Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Hati-hati dengan karunia orang lain

Sri Libe Suryapusoro's picture

Saat itu saya dan istri saya serius membahas tentang karunia rohani. Tempat yang nyaman yaitu di pantai Ancol, sekitar jam tujuh malam, membuat kami sangat menikmati waktu yang ada. Sebenarnya, beberapa hari sebelumnya saya sempat berdebat dengan istri saya karena istri saya meminjamkan uang ke kenalannya. Lalu pagi itu, ada kenalan yang lain yang ingin meminjam uang lagi.

 

Tentu saja saya sangat tidak setuju. Yang pertama saya bukan bank simpan pinjam yang bisa meminjamkan uang. Yang kedua, saya sedang memikirkan untuk melanjutkan kuliah S2 saya yang terhenti karena salah satunya masalah keuangan. Yang ketiga, saya juga sedang memikirkan untuk membuat penerbit buku sendiri. Yang keempat, kelima dan keseratus, pasti dengan segera akan saya temukan, untuk mendukung saya bahwa sebaiknya kami tidak meminjamkan uang (apalagi tanpa bunga dan tanpa jaminan bahkan tidak tahu kapan uang akan kembali).

 

Saya menasihati dia bermacam-macam tetapi saya teringat akan karunia rohaninya, memberi. Istri saya memang mempunyai karunia rohani memberi sehingga dengan mudahnya dia akan memberikan sesuatu dan selalu memikirkan orang lain yang mempunyai kebutuhan fisik. Ketika saya menyadari hal ini, saya pun menyadari, siapakah saya sehingga berani mencegah istri saya untuk menggunakan karunia rohaninya.

 

Akhirnya saya mengatakan ke istri saya,”Tolong kamu doakan dulu sebelum kamu memberi. Apakah itu dari Tuhan atau hanya karena rasa belas kasihanmu. Jangan-jangan Tuhan memang sengaja memberikan pencobaan untuk orang tersebut. Doakan saja. Dan berikan jika kita memang masih bisa memberikan.”

 

Saya tidak takut dengan istri saya. Sebenarnya saya takut keuangan kami sangat terganggu dengan sikap istri saya. Tetapi saya lebih takut lagi jika mencegah istri saya menggunakan karunia rohaninya. Saya memang tahu yang terbaik tetapi bukankah itu terbaik buat saya dan belum tentu terbaik buat dirinya?

 

Tiga hari setelah perbincangan tersebut, saya kembali diingatkan lagi. Jangan mencegah orang lain untuk mengembangkan karunia rohani yang diberikan Tuhan kepada orang tersebut. Saya pun bersujud di hadapanNya dan berjanji untuk tidak menghalangi siapa saja menggunakan karunia rohani mereka. Mungkin orang tersebut mejadi berbeda dan bertentangan dengan saya. Tapi jangan sampai saya menghalangi orang tersebut mengembangkan karunia rohani yang Tuhan berikan kepadanya.”Tuhan, tolonglah saya. Jika saya mengkritik, menasihati, atau melakukan apapun, jangan sampai saya justru menghalangi orang tersebut untuk menjadi serupa denganMu.”

__________________

Small thing,deep impact