Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

huhh.., menjengkelkan..!

putra hulu's picture
Tetangga depan rumah kami benar-benar menjengkelkan. Dia mengontrak rumah itu, lalu anak laki-lakinya menerima servis motor. Maka jadilah rumah itu bengkel motor tak resmi. Lingkungan kami, kadang siang dan tak jarang malam, selalu disuguhi suara motor yang berisik. Suara mesin motor meraung-raung ketika diseting, benar-benar memekakkan telinga.

Para tetangga yang merasa terganggu sudah menyatakan keberatan, karena ini kompleks perumahan. Dari cara halus sampai kasar sudah dilakukan para tetangga untuk mengekspresikan rasa keberatan. Tapi, seperti tak punya hati, tetangga kami ini cuek saja. Dia benar-benar tidak perduli! Dia tidak menghiraukan keberatan tetangga yang lain! Sampai hari ini aktifitas bengkel itu masih berjalan, dan kami masih disuguhi kebisingan yang sama. Benar-benar menjengkelkan!

Sobat, sangat tidak menyenangkan menghadapi orang seperti ini. Tetapi kadangkala, disengaja atau tidak, kita pun berprilaku yang sama. Ketika kita tak membalas keramahan orang lain, ketika kita tak menanggapi perhatiannya, ketika kita tak menyambut tangan yang terulur, ketika kita tak mengucapkan terimakasih untuk pertolongan, atau ketika kita menuntut untuk diperlakukan dengan lebih.., bukankah hal ini juga menjengkelkan bagi orang lain?

Sebab itu umat Tuhan, mari berusaha menjadi berkat bagi orang lain.

"Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!"
Roma 12:17-18

Haleluya ..

putra hulu, www.putrahulu.multiply.com

__________________

putra hulu - www.putrahulu.multiply.com 

Indonesia-saram's picture

Kasus yang Sama

Jadi ingat ketika masih di Medan. Tinggal di tepi Jalan Gatot Subroto, ruko kami langsung menghadap jalan protokol tersebut. Karena dekat dengan pasar, beragam keributan menjadi hal yang dianggap biasa. Saking biasanya, sampai tiga penjual VCD bajakan turut meramaikan suasana sejak pukul 7:30 hingga 18:30. Sungguh menyebalkan. Dan yang paling parah, ransus IPK yang menempel di ruko kami, yang kami yakini sebagai bangunan yang tanpa surat izin, senantiasa menghadirkan suasana yang ribut bahkan pada malam hari. Dengan musik dangdut, disko, dan sebagainya, tak jarang mereka sangat mengganggu istirahat kami. Yang lebih menyebalkan lagi, mereka juga tidak mau mendengarkan kami ketika kami mengungkapkan keberatan kami.

 

Di mana-mana tampaknya kasus seperti ini selalu sama dan ada. Terus terang saja, saya membenci hal-hal yang ribut seperti itu. Apalagi ketika mereka benar-benar mengganggu lingkungan sekitar. Kabarnya sekarang sudah tidak ada ingar-bingar seperti dulu lagi.

 

"Karena bahasa Indonesia dahulunya adalah lingua franca"

__________________

_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.