Hanya Sebuah Tulisan dan Gambar tapi menyesatkan

Aduh Mas Rusdy kalau mau pindah ke gunung, pindah aja duluan. Saya masih banyak kerjaan di sini nih. Lagipula kalau semua anak Tuhan pindah ke gunung sambil membawa lenteranya, di lembah jadi gelap dong tidak ada lentera tersisa?

Siapa tahu setan sengaja membiarkan informasi ini bocor untuk menakut-nakuti kita.  Jangan karena ini, kita jadi hidup dalam ketakutan. Waspada memang baik tapi yang lebih penting kita harus tahu bahwa Roh yang diberikan Tuhan kepada kita bukanlah roh ketakutan.

Yesus sudah mengalahkan maut, masak kita masih takut sama angka. he.. what's up doc?

Lhooo, bukannya memang amanat agung kita untuk pergi ke seluruh penjuru dunia? Termasuk gunung dooong?? Lagipula, kan ada bung hai hai yang ahli menengking roh jahat di lembah gunung?

[duh, belakangan ini Rusdy mengalami kesulitan yang amat tertinggi untuk serius, harap maklum, belum ketemu yang bisa menengking roh-non-serius. Ehem, mencoba untuk serius di 15-menit ke depan...]

Saudari Hana,

Pertanyaan yang timbul dari benak saya (dan saya yakin dari banyak pembaca lainnya), apakah bentuk fisik (logo, baju, angka, lagu 'duniawi', dan lain sebagainya seperti yang anda sudah sebutkan) memang hal-hal yang harus kita hindari? Apakah Firman Tuhan yang anda kutip memang bermaksud demikian?

Ayat yang anda kutip sudah menjelaskan, bahwa kita tidak melawan darah dan daging, melainkan roh-roh jahat. Lalu, apakah kita dapat langsung menyimpulkan bahwa roh jahat ini selalu ada dalam bentuk simbol, mainan, baju, angka, penyakit, seseorang yang kerasukan, dan lainnya?

Untuk dapat bertahan melawan tipu muslihat si iblis, tentunya kita harus tahu apa bentuk dan tipu daya mereka, bukan begitu? Kalau kita tidak tahu apa yang harus kita lawan, bukankah itu bak bertarung dengan mata tertutup? Untungnya Firman Tuhan sudah jelas dalam mendefinisikan apa tipu daya mereka, dan bentuk mereka. Kita tidak perlu berspekulasi apa itu roh jahat dan tipu dayanya.

Menurut saya, cerita kejatuhan manusia di Taman Eden, bagaimana iblis (menggunakan si ular) menipu daya manusia adalah contoh terbaik yang bisa kita ambil, apa itu tipu daya iblis. Ada beberapa artikel yang sudah membahasnya di sini (maaf, malas nge-link), tapi bisa disimpulkan dengan: 'Menipu manusia agar mereka meragukan kedaulatan Tuhan'. Konsekuensinya cukup fatal juga, hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama menjadi rusak (Adam dan Hawa menyembunyikan diri mereka dari Tuhan, lalu mereka saling menyalahkan sesama, dan hasil ciptaan-pun dikutuk karenanya).

Firman Tuhan juga sudah menjelaskan, bahwa Tuhan sendiri telah menunjukkan diriNya kepada manusia, melalui anakNya yang tunggal (Yohanes 1:1-5). Dari Yohanes 1, kita bisa lihat bahwa tipu muslihat si iblis yang terbesar saat ini adalah siasat mereka agar kita tetap tinggal dalam kegelapan, sehingga kita tidak bisa mengenal 'cahaya' ini. Untungnya, 'cahaya' ini sendiri yang datang kepada kita, karena kegelapan tidak mungkin menguasainya.

Nah, dari kuasa Tuhan yang begitu besar, apakah sekarang mungkin dari apa yang kita pakai, makan, lihat dan dengar, bisa memisahkan kita dari kuasa Tuhan? Bukankah Yesus sendiri mengatakan kepada orang Farisi, "Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya" (Markus 7:15)

Tentunya, yang Yesus maksudkan adalah kita harus merubah hati kita dahulu. Jika hati kita telah dirubah melalui kasihNya, maka kita tidak akan lagi hanya ingin memuaskan keinginan pribadi kita, bak kita sendiri adalah Tuhan di dunia ini, dan mengakibatkan hubungan kita dan sesama menjadi rusak (contoh: ke-egoisan adalah wujud nyata 'kuasa jahat'. Simbol, kata-kata hujatan, lagu-lagu 'duniawi', merokok dengan tidak peduli yang lain hanyalah simptom-nya, bukanlah akarnya)

Kesimpulan, bukan simbol, angka, baju, lagu atau dan lain sebagainya yang harus kita hindari, karena mereka tidak mampu memisahkan kita dari kuasa Tuhan. Melainkan, kesombongan dan ke-egoisan kita sendiri yang harus kita serang.

Seseorang sudah mengutipnya dari CS Lewis di shoutbox:

"As long as you are proud you cannot know God. A proud man is always looking down on things and people; and, of course, as long as you are looking down, you cannot see something that is above you"

[Catatan: mengenai Wahyu dan angka-angkanya, sekali lagi, ini membaca kitab Wahyu harus dalam konteksnya, tidak hanya mengambil arti literal. Alkitab bukanlah buku undang-undang, melainkan sebuah buku yang harus dibaca dalam konteksnya]

[ke gunung dulu ah, mau nyalib mbah dukun]