia adalah manusia, Allah menuntut manusia untuk supaya kembali kepada-Nya dan memiliki sifat-sifat Tuhan, siapakah manusia yang begitu kurang ajar menuntut Allah menyesuaikan diri dengan manusia, bukankah seharusnya malah sebaliknya?

Menurut hemat saya, Perjanjian Lama adalah pikiran Allah sedangkan Perjanjian Baru adalah perasaan Allah, inilah yang disebut kasih. Kasih Allah dan manusia sangat berbeda.

Dulu, saya pernah bekerja di Jepang selama lebih kurang 4 tahun setengah, uang yang saya kumpulkan saya titipkan ke ibu saya, pada awalnya, ibu saya terkesan agak sedikit memaksa saya untuk menitipkan hasil keringat saya kepadanya. Dia sering marah tanpa sebab, mencari-cari kesalahan saya sampai buntu, tapi tak mendapatkan kesalahan apa-apa menurut ukuran dan peraturan manusia pada umumnya, dan itu semakin membuat dia semakin berang, saya pun tak tahu kenapa? Apa yang dia cari? Mau apa dia?

Waktu berjalan, hingga tiba 3 tahunan, saya telah mengetahui uang saya telah dihabiskan untuk berjudi oleh ibu saya, berjudi di kasino. Sebelumnya saya yang hanya berencana untuk bekerja di Jepang selama 3 tahun akhirnya dengan terpaksa bertambah 1 tahun setengah, tapi rencana Allah, maaf, sepertinya Allah benar-benar berpikiran sama dengan saya kali itu (hanya kali itu), tahun ke empat memasuki tahun ke lima pertengahan, saya dideportasi dan pulang ke Indonesia (karna status saya ilegal). Semuanya dideportasi, termasuk ibu saya dan saudara-saudara ibu saya.

Setelah ibu saya sudah pulang saya melampiaskan kemarahan saya yang sudah saya pendam dari Jepang. Saya pergi dari rumah, dan saya berjanji, saya tak akan pernah kembali lagi ke rumah, saya tidak dendam kepadanya tapi saya tak akan pernah lagi pulang ke rumah sampai kapan pun bahkan sampai mati. Terakhir, saya juga menuntut uang saya itu dikembalikan ke saya dengan berbagai dasar dan alasan.

Kenapa saya bilang Tuhan kali itu sama pikiran dengan saya? Karna itu adalah teguran keras buat seorang ibu yang tak mendidik, bagi orang tua yang belum mampu menjadi orang tua selayaknya. Adilkah Tuhan? Adilkah saya? Adil!!! Kasihkah Tuhan? Kasih!!! Kurang ajarkah saya? Tidak!!! Berdosakah saya kepada Tuhan? Berdosa!!! Berdosakah Tuhan dengan kasih dan keadilan-Nya? Tidak!!! (Tulisan saya kali ini benar-benar dalam, mohon diperhatikan).

Jadi, kesimpulannya, saya juga tidak tahu apakah saya sudah melakukan keadilan dan kasih menurut standar Tuhan? Saya pikir itu tidak mungkin, karna memang tidak mungkin. Tapi, yang bisa saya lakukan itulah yang akan saya lakukan.

Tuhan itu kasih dan adil, kasih dan keadilan-Nya adalah satu kesatuan yang tak akan pernah terpisahkan, sudahkah kita memiliki sifat Tuhan ini? Ada orang yang terlalu banyak memakai perasaan, yang pada akhirnya malas, konsep yang kacau, sesat tidak karuan dan perang-perangan. Ada orang yang terlalu banyak memakai pikiran, akhirnya sombong, seenak jidat, memandang hina orang lain dan perang-perangan.

Semoga waktu Tuhan yang bisa menjawab doa ibu saya, jika dia merasa menyesal dan bersalah.

(kritik dan saran diterima dengan senang hati)

 

jepy_weck's picture

tidak ada manusia yang mampu

tidak ada manusia yang mampu menjadi sama dengan tuhan. tuhan pencipta, dan manusia itu ciptaan. usaha memahami keadilan dan kasih tuhan dengan rasio mustahil namun bukan berarti kasih dan keadilan tuhan itu hal irasional. nyata dan ada, iman percaya dibutuhkan dalam hal ini. manusia tidak dapat mengukur keadilannya sendiri. sekalipun adil,tentu adil versi anda sendiri. tuhan mengasihi, mengampuni manusia agar manusia mengasihi tuhan, mengasihi, mengampuni sesama. marah pada orang tua itu wajar sekali. namun cara anda menuntut dan memperlakuakan ibu anda secara implisit menyatakan minimnya kasih sayang dan pengampunan dalam diri anda, marah dan dendam berkepanjangan merupakan keputusan salah. usul saya, maafkan ibu, lalu ajak dan arahkan ibu pada yang anda harapkan. pepatah jawa bilang, sing waras ngalah wis.uang bisa di cari men..hehe.. manusia perlu bersyukur atas buah pikiran dan anugrah tuhan setiap saat, dalam hidup hariannya.. thanks..
Debu tanah's picture

Ken, anda masih dendam pada ibu anda?

Ken menulis, Setelah ibu saya sudah pulang saya melampiaskan kemarahan saya yang sudah saya pendam dari Jepang. Saya pergi dari rumah, dan saya berjanji, saya tak akan pernah kembali lagi ke rumah, saya tidak dendam kepadanya tapi saya tak akan pernah lagi pulang ke rumah sampai kapan pun bahkan sampai mati. Terakhir, saya juga menuntut uang saya itu dikembalikan ke saya dengan berbagai dasar dan alasan. Deta koment, Anda mengatakan tulisan anda ini dalam? Baik lah biar saya perdalam lagi. Bisa anda jelaskan kenapa anda sepulang dari Jepang anda melepaskan kemarahan anda? Kemudian kenapa anda pergi dari rumah dan berkata tidak akan pernah pulang ke rumah lagi? Lalu anda mengatakan anda tidak dendam? Hehe sepertinya anda sedang “MENYANGKAL” diri ya !!! Maaf bila saya membuat anda tersinggung ya, sekali lagi maaf! Inilah kesimpulan saya setelah membaca tulisan anda ini : 1. Menurut saya anda MARAH karena ibu anda telah menghabis kan uang hasil keringat anda ! Buktinya anda pergi dari rumah dan tidak kembali, kemudian meminta kembali dengan berbagai dasar dan alasan ! 2. Menurut saya anda MARAH karena Ibu anda adalah seorang ibu yang tak layak? Kepada siapa anda marah? Simpulkan sendiri !! 3. Menurut saya anda tidak berhikmat, kenapa menyerahkan semua uang hasil keringat anda kepada ibu anda, apa anda tidak mengenal ibu anda ? Sekarang setelah uang anda habis, anda marah kepada Ibu anda ?? 4. Sekarang anda sedang “MENGHUKUM” ibu anda atas perbuatanya. Ken menulis lagi: Kenapa saya bilang Tuhan kali itu sama pikiran dengan saya? Karna itu adalah teguran keras buat seorang ibu yang tak mendidik, bagi orang tua yang belum mampu menjadi orang tua selayaknya. Adilkah Tuhan? Adilkah saya? Adil!!! Kasihkah Tuhan? Kasih!!! Kurang ajarkah saya? Tidak!!! Berdosakah saya kepada Tuhan? Berdosa!!! Deta koment lagi: Nah untuk membenarkan perbuatan anda sekarang, anda menyamakan diri dengan Allah bahwa anda telah melakukan “keadilan” ? Anda meng-klaim bahwa anda “ADIL”, dan meng-klaim bahwa anda “TIDAK KURANG AJAR”. Tetapi kenapa anda TIDAK BERANI mengklaim bahwa anda “TIDAK BERDOSA” ? Saya tidak tahu bahwa anda termasuk dalam ayat berikut, silakan instropeksi diri: Amsal 30:11 Ada keturunan yang mengutuki ayahnya dan tidak memberkati ibunya. Saya dulu begitu, saya marah karena ayah saya bukan “orang yang layak”, tapi apa yang saya dapat selain dari SAKIT HATI dan TIDAK DIBERKATI Tuhan! Tetapi kemudian saya bertobat, dan memohon kepada Tuhan: “Ya Allah engkau telah memberikan orang tua yang tidak terdidik kepadaku. Tetapi Engkau menyuruh hambaMu ini untuk tetap MENGHORMATI orang tuaku. Karena itu sebagai gantinya BERKATI lah aku !”. Saya sudah melihat hasil nya: Allah sudah memberkati saya !!!! Allah memang membebankan KUK kepada kita, dan sebagai gantinya tuntutlah berkat dari Allah !! Inilah ayat yang menjadi meneguhkan saya untuk memikul kuk saya: Ratapan 3:27 Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya. 3:28 Biarlah ia duduk sendirian dan berdiam diri kalau TUHAN membebankannya. 3:29 Biarlah ia merebahkan diri dengan mukanya dalam debu, mungkin ada harapan. 3:30 Biarlah ia memberikan pipi kepada yang menamparnya, biarlah ia kenyang dengan cercaan. 3:31 Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. 3:32 Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya. 3:33 Karena tidak dengan rela hati Ia menindas dan merisaukan anak-anak manusia. 3:34 Kalau dipijak-pijak dengan kaki tawanan-tawanan di dunia, 3:35 kalau hak orang dibelokkan di hadapan Yang Mahatinggi, 3:36 atau orang diperlakukan tidak adil dalam perkaranya, masakan Tuhan tidak melihatnya? 3:37 Siapa berfirman, maka semuanya jadi? Bukankah Tuhan yang memerintahkannya? 3:38 Bukankah dari mulut Yang Mahatinggi keluar apa yang buruk dan apa yang baik? 3:39 Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya! 3:40 Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada TUHAN

Debu tanah

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

KEN's picture

Comentar yang luar bisa

Comentar yang luar bisa Deta, salut. Saya memang tersinggung tapi itu baik dan saya bisa belajar terima. DeTa comment: Bisa anda jelaskan kenapa anda sepulang dari Jepang anda melepaskan kemarahan anda? Ken answer: Saya mengakui saya memang sangat marah sekali, saya mengakui kemanusiaan saya yang sulit mengatasi emosi, salah satunya khusus untuk masalah itu. DeTa comment: Kemudian kenapa anda pergi dari rumah dan berkata tidak akan pernah pulang ke rumah lagi? Ken answer: Mungkin bisa dikatakan itu suatu pelajaran buat ibu saya dan sekaligus menegaskan seperti apa saya orangnya. DeTa comment: Lalu anda mengatakan anda tidak dendam? Hehe sepertinya anda sedang “MENYANGKAL” diri ya !!! Ken answer: Saya memang tidak dendam, saya memang "menyangkal" diri yang terlarut dalam emosi, emosi yang tanpa dendam tapi emosi yang memberi palajaran. DeTa comment: Ken answer: Saya pikir pelajaran yang saya berikan adalah lebih daripada yang namanya berkat, jika mau menelaah lebih jauh. Deta Comment: 2. Menurut saya anda MARAH karena Ibu anda adalah seorang ibu yang tak layak? Kepada siapa anda marah? Simpulkan sendiri !! Ken answer: Saya sadar, saya sedang marah kepada siapa waktu itu, dan sudah saya simpulkan sendiri, dan mohon izinkan saya untuk membagi share ini ke temen2 yang lainnya juga. Marah saya di sini mungkin bisa saya kategorikan "menegur dengan keras" kepada ibu saya, apakah ada larangan untuk hal itu? DeTa comment: 3. Menurut saya anda tidak berhikmat, kenapa menyerahkan semua uang hasil keringat anda kepada ibu anda, apa anda tidak mengenal ibu anda ? Sekarang setelah uang anda habis, anda marah kepada Ibu anda ?? Ken answer: Pertanyaan bagus sdr DeTa, terus terang saya tidak mengenal ibu saya dalam hal itu, karna kita tahu, iblis pintar menyembunyikan kejahatan dan kebohongannya di balik apa gitu, udang di balik batu mungkin? Sehingga menyulitkan kita bahkan membutakan kita untuk tidak dapat melihatnya. (saya bukannya setuju ya iblis punya kuasa di sini, tergantung konteksnya maksud saya). DeTa comment: 4. Sekarang anda sedang “MENGHUKUM” ibu anda atas perbuatanya. Ken answer: Kalo dibilang "menghukum", mungkin jauh ya, tapi yang jelas, saya berhak mengutarakan maksud saya sebagai anak dan sebagai manusia dan berhak mencapai masa depan saya tanpa turut campur tangan ibu saya. Campur tangan di sini maksud saya adalah, saya punya inisiatif sendiri tentang masa depan saya dan tidak mungkin memiliki inisiatif yang sama dan pikiran yang sama dengan ibu saya dengan anda dan dengan seluruh penghuni di pasar klewer, (kalaupun ada itu hanya kebetulan), sehingga terkesan seolah-olah ibu saya mau mengatur seluruh kehidupan saya bahkan sampai berkeluarga? Anda mau hidup anda diatur sedemikan rupa oleh orang tua anda saudaraku DeTa? Sampai kapan? DeTa comment: Nah untuk membenarkan perbuatan anda sekarang, anda menyamakan diri dengan Allah bahwa anda telah melakukan “keadilan” ? Ken answer: Pada dasarnya saya pasrah, jika itu memang kehendak Tuhan saya harus memperpanjang/mengulang masa tinggal saya di Jepang untuk 3 tahun lagi mungkin atau lebih, saya bisa terima. Tapi, Tuhan berkehendak, saya/kami sama2 dideportasi pulang. Kira2 jika anda menjadi saya, apa yang anda baca dari kehendak Tuhan ini saudara DeTa? Saya sama sekali tidak menganggap diri saya menyamakan diri dengan Allah, sama sekali tidak, mungkin bisa lebih jelas maksud saya begini, pada saat Tuhan berbuat keadilan seperti di atas (deportasi), maka saya memang merasa inilah keadilan Tuhan, yang memang harus demikian. Jadi saya menanggapi keadilan Tuhan ini. DeTa comment: Anda meng-klaim bahwa anda “ADIL”, dan meng-klaim bahwa anda “TIDAK KURANG AJAR”. Tetapi kenapa anda TIDAK BERANI mengklaim bahwa anda “TIDAK BERDOSA” ? Ken answer: Tidak ada firman Tuhan yang melarang saya dan anda untuk menegur saudara2 kita bahkan orang tua kita sekalipun saudaraku, jelas2 ini bukan kurang ajar apalagi dosa saudaraku. Saya memang sengaja tidak memakai kata "dosa" di dalam kalimat itu, karna saya hanya berdosa terhadap Tuhan, bukan terhadap manusia, sekalipun itu orang tua kita. Apakah marah (menegur dengan keras) ke orang tua kita itu kurang ajar? Saya memang berdosa jikalau saya tidak menegur anda. Anda lebih tua dari saya? Jadi saya juga tidak boleh menegur anda jika anda bersalah? Atau anda memang tidak bisa menerima hal itu? Maafkan saya jikalau demikian, saya akan menahan teguran saya terhadap anda jika anda bersalah dan saya pasti berdosa karna tidak menegur anda. Terima kasih.

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

 

 

 

hai hai's picture

Ken, Sebelum Mamamu Kalah Judi

Ken, mari kita mengingat masa-masa sebelum mamamu menghabiskan semua uangmu di meja judi. Apakah saat itu kamu menyayanginya? Apa yang rela kamu korbankan agar dia bahagia? Apa yang berani kamu korbankan demi rasa sayangmu padanya?

Berapa besar korban yang berani kamu bayar, itulah nilai rasa sayangmu padanya. 

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

KEN's picture

@hai hai

Terima kasih pak hai sudah mau ikut nimbrung. hai hai ask: Ken, mari kita mengingat masa-masa sebelum mamamu menghabiskan semua uangmu di meja judi. Apakah saat itu kamu menyayanginya? Ken answer: Maaf, sebelumnya saya mau bertanya juga kepada seluruh sdr/i kita di pasar klewer, adakah di antara saudara/i yang tidak menyayangi orang tuanya/ibunya? (saya pikir jawabannya sudah jelas). hai hai ask: Apa yang rela kamu korbankan agar dia bahagia? Apa yang berani kamu korbankan demi rasa sayangmu padanya? Ken answer: Everything... hai hai comment: Berapa besar korban yang berani kamu bayar, itulah nilai rasa sayangmu padanya. Ken answer: Kecuali dia menjual kebahagiaan untuk dosa judi, saya tidak bisa relakan sekalipun sudah terjadi.

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

 

 

 

KEN's picture

Terima kasih bung jepy_weck

Terima kasih atas kritik dan sarannya, saya menerimanya dengan senang hati dan sedang saya usahakan untuk bisa berkumpul lagi di rumah seperti dulu, dan ingat, apa yang saya lakukan bukan karna dendam, karna seperti penyataan saya kepada sdr DeTa, saya hanya menghindar dan tidak mau diatur sedemikian rupa tentang masa depan saya, istri saya dipilihkan untuk sayalah nantinya, istilah Siti Nurbaya nya, dijodohkan dsb deh. Mungkin untuk penyataan anda di atas, saya kira anda harus menerka-nerka masa lalu saya sehingga saya memberanikan diri untuk berbuat hal yang terkadang membuat orang lain tidak cukup mengerti, mungkin lain waktu akan saya bikin tulisan yang lain tentang saya, dan jika anda memberi waktu untuk membaca tulisan2 saya, maka dari tulisan2 itu akan anda temukan apa yang sebenarnya terjadi, dan sebab akibatnya ada di dalamnya.

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

 

 

 

Debu tanah's picture

Ken, menegur boleh tapi jangan pahit hati…

Salam sdr Ken, Saya tidak menyalahkan anda karena menegur ibu anda, silakan menegur siapapun yang layak ditegur, silakan tegur saya, TETAPI JANGAN PAHIT HATI !! Karena pahit hati akan menghalangi berkat untuk anda !! Anda sendiri yang rugi. Kita lahir kedunia ini tanpa persetujuaan kita, tetapi karena “diundang” oleh kedua orang tua kita. Kita tidak bisa memilih siapa yang menjadi orang tua kita. Anda tahu siapa yang memberikan orang tua yang demikian kepada anda? Saya kutip lagi ayat : Ratapan 3:38 Bukankah dari mulut Yang Mahatinggi keluar apa yang buruk dan apa yang baik? Kemudian: Ayub 2:10 …. Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Waktu saya bertanya kepada anda : kepada siapa anda marah (pertanyaan 2), anda tidak mengakui bahwa sebenarnya anda marah kepada Allah !! Bila anda masih menyangkal juga, maka sekarang anda sudah tahu siapa SEBENAR nya yang memberikan anda seorang ibu yang demikian. Yaitu Allah sendiri ! Carilah kehendak Tuhan ! Apa Allah mau anda meninggalkan ibu anda? Saya yakin semuanya atas RENCANA Allah dalam hidup mu, kenalilah bahwa atas ijin Tuhan semuanya terjadi. Saran saya, berdamailah dengan Allah, PIKUL lah KUK yang Tuhan berikan, dan sebagai gantinya MINTALAH BERKAT TUHAN !! SEKARANG, anda punya 2 PILIHAN: 1. Pikullah KUK yang Tuhan berikan, dan minta berkat dari Tuhan 2. Lari lah dari KUK yang Tuhan beri, anda sendiri yang rugi. Debu tanah
__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

KEN's picture

Tuhan Tidak Pilih Kasih Saudara Debu Tanah

Salam balik sdr DeTa, DeTa comment: Waktu saya bertanya kepada anda : kepada siapa anda marah (pertanyaan 2), anda tidak mengakui bahwa sebenarnya anda marah kepada Allah !! Bila anda masih menyangkal juga, maka sekarang anda sudah tahu siapa SEBENAR nya yang memberikan anda seorang ibu yang demikian. Yaitu Allah sendiri ! Carilah kehendak Tuhan ! Apa Allah mau anda meninggalkan ibu anda? Ken answer: Anda ada benarnya, jika kita melihat dari sudut/konteks kehendak dan rencana Allah bagi saya (sebagai anak). Saya tidak bisa menyangkal hal itu, saya terlalu takut untuk hal itu saudaraku. Akan tetapi jika kita melihat dari sudut/konteks masa lalu bahwa ibu saya yang terkesan mengatur kehidupan saya seumur-umur, apa yang akan anda rasakan saudaraku? Apa yang akan anda lakukan selanjutnya? Begini saja, kejadian ini sudah terulang untuk yang kedua kalinya, dulu masalah ini terjadi antara ibu saya dengan ayah saya (bangkrut, saya masih kecil dan tidak tahu apa-apa sampai ketahuan dia menghabiskan uang saya, jadi akhirnya saya tahu penyebab perceraian mereka), apakah saya harus menunggu kejadian yang sama untuk yang ketiga kalinya dan seterusnya dengan gaya yang culun serta diem tak bertindak apa-apa untuk menanggapi masalah ini? Menunggu kejadian ini terjadi kepada saudara saya yang lain maupun kepada orang lain? (mungkin juga sudah terjadi kepada orang lain di luar sana sebelum dan sesudahnya, hanya saja saya tidak mengetahuinya). Kami sudah bangkrut saudaraku untuk yang kedua kalinya. Untuk marah kepada Tuhan? Wah, anda ngaco saudaraku, dan saya sadar itu berdosa dan tentu akan ada akibatnya. Kejadian ini terus berulang dan berulang seperti air bah yang akan menghantam dan menghancurkan seluruh kota tanpa ada bendungan. Tuhan memang berkehendak, bukan berarti saya juga diam dan tidak memarahi ibu saya, untuk membendung sikapnya yang sudah keterlaluan dan membabi buta. Dan kehendak Allah bagi ibu saya (sebagai orang tua) adalah bahwa saya meninggalkan ibu saya untuk sekarang ini untuk supaya ibu saya melihat dan menyadari akibat dari perbuatannya. Apakah bukan berarti saya juga sedang memikul kuk itu saudaraku? Comon brother... hehehe... Setuju, kita berjanji, kita akan saling menegur untuk kemajuan rohani kita? Bagaimana?

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

 

 

 

Debu tanah's picture

Ken, Memikul Kuk..

Setuju Sdr Ken, kita sebagai sesama saudara harus saling menegur dan mengingatkan ya ! Tentu saja anda tidak boleh diam saja, CONTROL IS IN YOUR HAND ! Itulah sebabnya kenapa saya sebut anda “TIDAK BERHIKMAT” waktu menyerahkan semua uang anda pada ibu anda ! Saya tidak tahu persis seberapa tidak layaknya ibu anda sebagai orang tua. Tetapi kita sedang membicarakan ibu anda disini, orang tua anda. Coba baca ayat berikut pelan-pelan: Keluaran 20:12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, SUPAYA lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. Ini PERINTAH LANGSUNG dari TUHAN lho, dan Tuhan tidak bilang: hormati orang tuamu KARENA bla-bla……, tetapi hormati orangtuamu SUPAYA…… Dan dibelakang PERINTAH itu ada janji Tuhan lho saudara Ken, apa janjiNya? 1. Umur panjang, saya yakin Allah menjanjikan UMUR PANJANG dan BAHAGIA, buat apa umur panjang bila menderita bukan? 2. Allah memberikan TANAH yaitu tempat tinggal kita dan tempat kita mendapat rejeki / berkat. Sebenarnya tanpa ada embel-embel janji seperti itu, kita WAJIB mematuhi PERINTAH Allah! Bagi saya janji dibelakang itu adalah BONUS dari Allah ! Tetapi untuk motivasi, tidak salah juga lho. Dan janji Tuhan itu bisa kita tagih!! Dan Tuhan TIDAK PERNAH ingkar janji !! Tetapi bila anda TIDAK MAU melakukan PERINTAH Tuhan, apa berani minta BERKAT Tuhan? Hehehe…. Yang saya maksud dengan MEMIKUL KUK adalah menerima ibu anda apa adanya, syukur-syukur dia mau berubah. Tetapi ya belajar dari pengalaman dong, jangan memberikan semua uang anda kepadanya. ANDA BISA TEGAS pada ibu anda kok. Anda cukup memberikan apa yang bisa anda berikan dengan bijak dan bersikap sebagai layaknya anak dengan ibu, serperti yang Tuhan kehendaki. Apa tidak terpikir bahwa Allah berkenan memakai anda untuk MENGUBAH ibu anda ? Awalnya pasti berat, tetapi ini PERINTAH LANGSUNG Allah yang tidak bisa DITAWAR !! Debu tanah
__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

KEN's picture

DeTa comment: Keluaran 20:12

DeTa comment: Keluaran 20:12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, SUPAYA lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. Ini PERINTAH LANGSUNG dari TUHAN lho, dan Tuhan tidak bilang: hormati orang tuamu KARENA bla-bla……, tetapi hormati orangtuamu SUPAYA…… Ken answer: Wah, DeTa, saya menghormati diri saya sendiri, saya sangat menghormati ibu dan ayah saya, saya sangat menghormati anda, saya sangat menghormati semua penghuni pasar klewer ini, tapi saya tidak bisa menghormati dosa saya, dosa ibu dan ayah saya, dosa anda dan dosa-dosa penghuni pasar klewer ini. Justru pertanyaannya, manakah yang akan diberi berkat oleh Allah akan kedua hal ini? Deta comment: 1. Umur panjang, saya yakin Allah menjanjikan UMUR PANJANG dan BAHAGIA, buat apa umur panjang bila menderita bukan? Ken answer: Saya agak bingung mnjawab pertanyaan ini, tapi, ironis sekali sdr DeTa, justru sebaliknya, saya sangat menderita jika saya paksakan untuk masih tinggal di rumah, menderita dalam artian yang tidak ada kebahagiaan. Bingung ya? Ya, memang begitulah kenyataannya. Jika, seandainya ibu saya mengerti, mungkin masalah ini tak akan terjadi. Pertanyaannya, mana yang lebih umur panjang, saya tersiksa di rumah dengan sifat ibu saya yang seperti itu atau saya keluar dari rumah tanpa merasakan siksaan dari sifat ibu saya yang seperti itu? Masakan di rumah saya akui enak2... he.. he.. he.. tapi mendingan makan warteg deh di luaran daripada makan hati di rumah, pendek umur saya, bener gak bro?

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

 

 

 

KEN's picture

@DeTa

DeTa comment: Keluaran 20:12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, SUPAYA lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. Ini PERINTAH LANGSUNG dari TUHAN lho, dan Tuhan tidak bilang: hormati orang tuamu KARENA bla-bla……, tetapi hormati orangtuamu SUPAYA…… Ken answer: Wah, DeTa, saya menghormati diri saya sendiri, saya sangat menghormati ibu dan ayah saya, saya sangat menghormati anda, saya sangat menghormati semua penghuni pasar klewer ini, tapi saya tidak bisa menghormati dosa saya, dosa ibu dan ayah saya, dosa anda dan dosa-dosa penghuni pasar klewer ini. Justru pertanyaannya, manakah yang akan diberi berkat oleh Allah akan kedua hal ini? Deta comment: 1. Umur panjang, saya yakin Allah menjanjikan UMUR PANJANG dan BAHAGIA, buat apa umur panjang bila menderita bukan? Ken answer: Saya agak bingung mnjawab pertanyaan ini, tapi, ironis sekali sdr DeTa, justru sebaliknya, saya sangat menderita jika saya paksakan untuk masih tinggal di rumah, menderita dalam artian yang tidak ada kebahagiaan. Bingung ya? Ya, memang begitulah kenyataannya. Jika, seandainya ibu saya mengerti, mungkin masalah ini tak akan terjadi. Pertanyaannya, mana yang lebih umur panjang, saya tersiksa di rumah dengan sifat ibu saya yang seperti itu atau saya keluar dari rumah tanpa merasakan siksaan dari sifat ibu saya yang seperti itu? Masakan di rumah saya akui enak2... he.. he.. he.. tapi mendingan makan warteg deh di luaran daripada makan hati di rumah, pendek umur saya, bener gak bro?

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

 

 

 

siburukrupa's picture

ken..seberapa besar yang kita lakukan

Allah adalah Allah, manusia adalah manusia, Allah menuntut manusia untuk supaya kembali kepada-Nya dan memiliki sifat-sifat Tuhan, siapakah manusia yang begitu kurang ajar menuntut Allah menyesuaikan diri dengan manusia, bukankah seharusnya malah sebaliknya? ken saya kutip sedikit tulisan kamu .. saya ganti dikit yah.. uang ibumu adalah uang ibumu,uang kamu adalah uang kamu, ibumu menuntut kamu untuk supaya kembali kepada-Nya dan memiliki sifat-sifat ibumu, siapakah kamu yang begitu kurang ajar menuntut ibumu menyesuaikan diri dengan kamu, bukankah seharusnya malah sebaliknya? ken...teman baikku.... maafkan ibumu yah... relakan apa yang harus direlakan. kamu harus bisa merelakan untuk mengampuni dosa judi atau apapun juga ken,emang berat,tapi coba pikir,berapa kali mama ampuni dosanya ken? bukan ibumu loh yang harus menyesuaikan diri dengan kamu loh..tapi sebaliknya.. kalau ibumu salah tegurlah baik2.. uang ibumu adalah uang ibumu, uang kamu adalah uang kamu.. hehe..kalimat kamu yang itu saya ganti gitu aja yah, ken... saya cuma mau ngingetin,seberapa besar yang kita lakukan gak akan pernah gantiin semua yang ibu kita pernah lakukan... http://www.sabdaspace.org/kasih_sayang_ortu_terhadap_anaknya kiranya sudi kamu mau baca tulisan itu.. ok gbu.
KEN's picture

@SBR

Wah, sbr ikutan juga, boleh juga nih, seneng rasanya. SBR comment: uang ibumu adalah uang ibumu,uang kamu adalah uang kamu, ibumu menuntut kamu untuk supaya kembali kepada-Nya dan memiliki sifat-sifat ibumu, siapakah kamu yang begitu kurang ajar menuntut ibumu menyesuaikan diri dengan kamu, bukankah seharusnya malah sebaliknya? Ken answer: Maaf, perhatikan baik2 kalimat saya saudaraku. Tergantung, jika ibu saya, memiliki sifat Tuhan, pasti saya akan menyesuaikan diri dengannya dan satu hal yang sangat penting saudaraku, saya jadi heran dan bertanya-tanya, apakah setiap orang tua itu menuntut balas jasa kepada anaknya? Apakah setiap orang tua berpikir kalau anaknya itu lahir atas permintaan anak itu? Sehingga suatu saat nanti akan dituntut balas jasanya? Kapan mereka mendengar suara anaknya meminta dilahirkan? Nanti kalau saya sudah menikah saya akan coba mendengar permintaan mereka, minta dilahirkan. Setelah saya menuntut balas jasa kepada anak saya, anak saya menuntut balas jasa kepada anaknya (cucu saya), cucu saya menuntut balas jasa kepada anaknya (cicit saya), cicit saya menuntut balas jasa kepada bla bla bla dan bla bla bla.... Oke, silahkan tuntut, tapi jangan buat judi. Masih banyak comment anda yang bisa saya tepis, tapi biarlah yang ini dulu. But, tengs commentnya.

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

 

 

 

Yenti's picture

Judi lagi:(

Judi...Bagi orang yang berjudi, yang dipikirkan adalah bagaimana menang di meja judi dan akhirnya judi lagi yang ada di dalam pikiran dengan tujuan melunasi utang2 yang muncul dari meja judi itu sendiri.Yang dipikirkan orang berjudi adalah bagaimana mereka bisa mendapatkan "kesuksesan atau uang banyak" tanpa harus bekerja keras atau menghilangkan stress di dalam diri mereka. Saya cukup memahami kekecewaan,kekesalan dan kemarahan kamu saat ini.Dengan "pelarian"- pergi dari rumah yang kamu lakukan setelah pulang dari Jepang, kamu berharap mamamu sadar dengan kesalahan yang dilakukannya. Hanya satu hal yang perlu dipertanyakan pada diri :" Apakah hal itu di lakukan semata-mata karena "KASIH YANG MENDALAM" atau karena "KESEL YANG MENDALAM"?. Mungkin aku ceritakan satu kasus tapi ngak terlalu sama, tapi kasus perjudian juga. Ada seorang penjudi yang tinggal bareng adiknya di Jakarta.Posisinya cukup mantap, otaknya juga pintar dan bekerja di perusahaan yang besar sebagai Manajer IT. Dia suka sekali berjudi di Kali Jodoh Jakarta, sampai akhirnya terjadi satu hal yang mengagetkan keluarga dan kantor. Ada 8 toko/PT komputer menagih ke pihak kantor dan adiknya.Ternyata selama ini, dia berjudi dengan mendapatkan uang dari memesan barang atas nama kantor dan kemudia menjual lagi ke GLODOK dengan harga murah. Yang dipikirkan saat itu hanyalah bagaimana dia bisa menyelesaikan hutang-hutang, tetapi yang terjadi malah sebaliknya, hutang semakin bertumpuk.Utang yang ditinggalkan dari perjudian tersebut adalah 200-an juta. Kasus ini akhirnya dibawa ke kepolisian. Tapi karena saat itu, orang tersebut sudah melarikan diri ke kota lain, akhirnya adiknya yang harus dibawa ke kepolisian untuk memancing kokonya keluar dari persembunyian.Sertifikat adiknya ditahan oleh pihak penuntut.Yang dipikirkan adiknya adalah bagaimana membahagiakan orang tuanya karena adiknya mengetahui bahwa orang tuanya sayang dengan kokonya. Adiknya akhirnya rela menandantangani surat perjanjian pembayaran. Untuk membayar, adiknya tidak punya uang, akhirnya dia menyatakan bersedia bekerja setahun tanpa bayaran kepada PT tersebut untuk melunasi hutang kokonya yang berjumlah 40 jut. Pihak penuntut tidak menyetujui hal tersebut, dan akhirnya kasus diperpanjang. Pihak kepolisian akhirnya tetap mencari di mana penjudi tersebut, dan dengan menggunakan adiknya, akhirnya kokonya muncul dan mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan.Selama bertahun-tahun tinggal bareng kokonya, tentu saja ia yang harus membiayai segala keperluan kokonya, yah walaupun tidak sama seperti yang terjadi pada kamu ( karena kasus ini berkaitan dengan mamamu). Membiayai bukan secara keseluruhan,tetapi hanya sebagian, dan yang terpikir saat itu oleh adiknya hanyalah : bagaimana aku bisa melakukan yang terbaik buat orang tuanya. Uang hasil kerjanya mungkin kurang lebih 30-an jut harus dipakai buat membiayai dia dan kokonya atau melunasi kartu kredit,dan memberikan uang selama kokonya tidak bekerja.Sekarang, mantan penjudi tersebut telah bekerja dan memiliki keluarga yang bahagia. Satu hal : tidak ada kebenaran di dalam diri manusia 100%. Kita boleh menuntut orang lain begini dan begitu,tetapi tuntutan itu ngak bisa kita control, karena control yang bisa kita lakukan hanya pada diri kita sendiri. Seorang penjudi hanya akan berubah apabila ia terperosok sangat dalam dan dalam sekali- menurut pikiran dia. Kemungkinan untuk balik... mungkin iya...apabila dia tidak berusaha bergumul dengan itu terus menerus. Dalam kasus kamu, yang emang diharapkan satu saat kalian akan berkumpul lagi. Salah satu caranya yah emang ada " KASIH dan PENERIMAAN YANG TANPA SYARAT " yang muncul di dalam diri kalian masing-masing ( ibu dan kamu sendiri ). OK...Moga cepat bersatu lagi yah bersama keluargamu:)
KEN's picture

@Yenti

Tengs ci Yenti commentnya, Kalo saya sih udah pasti mau balik atau gak balik rumah, karna seperti yang saya katakan di atas itu, ya mungkin ci Yenti ada benarnya, kita tunggu waktu Tuhan aja, karna saya sendiri pun gak tahan dan makan hati kalo saya balik ke rumah, penerimaan tanpa syarat ya harus dengan bijaksana juga toh he he he he... maksudnya emang saya udah menerima tanpa syarat nih, tapi bukan berarti menerima terus makan hati ampe babak belur dan pendek umur kan?.

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

 

 

 

erick's picture

Kerja 7 tahun lagi dapet "Rahel"

Kasih ibu, kepada beta tak terhingga sepanjang masa...

Hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia.

Waktu kopdar, aku kan ga ikut karaoke, engh... aku karaoke disini jadinya.

Ken, kalo aku ikutan komen......., (begini ni komennya)

Mama kamu salah Ken. Kerja di Jepang,... aku ngerti sebegaimananya tuh yg namanya kerja. Kamu marah, ya marah aja.... kamu patut marah menurutku.

Marahnya jangan sampe matahari terbenam. Kalo kamu masih blom tau kapan mataharinya terbenam, marah lah seperti ketika Yesus marah "rumahNya" di pakai sembarangan. Tapi kalau sudah tau saat kapan matahari terbenam, redakan amarah itu. Cukupkan marah itu pada porsinya.

Ef. 4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu

Ams. 24:19 Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik.

Sudahlah, cari uang lagi. Susah lagi, kerja keras lagi.

(becanda nieh,...) kerja 7 tahun lagi, barangkali dapet "Rachel" :)

__________________

Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)

KEN's picture

@erick

Terima kasih atas sarannya rick. Gimana yah, bingung comenin saran ini, maksudnya gini rick, memang Anda-Anda sekalian tidak bisa disalahkan karna tidak mengetahui sifat ibu saya yg sebenarnya, tapi perlu saya sampaikan bahwa, bayangan Anda-Anda sekalian ttg ibu saya tidak seperti pada kenyataannya. Saya ingin bertanya, terutama untuk yang sudah berkeluarga, apakah Anda-Anda sekalian masih diatur oleh orang tua seperti sebelum menikah?

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

 

 

 

KEN's picture

@all

Dan seperti saya yg sudah berumur 27 thn, apakah dengan seumur sekian Anda-Anda masih mau netek susu anak mami? Banyak hal yang mau saya sampaikan ttg ibu saya, tapi saya tidak tahu harus mulai dari mana, karna bingung, penjelasan itu panjang dan lebar.

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

 

 

 

KEN's picture

@rick

rick, saya pikir ibu saya bahkan menuntut kembali jasanya, jadi lagu itu tidak berlaku buat saya, maaf.

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

 

 

 

Liesiana's picture

@ Ken

Mungkin maksudnya begini ken : Tentu perbuatan ibumu tidak bisa dibenarkan. Ken sebagai anak, wajar saja marah karena diperlakukan demikian. Yang tidak bisa dibenarkan adalah - terus menerus marah kepada ibu sebagai orang tua. - tidak mau mengampuni orang yang bersalah kepada kita - menjadi stagnan dan statis kehidupannya karena selalui teringat kejadian itu tanpa disertai cara pikir yang positif Lalu kalau ada pendapat, berarti enak saja dia menghabiskan uang anaknya, anaknya masih bersikap baik padanya. Bersikap baik dan hormat pada orang tua itu perintah Tuhan, sedangkan perbuatan menghabiskan uang anaknya, biarlah Tuhan yang mengatasinya, bukan urusan anak untuk menghukum ibunya dengan cara apapun. Karena kalau demikian tidak ada habisnya, seperti lingkaran setan. Ken juga harus secerdik ular dan setulus merpati untuk tidak terjadi kedua kalinya dalam peristiwa apapun dan dalam bentuk apapun. Mengapa tidak boleh marah terus menerus, Karena : 1. Hal itu tertulis di Alkitab : Kel. 20:12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. Ul. 5:16 Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. Ef. 4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu Jadi ken sebaiknya tidak boleh terus menerus marah kepada ibumu sebagai orang tua (ayah dan ibu), bahkan harus menghormatinya. Lalu siapa yang membuatmu marah karena uangmu dihabiskan, dia adalah oknum ibu. Sebagai ibu, dia patut mendapat hormat darimu, karena itu perintah Tuhan. Ken juga tidak boleh marah berkepanjangan, karena itu juga perintah Tuhan. Lalu bagaimana dengan oknum ibu yang identitasnya melekat pada identitas ibumu sebagai orang tua. Tentu kamu sebagai pemuda yang sudah dewasa, sudah harus bisa berpikir dan menentukan arah hidupmu sendiri. Tentang ibu yang suka mengatur dan ikut campur menentukan hidupmu, menurut saya ken juga sudah harus bisa atau setidaknya berusaha menghadapi dengan sikap sopan, benar dan bijaksana. Perlakukanlah tindakan ibumu sebagai masukan informasi yang bisa kau pertimbangkan, kalau ken pikir itu tidak cocok, berilah masukan juga kepada ibumu disertai dengan alasan yang logis, relevan dan sikap yang sopan dan bijaksana. Seorang ibu pasti bisa menerimanya, kalau dia tidak mau terima, berarti yang tidak mau terima itu adalah oknum ibu, toh ken sendiri yang bertanggung jawab pada diri sendiri. 2. Secara psikologis, dengan tidak terus menerus marah itu saya pahami demikian, berarti ken : - sudah bisa berdamai dengan dirimu sendiri, hal ini penting. kalau dengan diri sendiri saja tidak berdamai apalagi dengan orang lain - bisa membiarkan Tuhan berkarya dalam dirimu, karena dalam dirimu harus ada sukacita dan damai sejahtera yang dari Tuhan. Tanpa sukacita dan damai sejahtera mustahil kita bisa berpikir jernih dan terang, yang ada kacau, bingung yang nantinya ken tidak akan bisa berpikir untuk kehidupanmu dengan baik. Mengapa harus mengampuni : - Karena perintah Tuhan, banyak ayat dalam alkitab yang menjelaskan tentang pengampunan. Jadi pengampunan itu harus dilakukan - dengan mengampuni kita akan membuat sukacita dan damai ada pada kita Coba kamu pikirkan, dengan tidak adanya cara pikir yang positif dengan mengurai apa yang sebenarnya terjadi dan yang perlu dilakukan, kau akan menghambat kehidupanmu sendiri. Lebih baik kembalilah bekerja dengan tekun dan kembali menata kehidupanmu supaya menjadi lebih baik, itu yang perlu dilakukan, rasanya tidak ada yang lebih baik lagi untuk dilakukan. Berdoalah ken untuk semua rencana menyelesaikan masalah ini (kalau boleh disebut masalah), karena : Flp. 4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Kita semua akan mendukungmu.
Liesiana's picture

@ Ken

Ken masih ada lagi, sorry ya ken kalau tulisannya banyak dan panjang sekali. Saya tahu dari tulisanmu, kau sangat sayang sama ibumu, itu sebabnya uangmu kau berikan seluruhnya kepadanya. (ungkapan rasa sayang yang kurang bijaksana menurutku). Ken dibalik semua peristiwa yang kamu alami, pernahkah kau melihatnya dari sisi lain. Apakah kau tidak iba, melihat ibumu, dengan begitu saja menghabiskan uangmu, pasti dia tidak berpikir dengan jernih dan terang. Ada apa dibalik semua itu. Ibumu punya masalah ken, kau harus membantunya, siapa lagi kalau bukan kau, seorang anak kandung laki-laki yang sudah dewasa. Dibalik kemarahan, kegarangan, suka cari kesalahanmu, menutupi kesalahan dan yang lainnya. Carilah apa yang tersembunyi dibalik penampilan yang seperti itu, menurut pengalaman saya, biasanya ada hal yang tidak kau sangka-sangka yang lain sama sekali dari hal-hal yang ditampilkannya. Mulailah komunikasi yang baik dengan ibumu. Menurut saya utarakanlah baik-baik bahwa kau tidak ada dirumah ibu, karena kau ingin mandiri dan tetap sayang padanya. Tentu saja kau harusnya tidak mau didikte hal-hal menurut sekendak hati ibu, tapi sebaiknya kau utarakan dengan sopan dan sikap hormat. Perhatian dan rasa sayang yang benar akan membuat ibu menjadi lebih baik.
KEN's picture

@liesiana

Baiklah, saya langsung pada intinya saja dan berterus terang, bahwa ibu saya dari mudanya memang sudah tidak beres, itu menurut cerita papa saya dan didukung orang2 sekitar kami. Begini, saya memang pasrah, sudah melepaskan apa yang sudah terjadi dan menyerahkannya kembali ke dalam tangan Tuhan yang Maha Kuasa, dalam artian saya tidak dendam. Untuk masalah hidup yang dialami ibu saya seperti yg disampaikan oleh liesiana, saya pikir itu karna perbuatannya sendiri, jiwa dan pikirannya yang sudah terbentuk demikian, Anda-Anda semua tahu? Saya bukan menyombongkan papa saya sebagai orang kafir, maaf, dan juga bukan memojokkan ibu saya yang juga sebagai orang kafir, papa saya sendiri mengakui, bahwa ibu saya mengidap penyakit jiwa, menakutkan alias gila, sekali lagi maaf (bagaimana yah mengartikan ketakutan ini, yang jelas bukan ketakutan membenci). Jadi logika dan kenyataannya begini, masih untung itu orang tua kandung saya, jadi saya sekena-kenanya memaklumi, bagaimana kalau itu orang lain (bagi saya dan Anda-Anda?) tolong bayangkan dulu ya dengan imajinasi, bertemu, mungkin hidup bersama dengan yang katanya orang gila? Tapi ya so... terima kasih sarannya, dan memang harus dijalani dan dilalui apa adanya, tapi saya tegaskan sekali lagi, untuk mengampuni, saya ampuni, untuk hidup serumah, maaf, its time i take my way...

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

 

 

 

KEN's picture

Ibu saya perlu ber-obat

Selama dia menolak untuk ber-obat, dia akan tetap menjadi sampah masyarakat, apa mau dikata, toh kalau jalan hidup saya tidak demikian (seperti cerita saya di atas), saya tetap akan menghidupi hidup saya selanjutnya toh? Sambil mendoakan dia. Jadi, kejadian ataupun tidak, saya tetap harus hidup normal, bekerja, memiliki keluarga, dan seterusnya dan seterusnya. Jadi saya juga bingung, saya harus bagaimana lagi untuk menyadarkan dia? Apa saya harus menyembah berlutut dan memohon kepada ibu saya seperti menyembah berlutut dan memohon kepada Tuhan sambil berkata: "mama, tolonglah bertobat (sambil meneteskan air mata) kalau tidak bertobat saya akan terus berlutut seperti ini hiks hiks hiks... Bukankah saya langsung menjadi seorang penyembah berhala?

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>